Anda di halaman 1dari 20

SITUASI TERKINI PERKEMBANGAN

PROGRAM PENGENDALIAN MALARIA DI INDONESIA TAHUN 2018

1. Peta Jalan Eliminasi Malaria


Tujuan program penanggulangan malaria di Indonesia adalah untuk mencapai eliminasi malaria, secara
bertahap selambat-lambatnya tahun 2030. Tahapan eliminasi yaitu dari tingkat kabupaten/kota, provinsi,
regional dan nasional. Capaian eliminasi tingkat kabupaten/kota pada tahun 2018 yaitu sebanyak 285
kabupaten/kota sedangkan untuk eliminasi tingkat provinsi belum ada yang mencapai, meskipun terdapat
3 provinsi yang seluruh kabupaten/kotanya telah mencapai eliminasi.
Kementerian Kesehatan akan mengajukan penilaian sertifikasi eliminasi malaria untuk Indonesia kepada
Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization - WHO) pada tahun 2030. Proses tersebut didahului
dengan penilaian eliminasi untuk Jawa dan Bali pada tahun 2023; penilaian untuk Sumatera, NTB dan
Sulawesi pada tahun 2025; penilaian untuk Kalimantan dan Maluku Utara pada tahun 2027; penilaian
untuk NTT dan Maluku pada tahun 2028 dan penilaian untuk Papua Barat dan Papua pada tahun 2029
rincian penilaian regional dapat dilihat pada gambar 1 dibawah. Masing-masing wilayah harus dapat
membuktikan bahwa wilayahnya telah bebas dari penularan lokal (kasus indigenous) malaria dalam tiga
tahun terakhir dan dibuktikan dengan adanya kegiatan surveilans yang baik.

2023 2027 2029


Verifikasi Regional Verifikasi Regional Verifikasi Regional
Jawa-Bali Kalimantan - Malut Papua - Papua Barat

Verifikasi Regional Verifikasi Regional Sertifikasi Eliminasi


Sumatera, Sulawesi, NTB Maluku - NTT Nasional
2025 2028 2030

Gambar 1. Rencana Verifikasi Eliminasi Regional

2. Situasi Endemisitas Malaria di Indonesia

Gambar 2. Peta Endemisitas Malaria di Indonesia Tahun 2018

Kementerian Kesehatan RI
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik, Subdit Malaria Gd. C Lantai 2
Jl Percetakan Negara No. 29, Jakarta 10560 1
Telepon: (6221) 4247608 ext. 150-154, Fax (6221) 42871369, email : subditmalaria_kemenkes@yahoo.co.id
Tabel 1. Jumlah Kab/Kota dan Penduduk Berdasarkan Endemisitas Tahun 2018

Penduduk 2018 Kab/Kota 2018 Kab/Kota


No Endemisitas
# % # % 2017

1 Bebas Malaria 198.720.937 75% 285 55% 266

2 Endemis Rendah (API < 1 per 1000) 57.814.301 22% 168 33% 172

3 Endemis Sedang (API 1-5 per 1000) 5.135.234 2% 33 6% 37

4 Endemis Tinggi (API > 5 per 1000) 3.515.073 1% 28 5% 39

Total 265,185,545 100.00% 514 100.00% 514

Berdasarkan peta endemisitas diatas terlihat adanya disparitas endemisitas malaria antara wilayah timur
Indonesia dengan wilayah lainnya, tahun 2018 terdapat 28 kabupaten/kota endemis tinggi yang berasal
dari 4 Provinsi yaitu Papua, Papua Barat, NTT dan Kalimantan Timur. Hanya 1 kabupaten endemis tinggi
diluar wilayah timur yaitu Kabupaten Penajam Paser Utara di Provinsi Kalimantan Timur. Berikut rincian
endemisitas kabupaten/kota per Provinsi Tahun 2018.

Tabel 2. Endemisitas Malaria Per Provinsi 2018

Jumlah
No. Provinsi Eliminasi API<1 API 1-5 API>5
Kab/Kota

1 Aceh 23 19 4
2 Bali 9 9
3 Bangka Belitung 7 5 2
4 Banten 8 6 2
5 Bengkulu 10 3 7
6 Gorontalo 6 2 4
7 Jakarta 6 6
8 Jambi 11 5 6
9 Jawa Barat 27 23 4
10 Jawa Tengah 35 30 5
11 Jawa Timur 38 38
12 Kalimantan Barat 14 3 11
13 Kalimantan Selatan 13 7 6
14 Kalimantan Tengah 14 9 5
15 Kalimantan Timur 10 3 4 2 1
16 Kalimantan Utara 5 1 4
17 Kepulauan Riau 7 3 3 1
18 Lampung 15 10 4 1
19 Maluku 11 5 6
20 Maluku Utara 10 8 2
21 Nusa Tenggara Barat 10 3 6 1
22 Nusa Tenggara Timur 22 11 6 5
23 Papua 29 6 5 18
24 Papua Barat 13 2 7 4
25 Riau 12 10 2
26 Sulawesi Barat 6 3 3
27 Sulawesi Selatan 24 19 5
28 Sulawesi Tengah 13 4 9
29 Sulawesi Tenggara 17 9 8
30 Sulawesi Utara 15 6 8 1
31 Sumatera Barat 19 16 2 1
32 Sumatera Selatan 17 8 9
33 Sumatera Utara 33 21 12
34 Yogyakarta 5 4 1

Nasional 514 285 168 33 28

Kementerian Kesehatan RI
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik
2 Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kavling 4-9 Jakarta 12950
Telepon (6221) 4247608 (hunting) Faksimile (021) 4207807
a. Kabupaten Endemis Tinggi
Kabupaten/Kota endemis tinggi yaitu kabupaten/kota dengan angka API lebih dari 5 per 1000 penduduk.
Strategi akselerasi merupakan upaya untuk menurunkan kasus dan kematian malaria di daerah endemis
tinggi. Berdasarkan grafik dibawah terlhat bahwa setiap tahun terdapat penurunan jumlah kabupaten/
kota endemis tinggi malaria di Indonesia.

52 49
41 39
28

2014 2015 2016 2017 2018

Gambar 3. Tren Penurunan Kabupaten/Kota Endemis Tinggi Malaria Tahun 2014-2018


Tahun 2018 terdapat 28 kabupaten/kota endemis tinggi, 5 kabupaten diantaranya memiliki angka
API>100, 3 Kabupaten/Kota memiliki API>50 dan 8 kabupaten/kota memiliki angka API>20 per 1000
penduduk. Kabupaten/kota dengan angka API lebih dari 100 dan 50 semuanya berada di Provinsi
Papua. Lima kabupaten dengan angka API lebih dari 100 yaitu Kabupaten Kerom, Sarmi, Mimika,
Jayapura, dan Boven Digoel. Tiga kabupaten/kota dengan angka API lebih dari 50 yaitu Kota Jayapura,
Kabupaten Nduga dan Kabupaten Kepulauan Yapen. Delapan kabupaten/kota dengan angka API lebih
dari 20, sebanyak 4 Kabupaten berada di Papua, 2 Kabupaten di NTT dan 2 Kabupaten di Papua Barat.
2017 2018
450 400

400 350

350
300

300
250
250
200
200
150
150

100 100

50 50

0 0
0 10 20 30 40 50 0 10 20 30

Gambar 4. Tabel Sebaran API Kabupaten/Kota Endemis Tinggi Tahun 2017 dan 2018

Jumlah kabupaten/kota endemis tinggi terus menurun dari tahun ke tahun, namun jika dilihat sebarannya,
tidak terjadi penurunan yang berarti terutama kabupaten/kota API>100. Upaya penanggulangan yang
bersifat kampanye masal perlu dilaksanakan di daerah dengan angka API lebih dari 100.

b. Kabupaten Endemis Sedang


Strategi intensifikasi merupakan strategi yang diterapkan di daerah endemis sedang yang bertujuan
untuk mengurangi jumlah fokus akif. Kabupaten/kota endemis sedang yaitu kabupaten/kota dengan
angka API antara 1-5 per 1000 penduduk. Berdasarkan tabel di bawah ini kabupaten/kota endemis
sedang terus menurun dari tahun ke tahun.

62 60
48
37 33

2014 2015 2016 2017 2018

Gambar 5. Grafik Tren Kabupaten/Kota Endemis Sedang Tahun 2014-2018

Kementerian Kesehatan RI
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik
Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kavling 4-9 Jakarta 12950 3
Telepon (6221) 4247608 (hunting) Faksimile (021) 4207807
c. Kabupaten Endemis Rendah
Kabupaten/Kota endemis rendah yaitu kabupaten/kota dengan angka API kurang dari 1 per 1000
penduduk, strategi pembebasan merupakan strategi yang diterapkan di daerah endemis rendah yang
bertujuan untuk menghilangkan kasus penularan lokal/indigenous.

188

178
173 172
168

2014 2015 2016 2017 2018

Gambar 6. Grafik Tren Jumlah kabupaten/kota endemis rendah 2014-2018

Meskipun jumlah kabupaten endemis rendah terus menurun, terdapat 66 kabupaten yang dalam 6
tahun terakhir tidak menunjukan perubahan endemisitas dari hijau menjadi bebas malaria. Tantangan
di kabupaten-kabupaten tersebut termasuk adanya situasi yang sulit untuk eliminasi malaria yaitu
malaria di daerah tambang, daerah hutan, daerah perkebunan yang luas, dan pada suku-suku asli
yang hidup berpindah. Pada situasi tersebut dibutuhkan dukungan lintas sektor agar program malaria
dapat menjangkau masyarakat khusus tersebut dan menghilangkan penularan malarianya.

d. Kabupaten/Kota yang Mencapai Eliminasi Malaria


Eliminasi malaria adalah suatu upaya untuk menghentikan penularan malaria setempat dalam satu
wilayah geografi tertentu, dan bukan berarti tidak ada kasus malaria impor serta sudah tidak ada vektor
di wilayah tersebut, sehingga tetap dibutuhkan kegiatan kewaspadaan untuk mencegah penularan
kembali.
Kabupaten/Kota yang telah memenuhi persyaratan dasar eliminasi (Tidak ada kasus indigenous
selama 3 tahun berturut-turut, API<1per 1000 penduduk dan PR <5%) dapat mengajukan untuk dinilai,
tim penilai eliminasi yang terdiri atas subdit malaria dan para ahli dari lintas program dan sektor akan
melakukan penilaian menggunakan tools penilaian eliminasi malaria, apabila suatu kabupaten/kota
dinyatakan memenuhi persyaraan eliminasi maka sertifikat akan diberikan dari Menteri Kesehatan
kepada Bupati/Walikota di Kabupaten/kota tersebut.

266 285
232 247
213

2014 2015 2016 2017 2018

Gambar 7. Tabel Tren Kabupaten/kota yang Mencapai Eliminasi Malaria Tahun 2014-2018

Berdasarkan grafik diatas terlihat bahwa jumlah kabupaten/kota yang mencapai eliminasi malaria dari
tahun ke tahun mengalami peningkatan. Meskipun demikian tingginya konektivitas darat, laut, dan
udara di Indonesia membuka kemungkinan tingginya importasi kasus malaria ke daerah yang telah
bebas malaria. Pada tahun 2018 di daerah pembebasan dan pemeliharaan tercatat 4.726 kasus import
dari kabupaten lain. Tantangan utama dalam fase ini adalah mempertahankan status bebas malaria
(mencegah penularan kembali) dengan mengendalikan faktor resiko. Namun di banyak kabupaten yang
telah menerima sertifikat eliminasi malaria, komitmen dan dana untuk program malaria menurun atau
tidak dialokasikan lagi. Saat ini terdapat 4 kabupaten yang telah disertifikasi bebas malaria melaporkan
kasus indigenous. Lemahnya komitmen daerah dan turunnya pembiayaan di masa pemeliharaan
mengakibatkan turunnya kegiatan pengendalian faktor resiko.

Kementerian Kesehatan RI
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik
4 Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kavling 4-9 Jakarta 12950
Telepon (6221) 4247608 (hunting) Faksimile (021) 4207807
3. Situasi dan Tren Kasus Malaria
Kasus malaria terus menurun dari tahun ke tahun, namun jika diperhatikan dari tahun 2014-2018 terdapat
stagnasi penurunan kasus malaria mengindikasikan bahwa program eliminasi malaria nasional telah “hitting
rock bottom” yaitu memasuki fase terberat dalam upaya eliminasi malaria yakni menurunkan kasus maupun
mengeliminasi malaria di wilayah-wilayah dan situasi tersulit.
Penurunan kasus malaria terlihat signifikan di luar Provinsi Papua, namun di Provinsi Papua kasus cenderung
meningkat seperti terlihat digrafik dibawah ini.

300,000

250,000

200,000

150,000

100,000

50,000


2014 2015 2016 2017 2018

Papua Diluar Papua

Gambar 8. Grafik Tren Kasus Malaria di Papua dan Di luar Papua 2014-2018

Kontribusi kasus dari Provinsi Papua terhadap kasus nasional setiap tahunnya semakin meningkat, tahun
2018 sebanyak 79% kasus nasional berasal dari Provinsi Papua.

Tabel 3. Tren Jumlah dan Persentasi Kasus Malaria di Provinsi Papua

Provinsi 2014 2015 2016 2017 2018


Papua 103,095 97,697 147,066 192,648 176,070
diluar Papua 148,932 119,328 71,384 68,969 46,014

% Kasus Papua 41% 45% 67% 74% 79%

Kasus malaria tahun 2018 di Indonesia sebanyak 222.085 dengan kelengkapan laporan sebesar 81%.
Kasus tertinggi yaitu di Provinsi Papua sebanyak 176.070 kasus, disusul dengan Provinsi NTT sebanyak
18.386 kasus dan Provinsi Papua Barat sebanyak 7.957 kasus.
176,070

Positif
18,386

7,957

3,181

2,297

2,058

1,702

1,299

1,285

844

831

732

664

646

609

485

482

361

317

254

238

227

189

186

181

128

99

74

70

63

58

55

30

27

a ur t
lo
h

eh

ta

en

rta

a
a

an

aT a

ah

law atan

ra

ra

iau
law kulu

au
ku

ra
t

at

t
ng

ur

ur

pu
bi

li
ra

ra
ra

ar
r

ga
ta

ga

un

Ba

ta
ta

ga

ta

r
ar

Ba
ar

m
Tim

Tim
ng
lat

nt
law am

Ac
alu

Ri
pu

Pa Ti
ka

ka
Ba
Ba
Ba

Ut
Ut

R
ela

en
en

n
iU

lit
aU

iB
aB
g

ng
el

Ba
Te
Se

ro
Ja

ya

ua
m

en

a
J
M

iT
Be

n
n
ku

wa
ra

iS

aS

ar
a
es

es
n

wa

Be
La

er

er

Go

ta
ta

g
n

lau
iT

p
n
ta

ga

es
es

alu

g
Yo
w

ta

Pa
Ja
er

ka
ta
at

at

an
an
Ja

ng
an

es
ng

Ja
law

pu
an

at
an
m

ng
M

m
lim

Te
law

Su

Su
m

Te

m
Su

Su

Ke
lim
lim

li
Ba

Su
Su
li

sa
Ka
Ka
Su
Ka

sa

Su

Ka
Ka

Nu
Nu

Gambar 9. Grafik Kasus Positif Malaria di Indonesia Tahun 2018

Kementerian Kesehatan RI
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik
Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kavling 4-9 Jakarta 12950 5
Telepon (6221) 4247608 (hunting) Faksimile (021) 4207807
4. Kematian Akibat Malaria
Malaria merupakan penyakit yang dapat menyebabkan kematian jika tidak diobati atau ditangani dengan
baik. kasus kematian akibat malaria masih dilaporkan dari beberapa daerah di Indonesia. Namun tren
kematian akibat malaria terus menurun dari tahun ke tahun, pada tahun 2018 dilaporkan terdapat 34 kasus
kematian malaria.

Kemaan
450
385
400
350
300
250 217
200 157 161
150
100 74
34
50
0
2013 2014 2015 2016 2017 2018

Gambar 10. Tren Kematian Malaria Tahun 2013-2018

5. Kasus Malaria pada Ibu Hamil


Ibu hamil merupakan salah satu kelompok yang berisiko apabila terinfeksi Malaria, sehingga dilaksanakan
kegiatan terpadu pengendalian Malaria dengan pelayanan kesehatan ibu hamil/pelayanan antenatal yang
bertujuan untuk melindungi ibu hamil dan bayi dari penularan Malaria dan mendorong peningkatan cakupan
layanan rutin ibu hamil. Meskipun kebijakan skrining malaria pada ibu hamil telah berubah yaitu hanya
dilaksanakan di kabupaten/kota endemis tinggi, namun hampir semua provinsi pada tahun 2018 melaporkan
masih melaksanakan kegiatan tersebut.
Kasus malaria pada ibu hamil pada tahun 2018 yaitu sebanyak 1.769, kasus terbanyak dilaporkan dari
Provinsi Papua, jika dibandingkan dengan jumlah kasus malaria, proporsi malaria pada ibu hamil sebesar
0.8%. Jumlah ibu hamil yang diskrining malaria tertinggi dilaporkan dari Provinsi Nusa Tenggara Timur
sebanyak 61.065, sedangkan jumlah seluruh skrining ibu hamil pada tahun 2018 yaitu sebanyak 355.956.
61,065

70,000
49,774

60,000

50,000

40,000
27,796
20,460

30,000
19,420
15,008
14,228
13,883
13,162
12,867
11,927
11,080
10,847

20,000
9,055
8,525
8,338
6,225
6,116
6,040
6,032
5,958
5,006
4,329
4,193
2,356
1,275

10,000
1,283

583
200
107
198

97
85
53

47
30
15

4
7

2
1
4
7

2
2
5
5
3

4
3

2
5

1


Skrining Bumil Bumil Posif

Gambar 11. Jumlah Skrining Ibu Hamil Dan Ibu Hamil Positif Malaria Per Provinsi Tahun 2018

Kementerian Kesehatan RI
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik
6 Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kavling 4-9 Jakarta 12950
Telepon (6221) 4247608 (hunting) Faksimile (021) 4207807
6. Situasi Epidemiologi Malaria
Pk
0-11 Bulan, 2%, 0% Mix
>64 Tahun, 2%,
9%
Pm/Po
1-4 Tahun, 14%, 1%
39%

Persentasi Persentasi
15-64 Tahun, Persentasi 5-9 Tahun 14%,
Berdasarkan
57% Kasus Per
Kasus Per Pv Pf
Klasifikasi
38% Jenis Parasit 52%
Usia Kasus
61%
10-14 Tahun,
11%,

Pf Pv Pm/Po Pk Mix Indigenous Impor

Gambar 12. Persentasi Kasus Berdasarkan Usia, Jenis Parasit dan Klasifikasi Kasus
Berdasarkan gambar diatas terlihat bahwa kasus malaria terjadi pada seluruh kelompok usia dan terbanyak
terjadi pada kelompok usia produktif yaitu usia 15-64 tahun sebanyak 57%, selain itu kasus malaria juga
masih ditemui pada anak balita yaitu sebesar 14% dan bayi dbawah 1 tahun sebanyak 2%. Berdasarkan
jenis parasitnya, kasus malaria di Indonesia disebabkan oleh seluruh plasmodium yang menyerang manusia
yaitu Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium malariae dan Plasmodium ovale namun
kasus terbanyak disebabkan oleh Plasmodium falciparum sebanyak 52% dan Plasmodium vivax sebanyak
38%. Tahun 2018 juga dilaporkan adanya kasus malaria yang disebabkan Plasmodium knowlesi yang dapat
menginfeksi manusia dimana sebelumnya hanya menginfeksi hewan primata/monyet dan sampai saat ini
masih terus diteliti.

Gambar 13. Peta Persebaran kasus malaria Plasmodium knowlesi Tahun 2017-2018
berdasarkan data Litbangkes, Kemenkes RI

Gambar di atas merupakan peta persebaran kasus malaria Plasmodium knowlesi, data diatas berdasarkan
data penelitian Litbangkes dan laporan provinsi yang mengirimkan sediaan darah ke Litbangkes untuk
pemeriksaan secara PCR.

7. Capaian Program Malaria


a. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Strategis
(Renstra) Kementerian Kesehatan 2015-2019
Indikator Malaria dalam RPJMN 2015-2019 yaitu jumlah kumulatif kabupaten/kota mencapai eliminasi
Malaria, saat ini terdapat 285 kabupaten/kota yang telah mencapai eliminasi Malaria. Indikator Renstra
yaitu jumlah kabupaten/kota mencapai API<1 Per 1000 penduduk, capaian tahun 2018 yaitu sebanyak
453 kabupaten/kota.

Kementerian Kesehatan RI
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik
Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kavling 4-9 Jakarta 12950 7
Telepon (6221) 4247608 (hunting) Faksimile (021) 4207807
Tabel 4. Pencapaian Indikator RPJMN sampai Tahun 2018

Indikator RPJMN
(Jumlah kmulatif kab/kota yang 2015 2016 2017 2018 2019
mencapai eliminasi malaria)

Target 225 245 265 285 300


Capaian 232 247 266 285 -

Tabel 5. Pencapaian Indikator Renstra sampai Tahun 2018

Indikator Renstra
(Jumlah kmulatif kab/kota yang 2015 2016 2017 2018 2019
mencapai API<1)
Target 340 360 375 390 400
Capaian 379 400 438 453 -

Capaian indikator RPJMN dan Renstra Tahun 2018 per provinsi dapat dilihat di di dalam grafik di
bawah ini, berdasarkan grafik tersebut terlihat bahwa terdapat 3 provinsi yang seluruh kabupaten/
kotanya telah mencapai eliminasi malaria yaitu Provinsi Bali, DKI Jakarta, dan Jawa Timur. Terdapat
5 provinsi yang seluruh kabupaten/kotanya belum mencapai eliminasi yaitu Maluku Utara, Maluku,
NTT, Papua dan Papua Barat.

120%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%
95%

93%

93%

90%
100%
86%

86%
85%

84%

83%

83%

80%

80%
79%

75%

71%

70%
80%
67%

64%

64%

54%

53%

50%

50%
60%
47%

45%

45%
43%

40%

33%

31%

30%

30%

30%
40%

21%

21%
20%

15%
20%

0%

0%

0%

0%

0%
0%

% Kab/Kota API<1 % Kab/Kota Eliminasi

Gambar 14. Persentasi Capaian Eliminasi Malaria dan API<1 Per Provinsi Tahun 2018

b. Indikator Program Prioritas Janji Presiden


Malaria menjadi salah satu dari 100 Program dan kegiatan prioritas nasional yang menjadi bagian dari
rencana Aksi Janji Presiden tahun 2018. Program dan Kegiatan prioritas ini dilakukan pemantauan
secara berkala setiap triwulan oleh Kantor Staf Presiden.
Indikator Pemantauan Program Prioritas Janji Presiden tahun 2018 oleh KSP (Kantor Staf Presiden)
berupa:
• Indikator persentasi suspek Malaria yang dikonfirmasi Laboratorium (dengan mikroskop/RDT)
dengan target 95%
• Indikator persentasi kasus Malaria positif yang diobati sesuai standar (ACT) dengan target 90%.
Secara lengkap, capaian program tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah.

Tabel 6 . Capaian Indikator Janji Presiden Program Malaria Tahun 2018

Ukuran Keberhasilan 2015 2016 2017 2018 2019


Tercapainya > 95% kasus suspek Malaria
yang dikonfirmasi Lab (dengan Mikroskop 95/98 95/97 95/95.7 95/95.5 95/
atau RDT)
Tercapainya > 90% kasus Malaria positif
85/91 85/94 90/94.6 90/92.9 90/
yang diobati sesuai standard (ACT)

Kementerian Kesehatan RI
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik
8 Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kavling 4-9 Jakarta 12950
Telepon (6221) 4247608 (hunting) Faksimile (021) 4207807
1) Persentasi Suspek Malaria yang Dikonfirmasi Laboratorium
persentasi suspek Malaria yang dilakukan konfirmasi laboratorium baik menggunakan mikroskop
maupun Rapid Diagnostic Test (RDT) dari semua suspek yang ditemukan melalui kegiatan Passive
Case Detection (PCD). Target yang diharapkan adalah di atas 95%. Tahun 2018 jumlah suspek
sebanyak 1,440,505, dari jumlah suspek tersebut dikonfirmasi laboratorium sebanyak 1,375,956
(95.5%) dari pemeriksaan laboratorium tersebut sebanyak 80% diperiksan secara mikroskopis.
Capaian indikator suspek yang dikonfirmasi bisa tercapai jika ketersediaan sumber daya untuk
pemeriksaan konfirmasi malaria dapat dipenuhi seperti ketersediaan tenaga mikroskopis malaria
yang terlatih, ketersediaan mikroskop dan alat bahan diagnostik termasuk RDT. Berikut capaian
suspek yang dikonfirmasi laboratorium per provinsi. Terdapat 3 provinsi yang masih perlu
meningkatkan capaian konfirmasi laboratorium.

100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%

%Konfirmasi
Gambar 15. Capaian Persentasi Konfirmasi Laboratorium Per Provinsi Tahun 2018

2) Persentasi Kasus Positif Malaria yang diobati Standar


Persentasi kasus malaria yang diobati standar adalah proporsi pasien malaria yang diobati sesui
dengan standar program. Obat anti malaria (OAM) yng digunakan diindonesia yaitu ACT (Artemisinin
Combination Therapy) yang saat ini merupakan obat yang paling efektif untuk membunuh parasit
Malaria. Pemberian ACT harus berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium. Pada tahun 2017
jumlah pasien yang diobati ACT sebanyak 206.417 dan jumlah pasien yang positif Malaria adalah
222.085. Persentasi pasien Malaria positif yang diobati ACT pada tahun 2018 adalah sebesar
92.9%, angka tersebut telah mencapai target yaitu sebesar 90%. Persentasi pengobatan standar
dapat tercapai jika ada ketersediaan OAM, sehingga diperlukan manajemen stok obat yang baik
sehingga tidak terjadi stock out obat malaria. Berikut persentasi capaian pengobatan standar malaria
per provinsi, 4 provinsi perlu meningkatkan capaian pengobatan standar.

100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%

%ACT Target

Gambar 16. Persentasi Pengobatan Standar Per Provinsi Tahun 2018

Kementerian Kesehatan RI
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik
Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kavling 4-9 Jakarta 12950 9
Telepon (6221) 4247608 (hunting) Faksimile (021) 4207807
c. Capaian Kasus Malaria yang ditindaklanjuti dengan Penyelidikan Epidemiologi Malaria
Setiap kasus malaria di daerah endemis rendah dan pemeliharaan harus ditindaklanjuti dengan
penyelidikan epidemiologi terhadap kasus dan fokus, penyelidikan epidemiologi bertujuan untuk
mengetahui asal penularan kasus, yaitu kasus penularan lokal (indigenous) atau kasus impor dari
kabupaten/kota lain dan untuk mengetahui faktor risiko. Berikut capaian per provinsi kasus yang
ditindaklanjuti dengan penyelidikan epidemiologi di daerah endemis rendah dan pemeliharaan.
100%
100%
100%
100%
100%
100%
99%
120%

98%
90%
88%
88%
83%
82%
80%
100%

74%
73%
63%
59%
80%

57%
56%
55%
55%
52%
48%
60%

38%
29%
29%
26%
24%
40%

13%
11%
20%

0%
0%
0%
0%

Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
Kepulauan Riau
Bangka Belitung

Sulawesi Selatan
Kalimantan Barat
Kalimantan Utara

Sulawesi Barat

Sulawesi Utara
Jawa Timur

Sumatera Selatan

Maluku Utara
Bengkulu

Maluku
Jawa Barat
Jakarta

Papua Barat
Jambi

Bali
Gorontalo

Riau

Sumatera Barat

Lampung
Sumatera Utara

Papua
Kalimantan Tengah
Banten
Aceh

Sulawesi Tengah

Nusa Tenggara Timur


Sulawesi Tenggara
Yogyakarta

Nusa Tenggara Barat


Jawa Tengah

%PE

Gambar 17. Capaian Kasus yang di PE Per Provinsi Tahun 2018

Terdapat 6 Provinsi dengan capaian PE 100%, capaian PE tingkat nasional yaitu sebesar 61%, untuk
meningkatkan capaian nasional beberapa provinsi perlu meningkatkan capaian kasus malaria yang
di tindaklanjuti dengan penyelidikan epidemiologi.

d. Capaian Kinerja Penemuan Kasus di Dearah Endemis Malaria


Penemuan kasus yang tinggi dibutuhkan untuk memutus rantai penularan malaria di daerah endemis
malaria, indikator penemuan yaitu Positivity Rate (PR), yaitu jumlah kasus positif dari seluruh jenis
kegiatan penemuan dibagi seluruh pemeriksaan laboratorium (Mikroskop maupun RDT) dari semua
jenis kegiatan penemuan, standar PR yaitu dibawah 5%.

120%
100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%
80%

78%

77%

75%

71%

80%
67%

60%

60%

56%

55%

50%

50%

50%

60%
46%

40%

38%

29%

40%
25%

20%

20%
7%

0%

0%

0%

% Presesntasi Kab/Kota dengan PR <5%

Gambar 18. Capaian Persentasi Kab/Kota dengan PR Kurang dari 5%

Terdapat 9 Provinsi dengan capaian 100%, capaian nasional yaitu sebanyak 57%, beberapa provinsi
perlu meningkatkan capaian dengan cara meningkatkan penemuan aktif di daerah endemis malaria
serta melaporkan hasil kegiatan tersebut.

Kementerian Kesehatan RI
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik
10 Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kavling 4-9 Jakarta 12950
Telepon (6221) 4247608 (hunting) Faksimile (021) 4207807
e. Capaian Kelengkapan Laporan SISMAL
Pencatatan dan pelaporan merupakan hal yang penting dalam pelaksanaan surveilans. Tahun 2018
SISMAL (Sistem Informasi Surveilans Malaria) Versi 2 telah disosialisasikan ke seluruh provinsi, SISMAL
V2 telah menggunakan sistem web based sehingga dapat meningkatkan kualitas data. Berikut capaian
kelengkapan laporan SISMAL V2 per provinsi per bulan tahun 2018.
83.33
75.89

90 % Kelengkapan
80
63.41
70

60.68
62.6

55.61
54.88
70

53.16
52.15
46.18
44.44
60

37.56
37.14
50

31.18
29.49
27.95
25.32
25.03
40

22.91
20.13
17.57

14.45
30

12.75
10.1
15

8.78
7.34
20

6.65
4.28
2.34
1.87
1.42
0.03
10
0

Gambar 20. Capaian Kelengkapan Laporan SISMAL Tahun 2018

Berdasarkan grafik diatas capaian tertinggi yaitu Provinsi Gorontalo, provinsi dengan kelengkapan
yang rendah perlu meningkatkan kelengkapan laporan SISMAL dengan cara melakukan sosialisasi
SISMAL ke fasyankes dan memberikan umpan balik secara rutin.

Kementerian Kesehatan RI
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik
Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kavling 4-9 Jakarta 12950 11
Telepon (6221) 4247608 (hunting) Faksimile (021) 4207807
Lampiran

DATA ENDEMISITAS MALARIA PER KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA TAHUN 2018

No No Provinsi Kabupaten/Kota ENDEMISITAS 2018

1 1 Aceh Simeulu Eliminasi


2 2 Aceh Aceh Singkil Eliminasi
3 3 Aceh Aceh Selatan Eliminasi
4 4 Aceh Aceh Tenggara Eliminasi
5 5 Aceh Aceh Timur Eliminasi
6 6 Aceh Aceh Tengah Eliminasi
7 7 Aceh Aceh Barat Endemis Rendah
8 8 Aceh Aceh Besar Endemis Rendah
9 9 Aceh Pidie Eliminasi
10 10 Aceh Bireun Eliminasi
11 11 Aceh Aceh Utara Eliminasi
12 12 Aceh Aceh Barat Daya Eliminasi
13 13 Aceh Gayo Lues Eliminasi
14 14 Aceh Aceh Tamiang Eliminasi
15 15 Aceh Nagan Raya Endemis Rendah
16 16 Aceh Aceh Jaya Endemis Rendah
17 17 Aceh Bener Meriah Eliminasi
18 18 Aceh Pidie Jaya Eliminasi
19 19 Aceh Banda Aceh Eliminasi
20 20 Aceh Sabang Eliminasi
21 21 Aceh Langsa Eliminasi
22 22 Aceh Lhokseumawe Eliminasi
23 23 Aceh Subussalam Eliminasi
24 1 Sumatera Utara Langkat Endemis Rendah
25 2 Sumatera Utara Deli Serdang Eliminasi
26 3 Sumatera Utara Serdang Bedagai Eliminasi
27 4 Sumatera Utara Asahan Endemis Rendah
28 5 Sumatera Utara Labuhan Batu Endemis Rendah
29 6 Sumatera Utara Samosir Eliminasi
30 7 Sumatera Utara Toba Samosir Eliminasi
31 8 Sumatera Utara Tapanuli Tengah Endemis Rendah
32 9 Sumatera Utara Tapanuli Utara Eliminasi
33 10 Sumatera Utara Tapanuli Selatan Eliminasi
34 11 Sumatera Utara Mandailing Natal Endemis Rendah
35 12 Sumatera Utara Nias Endemis Rendah
36 13 Sumatera Utara Nias Selatan Endemis Rendah
37 14 Sumatera Utara Batu Bara Endemis Rendah
38 15 Sumatera Utara Padang Lawas Utara Eliminasi
39 16 Sumatera Utara Padang Lawas Eliminasi
40 17 Sumatera Utara Labuhan Batu Utara Endemis Rendah
41 18 Sumatera Utara Nias Utara Endemis Rendah
42 19 Sumatera Utara Nias Barat Endemis Rendah
43 20 Sumatera Utara Kota Gunung Sitoli Endemis Rendah
44 21 Sumatera Utara Simalungun Eliminasi
45 22 Sumatera Utara Karo Eliminasi
46 23 Sumatera Utara Dairi Eliminasi
47 24 Sumatera Utara Pak Pak Bharat Eliminasi
48 25 Sumatera Utara Humbahas Eliminasi
49 26 Sumatera Utara Kota Medan Eliminasi
50 27 Sumatera Utara Kota Binjai Eliminasi
51 28 Sumatera Utara Kota Tebing Tinggi Eliminasi
52 29 Sumatera Utara Kota Pematang Siantar Eliminasi
53 30 Sumatera Utara Kota Tanjung Balai Eliminasi

Kementerian Kesehatan RI
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik
12 Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kavling 4-9 Jakarta 12950
Telepon (6221) 4247608 (hunting) Faksimile (021) 4207807
54 31 Sumatera Utara Kota Sibolga Eliminasi
55 32 Sumatera Utara Kota Padang Sidempuan Eliminasi
56 33 Sumatera Utara Labuhan Batu Selatan Eliminasi
57 1 Sumatera Barat Kep. Mentawai Endemis Sedang
58 2 Sumatera Barat Pesisir Selatan Endemis Rendah
59 3 Sumatera Barat Kab. Solok Eliminasi
60 4 Sumatera Barat Kab. Sijunjung Eliminasi
61 5 Sumatera Barat Kab. Tanah Datar Eliminasi
62 6 Sumatera Barat Padang Pariaman Eliminasi
63 7 Sumatera Barat Kab. Agam Eliminasi
64 8 Sumatera Barat Kab. 50 Kota Eliminasi
65 9 Sumatera Barat Kab. Pasaman Eliminasi
66 10 Sumatera Barat Kab. Solok Selatan Eliminasi
67 11 Sumatera Barat Kab. Dahmas Raya Eliminasi
68 12 Sumatera Barat Pasaman Barat Eliminasi
69 13 Sumatera Barat Kota Padang Eliminasi
70 14 Sumatera Barat Kota Solok Eliminasi
71 15 Sumatera Barat Kota Sawah Lunto Endemis Rendah
72 16 Sumatera Barat Kota Padang Panjang Eliminasi
73 17 Sumatera Barat Kota Bukit Tinggi Eliminasi
74 18 Sumatera Barat Kota Payahkumbuh Eliminasi
75 19 Sumatera Barat Kota Pariaman Eliminasi
76 1 Riau Kuansing Eliminasi
77 2 Riau Indragiri Hulu Endemis Rendah
78 3 Riau Indragiri Hilir Eliminasi
79 4 Riau Pelalawan Endemis Rendah
80 5 Riau Siak Eliminasi
81 6 Riau Kampar Eliminasi
82 7 Riau Rokan Hulu Eliminasi
83 8 Riau Bengkalis Eliminasi
84 9 Riau Rokan Hilir Eliminasi
85 10 Riau Kep.meranti Eliminasi
86 11 Riau Kota Pekanbaru Eliminasi
87 12 Riau Kota Dumai Eliminasi
88 1 Kepulauan Riau Karimun Eliminasi
89 2 Kepulauan Riau Bintan Endemis Rendah
90 3 Kepulauan Riau Natuna Endemis Rendah
91 4 Kepulauan Riau Lingga Endemis Sedang
92 5 Kepulauan Riau Kep.anambas Endemis Rendah
93 6 Kepulauan Riau Kota Batam Eliminasi
94 7 Kepulauan Riau Kota Tanjung Pinang Eliminasi
95 1 Jambi Kerinci Eliminasi
96 2 Jambi Merangin Endemis Rendah
97 3 Jambi Sarolangun Endemis Rendah
98 4 Jambi Batang Hari Endemis Rendah
99 5 Jambi Muaro Jambi Eliminasi
100 6 Jambi Tanjung Jabung Timur Endemis Rendah
101 7 Jambi Tanjung Jabung Barat Endemis Rendah
102 8 Jambi Tebo Endemis Rendah
103 9 Jambi Bungo Eliminasi
104 10 Jambi Kota Jambi Eliminasi
105 11 Jambi Kota Sungai Penuh Eliminasi
106 1 Bengkulu Bengkulu Selatan Endemis Rendah
107 2 Bengkulu Rejang Lebong Eliminasi
108 3 Bengkulu Bengkulu Utara Endemis Rendah
109 4 Bengkulu Kaur Endemis Rendah
110 5 Bengkulu Seluma Endemis Rendah
111 6 Bengkulu Muko-Muko Endemis Rendah
112 7 Bengkulu Lebong Eliminasi

Kementerian Kesehatan RI
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik
Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kavling 4-9 Jakarta 12950 13
Telepon (6221) 4247608 (hunting) Faksimile (021) 4207807
113 8 Bengkulu Kepahiang Eliminasi
114 9 Bengkulu Bengkulu Tengah Endemis Rendah
115 10 Bengkulu Kota Bengkulu Endemis Rendah
116 1 Sumatera Selatan Ogan Komering Ulu Endemis Rendah
117 2 Sumatera Selatan Ogan Komering Ilir Eliminasi
118 3 Sumatera Selatan Muara Enim Endemis Rendah
119 4 Sumatera Selatan Lahat Endemis Rendah
120 5 Sumatera Selatan Musi Rawas Endemis Rendah
121 6 Sumatera Selatan Musi Banyu Asin Endemis Rendah
122 7 Sumatera Selatan Banyu Asin Eliminasi
123 8 Sumatera Selatan Ogan Komering Ulu Selatan Endemis Rendah
124 9 Sumatera Selatan Ogan Komering Ulu Timur Endemis Rendah
125 10 Sumatera Selatan Ogan Ilir Eliminasi
126 11 Sumatera Selatan Empat Lawang Eliminasi
127 12 Sumatera Selatan Penukal Abad Lematang Ilir Eliminasi
128 13 Sumatera Selatan Musi Rawas Utara Endemis Rendah
129 14 Sumatera Selatan Kota Palembang Eliminasi
130 15 Sumatera Selatan Kota Prabumulih Eliminasi
131 16 Sumatera Selatan Kota Pagar Alam Eliminasi
132 17 Sumatera Selatan Kota Lubuklinggau Endemis Rendah
133 1 Bangka Belitung Bangka Eliminasi
134 2 Bangka Belitung Belitung Eliminasi
135 3 Bangka Belitung Bangka Barat Endemis Rendah
136 4 Bangka Belitung Bangka Tengah Endemis Rendah
137 5 Bangka Belitung Bangka Selatan Eliminasi
138 6 Bangka Belitung Belitung Timur Eliminasi
139 7 Bangka Belitung Kota Pangkal Pinang Eliminasi
140 1 Lampung Lampung Barat Eliminasi
141 2 Lampung Tanggamus Eliminasi
142 3 Lampung Lampung Selatan Endemis Rendah
143 4 Lampung Lampung Timur Eliminasi
144 5 Lampung Lampung Tengah Eliminasi
145 6 Lampung Lampung Utara Eliminasi
146 7 Lampung Way Kanan Eliminasi
147 8 Lampung Tulangbawang Eliminasi
148 9 Lampung Pesawaran Endemis Sedang
149 10 Lampung Pringsewu Eliminasi
150 11 Lampung Mesuji Endemis Rendah
151 12 Lampung Tulangbawang Barat Eliminasi
152 13 Lampung Pesisir Barat Endemis Rendah
153 14 Lampung Kota Bandar Lampung Endemis Rendah
154 15 Lampung Kota Metro Eliminasi
155 1 Nusa Tenggara Barat Lombok Barat Endemis Sedang
156 2 Nusa Tenggara Barat Lombok Tengah Eliminasi
157 3 Nusa Tenggara Barat Lombok Timur Endemis Rendah
158 4 Nusa Tenggara Barat Sumbawa Endemis Rendah
159 5 Nusa Tenggara Barat Dompu Endemis Rendah
160 6 Nusa Tenggara Barat Bima Endemis Rendah
161 7 Nusa Tenggara Barat Sumbawa Barat Endemis Rendah
162 8 Nusa Tenggara Barat Lombok Utara Endemis Rendah
163 9 Nusa Tenggara Barat Kota Mataram Eliminasi
164 10 Nusa Tenggara Barat Kota Bima Eliminasi
165 1 Nusa Tenggara Timur Sumba Barat Daya Endemis Tinggi I
166 2 Nusa Tenggara Timur Sumba Barat Endemis Tinggi I
167 3 Nusa Tenggara Timur Sumba Tengah Endemis Tinggi I
168 4 Nusa Tenggara Timur Sumba Timur Endemis Tinggi I
169 5 Nusa Tenggara Timur Rote Ndao Endemis Rendah
170 6 Nusa Tenggara Timur Kupang Endemis Rendah
171 7 Nusa Tenggara Timur Kota Kupang Endemis Rendah

Kementerian Kesehatan RI
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik
14 Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kavling 4-9 Jakarta 12950
Telepon (6221) 4247608 (hunting) Faksimile (021) 4207807
172 8 Nusa Tenggara Timur Tts Endemis Sedang
173 9 Nusa Tenggara Timur Ttu Endemis Rendah
174 10 Nusa Tenggara Timur Belu Endemis Sedang
175 11 Nusa Tenggara Timur Alor Endemis Sedang
176 12 Nusa Tenggara Timur Lembata Endemis Tinggi I
177 13 Nusa Tenggara Timur Flores Timur Endemis Sedang
178 14 Nusa Tenggara Timur Sikka Endemis Rendah
179 15 Nusa Tenggara Timur Ende Endemis Rendah
180 16 Nusa Tenggara Timur Nagekeo Endemis Rendah
181 17 Nusa Tenggara Timur Ngada Endemis Rendah
182 18 Nusa Tenggara Timur Manggarai Timur Endemis Rendah
183 19 Nusa Tenggara Timur Manggarai Endemis Rendah
184 20 Nusa Tenggara Timur Manggarai Barat Endemis Rendah
185 21 Nusa Tenggara Timur Sabu Raijua Endemis Sedang
186 22 Nusa Tenggara Timur Malaka Endemis Sedang
187 1 Maluku Kota Ambon Endemis Rendah
188 2 Maluku Maluku Tengah Endemis Rendah
189 3 Maluku Maluku Tenggara Endemis Sedang
190 4 Maluku Maluku Tenggara Barat Endemis Rendah
191 5 Maluku Buru Endemis Rendah
192 6 Maluku Seram Bagian Barat Endemis Sedang
193 7 Maluku Seram Bagian Timur Endemis Sedang
194 8 Maluku Kepulauan Aru Endemis Sedang
195 9 Maluku Kota Tual Endemis Rendah
196 10 Maluku Maluku Barat Daya Endemis Sedang
197 11 Maluku Buru Selatan Endemis Sedang
198 1 Maluku Utara Ternate Endemis Rendah
199 2 Maluku Utara Tidore Kepulauan Endemis Rendah
200 3 Maluku Utara Halmahera Barat Endemis Rendah
201 4 Maluku Utara Halmahera Utara Endemis Rendah
202 5 Maluku Utara Halmahera Selatan Endemis Rendah
203 6 Maluku Utara Halmahera Tengah Endemis Rendah
204 7 Maluku Utara Halmahera Timur Endemis Sedang
205 8 Maluku Utara Sula Kepulauan Endemis Rendah
206 9 Maluku Utara Morotai Endemis Rendah
207 10 Maluku Utara Kep. Taliabu Endemis Sedang
208 1 Papua Barat Fakfak Endemis Sedang
209 2 Papua Barat Kaimana Endemis Tinggi I
210 3 Papua Barat Teluk Wondama Endemis Tinggi I
211 4 Papua Barat Teluk Bintuni Endemis Sedang
212 5 Papua Barat Manokwari Endemis Tinggi I
213 6 Papua Barat Sorong Selatan Endemis Sedang
214 7 Papua Barat Sorong Endemis Sedang
215 8 Papua Barat Raja Ampat Endemis Sedang
216 9 Papua Barat Tambrauw Endemis Sedang
217 10 Papua Barat Maybrat Endemis Rendah
218 11 Papua Barat Manokwari Selatan Endemis Tinggi I
219 12 Papua Barat Pegunungan Arfak Endemis Rendah
220 13 Papua Barat Kota Sorong Endemis Sedang
221 1 Papua Merauke Endemis Tinggi I
222 2 Papua Jayawijaya Endemis Tinggi I
223 3 Papua Jayapura Endemis Tinggi III
224 4 Papua Nabire Endemis Tinggi I
225 5 Papua Kepulauan Yapen Endemis Tinggi II
226 6 Papua Biak Numfor Endemis Sedang
227 7 Papua Paniai Endemis Sedang
228 8 Papua Puncak Jaya Endemis Sedang
229 9 Papua Mimika Endemis Tinggi III
230 10 Papua Boven Digoel Endemis Tinggi III

Kementerian Kesehatan RI
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik
Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kavling 4-9 Jakarta 12950 15
Telepon (6221) 4247608 (hunting) Faksimile (021) 4207807
231 11 Papua Mappi Endemis Tinggi I
232 12 Papua Asmat Endemis Tinggi I
233 13 Papua Yahukimo Endemis Tinggi I
234 14 Papua Pegunungan Bintang Endemis Sedang
235 15 Papua Tolikara Endemis Rendah
236 16 Papua Sarmi Endemis Tinggi III
237 17 Papua Keerom Endemis Tinggi III
238 18 Papua Waropen Endemis Tinggi I
239 19 Papua Supiori Endemis Rendah
240 20 Papua Mamberamo Raya Endemis Tinggi I
241 21 Papua Nduga Endemis Tinggi II
242 22 Papua Lanny Jaya Endemis Rendah
243 23 Papua Mamberamo Tengah Endemis Sedang
244 24 Papua Yalimo Endemis Tinggi I
245 25 Papua Puncak Endemis Rendah
246 26 Papua Dogiyai Endemis Rendah
247 27 Papua Intan Jaya Endemis Tinggi I
248 28 Papua Deiyai Endemis Rendah
249 29 Papua Kota Jayapura Endemis Tinggi II
250 1 Sulawesi Utara Kota Manado Endemis Rendah
251 2 Sulawesi Utara Kota Bitung Endemis Rendah
252 3 Sulawesi Utara Kota Tomohon Eliminasi
253 4 Sulawesi Utara Kota Kotamobagu Eliminasi
254 5 Sulawesi Utara Kab. Minahasa Eliminasi
255 6 Sulawesi Utara Kab. Minahasa Selatan Endemis Rendah
256 7 Sulawesi Utara Kab. Minahasa Utara Endemis Rendah
257 8 Sulawesi Utara Kab. Minahasa Tenggara Endemis Rendah
258 9 Sulawesi Utara Kab. Bolaang Mogondow Endemis Rendah
259 10 Sulawesi Utara Kab. Bolaang Mongondow Utara Eliminasi
260 11 Sulawesi Utara Kab. Kepulauan Sangihe Endemis Rendah
261 12 Sulawesi Utara Kab. Siau Tangulangdang Biaro Endemis Sedang
262 13 Sulawesi Utara Kab. Kepulauan Talaud Endemis Rendah
263 14 Sulawesi Utara Kab. Bolaang Mongondow Timur Eliminasi
264 15 Sulawesi Utara Kab. Bolaang Mongondow Selatan Eliminasi
265 1 Sulawesi Barat Mamuju Endemis Rendah
266 2 Sulawesi Barat Mamuju Tengah Eliminasi
267 3 Sulawesi Barat Majene Eliminasi
268 4 Sulawesi Barat Poliwali Mandar Eliminasi
269 5 Sulawesi Barat Mamasa Endemis Rendah
270 6 Sulawesi Barat Mamuju Utara Endemis Rendah
271 1 Sulawesi Tenggara Konawe Eliminasi
272 2 Sulawesi Tenggara Buton Endemis Rendah
273 3 Sulawesi Tenggara Muna Endemis Rendah
274 4 Sulawesi Tenggara Kolaka Eliminasi
275 5 Sulawesi Tenggara Kota Kendari Eliminasi
276 6 Sulawesi Tenggara Kota Baubau Eliminasi
277 7 Sulawesi Tenggara Konawe Selatan Eliminasi
278 8 Sulawesi Tenggara Wakatobi Endemis Rendah
279 9 Sulawesi Tenggara Bombana Eliminasi
280 10 Sulawesi Tenggara Kolaka Utara Eliminasi
281 11 Sulawesi Tenggara Konawe Utara Eliminasi
282 12 Sulawesi Tenggara Buton Utara Eliminasi
283 13 Sulawesi Tenggara Konawe Kepulauan Endemis Rendah
284 14 Sulawesi Tenggara Kolaka Timur Endemis Rendah
285 15 Sulawesi Tenggara Buton Tengah Endemis Rendah
286 16 Sulawesi Tenggara Buton Selatan Endemis Rendah
287 17 Sulawesi Tenggara Muna Barat Endemis Rendah
288 1 Sulawesi Tengah Palu Eliminasi
289 2 Sulawesi Tengah Donggala Endemis Rendah

Kementerian Kesehatan RI
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik
16 Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kavling 4-9 Jakarta 12950
Telepon (6221) 4247608 (hunting) Faksimile (021) 4207807
290 3 Sulawesi Tengah Parigi Moutong Endemis Rendah
291 4 Sulawesi Tengah Poso Endemis Rendah
292 5 Sulawesi Tengah Morowali Endemis Rendah
293 6 Sulawesi Tengah Tojo Una - Una Endemis Rendah
294 7 Sulawesi Tengah Banggai Eliminasi
295 8 Sulawesi Tengah Banggai Kepulauan Endemis Rendah
296 9 Sulawesi Tengah Toli - Toli Endemis Rendah
297 10 Sulawesi Tengah Buol Eliminasi
298 11 Sulawesi Tengah Sigi Eliminasi
299 12 Sulawesi Tengah Banggai Laut Endemis Rendah
300 13 Sulawesi Tengah Morowali Utara Endemis Rendah
301 1 Sulawesi Selatan Bantaeng Eliminasi
302 2 Sulawesi Selatan Barru Eliminasi
303 3 Sulawesi Selatan Bone Eliminasi
304 4 Sulawesi Selatan Bulukumba Eliminasi
305 5 Sulawesi Selatan Enrekang Eliminasi
306 6 Sulawesi Selatan GOWA Eliminasi
307 7 Sulawesi Selatan Jeneponto Eliminasi
308 8 Sulawesi Selatan LUWU Eliminasi
309 9 Sulawesi Selatan Luwu Timur Eliminasi
310 10 Sulawesi Selatan Luwu Utara Eliminasi
311 11 Sulawesi Selatan Makassar Eliminasi
312 12 Sulawesi Selatan Maros Eliminasi
313 13 Sulawesi Selatan Palopo Eliminasi
314 14 Sulawesi Selatan Pangkep Endemis Rendah
315 15 Sulawesi Selatan Parepare Eliminasi
316 16 Sulawesi Selatan Pinrang Eliminasi
317 17 Sulawesi Selatan Selayar Endemis Rendah
318 18 Sulawesi Selatan Sidrap Eliminasi
319 19 Sulawesi Selatan Sinjai Endemis Rendah
320 20 Sulawesi Selatan Soppeng Eliminasi
321 21 Sulawesi Selatan Takalar Eliminasi
322 22 Sulawesi Selatan Tator Endemis Rendah
323 23 Sulawesi Selatan Toraja Utara Endemis Rendah
324 24 Sulawesi Selatan Wajo Eliminasi
325 1 Gorontalo Kota Gorontalo Eliminasi
326 2 Gorontalo Kab. Gorontalo Endemis Rendah
327 3 Gorontalo Kab. Boalemo Endemis Rendah
328 4 Gorontalo Kab. Pohuwato Endemis Rendah
329 5 Gorontalo Kab. Bone Bolango Endemis Rendah
330 6 Gorontalo Kab. Gorontalo Utara Eliminasi
331 1 Kalimantan Tengah Sukamara Eliminasi
332 2 Kalimantan Tengah Lamandau Eliminasi
333 3 Kalimantan Tengah Kotawaringin Barat Eliminasi
334 4 Kalimantan Tengah Seruyan Eliminasi
335 5 Kalimantan Tengah Kotawaringin Timur Eliminasi
336 6 Kalimantan Tengah Katingan Endemis Rendah
337 7 Kalimantan Tengah Palangka Raya Eliminasi
338 8 Kalimantan Tengah Gunung Mas Endemis Rendah
339 9 Kalimantan Tengah Pulang Pisau Endemis Rendah
340 10 Kalimantan Tengah Kapuas Endemis Rendah
341 11 Kalimantan Tengah Barito Timur Eliminasi
342 12 Kalimantan Tengah Barito Selatan Eliminasi
343 13 Kalimantan Tengah Barito Utara Eliminasi
344 14 Kalimantan Tengah Murung Raya Endemis Rendah
345 1 Kalimantan Barat Kota Pontianak Eliminasi
346 2 Kalimantan Barat Pontianak Eliminasi
347 3 Kalimantan Barat Kota Singkawang Endemis Rendah
348 4 Kalimantan Barat Sambas Endemis Rendah

Kementerian Kesehatan RI
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik
Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kavling 4-9 Jakarta 12950 17
Telepon (6221) 4247608 (hunting) Faksimile (021) 4207807
349 5 Kalimantan Barat Bengkayang Endemis Rendah
350 6 Kalimantan Barat Landak Endemis Rendah
351 7 Kalimantan Barat Sanggau Endemis Rendah
352 8 Kalimantan Barat Sekadau Endemis Rendah
353 9 Kalimantan Barat Sintang Endemis Rendah
354 10 Kalimantan Barat Melawi Endemis Rendah
355 11 Kalimantan Barat Kapuas Hulu Endemis Rendah
356 12 Kalimantan Barat Ketapang Endemis Rendah
357 13 Kalimantan Barat Kayong Utara Endemis Rendah
358 14 Kalimantan Barat Kubu Raya Eliminasi
359 1 Kalimantan Timur Kutai Kartanegara Endemis Rendah
360 2 Kalimantan Timur Kutai Timur Endemis Rendah
361 3 Kalimantan Timur Kutai Barat Endemis Sedang
362 4 Kalimantan Timur Paser Endemis Sedang
363 5 Kalimantan Timur Samarinda Eliminasi
364 6 Kalimantan Timur Berau Endemis Rendah
365 7 Kalimantan Timur Bontang Eliminasi
366 8 Kalimantan Timur Balikpapan Eliminasi
367 9 Kalimantan Timur Penajam Paser Utara Endemis Tinggi I
368 10 Kalimantan Timur Mahakam Ulu Endemis Rendah
369 1 Kalimantan Utara Malinau Endemis Rendah
370 2 Kalimantan Utara Tarakan Eliminasi
371 3 Kalimantan Utara Nunukan Endemis Rendah
372 4 Kalimantan Utara Bulungan Endemis Rendah
373 5 Kalimantan Utara Tana Tidung Endemis Rendah
374 1 Kalimantan Selatan Banjarmasin Eliminasi
375 2 Kalimantan Selatan Banjarbaru Eliminasi
376 3 Kalimantan Selatan Banjar Endemis Rendah
377 4 Kalimantan Selatan Tanah Laut Endemis Rendah
378 5 Kalimantan Selatan Tapin Eliminasi
379 6 Kalimantan Selatan Hss Eliminasi
380 7 Kalimantan Selatan Hst Eliminasi
381 8 Kalimantan Selatan Hsu Eliminasi
382 9 Kalimantan Selatan Tabalong Endemis Rendah
383 10 Kalimantan Selatan Barito Kuala Eliminasi
384 11 Kalimantan Selatan Kotabaru Endemis Rendah
385 12 Kalimantan Selatan Tanah Bumbu Endemis Rendah
386 13 Kalimantan Selatan Balangan Endemis Rendah
387 1 Jakarta Jakarta Pusat Eliminasi
388 2 Jakarta Jakarta Utara Eliminasi
389 3 Jakarta Jakarta Barat Eliminasi
390 4 Jakarta Jakarta Selatan Eliminasi
391 5 Jakarta Jakarta Timur Eliminasi
392 6 Jakarta Kepulauan Seribu Eliminasi
394 1 Banten Pandeglang Endemis Rendah
395 2 Banten Lebak Endemis Rendah
396 3 Banten Tangerang Eliminasi
397 4 Banten Serang Eliminasi
398 5 Banten Kota Tangerang Eliminasi
399 6 Banten Kota Cilegon Eliminasi
400 7 Banten Kota Serang Eliminasi
401 8 Banten Kota Tangerang Selatan Eliminasi
402 1 Jawa Barat Bogor Eliminasi
403 2 Jawa Barat Sukabumi Endemis Rendah
404 3 Jawa Barat Cianjur Eliminasi
405 4 Jawa Barat Bandung Eliminasi
406 5 Jawa Barat Garut Endemis Rendah
407 6 Jawa Barat Tasikmalaya Endemis Rendah
408 7 Jawa Barat Ciamis Eliminasi

Kementerian Kesehatan RI
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik
18 Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kavling 4-9 Jakarta 12950
Telepon (6221) 4247608 (hunting) Faksimile (021) 4207807
409 8 Jawa Barat Kuningan Eliminasi
410 9 Jawa Barat Cirebon Eliminasi
411 10 Jawa Barat Majalengka Eliminasi
412 11 Jawa Barat Sumedang Eliminasi
413 12 Jawa Barat Indramayu Eliminasi
414 13 Jawa Barat Subang Eliminasi
415 14 Jawa Barat Purwakarta Eliminasi
416 15 Jawa Barat Karawang Eliminasi
417 16 Jawa Barat Bekasi Eliminasi
418 17 Jawa Barat Bandung Barat Eliminasi
419 18 Jawa Barat Pangandaran Endemis Rendah
420 19 Jawa Barat Kota Bogor Eliminasi
421 20 Jawa Barat Kota Sukabumi Eliminasi
422 21 Jawa Barat Kota Bandung Eliminasi
423 22 Jawa Barat Kota Cirebon Eliminasi
424 23 Jawa Barat Kota Bekasi Eliminasi
425 24 Jawa Barat Kota Depok Eliminasi
426 25 Jawa Barat Kota Cimahi Eliminasi
427 26 Jawa Barat Kota Tasikmalaya Eliminasi
428 27 Jawa Barat Kota Banjar Eliminasi
429 1 Jawa Tengah Cilacap Endemis Rendah
430 2 Jawa Tengah Banyumas Endemis Rendah
431 3 Jawa Tengah Purbalingga Endemis Rendah
432 4 Jawa Tengah Banjarnegara Endemis Rendah
433 5 Jawa Tengah Kebumen Eliminasi
434 6 Jawa Tengah Purworejo Endemis Rendah
435 7 Jawa Tengah Wonosobo Eliminasi
436 8 Jawa Tengah Magelang Eliminasi
437 9 Jawa Tengah Boyolali Eliminasi
438 10 Jawa Tengah Klaten Eliminasi
439 11 Jawa Tengah Sukoharjo Eliminasi
440 12 Jawa Tengah Wonogiri Eliminasi
441 13 Jawa Tengah Karanganyar Eliminasi
442 14 Jawa Tengah Sragen Eliminasi
443 15 Jawa Tengah Grobogan Eliminasi
444 16 Jawa Tengah Blora Eliminasi
445 17 Jawa Tengah Rembang Eliminasi
446 18 Jawa Tengah Pati Eliminasi
447 19 Jawa Tengah Kudus Eliminasi
448 20 Jawa Tengah Jepara Eliminasi
449 21 Jawa Tengah Demak Eliminasi
450 22 Jawa Tengah Semarang Eliminasi
451 23 Jawa Tengah Temanggung Eliminasi
452 24 Jawa Tengah Kendal Eliminasi
453 25 Jawa Tengah Batang Eliminasi
454 26 Jawa Tengah Pekalongan Eliminasi
455 27 Jawa Tengah Pemalang Eliminasi
456 28 Jawa Tengah Tegal Eliminasi
457 29 Jawa Tengah Brebes Eliminasi
458 30 Jawa Tengah Kota Magelang Eliminasi
459 31 Jawa Tengah Kota Surakarta Eliminasi
460 32 Jawa Tengah Kota Salatiga Eliminasi
461 33 Jawa Tengah Kota Semarang Eliminasi
462 34 Jawa Tengah Kota Pekalongan Eliminasi
463 35 Jawa Tengah Kota Tegal Eliminasi
464 1 Yogyakarta Kulon Progo Endemis Rendah
465 2 Yogyakarta Bantul Eliminasi
466 3 Yogyakarta Gunung Kidul Eliminasi
467 4 Yogyakarta Sleman Eliminasi

Kementerian Kesehatan RI
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik
Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kavling 4-9 Jakarta 12950 19
Telepon (6221) 4247608 (hunting) Faksimile (021) 4207807
468 5 Yogyakarta Kota Yogyakarta Eliminasi
469 1 Jawa Timur Pacitan Eliminasi
470 2 Jawa Timur Ponorogo Eliminasi
471 3 Jawa Timur Trenggalek Eliminasi
472 4 Jawa Timur Tulungagung Eliminasi
473 5 Jawa Timur Blitar Eliminasi
474 6 Jawa Timur Kediri Eliminasi
475 7 Jawa Timur Malang Eliminasi
476 8 Jawa Timur Lumajang Eliminasi
477 9 Jawa Timur Jember Eliminasi
478 10 Jawa Timur Banyuwangi Eliminasi
479 11 Jawa Timur Bondowoso Eliminasi
480 12 Jawa Timur Situbondo Eliminasi
481 13 Jawa Timur Probolinggo Eliminasi
482 14 Jawa Timur Pasuruan Eliminasi
483 15 Jawa Timur Sidoarjo Eliminasi
484 16 Jawa Timur Mojokerto Eliminasi
485 17 Jawa Timur Jombang Eliminasi
486 18 Jawa Timur Nganjuk Eliminasi
487 19 Jawa Timur Madiun Eliminasi
488 20 Jawa Timur Magetan Eliminasi
489 21 Jawa Timur Ngawi Eliminasi
490 22 Jawa Timur Bojonegoro Eliminasi
491 23 Jawa Timur Tuban Eliminasi
492 24 Jawa Timur Lamongan Eliminasi
493 25 Jawa Timur Gresik Eliminasi
494 26 Jawa Timur Bangkalan Eliminasi
495 27 Jawa Timur Sampang Eliminasi
496 28 Jawa Timur Pamekasan Eliminasi
497 29 Jawa Timur Sumenep Eliminasi
498 30 Jawa Timur Kota Kediri Eliminasi
499 31 Jawa Timur Kota Blitar Eliminasi
500 32 Jawa Timur Kota Malang Eliminasi
501 33 Jawa Timur Kota Probolinggo Eliminasi
502 34 Jawa Timur Kota Pasuruan Eliminasi
503 35 Jawa Timur Kota Mojokerto Eliminasi
504 36 Jawa Timur Kota Madiun Eliminasi
505 37 Jawa Timur Kota Surabaya Eliminasi
506 38 Jawa Timur Kota Batu Eliminasi
507 1 Bali Jembrana Eliminasi
508 2 Bali Tabanan Eliminasi
509 3 Bali Badung Eliminasi
510 4 Bali Gianyar Eliminasi
511 5 Bali Klungkung Eliminasi
512 6 Bali Bangli Eliminasi
513 7 Bali Karang Asem Eliminasi
514 8 Bali Buleleng Eliminasi
515 9 Bali Kota Denpasar Eliminasi

Eliminasi Bebas Malaria Tahap Pemeliharaan


Endemis Rendah API < 1 Per 1000 Penduduk Tahap Pembebasan
Endemis Sedang API 1 - 5 Per 1000 Penduduk Tahap Intensifikasi
Endemis Tinggi I API 5-50 Per 1000 Penduduk
Endemis Tinggi II API 50 > 100 Per 1000 Penduduk Tahap Akselerasi
Endemis Tinggi III API > 100 Per 1000 Penduduk

Kementerian Kesehatan RI
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik
20 Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kavling 4-9 Jakarta 12950
Telepon (6221) 4247608 (hunting) Faksimile (021) 4207807

Anda mungkin juga menyukai