Anda di halaman 1dari 7

Nama : Wahyu Kusuma Dewi

Prodi : Sarjana Terapan Kebidanan

Semester :2

Disusun untuk memenuhi tugas Fisika Kesehatan

Dosen : Dr. H. Hakim Sorimuda Pohan, Sp.OG


Mekanisme Tubuh Manusia dalam mempertahankan temperatur yang stabil

Suhu tubuh normal setiap orang berbeda-beda di samping itu pada seseorang yang
sehat pun dalam satu hari suhu tubuhnya dapat berubah-ubah, tetapi orang yang sehat 
dapat menyesuaikan suhu badannya dengan aktivitas fisik dan perubahaan suhu di
sekitarnya, sehingga tidak  ada perubahan suhu badan yang berarti. Variasi temperatur
normal ini dipengaruhi oleh faktor umur, faktor kelamin, faktor lingkungan, faktor panjang
waktu siang dan malam, faktor makanan yang dikonsumsi dan faktor jenuh pencernaan air.
Pada semua orang , maka suhu badannya akan menunjukkan  fluktuasi selama 24
jam. Suhu badan yang tertinggi terdapat pada jam 5-6 sampai jam 7-10 malam(meningkat
pada sore hari menjelang malam/meningkat pada sore hari ). Suhu badan yang terendah
terdapat pada jam 2 sampai jam 4-6 pagi (turun setelah tengah malam menuju
subuh/rendah pada pagi hari). Dan pada waktu penderita demam maka suhu badannya
lebih tinggi dari suhu malam hari. Seseorang dikatakan demam bila suhu tubuh di antara
pukul 00.00-12.00 lebih dari 37,2 derajat C dan diantara pukul 12.00-24.00 lebih dari 37,5-
37,7 derajat C.
Pada anak usia kurang dari 12 tahun, suhu tubuh waktu malam hari sering lebih
tinggi, rata-rata 37,4oC.

Variasi suhu tubuh normal pada anak :


 Bayi umur kurang dari 6 bulan , variasi suhu tubuhnya sangat kecil setiap hari.
 Bayi 6 bulan sampai 2 tahun variasi perhari sekitar 1 derajat.
 Variasi suhu tubuh per hari berangsur-angsur meningkat sekitar 2 derajat sampai
umur 6 tahun.
 Kenaikan suhu ½ derajat atau sedikit meningkat dapat terjadi setelah aktifitas ,
setelah mandi air panas , anak menangis, setelah makan atau cemas.

Pada wanita menjelang ovulasi suhu badan akan turun ( hari ke-12 dan 13 siklus
haid ), dan kurang  dalam 24 jam sesudah ovulasi suhu badan basal naik lagi sampai tingkat
lebih tinggi sampai akan terjadi haid . Suhu basal yang sesudah ovulasi  tetap tinggi terus
antara 37,2˚ C - 37˚,8 ˚ C adalah salah satu tanda adanya kehamilan.
Mengetahui Masa Subur dengan Mengukur Suhu
Cara untuk menentukan adanya ovulasi (keluarnya sel telur)  dengan cara
pengukuran suhu basal badan. Syarat menentukan masa subur dengan pengukuran suhu
tubuh adalah :
 Suhu badan diukur mulai berhentinya haid, segera setelah bangun pagi (awaking
temperature) sebelum bergerak dari tempat tidur, makan atau minum tiap
hari(sebelum melakukan aktivitas).
 Suhu tubuh tidak dalam keadaan demam
 Tidak tidur di dekat lampu yang sangat panas atau dengan AC yang sangat dingin
 Dikerjakan setiap hari pada jam yang sama selama tiga bulan. Kalau suhu badan
kacau, susah mengukurnya dan pemeriksaan pun gagal

Alat dan cara pengukuran :


 Gunakan thermometer yang dimasukkan ke dalam mulut (dimasukkan di bawah
lidah) atau dubur (rektum) bukan yang dijepit di ketiak.
Dapat digunakan termometer khusus untuk mengukur suhu badan basal.
 Letakkan termometer di bawah lidah selama 5-6 menit
 Tutup mulut selama pengukuran berlangsung.
 Catatlah perubahan suhu yang terjadi setiap hari.
 Hasil pencatatan dicatat pada kurve.
 Jangan lupa untuk  menghubungkan catatan hari ini dengan hari-hari berikutnya ,
sehingga membentuk kurva.

Hasil pencatatan :
a) Siklus Ovalatoar : Suhu badan bersifat bifasis yakni pada fase proliferasi suhu pada
tingkat rendah dan pada fase sekresi pada tingkat yang lebih tinggi. Suhu yang
paling rendah ialah pada saat LH surge untuk naik sesudah ovulasi.
Selisih suhu sebelum ovulasi dengan sesudahnya paling sedikit 0,4 derajat Celcius.
b) Siklus Anovalatoar : Tidak terjadi kenaikan suhu tubuh. Terjadi pada siklus
anovulatoar suhu basal, yaitu bersifat monofasis. Yaitu tidak terjadi kenaikan suhu
tubuh, bisa berarti tidak terjadi masa subur karena tidak adanya korpus luteum yang
akan memproduksi progesterone.

Kenaikan suhu tubuh terus berlangsung setelah masa subur (kenaikan suhu lebih
dari 19 hari), pertanda/menunjukkan kemungkinan dimulainya kehamilan/telah terjadi
konsepsi. Karena jika sel telur berhasil dibuahi, berarti korpus luteum akan terus
memproduksi hormone progesteon. Dengan demikian , suhu tubuh tetap tinggi.
1. Mekanisme tubuh berkeringat
Kelenjar keringat diperlihat dalam bentuk tubular yang dibagi menjadi 2 bagian 
1. Bagian yang bergelung di subdermis dalam menyekresi keringat 
2. Bagian duktus yang berjalan keluar melalui dermis dan epidermis kulit.
Seperti juga pada kelenjar lainnya, bagian sekretorik kelenjar keringat menyekresi
cairan yang disebut dengan secret primer /secret prekusor, kemudian konsemtrasi zat dalam
cairan tersebut dimodifikasi sewaktu cairan mengaliri duktus. Sekret prekusor adalah hasil
sekresi aktif dari sel-sel epitel yang melapisi bagian yang bergelung dari kelenjar keringat.
Serabut saraf simpatis kolinergik berakhir pada /dekat sel-sel kelenjar yang megeluarkan
secret tersebut. Komposisi secret prekusor mirip dengan yang terdapat dalam plasma,
namun tidak mengandung protein plasma. Konsentrasi natrium sekitar 142 mEq/L dan
klorida sekitar 104 mEq/L, dengan konsentrasi zat terlarut dlain yang lebih kecil bila
dibandingkan di dalam plasma.
Sewaktu larutan ini mengalir di bagian duktus kelenjar, larutan ini mengalami
modifikasi melalui reabsorbsi sebagian besar ion natrium dan klorida. Tingkat reabsorbsi ini
bergantung pada kecepatan berkeringat. Apabila kelenjar keringat hanya sedikit dirangsang,
cairan prekusor mengalir melalui duktus dengan lambat. Dalam hal ini, pada dasarnya
semua ion natrium dan klorida direabsorbsi, dan konsentrasi maisng-masing ion ini menurun
menjadi 5mEq/L. Hal ini mengurangi tekanan osmotic cairan keringat tersebut hingga nilai
yang sangat rendah sehingga sebagian besar cairan kemudian juga direbsorbsi, yang
memekatkan sebagian besar kandungan unsure lainnya.
Oleh karena itu pada kecepatan berkeringat yang rendah, kandungan unsure seperti
urea, asam laktat, dan ion kaium biasanya konsentrasinya sangat tinggi. Sebaliknya apabila
kelenjar keringat dirangsang dengan kuat oleh system saraf simpatis, secret prekusor
dibentuk dalam jumlah yang banyak, dan duktus kini hanya mereabsorbsi natrium klorida
dalam jumlah yang lebih sedikit dari setengahnya, konsentrasi ion-ion natrium dan klorida
kemudian biasanya meningkat (pada orang yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan
iklim) sampai tingkat maksimum sekitar 50 sampai 60 mEq/L, sedikit lebih rendah dari
setengah konsentrasinya di dalam plasma. Lebih lanjut lagi, keringat mengalir melalui
tubulus kelenjar begitu cepatnya, sehingga sedikit air yang direabsorbsi.
Oleh karena itu, konsentrasi unsure terlarut lainnya dari keringat hanya sedikit
meningkat, urea menjadi sekitar dua kali dari plasma, asam laktat sekitar 4 kali dari plasma,
dan kalium sekitar 1,2 kali. Bila orang belum menyesuaikan diri dengan iklim panas, ia akan
mengalami kehilangan natrium klorida di dalam keringat dalam jumlah yang bermakna.
Kehilangan elektrolit akan jauh lebih sedikit, meskipun kemampuan berkeringat telah
ditingkatkan, bila orang telah terbiasa dengan iklim tersebut.

2. Mekanisme Tubuh Menggigil


Demam adalah peningkatan titik patokan (set-point) suhu di hipotalamus. Dengan
meningkatkan titik patokan tersebut, maka hipotalamus mengirim sinyal untuk mningkatkan
suhu tubuh. Tubuh berespons dengan menggigil dan meningkatkan metabolisme
basal. Demam timbul sebagai respons terhadap pembentukan interleukin-1, yang disebut
pirogen endogen. Interleukin-1 dibebaskan oleh neutrofil aktif, makrofag, dan sel-sel yang
mengalami cedera. Interlekin-1 tampaknya menyebabkan panas dengan menghasilkan
prostaglandin yang merangsang hipotalamus. Bila pengeluaran panas melebihi pemasukan
panas, maka termostat ini akan berusaha menyeimbakan suhu tersebut dengan cara
memerintahkan otot-otot rangka kita untuk berkontraksi(bergerak) guna menghasilkan panas
tubuh. Kontraksi otot-otok rangka ini merupakan mekanisme dari menggigil.
Contohnya, seperti saat kita berada di lingkungan pegunungan yang hawanya dingin,
tanpa kita sadari tangan dan kaki kita bergemetar (menggigil). Hal ini dimaksudkan agar
tubuh kita tetap hangat. Karena dengan menggigil itulah, tubuh kita akan memproduksi
panas. Hal diatas tersebut merupakan proses fisiologis (keadaan normal) yang terjadi dalam
tubuh kita manakala tubuh kita mengalamiperubahan suhu. Lain halnya bila tubuh
mengalami proses patologis (sakit). Proses perubahan suhu yang terjadi saat tubuh dalam
keadaan sakit lebih dikarenakan oleh toksis (racun) yang masuk kedalam tubuh. Umumnya,
keadaan sakit terjadi karena adanya proses peradangan (inflamasi) di dalam tubuh.
Proses peradangan itu sendiri sebenarnya merupakan mekanisme pertahanan dasar
tubuh terhadap adanya serangan yang mengancam keadaan fisiologis tubuh. Proses
peradangan diawali dengan masuknya racun kedalam tubuh kita. Contoh racun yang paling
mudah adalah mikroorganisme penyebab sakit. Mikroorganisme (MO) yang masuk ke dalam
tubuh umumnya memiliki suatu zat toksin/racun tertentu yang dikenal sebagai pirogen
eksogen. Dengan masuknya MO tersebut, tubuh akan berusaha melawan dan
mencegahnya yakni dengan memerintahkan tentara pertahanan tubuhantara lain berupa
leukosit, makrofag, dan limfosit untuk memakannya (fagositosit).
Dengan adanya proses fagositosit ini, tentara-tentara tubuh itu akan mengelurkan
senjata berupa zat kimia yang dikenal sebagai pirogen endogen (khususnya interleukin 1/
IL-1) yang berfungsi sebagai anti infeksi. Pirogen endogen yang keluar, selanjutnya akan
merangsang sel-sel endotel hipotalamus (sel penyusun hipotalamus) untuk mengeluarkan
suatu substansi yakni asam arakhidonat. Asam arakhidonat bisa keluar dengan adanya
bantuan enzim fosfolipase A2. 
Proses selanjutnya adalah, asam arakhidonat yang dikeluarkan oleh hipotalamus
akan pemacu pengeluaran prostaglandin (PGE2). Pengeluaran prostaglandin pun berkat
bantuan dan campur tangan dari enzim siklooksigenase (COX). Pengeluaran prostaglandin
ternyata akan mempengaruhi kerja dari termostat hipotalamus. Sebagai kompensasinya,
hipotalamus selanjutnya akan meningkatkan titik patokan suhu tubuh (di atas suhu normal).
Adanya peningkatan titik patakan ini dikarenakan mesin tersebut merasa bahwa suhu tubuh
sekarang dibawah batas normal. Akibatnya terjadilah respon dingin/ menggigil. Adanya
proses mengigil ini ditujukan utuk menghasilkan panas tubuh yang lebih banyak. Adanya
perubahan suhu tubuh di atas normal karena memang setting hipotalamus yang mengalami
gangguan oleh mekanisme di atas inilah yang disebut dengan demam atau febris. Demam
yang tinggi pada nantinya akan menimbulkan manifestasi klinik (akibat) berupa kejang
(umumnya dialami oleh bayi atau anak-anak yang disebut dengan kejang demam)
Suhu Tubuh Normal Tidak ada suhu inti yang dianggap normal, karena pengukuran
yang dilakukan sebagian besar orang yang sehat memperlihatkan rentang suhu normal
yang diukur per oral, mulai dari dibawah 97ºF (36ºC) sampai lebih dari 99,5ºF (37,5ºC).
Suhu inti normal secara rata-rata umum adalah antara 98ºF dan 98,6ºF bila diukur per oral,
dan kira-kira 1ºF lebih tinggi bila diukur per rectal.
Suhu Inti dan Suhu Kulit Suhu dari tubuh bagian dalam yaitu “inti” dari tubuh
dipertahankan sangat konstan, sekitar ±1ºF (±0,6ºC) dari hari ke hari, kecuali bila seseorang
mengalami demam. Bahkan pada organ yang telanjang dapat terpajan dengan suhu yang
rendah 55ºF atau suhu yang tinggi sampai 130ºF dalam udara kering, dan tetap dapat
mempertahankan suhu inti yang hamper mendekati konstan. Mekanisme pengaturan suhu
tubuh menggambarkan system pengendalian yang dibuat sangat baik. Suhu kulit berbeda
dengan suhu inti, dapat naik turun sesuai suhu lingkungan. Suhu kulit merupakan suhu yang
penting apabila kita merujuk pada kemampuan kulit untuk melepaskan panas ke lingkungan.
Tindakan yang dilakukan oleh Mekanisme Tubuh
1. Konduksi
Kehilangan/perolehan panas melalui permukaan tubuh ke benda-benda lain yang
bersinggungan dengan tubuh, di mana terjadi pemindahan panas secara langsung antara
tubuh dengan objek pada suhu yang berbeda(dengan jalan kontak langsung). Dibandingkan
dengan posisi berdiri, orang dengan posisi tidur dengan permukaan kontak akan melepas
panas lebih banyak melalui konduksi.
Proses ini pun tergantung dari perbedaan suhu badan dan sekitarnya. Kecepatan
pelepasan panas melalui proses konduksi berlangsung amat cepat, yang terjadi melalui
mekanisme suplai darah yang alamiah. Bila arteriole membuka lebar maka suhu kulit 
kurang lebih sama dengan suhu tubuh, sebaliknya pengurangan aliran darah sampai jumlah
yang minimal, yang masih dibutuhkan untuk suplai kebutuhan nutritif, akan menghasilkan
suhu kulit yang mendekati suhu sekitar tubuh. Ini adalah kenyataan daripada variasi suplai
darah alamiah dalam pengaturan suhu tubuh. Bila dibutuhkan pelepasan panas yang lebih
banyak maka darah akan dialirkan ke kulit. Dan sebaliknya bila pelepasan panas ingin
ditekan maka aliran darah ke kulit akan dikurangi. 
Perolehan panas melalui metoda konduksi dapat berupa :
 Kantong air panas/botol berisi air panas
 Handuk panas
 Electric pads (Caranya melingkari kawat elemen panas yang dibungkus
asbes atau                plastik. Untuk amannya dilengkapi dengan termostat.)

2. Konveksi
Konveksi adalah perpindahan kalor/panas melalui suatu zat yang disertai
perpindahan partikel-partikel zat itu. Pemindahan panas melalui pergerakan udara atau
cairan yang meliputi permukaan kulit. Sejumlah kecil konveksi hampir selalu terjadi sekitar
tubuh karena kecenderungan udara yang dekat kulit bergerak ke atas waktu udara tersebut
dipanaskan. Oleh karena itu, orang telanjang dada yang duduk dalam ruangan yang sejuk
tanpa pergerakan udara yang nyata tetap kehilangan 12% panasnya dengan konduksi ke
udara dan kemudian dibawa menjauhi tubuh oleh arus konveksi.

3. Evaporasi
Evaporasi adalah kehilangan panas tubuh sebagai akibat penguapan air melalui kulit
dan paru-paru, dalam bentuk berubahnya cairan menjadi gas.  Bila air menguap dari
permukaan tubuh , 0,58 Kalori panas hilang untuk setiap gram(cc) air yang
menguap. Sejumlah kecil air berdifusi melalui kulit sepanjang waktu dan kemudian diuapkan
dari permukaan. Evorasi juga secara terus menerus berlangsung melalui sistem respirasi
karena udara respirasi dijenuhkan dengan uap air.
Oleh karena itu dapat dimengerti bahwa pelepasan dengan cara ini juga tetap
berlangsung pada cuaca dingin. Kehilangan panas yang hebat sekali juga dapat terjadi
hanya dengan pengeluaran keringat. Evaporasi yang terjadi melalui kulit , cairan yang hilang
sekitar 800 ml (30-50 ml/jam). Sedangkan evaporasi melalui sistem pernapasan terjadi
melalui udara yang diekspirasikan, cairan yang hilang sekitar 400 ml/hari.

4. Radiasi
Radiasi adalah kehilangan /perolehan panas melalui radiasi adalah
kehilangan/perolehan dalam bentuk gelombang panas. Proses radiasi tergantung dari
perbedaan suhu antara kulit dan obyek sekitarnya. Tubuh manusia menyebarkan
gelombang panas ke segala penjuru. Gelombang panas juga dipancarkan dari benda-benda
di sekitar ke tubuh . Tetapi bila suhu tubuh lebih besar dari suhu lingkungan, panas tubuh ini
akan dipancarkan keluar dari tubuh lebih besar daripada yang dipancarkan ke tubuh.
Kehilangan panas karena radiasi ini dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Makin rendah
suhu lingkungan makin besar panas tubuh yang hilang dan bila suhu tubuh makin mendekati
suhu lingkungan, kehilangan panas yang terjadi makin kecil. Selain dipengaruhi oleh hal
tersebut, radiasi juga dipengaruhi oleh kelembaban udara, makin tinggi kelembaban,
kehilangan panas makin berkurang. Radiasi merupakan penyebab kehilangan panas
terbesar pada penderita yang menjalani operasi.
Contohnya:
 Lampu inframerah dan  untuk bayi hipotermi.
 Bayi diletakkan dekat tembok yang dingin dapat menyebabkan hipotermi.

Anda mungkin juga menyukai