Anda di halaman 1dari 41

KEGIATAN BELAJAR 2

Aksi Nyata Meneguhkan diri

Menjadi Agen Perubahan

“Tujuan tanpa perencanaan hanyalah sebuah


harapan”
Larry Elder

Penguatan Integritas: Modul Belajar Mandiri bagi Program PPG 39


I. PENDAHULUAN

Pada pembelajaran terdahulu anda dapat memastikan hakikat profesi


guru, serta makna integritas bagi seorang guru. Lebih luas lagi, anda
telah mempelajari peran guru dalam penguatan moral bangsa, serta
prinsip penguatan integritas kepada peserta didik dan perluasannya
kepada keluarga dan lingkungan.
Sebagai bukti kesungguhan tekad, anda harus merancang dan
menyusun rencana bagaimana integritas dapat menghujam ke dalam dada
peserta didik kita. Ini tugas guru yang utama. Bukan mengejar
pemahaman pengetahuan semata yang dibungkus dengan angka-angka.
Melalui kegiatan pembelajaran kedua ini, diharapkan setiap mahasiswa
secara pribadi mampu merancang dan membuat rencana bagaimana
menguatkan integritas kepada pe- serta didik. Faktor apa saja yang
penting dilakukan dan bagaimana dokumen perenca- naan disusun
secara kreatif, inovatif dan menyenangkan. Rencana penguatan integritas
harus disusun dengan integritas tinggi.
Tahapan pembelajaran yang dilakukan mahasiswa pada bagian
ini adalah:
1. Menghadapi kondisi nyata lingkungan belajar yang menjadi
tanggungjawab anda dengan segenap persoalannya serta menjadikan
hal tersebut sebagai bahan pertim- bangan untuk menyusun aksi
nyata;
2. Merancang aktivitas sebagai wahana utama penguatan integritas, dan
implementasi- kan secara konsisten, menyiapkan instrumen dan
mendokumentasikan proses dan perkembangan hasil penguatan
integritas seluruh peserta didik;
3. Melakukan evaluasi secara terus menerus sehingga penguatan
integritas berjalan secara konsisten sepanjang waktu di manapun,
kapanpun dan dalam suasana bagaimanapun.
II. INTI

A.CAPAIAN EMBELAJARAN:

1. Mahasiswa mampu merancang kegiatan penguatan integritas peserta


didik di semua aktivitas pembelajaran sesuai dengan kondisi yang
dihadapi;
2. Mahasiswa mampu menyusun dokumen rencana, materi, bahan, alat,
dan instrumen penilaian yang dibutuhkan dalam kegiatan penguatan
integritas peserta didik;
3. Mahasiswa mampu mendata, menganalisis, menindaklanjuti dan
melaporkan tahap perkembangan penguatan integritas peserta didik di
semua aktivitas pembelajaran;
B.POKOK-POKOKMATERI

1. Tahapan Penguatan Integritas


2. Aktivitas Penguatan Integritas
3. Rencana Penguatan Integritas

C. URAIAN MATERI

etelah anda memahami betapa pentingnya menjadi guru berintegritas,

S
dan meyakini bahwa anda menjadi bagian dari dalamnya, kini
saatnya membuktikan dalam ben-
tuk aksi nyata. Anda adalah bagian dari solusi, bukan bagian dari
persoalan. Niatkan, tekadkan, dan buat rancangan berbagai aktivitas untuk
penguatan integritas bagi peserta didik dan lingkungan anda. Lalu susun
dalam bentuk dokumen yang menjadi acuan dan dokumentasikan setiap
kegiatan yang dilakukan.
Mengacu pada definisinya, pendidikan adalah “usaha sadar dan terencana
untuk mewu- judkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengem- bangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.” Dari definisi tersebut maka ada dua hal yang perlu
diciptakan dalam proses pendidikan yakni (1) membangun suasana
belajar dan (2) me- lakukan proses pembelajaran.
Dalam konteks penguatan integritas pun, dua hal tersebut yang perlu
dilakukan guru, yakni bagaimana “menciptakan suasana belajar yang
berintegritas” dan “bagaimana me- lakukan proses penguatan integritas
secara konsisten sehingga peserta didik memahami, menyadari dan
meyakini, serta mengamalkan perilaku berintegritas dalam kehidupan-
nya”.
Tujuan akhir dari penguatan integritas adalah peserta didik secara konsisten
memiliki perilaku berintegritas di manapun, kapanpun dan dalam kondisi
bagaimanapun sepan- jang hidupnya. Tidak berhenti sampai mereka
memahami atau menyadari pentingnya integritas. Bahkan lebih dari itu,
peserta didik diharapkan dapat mengamalkan dalam dirinya dan menjadi
pelopor hidup berntegritas di lingkungan masyarakatnya.

Upaya untuk mewujudkan suasana belajar dan melakukan proses


pembelajaran tentu berbeda tiap jenjang pendidikan. Untuk memahami
perbedaan penekanan pada tiap jen- jang pendidikan, silahkan pelajari
kembali tentang Prinsip Penguatan Integritas pada Pembelajaran
sebelumnya.

1. Tahapan Penguatan Integritas


Penguatan integritas dilakukan melalui dua cara utama, yakni (1)
dengan mewujud- kan suasana berintegritas di kelas, sekolah, dan di
manapun guru berada, serta (2) melakukan penguatan secara konsisten
dalam proses pembelajaran, baik dalam mata pelajaran, kegiatan
ekstrakurikuler, maupun aktivitas lainnya. Di manapun proses
penguatan terjadi, tahapannya adalah memberikan pemahaman,
menguatkan keyak- inan, dan pengamalan perilaku secara konsisten.
Berikut uraiannya.

a. Tanamkan Pemahaman
Anak
Langkah awal adalah memberikan pemahaman kepada peserta
didik tentang perilaku berintegritas dan manfaatnya bagi pribadi
dan masyarakat. Terutama manfaat pribadi dan kaitannya dengan
tanggung jawab individu kepada Tuhan.
Dalam tahap ini, peserta didik harus memahami seperti apa
perilaku berintegri- tas, serta apa manfaat bagi dirinya pribadi dan
orang lain. Materi serta strategi untuk memahamkan disesuaikan
dengan usia anak. Contoh sebagai berikut:
• JUJUR> Mengapa kita harus jujur? Apa contoh perilaku
jujur? Siapa yang menyuruh manusia jujur? Apa untungnya
jujur? Bagaimana kalau tidak ju- jur? Seperti apa contoh tidak
jujur Siapa contoh orang jujur? Bagaimana perilaku jujur
dalam kehidupan sehari-hari?
• TANGGUNG JAWAB> Mengapa kita harus bertanggungjawab?
Bagaima- na kalau tidak bertanggungjawab? Apa manfaatnya
bagi diri sendiri dengan menunjukkan rasa tanggungjawab?
Apa manfaatnya bagi orang lain dengan menunjukkan rasa
tanggungjawab? Siapa yang mengawasi rasa tanggung- jawab
kita? Kalau tidak diketahui orang lain bolehkan kita tidak
bertang- gungjawab?
• DISIPLIN> Mengapa kita harus berdisiplin? Seperti apa
contoh disiplin?
Untuk apa kita harus disiplin? Bagaimana kalau tidak
berdisiplin? Apa man- faat disiplin bagi diri sendiri? Apa
untungnya bagi diri sendiri? Apa untung- nya bagi orang lain?
Pertanyaan-pertanyaan ini dapat diajukan dalam konteks yang
berbeda antara anak di jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Tujuannya adalah membuat anak paham serta menyadari makna
nilai tersebut dalam kehidupan. Oleh kare- na itu, hal ini harus
terus diulang-ulang untuk memastikan peserta didik mema- hami
betul perlunya integritas bagi dirinya.
b. Kuatkan Penyadaran dan Keyakinan
Setelah hidup berintegritas makin dikenali, dipahami, dan disadari
manfaatnya bagi pribadi, yakinkan kepada anak bahwa perilaku
tersebut merupakan tanggung jawab pribadi setiap orang sebagai
perintah Tuhan dan akan banyak godaannya. Oleh karena itu, tidak
perlu menunggu orang lain dulu melakukannya. Yakinkan prinsip
sebagai berikut:
• Perilaku berintegritas adalah kebaikan yang hakiki bagi
kehidupan manusia sebagai tanggung jawab pribadi;
• Perilaku berintegritas memberi manfaat bagi diri sendiri,
orang lain, dan masyarakat. Kebaikan itu membahagiakan.
Tidak ada balasan kebaikan se- lain kebaikan pula;
• Kebaikan adalah prinsip hidup, yang harus dilakukan di
manapun, kapan- pun, dan dalam kondisi bagaimanapun
sepanjang hidup, karena itu merupa- kan perintah Tuhan;
• Kebaikan adalah prinsip hidup, yang dilakukan tanpa pamrih
dari sesama, dan tetap dilakukan meski tidak diawasi manusia;
• Setiap perilaku baik akan sangat berat karena orang baik harus
diuji terlebih dahulu apakah perilaku baiknya tulus ikhlas atau
pamrih. Oleh karena itu kebaikan akan selalu dianggap sulit;
• Dalam melakukan perilaku baik, tidak perlu mencontoh orang
lain. Con- tohlah sosok teladan pembawa risalah agama;
• Ambil hikmah dari perilaku orang baik sebagai figur contoh
pada sisi baik- nya tersebut.

c. Amalkan Secara Konsisten


Setelah keyakinan makin kuat, bahwa perilaku berintegritas itu
sebuah kebai- kan dan ajaran Tuhan, maka gerakkan semua
peserta didik untuk mempraktek- kan perilaku itu dalam
kehidupan dan terus dibiasakan secara konsisten dalam berbagai
hal, di manapun, kapanpun, dan dalam situasi bagaimanapun.
Mu- lailah dengan hal termudah lalu jaga konsistensi. Kemudian
kembangkan ke berbagai hal.
Guru terus menerus menguatkan perilaku ini dengan dorongan dan
apresiasi ser- ta menguatkan pemahaman dalam diri anak agar
perilaku berintegritas menjadi prinsip hidup yang terus melakat
kuat dalam jiwa anak.

d. Deklarasikan dan
Sebarkan
Apabila perilaku berintegritas sudah mulai nampak konsisten
dalam diri peser- ta didik, mulailah mendorong mereka untuk
mendeklarasikan perilaku tersebut sebagai konsep diri pribadi
dalam menjalani kehidupan. Lalu dorong mereka untuk
mengajak teman-temannya, anggota keluarga, teman bermain di
rumah, dan masyarakat lainnya untuk melakukan hal yang sama
dan mencegah hal yang berlawanan.
Urutan demikian hanya untuk memudahkan tahapan pembelajaran.
Dalam praktekn- ya, tidak selalu tahapannya berurutan. Tahap
pemahaman, penyadaran dan penga- malan dapat berjalan simultan
dan saling menguatkan. Hanya saja, untuk bagian deklarasi,
pastikan hal itu dilakukan setelah perilaku berintegritas diamalkan.
Hal ini untuk memastikan konsistensi. Dalam beberapa kasus, deklarasi
didahulukan se- bagai “janji pribadi” agar selanjutnya memiliki
komitmen kuat untuk melakukan. Hal demikian bisa saja dilakukan,
akan tetapi umumnya terjebak pada seremonial dan berujung
inkonsistensi.
Secara skematis alur penguatan dapat disajikan pada
Gambar 2.1
3
2 Amalkan Se-
Kuatkan cara Konsisten
Penyadar
an &
Keyakinan Mencipta
kan
situasi
atau
1 Mencipt mengkon
Tanam akan
situasi disikan
kan atau agar anak
terbiasa
Pemaha mengkon
disikan menerapk
man agar an
perilaku
anak
meyakini berintegri
,mengins tas secara
konsisten
yafi, dan di
manapun,
Mencipta menyada
ri bahwa kapanpun
nilai- dan
dalam
kan nilai
integritas situasi
membaw apapun.
situasi akebaikan
atau bagi
dirinya
pribadi
maupun
mengkon orang
lain dan
lingkunga Menciptak
an situasi
disikan n. atau
agar anak Integritas
adalah mengkond
isikan agar
kebutuha
nyang
pribadi anak
berani
mengenal menyataka
hakiki. nsebagai
dirinya
, orang
mengetah yang
konsisten
4 memiliki
ui,
mengerti,
memaklu
mi,
perlunya
nilai
integritas
dalam
menjalan
i
kehidupa
n.
Deklarasikan & perilaku
berintegrit
Sebarkan as,
menjadi
teladan,
dan aktif
mengkam
panyekan
pentingnya
integritas
bagi
individu,
masyarakat
dan
lingkungan
.

Gambar 2.1. Alur penguatan integritas.


2. Aktivitas Penguatan Integritas
Penguatan integritas berupa pemahaman, penyadaran, peyakinan,
pengamalan, dan deklarasi dapat dilakukan dalam beragam aktivitas.
Berikut beberapa jenis di an- taranya:

a. Pengenalan kata dan


istilah
Peserta didik dikenalkan dengan kata dan istilah terkait
integritas. Bagi anak usia dini dan pendidikan dasar dimulai
dengan pengenalan kata sederhana dan bersifat umum seperti
“jujur”, “tanggungjawab”, “disiplin” dan “peduli” serta berbagai
kata terkait, termasuk contoh perilaku sesuai tingkatan usia.
Pada anak usia lebih tinggi mulai dikenalkan kata “integritas”,
“korupsi”, “nilai”, “norma”, “konsisten”, dan lain sebagainya,
disertai contoh. Berbagai as- pek manfaat integritas terhadap diri
pribadi seperti “menimbulkan rasa senang”, “sesuai perintah
Tuhan”, dan “membuat diri lebih berguna” juga dijadikan ba- han
pembelajaran.
Demikian pula sebaliknya dengan perilaku tidak berintegritas,
seperti “berbo- hong”, “tidak peduli”, “merusak diri sendiri”,
“membuat jiwa tidak tenang”, “tidak sejalan dengan ajaran
agama”, “merugikan orang lain”, “melawan hu- kum”, dan
berbagai istilah yang relevan.
Kegiatan sebaiknya dilakukan dalam bentuk permainan yang
menyenangkan. Dengan demikian, lambat laun diharapkan akan
membentuk pemahaman ter- hadap perilaku berintegritas serta
membangun konsep diri anak semakin kuat. Untuk menjaga
pemahamannya tampilkan dalam simbol-simbol berbentuk ane- ka
karya, seperti teks, lagu, video, gerakan dan lain sebagainya.

b. Asosiasi nilai dan


karakter
Ditanamkan pada diri anak tentang karakter dan sosok yang
diingat sesuai dengan perkembangan usianya. Karakter atau
sosok itu bisa berupa tanaman, bagian tanaman, organ tubuh,
hewan, atau contoh figur contoh. Lebih optimal dikaitkan dengan
konten mata pelajaran. Misalnya tentang peran akar dalam
tanaman, yang memiliki sifat pantang menyerah, konsisten, dan
lain sebagai- nya. Demikian juga proses fotosintesis di mana daun
“memasak makanan” dan membaginya kepada semua organ
tanaman.
Dalam matematika ada urutan bilangan yang menunjukkan sifat
tertib dan kon- sisten, yang dapat ditunjukkan dalam antrian.
Tentang himpunan, perbedaaan,
dan lain
sebagainya.
Juga dapat ditampilkan kisah lebih luas tentang sosok sebagai
figur contoh da- lam Kisah Nabi, Pahlawan Kemerdekaan
Indonesia, serta sosok kekinian yang sangat menonjol sisi
baiknya.

c. Permainan (games)
Bermain yang menyenangkan akan menjadi wahana belajar yang
optimal dalam menguatkan pembiasaan perilaku integritas.
Segala macam permainan dapat dilakukan yang ditujukan untuk
menguatkan nilai karakter tertentu. Dalam se- tiap permainan
dilatih saling menghargai, jujur, tanggungjawab, disiplin, peduli,
dan lain sebagainya. Aneka permainan dapat dirancang oleh guru
mata pelajar- an, atau wali kelas, dalam menguatkan karakter
atau permainan tertentu.

d. Kompetisi olah raga dan seni


Kompetisi olahraga selain mendorong kegiatan olah fisik, juga
membelajar- kan beragam karakter pembentuk integritas, seperti
jujur, bertanggung jawab, disiplin, peduli, sportif, saling
menghargai, dan banyak lagi. Kompetisi dapat digelar secara
simultan di sekolah, dalam lingkup sekolah, atau mengikuti kom-
petisi di luar sekolah. Libatkan anak secara optimal dalam
penyelenggaraannya. Seluruh kepanitiaan dari peserta didik, guru
hanya menjaga agar penerapan nilai karakter pembentuk integritas
dilakukan secara konsisten. Terapkan aturan se- cara konsisten
dalam segala aspek. Jangan pernah mentoleransi ketidakjujuran,
tidak bertanggungjawab, tidak disiplin, atau sifat lain seperti tidak
sportif, tidak adil, dan lainnya.
Hal demikian juga dapat dilakukan dalam kegiatan kompetensi
seni seper- ti paduan suara, melukis, musik, kriya, karya sastra,
juga lomba keagamaan, misalnya tilawah dan tahfidz quran,
serta kompetisi dalam berbagai aktivitas produktif seperti
kewirausahaan, sales competition, pertanian, dan beragam ak-
tivitas lainnya dalam kehidupan.

e. Penciptaan karya seni


Anak dapat mengembangkan potensi dirinya dalam bentuk
penciptaan karya yang sesuai bakatnya. Proses penciptaan karya
yang sesuai ini terdapat makna untuk melatih karakter pribadi.
Kegiatan penciptaan karya yang disenangi anak, merupakan
wahana dan media untuk menguatkan integritas.

Lakukan kegiatan penciptaan karya yang sesuai potensi dengan


kompleksitas yang makin meningkat. Mulai dari puisi sederhana
hingga puisi yang lebih kom- pleks. Demikian pula esai, lukisan,
seni gerak, gerakan senam, tari, cipta lagu, menulis cerpen, dan
lain sebagainya. Jangan pernah takut salah dalam berkarya dan
jangan terlalu dipikirkan langkah untuk memulai. Karya yang
baik adalah karya yang dimulai. Para pendidik mengarahkan
menuju hasil karya bermakna.

f. Kegiatan
Sosial
Anak perlu dilibatkan secara rutin untuk aktivitas kerja sosial
bersama baik di sekolah maupun di masyarakat. Dalam kerja sosial
diharapkan anak akan mera- sakan makna diri yang memberi
manfaat pada orang lain, mengasah simpati dan empati,
menerima keberagaman, melatih tanggungjawab dan disiplin, serta
menguatkan kepedulian.

g.
Perenungan
Perenungan merupakan proses dalam diri anak untuk menemukan
makna diri- nya. Anak harus diajak merenungkan segala hal yang
ia kerjakan dalam kehidu- pan. Perenungan tentang tujuan hidup,
makna hidup, alur kehidupan, manfaat kehadiran dirinya dan
kemaslahatan bagi orang lain, dan beragam hal yang da- pat
menyentuh hati. Lakukan proses perenungan dengan metode
yang berbe- da-beda, yang tujuan akhirnya anak merasa harus
berbuat baik sebagai prinsip hidupnya. Dengan demikian lambat
laun diharapkan perilaku berkarakter bisa menjadi konsep diri
bermoral yang melekat sebagai prinsip hidup.

h. Diskusi bebas dan


terbuka
Keterampilan berpikir akan terasah dalam suasana berpikir yang
bebas, terbuka, tanpa rasa takut, tanpa pamrih dan suasana rileks.
Dorong anak mendiskusikan sesuatu secara bebas dan terbuka.
Misalnya mendiskusikan bagaimana mem- buat nyaman ruang
kelas. Berdasarkan pengalaman, akan muncul gagasan aneh, “gila”,
tidak biasa, atau solusi dengan logika terbalik. Itulah bibit
kreativitas dan sesuatu yang bisa saja terjadi.

3. Rencana Penguatan Integritas


Ada pepatah, “ Jika kita gagal membuat rencana, maka kita tengah
merencanakan kegagalan”. Demikian pula dalam penguatan integritas.
Perencanaan mutlak dilaku- kan oleh setiap guru sebagai rencana
dirinya dalam menguatkan integritas peserta didik. Bentuk rencana
dapat beragam sepanjang digunakan sebagai acuan dalam
melakukan penguatan integritas. Namun, sebagai bukti kinerja,
perencanaan itu di- tuangkan dalam bentuk dokumen. Adapun
dokumen dapat disajikan dalam bentuk teks, gambar, video, atau
bentuk lain yang menunjukkan bahwa ada bukti perenca- naan yang
dibuat. Pada prinsipnya, hal terpenting dari sebuah rencana adalah
terse- dianya dokumen rencana yang dijadikan acuan dalam bentuk
apapun, bukan soal format, bentuk dan segala hal yang
serbaseragam.
Oleh karena itu, dokumen harus dibuat sendiri oleh guru sesuai
dengan kondisi pe- serta didik dan konteks lingkungannya. Karena
dibuat sendiri, maka variasi bentuk dimaklumi sesuai dengan
karakteristik kemampuan guru dalam membuat doku- men rencana.
Yang terpenting dokumen rencana itu dibuat sendiri, dijadikan acuan
pelaksanaan, dan dievaluasi secara terus menerus.
Adapun bentuk dan jenis dokumen perencanaan dalam penguatan
integritas pada dasarnya tidak ditentukan secara kaku. Yang terpenting
adalah hubungan antarkom- ponen dari dokumen perencarnaan
sinkron dan konsisten. Paling tidak dokumen perencanaan meliputi
komponen berikut:
• Hasil identifikasi potensi peserta
didik;
• Aktivitas penguatan integritas secara terjadwal harian, mingguan,
bulanan, se- mester, atau tahunan;
• Keterkaitan dengan tema, mata pelajaran, atau kompetensi dalam
mapel dan antarmapel secara konsisten;
• Instrumen keterlaksanaan proses dan ketercapaian perilaku
berintegritas;
• Pendataan terhadap pelaksanaan kegiatan dan capaian
perkembangan perilaku berintegritas.

a. Tahapan Menyusun
RPP
Penguatan integritas menjadi ruh dan tujuan utama setiap aktivitas
pembelajar- an. Oleh karena itu, penguatan integritas dilakukan
dalam semua mata pelajaran, semua tema, dan semua aktivitas,
serta dilakukan di semua tingkatan kelas se- suai dengan
perkembangannya. Dengan demikian, penguatan integritas melekat
pada tanggungjawab semua guru, tanpa kecuali.
Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, bahwa materi pelajaran
menjadi wa- hana penguatan integritas. Atas dasar itulah, maka
dalam tahapan penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran(RPP) harus memosisikan integritas se- bagai
tujuan. Penguasaan materi pelajaran adalah “jembatan” menuju
kokohnya
integritas dalam diri peserta didik. Berdasarkan hal tersebut,
penyusunan RPP
mengacu pada prinsip
berikut:
1. RPP dirancang dan disusun sendiri oleh pendidik dengan
pemahaman yang baik, bukan hanya bersifat dokumen
administratif;
2. Penyusunan RPP mempertimbangkan konteks dan
kearifan lokal;
3. Penyusunan RPP melibatkan peserta didik, khususnya dalam
merancang ak- tivitas belajar yang disukai peserta didik;
4. Dalam RPP, sinkron antara kompetensi yang ingin dicapai,
pengkondisian yang dilakukan, proses pembelajaran yang
dilaksanakan, penilaian yang dilakukan dan tindak lanjutnya;
5. RPP yang disusun menjadi acuan dalam
kegiatan pembe- lajaran.
Tahapan penyusunan RPP secara ringkas dapat
disajikan pada Gambar 2.2. Contoh RPP untuk tiap
jenjang dapat dilihat pada tautan sesuai QR Code di
samping ini.
1Pahami kompetensi d - ian
a yang
Pahami n sesuai
Kompetensi Susun
I alat
n bahan
yang harus dan
dikuasai - instrume
peserta didik n
(Pengeta- s penilaia
huan, n untuk
keterampilan, t melihat
dan sikap serta r perubaha
nilai-nilai apa u n
yang perilaku
terkandung m sesuai
dalam e indikator
kompetensi n peri-
tersebut). laku

4
berinteg
P ritas.
e
n
i
Tentukan l
alat bahan a
2
Kompeten
T si
e Tentukan
n tanda-tan- da
t peserta didik
u mencapai
k kompetensi
Guru harus men- jaga prinsip a dan perilaku
dan konsistensi me- nerapkan n dalam
perilaku berintegritas dalam I penerapan
setiap tahapan n nilai (Ju- jur,
d tanggungjawa
i b, disiplin,
k peduli, dll)
a
t
o
r Tentukan
K Proses
e Pembe-

3
t lajaran
e Proses dalam
r bentuk aktivitas
yang relevan,
c baik tematik
a atau mata
p pelajaran atau
lainnya.
a Nilai-nilai in-
i tegritas
a sebagai lan-
dasan
n berperilaku.

5 6
Dokumentasika Implemen
n da- lam tasi dan
bentuk RPP Tindak
dan instrumen lanjut
penilaian

Gambar 2.2 Alur penyusunan RPP berintegritas


b. Indikator Keterlaksanaan Proses
Sebagai upaya sadar dan terencana untuk menghadirkan peserta
didik dengan integritas yang kuat, maka proses penguatan harus
benar-benar terlaksana secara konsisten. Keterlaksanaan proses
harus terlihat dari tanda-tandanya (indikator) yang dapat diamati,
dapat diukur dan dapat dicapai. Indikator ini merupakan tanda
apakah proses penguatan perilaku berintegritas berlangsung atau
tidak, konsisten atau tidak, baik di kelas maupun di sekolah.
Berikut contoh indikator untuk melihat apakah proses penguatan
integritas ber- jalan atau tidak, konsisten atau tidak, untuk jenjang
pendidikan usia dini, dasar dan menengah.
Tabel 2.1 Indikator Proses Penguatan Integritas untuk
tingkat PAUD/ SD/MI
Ling-
Indikator Kelas Sekolah Keluarg kunga
1. Adanya figur contoh yang a n
dapat diteladani oleh anak;
2. Adanya simbol-simbol
(gambar, poster, span- duk, kata-
kata bijak, yel-yel, lagu) yang
mengin- spirasi
3. Adanya kesepakatan perilaku
bersama
antara anak dan guru terkait
praktek pengamalan perilaku
Inte- gritas; kesepakatan bersama
4. Adanya
guru dan orang tua / masyarakat
terkait pengamalan perilaku ber-
integritas;
5. Adanya konsistensi perilaku
berntegritas di semua kegiatan
dan proses dorongan
6. Adanya pembelajaran;
atau apresiasi
agar anak ber- peran aktif dalam
dalam mempraktekkan perila- ku
Integritas;
7. Adanya dorongan atau
apresiasi agar anak berpegang
teguh pada prinsip hidup
berperilaku Integritas;atau apresiasi
8. Adanya dorongan
agar anak be- rani
mendeklarasikan diri sebagai
pribadi
9. Adanyaberpe- rilaku Integritas;
konsistensi penerapan
nilai keadilan dalam tata kelola
sekolah seperti bebas dari pung- li,
gratifikasi dalam bentuk apapun.
Tabel 2.2 Indikator Proses Penguatan Integritas
untuk tingkat SMP/ MTs
Ling-
Indikator Kelas Sekola Keluar kung
1. Adanya figur contoh yang h ga an
dapat diteladani oleh anak;
2. Adanya simbol-simbol
(gambar, poster, span- duk, kata-
kata bijak, yel-yel, lagu) yang
mengin- spirasi bersama
3. Adanya kesepakatan perilaku
antara anak dan guru terkait
pengamalan
4. Adanya perilaku berintegritas;
kesepakatan bersama
guru dan orang tua / masyarakat
terkait pengamalan perilaku ber-
integritas;
5. Adanya konsistensi dalam
mempraktekkan perilaku
berintegritas di semua kegiatan
dan proses dorongan
6. Adanya pembelajaran;
atau apresiasi
agar anak ber- peran aktif dalam
mempraktekkan perilaku ber-
integritas;
7. Adanya dorongan atau
apresiasi agar anak mengajak
temannya
8. Adanyaberperilaku
dorongan atau apresiasi
agar anak be- rani
mendeklarasikan diri sebagai
pribadi dengan penerapan
9. Adanya konsistensi perilaku
nilai keadilan dalam tata kelola
sekolah seperti bebas dari
pungli, gratifikasi dalam bentuk

Tabel 2.3 Indikator Proses Penguatan Integritas untuk


tingkatan SMA/ MA/SMK
Ling-
Indikator Kelas Sekola Keluar kung
1. Adanya figur contoh yang h ga an
dapat diteladani oleh peserta
didik;
2. Adanya simbol-simbol
(gambar, poster, span- duk, kata-
kata bijak, yel-yel, lagu) yang
mengin- spirasi
3. Adanya kesepakatan perilaku
bersama
antara peserta didik dan guru
terkait pengamalan perilaku ber-
integritas;
4. Adanya kesepakatan bersama
guru dan orang tua / masyarakat
terkait pengamalan perilaku
berintegritas;
5. Adanya konsistensi dalam
mempraktekkan perilaku
berintegritas di semua kegiatan
dan proses pembelajaran;
Ling-
Indikator Kelas Sekola Keluar kung
6. Adanya dorongan atau h ga an
apresiasi agar peserta didik
berperan aktif dalam
mempraktekkan
7. Adanya dorongan laku
peri- atau
apresiasi agar peserta didik
mengajak temannya berperilaku
berinteg-
8. Adanya ritas;kegiatan deklarasi
penerapan perila- ku berintegritas
secara konsisten di sekolah dan
masyarakat.
9. Adanya konsistensi penerapan
nilai keadilan dalam tata kelola
sekolah seperti bebas dari
pungli, gratifikasi dalam bentuk
Indikator ini bersifat umum. Oleh karena itu, setiap sekolah dapat
mengembang- kan dan menguraikan indikator-indikator tersebut
ke dalam sub-indikator yang lebih mudah diamati, diukur dan
dicapai. Misalnya untuk indikator pertama un- tuk nilai Disiplin,
sebagai berikut:
Tabel 2.4 Indikator Proses Penguatan Integritas dan
contoh sub-indika- tor untuk Jenjang
SMA/MA/SMK
NILAI INDIKATOR SUB-INDIKATOR
DISIPLIN Adanya figur • Guru tidak pernah terlambat hadir di
contoh yang
dapat kelas;
diteladani oleh • Guru tidak pernah terlambat hadir
anak; dalam kegiatan apapun di sekolah;
• Selalu tepat waktu dalam memenuhi
janji;
• Memulai kegiatan tepat waktu;
2. Adanya • Ruang kelas terjaga kebersihannya
sim- sepanjang waktu;
bol-simbol • Terpampang kata motivasi di
(gambar, dinding kelas dengan penempatan
poster, yang tepat;
spanduk,
kata-kata
bijak) yang • Kelas punya yel-yel integritas;
menginspirasi • Berdoa dengan narasi memohon
perila- ku dijaga agar senan- tiasa
berintegritas. berintegritas;
Dan indikator
Indikator di atas adalah indikator yang menunjukkan bahwa
proses penguatan integritas berjalan atau tidak, konsisten atau
tidak. Selain nilai Disiplin, anda dapat mengembangkan sub-
indikator untuk nilai integritas lainnya seperti Jujur,
Tanggungjawab, Peduli dan lainnya. Pada akhirnya satu indikator
dan sub in- dikator akan ada irisan atau bahkan sama antara satu
nilai dengan nilai lainnya.
Selain indikator keterlaksanaan proses, terdapat indikator lain
yang perlu terus dicermati yaitu tanda-tanda apakah peserta didik
sudah menunjukkan perilaku berintegritas atau belum. Ini dibahas
pada bagian berikut.

c. Indikator Pencapaian Perilaku Berintegritas


Berdasarkan proses pembelajaran yang dilakukan, secara periodik
dapat dilihat apakah peserta didik sudah menunjukkan tanda-
tanda memahami, meyakini, mempraktekkan, dan mengamalkan
perilaku integritas secara konsisten atau be- lum. Pencapaian
perilaku berintegritas pada tiap jenjang berbeda karena sesuai
perkembangan usia.
Berikut indikator perilaku berintegritas pada peserta didik
pendidikan dini, dasar dan menengah dibedakan karena
perkembangan usia dan psikologis.

1) Indikator Perilaku Berintegritas PAUD/SD/MI


Kelas 1-3
Dari kegiatan penguatan integritas, anak kelas 1 s.d. 3 SD/MI
diharapkan dapat mengenali, meyakini, dan mempraktekkan
secara sederhana perilaku berintegritas. Contoh indikator yang
dapat dilihat dalam diri peserta didik adalah sebagai berikut:
; Mengenali dengan tepat perilaku berintegritas dalam hidup
manusia (ju- jur, tanggung jawab, disiplin, peduli, dan nilai
terkait lainnya);
; Memberikan contoh dengan tepat praktek perilaku
berintegritas;
; Menceritakan dengan tepat tentang perlunya perilaku
berintegritas da- lam keseharian;
; Menunjukkan dengan tepat contoh praktek perilaku
berintegritas dalam keseharian;
; Menunjukkan dengan tepat contoh praktek perilaku
berintegritas dalam beragam kegiatan;
; Secara alamiah mempraktekkan perilaku berintegritas dalam
keseharian di sekolah;
; Secara alamiah merespon perilaku tidak berintegritas
dalam keseharian di sekolah.
2) Indikator Perilaku Berintegritas SD/MI Kelas 4-6
Dari kegiatan penguatan integritas, anak kelas 4 s.d. 6 SD/MI
diharapkan dapat mengenali, meyakini, dan mempraktekkan
secara sederhana perilaku berintegritas. Contoh indikator yang
dapat dilihat dalam diri peserta didik adalah sebagai berikut:
; Menjelaskan manfaat perilaku berintegritas (jujur,
bertanggung jawab, disiplin, dan peduli) untuk diri pribadi
dan orang lain;
; Menunjukkan dengan tepat contoh perilaku berintegritas
dalam kehidu- pan sehari-hari di masyarakat;
; Memberikan contoh dengan tepat praktek perilaku tidak
berintegritas di sekolah dan masyarakat;
; Memberikan contoh cara menghindari perilaku tidak
berintegritas di se- kolah dan masyarakat;
; Menceritakan dengan tepat tentang perlunya perilaku
berintegritas da- lam keseharian;
; Secara alamiah mempraktekkan perilaku berintegritas dalam
keseharian di sekolah dan lingkungan;
; Secara alamiah merespon perilaku tidak berintegritas
dalam keseharian di sekolah dan lingkungan.

3) Indikator Perilaku Berintegritas di SMP/MTs


Dari kegiatan penguatan integritas, anak SMP/MTs diharapkan
dapat mema- hami, meyakini, dan mempraktekkan secara
konsisten perilaku berintegritas di kelas, sekolah dan teman
bermain. Contoh indikator yang dapat dilihat dalam diri
peserta didik adalah sebagai berikut:
; Menyebutkan dengan tepat nilai pembentuk perilaku
integritas dan manfaatnya untuk diri pribadi dan sosial;
; Menjelaskan dengan pemahaman yang benar mengenai
perilaku korup- tif dan cara pencegahannya oleh diri
pribadi;
; Memberikan contoh dengan tepat praktek perilaku
berintegritas di se- kolah dan masyarakat;
; Memberikan contoh dengan tepat praktek perilaku tidak
berintegritas di sekolah dan masyarakat;
; Menceritakan dengan tepat tentang perlunya perilaku
berintegritas da- lam keseharian;
; Mempraktekkan perilaku berintegritas secara konsisten
di manapun, kapanpun dan dalam kondisi bagaimanapun;
; Secara alamiah mempraktekkan perilaku berintegritas dalam
keseharian di sekolah dan lingkungan;
; Secara alamiah memberikan respon penolakan terhadap
perilaku tidak berintegritas dalam keseharian di sekolah dan
lingkungan.

4) Indikator Perilaku Berintegritas di SMA/MA/SMK


Dari kegiatan penguatan integritas, peserta didik
SMA/MA/SMK diharap- kan dapat memahami, meyakini, dan
mempraktekkan secara konsisten peri- laku berintegritas di
manapun, kapanpun, dan dalam situasi bagaimanapun. Contoh
indikator yang dapat dilihat dalam diri peserta didik adalah
sebagai berikut:
; Secara alamiah mempraktekkan perilaku berintegritas dalam
keseharian di manapun, kapanpun dan dalam kondisi
bagaimanapun;
; Secara alamiah merespon penolakan terhadap perilaku
tidak berin- tegritas dalam keseharian di manapun,
kapanpun dan dalam kondisi bagaimanapun;
; Memberikan contoh dengan tepat praktek perilaku
berintegritas di se- kolah dan masyarakat;
; Memberikan contoh dengan tepat praktek perilaku tidak
beintegritas di sekolah dan masyarakat;
; Menjelaskan dengan pemahaman yang benar cara
pencegahan perilaku tidak berintegritas (perilaku koruptif)
oleh diri sendiri;
; Menjelaskan dengan rinci berbagai aspek tindak pidana
yang terjadi aki- bat perilaku tidak berintegritas yang terjadi
serta berbagai upaya pem- berantasannya;
; Menguraikan penyebab tindak pidana yang terjadi akibat
perilaku tidak berintegritas yang terjadi serta solusi
pencegahannya;
; Memahami tugas dan fungsi lembaga-lembaga yang terkait
dengan pe- nguatan integritas di Indonesia.
4. Data dan Dokumentasi Tahapan Penguatan Integritas
Proses penguatan integritas harus dicatat, didata dan didokumentasikan
secara oten- tik, terutama dalam dua hal: (1) memastikan bahwa
proses berjalan atau tidak, kon- sisten atau tidak; (2) memastikan
bahwa perilaku peserta didik sebagai hasil dari proses yang
dilakukan mengalami perkembangan atau sebaliknya. Pendataan atau
pendokumentasian ini merupakan upaya untuk menjaga validitas dan
objektivitas pencapaian perilaku berintegritas secara terukur atau
teramati. Hal ini untuk meng- hindari justifikasi subjektif yang
mungkin timbul.
Bagi manajemen sekolah, pendokumentasian terhadap proses ini
bermanfaat untuk memastikan proses penguatan integritas berjalan
atau tidak, konsisten atau tidak. Hasilnya digunakan untuk
memperbaiki proses selanjutnya.
Bagi guru, pendokumentasikan dapat digunakan sebagai bahan refleksi
untuk mem- perbaiki tiga hal utama, yakni: (1) memperbaiki kualitas
diri pribadi guru sebagai teladan; (2) memperbaiki suasana
berintegritas dalam setiap aktivitas; dan (3) mem- perbaiki proses
pembelajaran sebagai wahana penguatan integritas.
Bagi peserta didik, pendokumentasian ini menjadi bahan refleksi diri
untuk menya- dari dan meyakini perlunya integritas bagi kebaikan
dirinya. Juga untuk memper- baiki konsistensi. Dengan demikian,
peserta didik dapat menyadari dan meyakini bahwa perilaku
berintegritas merupakan kebutuhan bagi dirinya, bukan paksaan
atau pamrih untuk mendapatkan nilai baik, pujian atau menghindari
hukuman.
Berikut contoh format pendokumentasian untuk keterlaksanaan
proses penguatan integritas dalam satu periode (mingguan
Ling-atau
Indikator Kelas Sekolah Keluarga
kungan
bulanan), sebagai berikut:
1. Adanya figur contoh yang dapat Sebagi-Tidak Belum Belum
diteladani oleh anak; an
2. Adanya simbol-simbol (gambar, poster, Ada, Ada Belum Belum
KETERLAKSANAAN
spanduk, kata-kata bijak, yel-yel, lagu, danPROSES
kurang PENGUATAN
,kurang
lainnya) yang menginspirasi perilaku
berinteg- ritas;
3. Adanya kesepakatan bersama antara anak Belum Belum
dan guru terkait pengamalan perilaku
berinte- gritas;
INTEGRITAS Minggu ke 2 Bulan Februari 2020
Ling-
Indikator Kelas Sekola Keluarga kung
4. Adanya kesepakatan h Ada, an
Belum
bersama guru dan orang tua / belum
masyarakat terkait pengamalan ditindak
per-
5. Adanya konsistensi dalam Belum Belum la-
ilaku berintegritas; juti
Belum Belum
mempraktekkan perilaku
berintegritas di semua kegiatan
dan
6. proses
Adanyapembelajaran;
dorongan atau Ada Ada Belum Belum
apresiasi agar anak berperan
aktif dalam mempraktekkan
perilaku
7. Adanya berintegritas;
dorongan atau Belum Belum Belum Belum
apresiasi agar anak mengajak
temannya
8. Adanya berperilaku
dorongan atau Belum Belum Belum Belum
apresiasi agar anak berani
mendeklarasikan diri sebagai
pribadi dengan penerapan
9. Adanya konsistensi perilaku
Belum belum
nilai keadilan dalam tata kelola
sekolah seperti bebas dari
pungli, gratifikasi
Kesimpulan dalam bentuk
: Keterlaksanaan belum optimal, perlu dikuatkan kembali
kesadaran semua warga sekolah untuk mewujdukan suasana
berintegritas. Perlu dilakukan penguatan agar pada pekan berikutnya
men- galami perbaikan.
Berikut contoh format pendokumentasian untuk ketercapaian hasil
perilaku berintegri- tas dalam proses pembelajaran, sebagai berikut:

CONTOH PENDOKUMENTASIAN
PERKEMBANGAN PERILAKU BERINTEGRITAS SD
KELAS IV
Nilai: Jujur
Minggu ke 2 Februari 2020
Nama
No. Nilai Indikator
A B C D Dst
1. Jujur Menjelaskan manfaat v v v v
Menunjukkan dengan
tepat con- toh-contoh v v v v
perilaku jujur dalam ke-
hidupan
Memberikan sehari-hari di
contoh
dengan tepat praktek v v v
perilaku jujur di sekolah
dan masyarakat;
Memberikan contoh cara
menghindari perilaku v v
jujur di sekolah dan
masyar- akat;
Menceritakan dengan
tepat tentang perlunya v v
perilaku jujur dalam ke-
seharian;
Nama
No. Nilai Indikator
A B C D Dst
Secara alamiah
mempraktekkan peri- laku v
jujur dalam keseharian di
sekolah dan lingkungan;
Secara alamiah menolak
perilaku tidak jujur dalam v
keseharian di sekolah dan
lingkungan.
Kesimpulan: Siswa A: sudah menunjukkan konsistensi di semua
indikator --> Perlu dijaga konsistensi dengan
menguatkan prinsip dan keyakinan
Siswa D: baru dapat menjelaskan apa itu jujur tapi
belum menunjukkan konsis- tensi pada semua indikator
Selain pada nilai integritas, penguatan juga dilakukan dalam proses
pembelajaran melalui mata pelajaran. Pendokumentasian pada mapel
harus dilakukan dengan me- nerapkan nilai integritas seperti jujur,
tanggungjawab, disiplin, dan peduli secara konsisten. Contoh
pendokumentasian pencapaian kompetensi pada Mata Pelajaran
PPKN kelas VII, sebagai
berikut:
No Indikator Ketercapaian Kompetensi Instrumen Tindak Lanjut
1 Menyebutkan norma-norma yang Daftar ceklist
berlaku dalam kehidupan ber- Guru
masyarakat; melakukan
2 Merinci norma-norma yang berlaku tindakan
dalam kehidupan bermas- yarakat berdasar-
secara rinci dan tepat; kan capaian
sesuai
3 Membedakan norma-norma yang indikator
berlaku dalam kehidupan ber-
masyarakat dengan norma-norma
lainnya;
4 Mencontohkan norma-norma yang
berlaku dalam kehidupan
bermasyarakat untuk mewujudkan
keadilan
5 Menjelaskan perlunya perilaku sesuai
norma-norma yang berla- ku dalam
kehidupan bermasyarakat untuk
mewujudkan keadilan
6 Menaati norma-norma yang berlaku Rubrik
dalam kehidupan bermas- yarakat
untuk mewujudkan keadilan
7 Mempresentasikan perlunya perilaku Rubrik
sesuai norma-norma yang berlaku
dalam kehidupan bermasyarakat untuk
mewujudkan keadilan
8 Mengampanyekan perlunya perilaku
sesuai norma-norma yang berlaku
dalam kehidupan bermasyarakat untuk
mewujudkan keadilan
Indikator Pencapaian
N Na Kelas Ke
1 2 3 4 5 6 7 8
o1 ma
Antonius VI t
2 Bony VI
3 Cindy VI
4 Enok VI
5 Halimah VI
6 John VI
Indikator Pencapaian
No Nam Kelas Ket
1 2 3 4 5 6 7 8
a
7 Suparman VI
8 Wati VI

CONTOH RUBRIK
No Paramet Sangat Bai Cukup Kurang
1 Penampilan er Baik k
2 Gaya Bicara
3 Alur Bicara
4 Penguasaan Materi
5 Penguasaan audiens

D. FORUM DISKUSI

Diskusikan kasus-kasus berikut dan buat rumusan bagaimana semestinya


menurut pen- dapat dan keyakinan anda:
1. Dalam proses penguatan integritas, apakah dapat berjalan apabila guru
tidak menun- jukkan perilaku berintegritas? Rumuskan solusi
semestinya guru seperti apa?
2. Selama ini dokumen perencanaan lebih banyak berfungsi sebagai
administrasi saja.
Masih banyak guru tidak mau merancang perencanaan sendiri,
mereka hanya men- jiplak dari perencanaan yang sudah ada.
Akibatnya rencana dan hasil yang ingin di- capai tidak sesuai.
Mengapa ini terjadi? Sampai kapan kita harus begini? Bagaimana jalan
keluar dari pola pikir demikian? Seperti apa perencanaan yang baik?
Apa akibat jangka panjang dari kebiasaan guru menjiplak dokumen
perencanaan? Deskripsikan akibat yang terjadi.
3. Diskusikan bentuk dokumen rencana, materi, bahan, alat, dan
instrumen penilaian yang dibutuhkan dalam kegiatan penguatan
integritas peserta didik. Bagaimana ben- tuk rancangan perencanaan
yang kreatif, inovatif, sesuai dengan kemampuan dan kondisi yang
ada, kebutuhan anak dan kearifan lokal;
4. Rumuskan cara untuk mendata perkembangan perilaku peserta
didik selama pe- nguatan integritas. Profil anak seperti apa yang
semestinya terbentuk? Bagaimana jika tidak terbentuk?
III. PENUTUP

A. R ANGKUMAN

• Perilaku berintegritas bersumber dari dorongan keyakinan yang


kuat. Tahapan penguatan dilakukan dengan pemahaman,
penyadaran, menguatkan keyakinan, pengamalan dan pembiasaan
yang konsisten dan deklarasi. Tahapan tidak perlu ber- urut melainkan
dapat berlangsung simultan;
• Penguatan integritas dapat dilakuan dalam beragam aktivitas
yang utamanya memunculkan pemahaman, penyadaran, penguatan
keyakinan, dan praktek pembi- asaan atas kesadaran sendiri.
• Dua hal utama dalam penguatan integritas adalah “mewujudkan
suasana berinte- gritas baik di kelas dan sekolah, dalam jangkauan
kendali guru” dan “melakukan penguatan integritas dalam semua
aktivitas pembelajaran baik dalam tema, mata pelajaran, proyek,
ekstrakurikuler, dan aktivitas lainnya.
• Perencanaan penguatan integritas mutlak dilakukan sendiri oleh
guru dan bukan menjiplak. Perencanaan mengacu pada kondisi
peserta didik, kondisi satuan pen- didikan dan konteks lokal.
• Penguatan integritas harus didokumentasikan, dengan melakukan
pencatatan data otentik mengenai dua hal: (1) memastikan bahwa
proses berjalan atau tidak, konsis- ten atau tidak; (2) memastikan
bahwa perilaku peserta didik sebagai hasil dari proses yang dilakukan
mengalami perkembangan atau sebaliknya.
B.TES FORMATIF

Tuliskan jawaban anda yang menggambarkan solusi dari


kasus berikut:
Kasus: Anda seorang guru muda berintegritas. Anda diangkat menjadi
guru di sekolah di mana lingkungan masyarakat tidak begitu peduli
pada pendidikan. Kerap terjadi tawuran, pergaulan bebas, bahkan
bullying. Sementara para guru senior merasa tidak ada lagi upaya
memperbaiki keadaan. Lagi pula hal itu di luar tugasnya sebagai guru
bidang studi. Terlebih akan menyita waktu, energi dan perhatian. Ada
juga guru seni- or yang peduli tapi mereka terkucil. Terdapat grup-grup
di kalangan guru yang saling bertentangan. Sebagai guru berintegritas,
anda menguatkan tekad untuk memperbaiki keadaan dengan perencanaan
yang matang.

Pertanyaan:
1. Buat pengondisian kelas sebagai penguatan integritas, sebagai berikut:
a. Jika anda guru kelas, susun perencanaan yang rapi terukur untuk
satu hari ke- giatan pembelajaran sesuai landasan dan prinsip
penguatan integritas.
b. Jika anda guru mapel susun rangkaian pembelajaran dalam satu
kali pertemuan agar peserta didik terkondisi untuk mengamalkan
perilaku berintegritas dalam pembelajaran yang anda lakukan
sesuai landasan dan prinsip penguatan inte- gritas.
2. Buat rencana penguatan integritas berikut:
a. Buat rencana penguatan integritas untuk satu semester di kelas
anda (atau di mapel yang anda ampu) berupa aktivitas harian,
mingguan, bulanan dan satu se- mester. Dokumen rencana dibuat
inovatif dan bebas sesuai dengan kemampuan;
b. Buat rencana penguatan integritas inovatif di sekolah di mana
suasana di se- kolah sangat tidak mendukung upaya praktek
berintegritas yang dilakukan;
3. Buat RPP tema/mapel secara singkat yang memuat tahapan
pembelajaran, indikator, alat bahan dan instrumen penilaian. Dalam
tahapan yang dilakukan munculkan ke- giatan dirancang konsisten
dengan penguatan integritas.
Penguatan Integritas: Modul Belajar Mandiri bagi Program PPG 63
Halaman ini Sengaja dikosongkan

64 Penguatan Integritas: Modul Belajar Mandiri bagi Program PPG

Anda mungkin juga menyukai