Semester :2
Suhu tubuh normal setiap orang berbeda-beda di samping itu pada seseorang yang
sehat pun dalam satu hari suhu tubuhnya dapat berubah-ubah, tetapi orang yang sehat
dapat menyesuaikan suhu badannya dengan aktivitas fisik dan perubahaan suhu di
sekitarnya, sehingga tidak ada perubahan suhu badan yang berarti. Variasi temperatur
normal ini dipengaruhi oleh faktor umur, faktor kelamin, faktor lingkungan, faktor panjang
waktu siang dan malam, faktor makanan yang dikonsumsi dan faktor jenuh pencernaan air.
Pada semua orang , maka suhu badannya akan menunjukkan fluktuasi selama 24
jam. Suhu badan yang tertinggi terdapat pada jam 5-6 sampai jam 7-10 malam(meningkat
pada sore hari menjelang malam/meningkat pada sore hari ). Suhu badan yang terendah
terdapat pada jam 2 sampai jam 4-6 pagi (turun setelah tengah malam menuju
subuh/rendah pada pagi hari). Dan pada waktu penderita demam maka suhu badannya
lebih tinggi dari suhu malam hari. Seseorang dikatakan demam bila suhu tubuh di antara
pukul 00.00-12.00 lebih dari 37,2 derajat C dan diantara pukul 12.00-24.00 lebih dari 37,5-
37,7 derajat C.
Pada anak usia kurang dari 12 tahun, suhu tubuh waktu malam hari sering lebih
tinggi, rata-rata 37,4oC.
Pada wanita menjelang ovulasi suhu badan akan turun ( hari ke-12 dan 13 siklus
haid ), dan kurang dalam 24 jam sesudah ovulasi suhu badan basal naik lagi sampai tingkat
lebih tinggi sampai akan terjadi haid . Suhu basal yang sesudah ovulasi tetap tinggi terus
antara 37,2˚ C - 37˚,8 ˚ C adalah salah satu tanda adanya kehamilan.
Mengetahui Masa Subur dengan Mengukur Suhu
Cara untuk menentukan adanya ovulasi (keluarnya sel telur) dengan cara
pengukuran suhu basal badan. Syarat menentukan masa subur dengan pengukuran suhu
tubuh adalah :
Suhu badan diukur mulai berhentinya haid, segera setelah bangun pagi (awaking
temperature) sebelum bergerak dari tempat tidur, makan atau minum tiap
hari(sebelum melakukan aktivitas).
Suhu tubuh tidak dalam keadaan demam
Tidak tidur di dekat lampu yang sangat panas atau dengan AC yang sangat dingin
Dikerjakan setiap hari pada jam yang sama selama tiga bulan. Kalau suhu badan
kacau, susah mengukurnya dan pemeriksaan pun gagal
Hasil pencatatan :
a) Siklus Ovalatoar : Suhu badan bersifat bifasis yakni pada fase proliferasi suhu pada
tingkat rendah dan pada fase sekresi pada tingkat yang lebih tinggi. Suhu yang
paling rendah ialah pada saat LH surge untuk naik sesudah ovulasi.
Selisih suhu sebelum ovulasi dengan sesudahnya paling sedikit 0,4 derajat Celcius.
b) Siklus Anovalatoar : Tidak terjadi kenaikan suhu tubuh. Terjadi pada siklus
anovulatoar suhu basal, yaitu bersifat monofasis. Yaitu tidak terjadi kenaikan suhu
tubuh, bisa berarti tidak terjadi masa subur karena tidak adanya korpus luteum yang
akan memproduksi progesterone.
Kenaikan suhu tubuh terus berlangsung setelah masa subur (kenaikan suhu lebih
dari 19 hari), pertanda/menunjukkan kemungkinan dimulainya kehamilan/telah terjadi
konsepsi. Karena jika sel telur berhasil dibuahi, berarti korpus luteum akan terus
memproduksi hormone progesteon. Dengan demikian , suhu tubuh tetap tinggi.
1. Mekanisme tubuh berkeringat
Kelenjar keringat diperlihat dalam bentuk tubular yang dibagi menjadi 2 bagian
1. Bagian yang bergelung di subdermis dalam menyekresi keringat
2. Bagian duktus yang berjalan keluar melalui dermis dan epidermis kulit.
Seperti juga pada kelenjar lainnya, bagian sekretorik kelenjar keringat menyekresi
cairan yang disebut dengan secret primer /secret prekusor, kemudian konsemtrasi zat dalam
cairan tersebut dimodifikasi sewaktu cairan mengaliri duktus. Sekret prekusor adalah hasil
sekresi aktif dari sel-sel epitel yang melapisi bagian yang bergelung dari kelenjar keringat.
Serabut saraf simpatis kolinergik berakhir pada /dekat sel-sel kelenjar yang megeluarkan
secret tersebut. Komposisi secret prekusor mirip dengan yang terdapat dalam plasma,
namun tidak mengandung protein plasma. Konsentrasi natrium sekitar 142 mEq/L dan
klorida sekitar 104 mEq/L, dengan konsentrasi zat terlarut dlain yang lebih kecil bila
dibandingkan di dalam plasma.
Sewaktu larutan ini mengalir di bagian duktus kelenjar, larutan ini mengalami
modifikasi melalui reabsorbsi sebagian besar ion natrium dan klorida. Tingkat reabsorbsi ini
bergantung pada kecepatan berkeringat. Apabila kelenjar keringat hanya sedikit dirangsang,
cairan prekusor mengalir melalui duktus dengan lambat. Dalam hal ini, pada dasarnya
semua ion natrium dan klorida direabsorbsi, dan konsentrasi maisng-masing ion ini menurun
menjadi 5mEq/L. Hal ini mengurangi tekanan osmotic cairan keringat tersebut hingga nilai
yang sangat rendah sehingga sebagian besar cairan kemudian juga direbsorbsi, yang
memekatkan sebagian besar kandungan unsure lainnya.
Oleh karena itu pada kecepatan berkeringat yang rendah, kandungan unsure seperti
urea, asam laktat, dan ion kaium biasanya konsentrasinya sangat tinggi. Sebaliknya apabila
kelenjar keringat dirangsang dengan kuat oleh system saraf simpatis, secret prekusor
dibentuk dalam jumlah yang banyak, dan duktus kini hanya mereabsorbsi natrium klorida
dalam jumlah yang lebih sedikit dari setengahnya, konsentrasi ion-ion natrium dan klorida
kemudian biasanya meningkat (pada orang yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan
iklim) sampai tingkat maksimum sekitar 50 sampai 60 mEq/L, sedikit lebih rendah dari
setengah konsentrasinya di dalam plasma. Lebih lanjut lagi, keringat mengalir melalui
tubulus kelenjar begitu cepatnya, sehingga sedikit air yang direabsorbsi.
Oleh karena itu, konsentrasi unsure terlarut lainnya dari keringat hanya sedikit
meningkat, urea menjadi sekitar dua kali dari plasma, asam laktat sekitar 4 kali dari plasma,
dan kalium sekitar 1,2 kali. Bila orang belum menyesuaikan diri dengan iklim panas, ia akan
mengalami kehilangan natrium klorida di dalam keringat dalam jumlah yang bermakna.
Kehilangan elektrolit akan jauh lebih sedikit, meskipun kemampuan berkeringat telah
ditingkatkan, bila orang telah terbiasa dengan iklim tersebut.
2. Konveksi
Konveksi adalah perpindahan kalor/panas melalui suatu zat yang disertai
perpindahan partikel-partikel zat itu. Pemindahan panas melalui pergerakan udara atau
cairan yang meliputi permukaan kulit. Sejumlah kecil konveksi hampir selalu terjadi sekitar
tubuh karena kecenderungan udara yang dekat kulit bergerak ke atas waktu udara tersebut
dipanaskan. Oleh karena itu, orang telanjang dada yang duduk dalam ruangan yang sejuk
tanpa pergerakan udara yang nyata tetap kehilangan 12% panasnya dengan konduksi ke
udara dan kemudian dibawa menjauhi tubuh oleh arus konveksi.
3. Evaporasi
Evaporasi adalah kehilangan panas tubuh sebagai akibat penguapan air melalui kulit
dan paru-paru, dalam bentuk berubahnya cairan menjadi gas. Bila air menguap dari
permukaan tubuh , 0,58 Kalori panas hilang untuk setiap gram(cc) air yang
menguap. Sejumlah kecil air berdifusi melalui kulit sepanjang waktu dan kemudian diuapkan
dari permukaan. Evorasi juga secara terus menerus berlangsung melalui sistem respirasi
karena udara respirasi dijenuhkan dengan uap air.
Oleh karena itu dapat dimengerti bahwa pelepasan dengan cara ini juga tetap
berlangsung pada cuaca dingin. Kehilangan panas yang hebat sekali juga dapat terjadi
hanya dengan pengeluaran keringat. Evaporasi yang terjadi melalui kulit , cairan yang hilang
sekitar 800 ml (30-50 ml/jam). Sedangkan evaporasi melalui sistem pernapasan terjadi
melalui udara yang diekspirasikan, cairan yang hilang sekitar 400 ml/hari.
4. Radiasi
Radiasi adalah kehilangan /perolehan panas melalui radiasi adalah
kehilangan/perolehan dalam bentuk gelombang panas. Proses radiasi tergantung dari
perbedaan suhu antara kulit dan obyek sekitarnya. Tubuh manusia menyebarkan
gelombang panas ke segala penjuru. Gelombang panas juga dipancarkan dari benda-benda
di sekitar ke tubuh . Tetapi bila suhu tubuh lebih besar dari suhu lingkungan, panas tubuh ini
akan dipancarkan keluar dari tubuh lebih besar daripada yang dipancarkan ke tubuh.
Kehilangan panas karena radiasi ini dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Makin rendah
suhu lingkungan makin besar panas tubuh yang hilang dan bila suhu tubuh makin mendekati
suhu lingkungan, kehilangan panas yang terjadi makin kecil. Selain dipengaruhi oleh hal
tersebut, radiasi juga dipengaruhi oleh kelembaban udara, makin tinggi kelembaban,
kehilangan panas makin berkurang. Radiasi merupakan penyebab kehilangan panas
terbesar pada penderita yang menjalani operasi.
Contohnya:
Lampu inframerah dan untuk bayi hipotermi.
Bayi diletakkan dekat tembok yang dingin dapat menyebabkan hipotermi.