BAB III
1. Perhitungan Cadangan
Penyelidikan Geologi
Berdasarkan struktur Geologi Regional lokasi tambang daerah Cianjur adalah Pola
Meratus mempunyai arah timur laut-barat daya (NE-SW). Pola ini tersebar di
daerah lepas pantai Jawa Barat dan Banten. Pola ini diwakili oleh Sesar Cimandiri,
Sesar Naik Rajamandala, dan sesar-sesar lainya. Meratus lebih diartikan sebagai
arah yang mengikuti pola busur umur Kapus yang menerus ke Pegunungan Meratus
di Kalimantan (Katili, 1974, dalam Martodjojo, 1984).
Disekitar kota Cianjur terdapat bukit – bukit kecil yang sebagai produk letusan
gunung purba yang membentuk morfologi Hilloc atau disebut juga bukit sepuluh
ribu (ten thousand Hill).
Batuan Gunung Api Muda (qtv) yang terdiri atas endapan gunung api muda,
breksi gunung api, lava dan tuff.
Endapan aluvium (qal) yang terdiri atas lanau, pasir, kerikil dan kerakal
Kipas aluvium (qa) yang tersusun atas aluvium : lempung, lanau, pasir halus
hingga kasar dan kerikil serta bongkah – bongkah batuan sedimen.
Berdasarkan urutan stratifigrafi secara regional tersebut, batuan yang dijumpai
didaerah penyelidikan termasuk kedalam batuan gunung api muda (qal) dengan
litologi yang didominasi oleh pasir kerikil sebagai produk volkanisme/gunung api
kuarter.
2. Penyelidikan Umum
Langkah – langkah pengayaan data dan informasi ini akan mengarah pada
pengumpulan data sekunder dan studi literatur mengenai daerah
penyelidikan. Studi literatur dapat dilakukan dengan mempelajari :
1. Penyelidikan Lapangan
Kegiatan lapangan adalah pekerjaan untuk mengambil data – data primer secara
langsung di lapangan. Pengambilan data – data primer ini dilakukan pada lokasi
IUP Sigit Prabowo seluas 5 hektar di desa Mekar Sari dan desa Mekar Jaya
Kecamatan Cikalong Kulon Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat.
a. Pemetaan Geologi
1. Pengukuran Topografi
Pengukuran topografi ini dilakukan untuk mendapatkan peta dasar dengan
sekala 1:1.000. Peta dasar, untuk sementara peta acuan yang digunakan
adalah peta bakorsurtanal.
3. Penambangan
5. Produksi Mineral
Perancangan Batas Akhir Penambangan adalah batas akhir atau paling luar dari suatu
tambang terbuka yang masih diperbolehkan dan pada kemiringan ini jenjang masih
tetap stabil (aman). Dalam Menentukan kemiringan lereng suatu tambang harus di
tinjau dari 2 segi, yaitu:
Segi ekonomis masih menguntungkan.
6. Pemasaran
Pemasaran batu hasil produksi akan dijual bebas dan beberapa proyek. Beberapa
proyek kecil didapatkan. Kami diawal tahun aktif sebarkan surat – surat
penawaran. Yang biasanya di bulan April mulai ada yang masuk beberapa
diantaranya. Umumnya 70 produk kami untuk proyek.
7. Tenaga Kerja
Jabatan Jumlah
Direktur Utama 1
General Manajer 1
Manajer Operasional/KTT 1
Kabag Keu. & personalia 1
Kabag Perencanaan& Produksi 1
Kabag K3L & OSHE 1
Kabag Umum 1
Logistik 1
Personalia dan humas 1
Security 6
Tim perencanaan 2
Tim produksi 2
Perawatan 2
Umum 1
Total 22
stabil dengan fungsi lingkungan pulih kembali sesuai dengan tata guna lahan
sebelumnya.
Rencana kegiatan reklamasi akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan
kemajuan tambang dalam hal ini kegiatannya tidak menunggu sampai kegiatan
penambangan selesai, melainkan dilakukan perblok setelah aktivitas
penambangan dilakukan. Setelah blok pertama selesai seiring dengan
kemajuan tambang ke pembukaan blok selanjutnya secara paralel, Hal yang
dilakukan secara bertahap. Reklamasi sendiri merupakan kegiatan untuk
memperbaiki atau menata lahan kembali yang terganggu akibat akibat
aktivitas penambangan agar dapat berfungsi kembali sesuai peruntukannya.
Lokasi yang akan direklamasi :
lokasi bekas tambang
lokasi bekas kolam endapan
jalan tambang yang tidak digunakan
d. Revegetasi
Revegetasi adalah usaha atau kegiatan penanaman kembali lahan bekas
tambang (Direktorat Jenderal Rehabilitasi Hutan dan Lahan Departemen
Kehutanan, 1997). Menurut Setiadi (2006), tujuan dari revegetasi akan
mencakup re-establishment komunitas tumbuhan asli secara berkelanjutan
untuk menahan erosi dan aliran permukaan, perbaikan biodiversitas dan
pemulihan estetika lanskap. Pemulihan lanskap secara langsung
menguntungkan bagi lingkungan melalui perbaikan habitat satwa liar,
biodiversitas, produktivitas tanah dan kualitas air.
28
16
ckp
ile mm
sto
4 mm
52
12 BBM
gudang
One way m
m
89
lla bengkel
o
m ush 5
kan
tor
12
ss
me
tin
ka n
18
60
Pos satpam
mm
= 200 orang
B. Modal Kerja
2. Analisis Kelayakan
a. Biaya Produksi (termasuk biaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan K-3)
Pengelolaan lingkungan lokasi kegiatan agar tertata dengan baik sebeum lokasi
kegiatan ditinggalkan karena sudah tidak layak tambang lagi secara teknis ataupun
ekonomis. Sistem reklamasi dilakukan secara bertahap mulai dari lahan yang sudah
ditambang sampai pada lahan yang lainnya sehingga ada manfaat bagi masyarakat
setempat, pemkab Cianjur dan pengusaha.
No. Uraian Total (Rp.)
1 Sewa excavator/hari, Rp. 150.000 perjam x 8 jam 1.200.000
2 Bahan bakar solar/hari 20 L perjam x 8 jam x Rp. 9.000 1.440.000
3 Tenaga kerja 500.000
Jumlah 3.140.000
Jumlah 2.500.000
Perhitungan biaya uji kualitas air :
- biaya uji kualitas air setiap 3 bulan sekali 1 kali uji Rp. 2.500.000
biaya uji kualitas air perhektar waktu penambangan 6 bulan berarti 2 kali uji Rp.
5.000.000
Jadi total biaya yang dianggarkan untuk reklamasi lahan setiap luas 1 hektar adalah
:
Rp. 56.520.000 + Rp. 5.000.000 = Rp. 61.520.000
Biaya rata – rata setiap bulan yang harus dialokasikan untuk pengelolaan dan
pemantauan lingkungan sebesar Rp. 10.250.000
Biaya Royalti
Sebagai bentuk pertanggungjawaban perusahaan terhadap peraturan maka dalam
hal ini perusahaan mengalokasikan biaya royalti yang akan diserahkan ke
pemerintah dengan besaran antara Rp. 1.500 – 1.875 perton dari hasil produksi
batu yang didapatkan.
Biaya Kompensasi Masyarakat Berdampak
Biaya kompensasi dengan masyarakat terkena dampak dianggarkan oleh
perusahaan dalam 1 bulannya akan dialokasikan sebesar Rp. 10.000.000 sebagai
bentuk pertanggung jawaban perusahaan terhadap pengembangan masyarakat
sekitar tambang.
Biaya Fasilitas Penunjang (Umum)
biaya untuk fasilitas penunjang antara lain adalah biaya peralatan dan
perlengkapan kantor, biaya perawatan dan perbaikan , konsumsi dan fasilitas
penunjang lainnya perusahaan menganggarkan biaya untuk ini setiap bulannya
sebesar Rp. 15.000.000.