Anda di halaman 1dari 19

DOKUMEN RKAB

Pertambangan Batu An. Sigit Prabowo


Kp. Galonggong Kabupaten Cianjur – Provinsi Jawa Barat

BAB III

RENCANA STRATEGIS LIMA TAHUN

1. Perhitungan Cadangan

Penyelidikan Geologi
Berdasarkan struktur Geologi Regional lokasi tambang daerah Cianjur adalah Pola
Meratus mempunyai arah timur laut-barat daya (NE-SW). Pola ini tersebar di
daerah lepas pantai Jawa Barat dan Banten. Pola ini diwakili oleh Sesar Cimandiri,
Sesar Naik Rajamandala, dan sesar-sesar lainya. Meratus lebih diartikan sebagai
arah yang mengikuti pola busur umur Kapus yang menerus ke Pegunungan Meratus
di Kalimantan (Katili, 1974, dalam Martodjojo, 1984).

Secara fisiografis, lokasi penyelidikan Sigit Prabowo di kampung Galonggong desa


Mekar Sari, kecamatan Cikalong Kulon Kabupaten Cianjur ini terletak pada zona
Bandung yang mana sebagian besar terisi oleh endapan vulkanik muda proyek
gunung api disekitarnya. Gunung-gunung berapi terletak pada dataran rendah dan
deperesi lembah Citanduy tertutupi oleh endapan alluvial dan sporadis terdapat
bukit – bukit dari batuan yang berlipat. Gunung Sawal (1,7833 M) endapannya
tersebar ke sebelah barat yang menutupi plateau Rancah yang melandai ke selatan.

Disekitar kota Cianjur terdapat bukit – bukit kecil yang sebagai produk letusan
gunung purba yang membentuk morfologi Hilloc atau disebut juga bukit sepuluh
ribu (ten thousand Hill).

Secara geomorfologi, daerah penyelidikan dapat dikelompokkan menjadi 2 satuan,


yaitu : satuan geomorfologi dataran bergelombang fluvio-volkanik (±5% dari luas
daerah penyelidikan) dan satuan dataran endapan fluviatil (± 95 %).

1. Penyelidik dan Hasil Penyelidikan Terdahulu


Daerah penyelidikan termasuk kedalam peta geologi lembar Bandung. Urutan
litostratigrafi regional di daerah penyelidikan dari tua ke muda sebagai berikut :

 Batuan Gunung Api Muda (qtv) yang terdiri atas endapan gunung api muda,
breksi gunung api, lava dan tuff.

Bab III Page |III - 1


DOKUMEN RKAB
Pertambangan Batu An. Sigit Prabowo
Kp. Galonggong Kabupaten Cianjur – Provinsi Jawa Barat

 Endapan aluvium (qal) yang terdiri atas lanau, pasir, kerikil dan kerakal
 Kipas aluvium (qa) yang tersusun atas aluvium : lempung, lanau, pasir halus
hingga kasar dan kerikil serta bongkah – bongkah batuan sedimen.
Berdasarkan urutan stratifigrafi secara regional tersebut, batuan yang dijumpai
didaerah penyelidikan termasuk kedalam batuan gunung api muda (qal) dengan
litologi yang didominasi oleh pasir kerikil sebagai produk volkanisme/gunung api
kuarter.

Struktur geologi regional yang berkembang didaerah penyelidikan terpengaruh


oleh kondisi tektonik jawa bagian barat dan aktivitas gunung api muda.

Gambar PETA GEOLOGIS REGIONAL LEMBAR CIANJUR

2. Penyelidikan Umum

Pada tahap ini kegiatan yang dilaksanakan merupakan proses untuk


mengkaji daerah penyelidikan serta membuat hipotesa mengenai potensi
daerah tersebut. Pada tahap persiapan ini akan dilakukan pengumpulan
data dan informasi yang ada mengenai potensi batuan serta aspek yang
menyangkut teknis kegiatan secara khusus dan aspek lingkungan di daerah
penyelidikan secara umum.

Bab III Page |III - 2


DOKUMEN RKAB
Pertambangan Batu An. Sigit Prabowo
Kp. Galonggong Kabupaten Cianjur – Provinsi Jawa Barat

Langkah – langkah pengayaan data dan informasi ini akan mengarah pada
pengumpulan data sekunder dan studi literatur mengenai daerah
penyelidikan. Studi literatur dapat dilakukan dengan mempelajari :

a. Peta rupabumi Indonesia Lembar Bandung dan sekitarnya yang


diterbitkan oleh badan koordinasi survey dan pemetaan nasional
(BAKOSURTANAL) Cibinong Bogor.
b. Peta Geologi Lembar Tasikmalaya yang diterbitkan oleh Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi (P3G) Bandung
c. Data-data hasil inventarisasi dan eksplorasi terdahulu yang diterbitkan oleh
Sumber Daya Mineral atau Pusat Sumber Daya Geologi dan penelitian –
penelitian sebelumnya.
d. Data – data hasil laporan penelitian yang dilakukan oleh pemerintah daerah
setempat, seperti Badan Pusat Statistik dan Pemerintah Kabupaten Cianjur.
e. Alat – alat pekerjaan lapangan :
1. Kompas geologi tipe Brunton
2. Palu geologi sedimen (estwing)
3. Kamera digital
4. Portable Computer
5. Magnet berkekuatan 400 gauss
6. Alat tulis
7. Loupe
8. Kantong plastik sampel
9. GPS (Global Positioning System)
10. Peta dasar bakosurtanal
11. Alat sampling/alat pemercontohan
12. Alat gali (cangkul, belincong)

Bab III Page |III - 3


DOKUMEN RKAB
Pertambangan Batu An. Sigit Prabowo
Kp. Galonggong Kabupaten Cianjur – Provinsi Jawa Barat

Gambar Peralatan Umum Dalam Penyelidikan Geologi Permukaan

1. Penyelidikan Lapangan
Kegiatan lapangan adalah pekerjaan untuk mengambil data – data primer secara
langsung di lapangan. Pengambilan data – data primer ini dilakukan pada lokasi
IUP Sigit Prabowo seluas 5 hektar di desa Mekar Sari dan desa Mekar Jaya
Kecamatan Cikalong Kulon Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat.

Bab III Page |III - 4


DOKUMEN RKAB
Pertambangan Batu An. Sigit Prabowo
Kp. Galonggong Kabupaten Cianjur – Provinsi Jawa Barat

Gambar Diagram Alir Tahapan Eksplorasi

a. Pemetaan Geologi
1. Pengukuran Topografi
Pengukuran topografi ini dilakukan untuk mendapatkan peta dasar dengan
sekala 1:1.000. Peta dasar, untuk sementara peta acuan yang digunakan
adalah peta bakorsurtanal.

2. Penyelidikan Geologi Permukaan

Pengamatan geologi dilaksanakan dengan pengamatan terhadap bentuk-


bentuk morfologi, pengamatan singkapan batuan dilengkapi dengan hasil
sampling pada sumur uji {test pit) dengan interval tertentu.

Bab III Page |III - 5


DOKUMEN RKAB
Pertambangan Batu An. Sigit Prabowo
Kp. Galonggong Kabupaten Cianjur – Provinsi Jawa Barat

Pengamatan geologi dimulai dengan orientasi lapangan dan pengeplotan iokasi


obyek pengamatan ke dalam peta. Obyek pengamatan berupa sihgkapan batuan
untuk mengetahui kondisi geologi daerah tersebut dari segala aspek termasuk
genetiknya, Pengamatan atau observasi merupakan bagian yang sangat penting
untuk pengenalan karakteristik endapan / batuan, ldentifikasi tersebut
bertujuan untuk mendapatkan gambaran sifat dari masing-masing penyusun
endapan dan keterdapatan gejala geologi. Dengan demikian, kondisi-kondisi yang
ditemukan dapat dipelajari dan ditafsirkan dengan baik. Identifikasi yang umum
dilakukan adalah dengan pengamatan magaskopis (secara kasat mata langsung di
lapangan). Hal-hal yang di identifikasi terdiri dari sifat endapan / litologi (warna,
tekstur, dan komposisi) serta gejala geologi (struktur geologi] yang ada.

3. Penambangan

Tahapan penambangan adalah pembersihan lahan (land clearing), pengupasan


pucuk tanah (top soil tripping), pengupasan overburden, kegiatan tambang,
hauling, pengayakan dan penyimpanan di stockpile.

Gambar Proses tambang

4. Pemindahan dan Penimbunan Overburden/batuan penutup

Rencana pemindahan overburden atau batuan penutup dilakukan diawal tahun I.


Sudah disediakan lahan untuk menampung overburden. Overburden ini nantinya
akan digunakan untuk reklamasi.

5. Produksi Mineral

Untuk Tahun 2019 di Semester pertama, Sigit Prabowo akan melakukan


pengupasan tanah penutup baik soil ataupun sampai lereng tambang. Target
produksi tiap bulannya kurang lebih 7,500 MT – 8000 MT (didapatkan angka ini

Bab III Page |III - 6


DOKUMEN RKAB
Pertambangan Batu An. Sigit Prabowo
Kp. Galonggong Kabupaten Cianjur – Provinsi Jawa Barat

berdasarkan produksi perhari memperhatikan jam kerja dan kapasitas bucket


excavator, lihat lampiran).

Tabel Rencana Produksi 2019- 2024

BULAN TARGET BULAN TARGET


PROD. (MT) PROD.
(MT)
Mei 2019 7.800 Januari 2020 7.800
Juni 2019 7.800 Feb.2020 7.800
Juli 2019 7.800 Maret 2020 7.800
Agus.2019 7.800 April 2020 7.800
Sept. 2019 7.800 Mei 2020 7.800
Okto. 2019 7.800 Juni 2020 7.800
Nov. 2019 7.800 Juli 2020 7.800
Des. 2019 7.800 Agustus 2020 7.800
Januari 2020 7.800 Sept. 2020 7.800
Feb.2020 7.800 Okto. 2020 7.800
Maret 2020 7.800 Nov. 2020 7.800
Mei 2019 7.800 Des. 2020 7.800
Juni 2019 7.800 Januari 2021 7.800
Juli 2019 7.800 Feb.2021 7.800
Agus.2019 7.800 Maret 2021 7.800
Sep. 2019 7.800 Mei 2021 7.800
Okt. 2019 7.800 Juni 2021 7.800
Nov. 2019 7.800 Juli 2021 7.800
Des. 2019 7.800 Agus.2021 7.800

Perancangan Batas Akhir Penambangan adalah batas akhir atau paling luar dari suatu
tambang terbuka yang masih diperbolehkan dan pada kemiringan ini jenjang masih
tetap stabil (aman). Dalam Menentukan kemiringan lereng suatu tambang harus di
tinjau dari 2 segi, yaitu:
 Segi ekonomis masih menguntungkan.

Bab III Page |III - 7


DOKUMEN RKAB
Pertambangan Batu An. Sigit Prabowo
Kp. Galonggong Kabupaten Cianjur – Provinsi Jawa Barat

 Segi teknis keamanannya bisa dijamin.

6. Pemasaran

Pemasaran batu hasil produksi akan dijual bebas dan beberapa proyek. Beberapa
proyek kecil didapatkan. Kami diawal tahun aktif sebarkan surat – surat
penawaran. Yang biasanya di bulan April mulai ada yang masuk beberapa
diantaranya. Umumnya 70 produk kami untuk proyek.

7. Tenaga Kerja

Bentuk organisasi untuk melaksanakan seluruh operasional penambangan dan


pengolahan batu dirancang sesederhana mungkin tetapi otonomi yang cukup
untuk menjamin kelancaran pekerjaan efektif dan efisien. Untuk seluruh kegiatan
tanggung jawab operasional ada pada direktur utama, kemudian dalam kegiatan
operasional Direktur dibantu seorang General Manajer dan untuk dilokasi
operasional dibantu oleh seorang operasional manajer sekaligus sebagai Kepala
Teknik Tambang yang bertanggung jawab kepada direksi dan mencakup semua
kegiatan operasional, administrasi, perawatan peralatan dan keselamatan kerja
(K3 Lingkungan). Manajer operasional membawahi 4 (empat) bagian organisasi
yang dipimpin oleh seorang kepala bagian, yaitu :

 Bagian Perencanaan dan Produksi


 Bagian Keuangan dan Personalia
 Bagian Keselamaan dan Kesehatan Kerja (OSHE)
 Bagian Perawatan dan Umum
Masing – masing bagian akan didukung oleh beberapa staf/nonstaf untuk
mendukung kelancaran kerja. Berikut struktur organisasi yang digunakan untuk
mendukung operasional penambangan Sigit Prabowo.

Bab III Page |III - 8


DOKUMEN RKAB
Pertambangan Batu An. Sigit Prabowo
Kp. Galonggong Kabupaten Cianjur – Provinsi Jawa Barat

Jabatan Jumlah
Direktur Utama 1
General Manajer 1
Manajer Operasional/KTT 1
Kabag Keu. & personalia 1
Kabag Perencanaan& Produksi 1
Kabag K3L & OSHE 1
Kabag Umum 1
Logistik 1
Personalia dan humas 1
Security 6
Tim perencanaan 2
Tim produksi 2
Perawatan 2
Umum 1
Total 22

8. Pembukaan Lahan/ Reklamasi

a. Lahan yang Direklamasi


Lahan yang direklamasi adalah 10 hektar berada di blok Galonggong desa
Mekar Sari dan Mekar Jaya kecamatan Cikalong Kulon Kabupaten Cianjur.
Dibagi dalam 5 blok yang masing – masing luas bloknya 2 hektar. Reklamasi
dilakukan bertujuan untuk menjadikan lahan bekas tambang sebagai area yang

Bab III Page |III - 9


DOKUMEN RKAB
Pertambangan Batu An. Sigit Prabowo
Kp. Galonggong Kabupaten Cianjur – Provinsi Jawa Barat

stabil dengan fungsi lingkungan pulih kembali sesuai dengan tata guna lahan
sebelumnya.
Rencana kegiatan reklamasi akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan
kemajuan tambang dalam hal ini kegiatannya tidak menunggu sampai kegiatan
penambangan selesai, melainkan dilakukan perblok setelah aktivitas
penambangan dilakukan. Setelah blok pertama selesai seiring dengan
kemajuan tambang ke pembukaan blok selanjutnya secara paralel, Hal yang
dilakukan secara bertahap. Reklamasi sendiri merupakan kegiatan untuk
memperbaiki atau menata lahan kembali yang terganggu akibat akibat
aktivitas penambangan agar dapat berfungsi kembali sesuai peruntukannya.
Lokasi yang akan direklamasi :
 lokasi bekas tambang
 lokasi bekas kolam endapan
jalan tambang yang tidak digunakan

b. Teknik dan Peralatan yang Digunakan Dalam Reklamasi

Settling Pond adalah tempat menampung air tambang sekaligus untuk


mengendapkan partikel-partikel padatan yang ikut bersama air. Kolam
pengendapan ini dibuat dari lokasi terendah dari suatu daerah penambangan,
sehingga air akan masuk ke settling pond secara alami dan selanjutnya
dialirkan ke sungai melalui saluran pembuangan. Diharapkan air yang keluar
dari daerah penambangan sudah bersih dari partikel padatan sehingga tidak
menimbulkan kekeruhan pada sungai atau laut sebagai tempat pembuangan
akhir. Selain itu juga tidak menimbulkan pendangkalan sungai akibat dari
partikel padatan yang terbawa bersama air.
Peralatan yang digunakan dalam reklamasi adalah excavator 2 buah.
c. Penataan Lahan

Lahan ditata dengan memperhatikan vegetasi tanaman dan habitatnya.


Dilakukan secara bertahap sesuai dengan tahapan rencana penambangan
(penggalian pasir).

Pembersihan lahan (land clearing) mencakup pembersihan dan penebangan


pepohonan, semak – semak dan tanah maupun bongkahan – bongkahan batu
untuk persiapan penambangan batu. Pembersihan lahan akan dilakukan

Bab III Page |III - 10


DOKUMEN RKAB
Pertambangan Batu An. Sigit Prabowo
Kp. Galonggong Kabupaten Cianjur – Provinsi Jawa Barat

secara manual menggunakan tenaga manusia dan peralatan sederhana seperti


: kapak, gergaji, cangkul dan lain –lain maupun dengan peralatan mekanis
seperti excavator atau ripper.

d. Revegetasi
Revegetasi adalah usaha atau kegiatan penanaman kembali lahan bekas
tambang (Direktorat Jenderal Rehabilitasi Hutan dan Lahan Departemen
Kehutanan, 1997). Menurut Setiadi (2006), tujuan dari revegetasi akan
mencakup re-establishment komunitas tumbuhan asli secara berkelanjutan
untuk menahan erosi dan aliran permukaan, perbaikan biodiversitas dan
pemulihan estetika lanskap. Pemulihan lanskap secara langsung
menguntungkan bagi lingkungan melalui perbaikan habitat satwa liar,
biodiversitas, produktivitas tanah dan kualitas air.

Landasan hukum utama kegiatan reklamasi adalah Undang-Undang Nomor 11


Tahun 1967 tentang Ketentuan Ketentuan Pokok Pertambangan. Pada Pasal 30
dari Undang-undang tersebut dinyatakan bahwa Apabila selesai melakukan
penambangan bahan galian pada suatu tempat pekerjaan, pemegang Kuasa
Penambangan (KP) diwajibkan mengembalikan tanah sedemikian rupa
sehingga tidak menimbulkan bahaya bagi masyarakat sekitarnya. Selanjutnya
pada Peraturan Pemerintah Nomor 75 Tahun 2001, tentang Perubahan Kedua
Atas PP No. 32/1969 tentang Pelaksanaan UU No 11 Tahun 1967 tentang
Ketentuan-ketentuan Pokok Pertambangan Pasal 46 ayat (4) disebutkan
bahwa sebelum meninggalkan bekas wilayah KP-nya, baik karena pembatalan
maupun karena hal yang lain, pemegang KP harus terlebih dahulu melakukan
usaha-usaha pengamanan terhadap benda-benda maupun bangunan-
bangunan dan keadaan tanah di sekitarnya yang dapat membahayakan
keamanan umum.

Rona awal lokasi penambangan adalah padi. Dalam melakukan revegetasi


maka hal – hal yang harus diperhatikan :
a. Sumber Dampak
Kegiatan reklamasi lahan dan revegetasi lahan.
b. Jenis Dampak

Bab III Page |III - 11


DOKUMEN RKAB
Pertambangan Batu An. Sigit Prabowo
Kp. Galonggong Kabupaten Cianjur – Provinsi Jawa Barat

Pulihnya kondisi flora yang diikuti dengan berkembangbiaknya dan


hidupnya kembali fauna ditempat/habitat baru.
c. Besaran Dampak
Kembalinya kondisi lahan pada lahan produktif.
Keterangan : Pencetakan sawah baru dan lahan kebun.
d. Pengelolaan Lingkungan Hidup
1) Melakukan reklamasi dan revegetasi secara simultan dengan kegiatan
penambangan pasir ;
2) Penanaman kembali vegetasi pelindung dan penutup (cover crop)
dengan vegetasi yang endemik daerah tersebut;
3) Pemeliharaan vegetasi (pemupukan dan penyiraman) sampai
dipastikan vegetasi tersebut dapat hidup secara alami.
Revegetasi berupa :
i. Berkoordinasi dengan instansi terkait untuk melakukan revegetasi lahan
kompensasi tersebut dengan taumbuhan-tumbuhan endemik daerah
tersebut;
ii. Memasang rambu-rambu larangan menginjak lahan revegetasi;
iii. Penyiraman secara berkala tanaman terutama saat musim kemarau;
iv. Melakukan replanting bagi tanaman yang mengalami kerusakan/layu
Pada lahan tambang kami , akan dilakukan penanaman bibit padi sebagaimana
rona awal. Pada tahun I dimana kami akan mereklamasi 2 hektar, maka :
Dalam 2 ha itu artinya luasan 20.000 m2. Atau untuk mudahnya 2 ha itu 100 m x
200 m
100 m = 20,000 cm
Bila jarak tanam 25 x 25 cm, jumlah tancap/rumpun dalam 1 ha =
= 10.000 cm/25cm x 15.000 cm/25cm =
= 400 x 600 = 240.000 tancep
Kalau dalam 1 tancap ada 3 bibit saja maka jumlah rumpun ada 3 x 240.000 =
720.000 bibit padi.
e. Pekerjaan Sipil Peruntukan Lahan
Pekejaan sipil yang dilakukan dilahan tambang adalah seperti bengkel, jalan
tambang dan gudang. Untuk mess dan kantor menggunakan container 40 ft.
Luas yang direncanakan adalah 0,055 hektar.

Bab III Page |III - 12


DOKUMEN RKAB
Pertambangan Batu An. Sigit Prabowo
Kp. Galonggong Kabupaten Cianjur – Provinsi Jawa Barat

28
16
ckp
ile mm
sto

4 mm
52
12 BBM

gudang

One way m
m
89
lla bengkel
o
m ush 5
kan
tor
12
ss
me
tin
ka n
18
60
Pos satpam
mm

Gambar Peta sarana dan prasarana

f. Pemanfaatan Lubang Bekas Tambang


Lahan atau lubang bekas penambangan dapat dimanfaatkan secara optimbal
sesuai tata guna lahan/dijadikan lahan hutan sebagian dijadikan perkebunan
produktif yang mempunyai manfaat ekonomis dan ekologis.
g. Pemeliharaan
Pasca tambang akan dilakukan reklamasi dan revegetasi, selanjutnya dilakukan
pemeliharaan secara periodik. Dengan cara ini maka dapat dilihat keberhasilan
dari pekerjaan reklamasi pada lahan pasca tambang.
Reklamasi lahan:
i. Melakukan reklamasi lahan dengan material sisa penambangan secara
bertahap;
ii. Penataan bentuk lahan sesuai jenjang penambangan;
iii. Pengurugan top soil ke tempat semula dengan tebal minimal 1 meter.
h. Investasi
Investasi yang dilakukan Sigit Prabowo untuk kegiatan penambangan ini adalah
sebagai berikut :
Untuk aktifitas penambangan di IUP Sigit Prabowo akan dikerjakan sendiri, maka
untuk biaya operasional produksi pasir Sigit Prabowo menganggarkan Rp.
64,409 perton dari batu yang dihasilkan. Biaya produksi ini meliputi antara lain
biaya kegiatan pembukaan lahan, pembersihan lahan, pengupasan tanah pucuk,

Bab III Page |III - 13


DOKUMEN RKAB
Pertambangan Batu An. Sigit Prabowo
Kp. Galonggong Kabupaten Cianjur – Provinsi Jawa Barat

penggalian pasir serta pengangkutan batu dari mulut tambang ke stockpile


termasuk didalamnya proses pencucian dan pengolahan.
A. Modal Tetap
i. Pengurusan perizinan dan eksplorasi
Proses perizinan dan eksplorasi dilakukan oleh Kepala Teknik Tambang Sigit
Prabowo.
ii. Pembebasan Lahan
Pembebasan lahan 10 hektar dilakukan dengan pembicaraan kepada para
pemilik lahan.
iii. Konstruksi atau Rekayasa
 Land Clearing
Pembersihan lapangan dengan cara manual dengan luas tahap pertama
seluas 2 ha yang akan dipersiapkan untuk front penambangan awal,
sedangkan untuk pembersihan selanjutnya disesuaikan dengan
kemajuan tambang atau mengikuti pola dan kegiatan penambangan.
Apabila diberikan batasan waktu kerjanya disesuaikan engan waktu bila
menggunakan buldozer yaitu 5 hari, maka jumlah tenaga yang
diperlukan adalah 5 orang. Peralatan yang dipergunakan adalah :
 mesin gergaji = 3 unit
 gerobak = 2 buah
Biaya yang diperlukan untuk land clearing dengan waktu 5 hari dan
tenaga kerja sebanyak 5 orang, maka :
upah tenaga kerja = 5 x 5 x Rp. 50.000 = Rp. 1.250.000
upah mandor = 5 x 2 x Rp. 65.000 = Rp. 650.000
Jumlah = Rp. 1.850.000

Pekerja Jumlah Jumlah hari Upah harian Upah Total


pekerja (Rp) (Rp)
Operator 5 5 50.000 1.250.000
Mandor 2 5 65.000 650.000
Total 1.850.000

 Stripping Over Burden

Bab III Page |III - 14


DOKUMEN RKAB
Pertambangan Batu An. Sigit Prabowo
Kp. Galonggong Kabupaten Cianjur – Provinsi Jawa Barat

Sebelum dilakukan operasi penambangan maka terlebih dahulu


dilakukan kegiatan pengupasan lapisan tanah tertutup. Ketebalan
lapisan tanah penutup (top soil) kira-kira + 0,5 – 1,5 M, sedangkan yang
akan dikupas pada tahap awal seluas 2 hektar. Pengupasan lapisan
penutup dengan cara manual yang akan dilakukan adalah untuk
penggalian dan pemuatan dengan menggunakan peralatan sederhana
berupa cangkul, garpu, belincong dan sekop. Sweel factor soil 75% dan
jumlah tanah yang harus dipindahkan adalah 0,5 ha (5.000 M 2) X 2 =
10.000 M3. Waktu penyelesaian diambil sama dengan waktu
penyelesaian menggunakan backhoe dengan kapasitas produksi 300
M3/jam, yaitu :

= 44,44 jam = 2 hari

Sehingga sasaran produksi = 4,444

Jumlah tenaga yang diperlukan adalah :


Kapasitas penggalian dan pemuatan untuk 1 orang tenaga sebesar 20
M3/orang/hari , sehingga jumlah tenaga yang diperlukan adalah :

= 200 orang

Sehingga lebih efektif apabila menggunakan peralatan gali mekanis


dengan menggunakan alat berat jenis excavator yang diperlukan untuk
stripping over burden dengan waktu 2 hari dan tenaga kerja sebanyak 5
orang maka :
 Upah tenaga kerja = 2 x 5 x Rp. 50.000,-
 Upah mandor = 2 x 2 x Rp. 65.000,-
 Sewa alat berat = 2 x 1 x Rp. 2.000.000 = Rp.
4.000.000
Jumlah = Rp. 4.760.000
Pekerja Jumlah Jumlah hari Upah harian Upah Total
pekerja (Rp) (Rp)
Operator 5 2 50.000 500.000
Mandor 2 2 65.000 260.000

Bab III Page |III - 15


DOKUMEN RKAB
Pertambangan Batu An. Sigit Prabowo
Kp. Galonggong Kabupaten Cianjur – Provinsi Jawa Barat

Sewa Alat Berat 1 2 2.000.000 4.000.000


Total 4.760.000

 Pembuatan jalan tambang


Jalan tambang yang akan dibuat diasumsikan dengan panjang ± 500 M,
lebar rata – rata = 4 M, kemiringan jalan 100 dengan volume tanah yang
harus dipindahkan :
V = 500 x 4 x 2 = 4.000 M 3
Penggalian menggunakan buldozer yang mempunyai kemampuan

produksi 227,5 atau 227,5 x 0,75 = 170,62 BCM/jam

Jadi pembuatan jalan tambang dapat diselesaikan dalam waktu :

= jam = 23,24 jam

Sehingga biaya yang diperlukan untuk pembuatan jalan tambang adalah


= 23,24 jam x Rp. 450.000/jam
= Rp. 10.458.000
Jumlah jam Biaya (Rp)
1 jam 450.000
23,24 jam 10.458.000

iv. Peralatan (penambangan, pengolahan, pegangkutan dan lain-lain).


Biaya pengadaan peralatan adalah biaya yang diperlukan untuk
menyiapkan peralatan tambang seperti cangkul, belincong, sekop, karung,
gerobak dan lain – lain. Dana yang dialokasikan diasumsikan sebesar Rp.
25.000.000. Peralatan mekanis sebagai alat produksi sementara akan
menyewa.
Pembuatan sarana bangunan (basecamp) dan sarana penunjang lainnya
dialokasikan sebesar Rp. 25.000.000. Sedangkan untuk biaya persiapan
adalah Rp. 5.000.000.
Jadi total biaya persiapan tambang = Rp. 72.068.000

B. Modal Kerja

Bab III Page |III - 16


DOKUMEN RKAB
Pertambangan Batu An. Sigit Prabowo
Kp. Galonggong Kabupaten Cianjur – Provinsi Jawa Barat

Untuk aktifitas penambangan IUP Sigit Prabowo akan dikerjakan sendiri,


maka untuk biaya operasional produksi pasir Sigit Prabowo menganggarkan
Rp. 64,409/ton dari batu yang dihasilkan. Biaya produksi ini meliputi antara
lain biaya kegiatan pembukaan lahan, pembersihan lahan, pengupasan tanah
pucuk, penggalian batu serta pengangkutan batu dari mulut tambang ke
stokpile termasuk didalamnya proses pencucian dan pengolahan.
Biaya modal kerja ini berdasarkan biaya operasional penambangan yang
terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tetap adalah biaya yang
harus ditanggung perusahaan ada atau tidak adanya aktifitas kegiatan seperti
biaya pegawai, biaya leasing alat, biaya utilitas (listrik, telpon dsb). Adapun
biaya tidak tetap adalah tergantung dari intensitas kegiatan yang mana
semakin banyak kegiatan dan aktifitas semakin besar juga biaya yang
dikeluarkan. Contoh dari biaya tidak tetap adalah biaya consumable (solar,
oli, sparepart dan biaya penunjang operasional), biaya direct labour (tenaga
kerja langsung seperti operator dan supir).
Berikut adalah biaya – biaya yang dikeluarkan oleh Sigit Prabowo setiap
bulannya dalam rangka operasional penambangan dan pengolahan batu.
1. Sewa alat untuk 1 excavator, 1 CRD, 1 Copressor, 4 dumptruck totalnya
adalah Rp. 120.000.000
2. Crushing Plant = Rp. 3 M
3. Gaji karyawan (tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung)
untuk seluruh karyawan sesuai dengan jumlah karyawan sesuai
peruntukannya adaaalaaah Rp. 102.500.000
4. Biaya consumable (spare part, solar, oli, grease dan sebagainya) totalnya
adalah Rp. 125.000.000
5. Biaya sewa lahan dalam hal ini sesuai dengan data lahan yang digali
perusahaan memeberikan uang sewa setiap bulannya adalah Rp.
55.000.000.
Jenis Pengeluaran Biaya
Land Clearing 1.850.000
Stripping Over Burden 4.760.000
jalan tambang 10.458.000
Peralatan 25.000.000

Bab III Page |III - 17


DOKUMEN RKAB
Pertambangan Batu An. Sigit Prabowo
Kp. Galonggong Kabupaten Cianjur – Provinsi Jawa Barat

Base camp 25.000.000


Persiapan 5.000.000
Sewa alat berat 120.000.000
Gaji 102.500.000
Biaya consumable 125.000.000
Sewa lahan 55.000.000
Total 499.568.000

Total biaya penambangan dan pengolahan = Rp. 499.568.000

2. Analisis Kelayakan
a. Biaya Produksi (termasuk biaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan K-3)
Pengelolaan lingkungan lokasi kegiatan agar tertata dengan baik sebeum lokasi
kegiatan ditinggalkan karena sudah tidak layak tambang lagi secara teknis ataupun
ekonomis. Sistem reklamasi dilakukan secara bertahap mulai dari lahan yang sudah
ditambang sampai pada lahan yang lainnya sehingga ada manfaat bagi masyarakat
setempat, pemkab Cianjur dan pengusaha.
No. Uraian Total (Rp.)
1 Sewa excavator/hari, Rp. 150.000 perjam x 8 jam 1.200.000
2 Bahan bakar solar/hari 20 L perjam x 8 jam x Rp. 9.000 1.440.000
3 Tenaga kerja 500.000
Jumlah 3.140.000

Perhitungan biaya pekerjaan :


 biaya reklamasi perhari = Rp. 3.140.000
 biaya reklamasi perbulan = Rp. 9.420.000
 biaya reklamasi perhektar = Rp. 56.520.000
Biaya uji kualitas air
No. Uraian Total (Rp)
1 2 sampel air untuk diuji kandungan kimia dilaboratorium 2.000.000
ESDM Rp. 1.000.000
2 Transport 500.000

Bab III Page |III - 18


DOKUMEN RKAB
Pertambangan Batu An. Sigit Prabowo
Kp. Galonggong Kabupaten Cianjur – Provinsi Jawa Barat

Jumlah 2.500.000
Perhitungan biaya uji kualitas air :
- biaya uji kualitas air setiap 3 bulan sekali 1 kali uji Rp. 2.500.000
biaya uji kualitas air perhektar waktu penambangan 6 bulan berarti 2 kali uji Rp.
5.000.000
Jadi total biaya yang dianggarkan untuk reklamasi lahan setiap luas 1 hektar adalah
:
Rp. 56.520.000 + Rp. 5.000.000 = Rp. 61.520.000
Biaya rata – rata setiap bulan yang harus dialokasikan untuk pengelolaan dan
pemantauan lingkungan sebesar Rp. 10.250.000
Biaya Royalti
Sebagai bentuk pertanggungjawaban perusahaan terhadap peraturan maka dalam
hal ini perusahaan mengalokasikan biaya royalti yang akan diserahkan ke
pemerintah dengan besaran antara Rp. 1.500 – 1.875 perton dari hasil produksi
batu yang didapatkan.
Biaya Kompensasi Masyarakat Berdampak
Biaya kompensasi dengan masyarakat terkena dampak dianggarkan oleh
perusahaan dalam 1 bulannya akan dialokasikan sebesar Rp. 10.000.000 sebagai
bentuk pertanggung jawaban perusahaan terhadap pengembangan masyarakat
sekitar tambang.
Biaya Fasilitas Penunjang (Umum)
biaya untuk fasilitas penunjang antara lain adalah biaya peralatan dan
perlengkapan kantor, biaya perawatan dan perbaikan , konsumsi dan fasilitas
penunjang lainnya perusahaan menganggarkan biaya untuk ini setiap bulannya
sebesar Rp. 15.000.000.

Bab III Page |III - 19

Anda mungkin juga menyukai