Anda di halaman 1dari 2

Hepatitis B

Imunisasi hepatitis B idealnya diberikan sedini mungkin (<12 jam) setelah lahir, lalu
dianjurkan pada jarak 4 minggu dari imunisasi pertama. Jarak imunisasi ke-3 dengan ke-
2 minimal 2 bulan dan terbaik setelah 5 bulan. Apabila anak belum pernah mendapat
imunisasi hepatitis B pada masa bayi, ia bisa mendapat serial imunisasi kapan saja saat
berkunjung. Hal ini dapat dilakukan tanpa harus memeriksa kadar anti hepatitis B.

BCG
Imunisasi lain adalah imunisasi BCG. Indonesia saat ini merupakan negara ke-3 tertinggi
di dunia untuk penyakit TBC, setelah India dan Tiongkok. Imunisasi BCG terbaik
diberikan pada usia 2-3 bulan karena pada bayi usia <2 bulan sistem imun anak belum
matang. Pemberian imunisasi penyokong (booster) tidak dianjurkan.

DPT
Imunisasi DPT juga termasuk komitmen global dalam rangka eliminasi tetanus.
Imunisasi DPT diberikan 3 kali sebagai imunisasi dasar, dilanjutkan dengan imunisasi
ulangan 1 kali (interval 1 tahun setelah DPT3). Pada usia 5 tahun, diberikan ulangan lagi
(sebelum masuk sekolah) dan pada usia 12 tahun berupa imunisasi Td. Pada wanita,
imunisasi TT perlu diberikan 1 kali sebelum menikah dan 1 kali pada ibu hamil, yang
bertujuan untuk mencegah tetanus neonatorum (tetanus pada bayi baru lahir).

Apabila imunisasi DPT terlambat diberikan, berapa  pun interval keterlambatannya,


jangan mengulang dari awal, tetapi lanjutkan imunisasi sesuai jadwal. Bila anak belum
pernah diimunisasi dasar pada usia <12 bulan, lakukan imunisasi sesuai imunisasi dasar
baik jumlah maupun intervalnya. Bila pemberian DPT ke-4 sebelum ulang tahun ke-4,
pemberian ke-5 paling cepat diberikan 6 bulan sesudahnya. Bila pemberian ke-4 setelah
umur 4 tahun, pemberian ke-5 tidak diperlukan lagi.

Polio
Vaksin polio oral (OPV) diberikan saat lahir, usia 2, 4, 6, 18 bulan (atau usia 2, 3, 4 bulan
sesuai program pemerintah), sedangkan untuk vaksin polio suntik (IPV) diberikan pada
usia 2, 4, 6-18 bulan dan 6-8 tahun. Apabila imunisasi polio terlambat diberikan, jangan
mengulang pemberiannya dari awal, tetapi lanjutkan dan lengkapi sesuai jadwal,  tidak
peduli berapa pun interval keterlambatan dari pemberian sebelumnya.

 
Campak
Imunisasi campak diberikan pada usia 9 bulan dan dosis ulangan (second
opportunity pada crash program campak) pada usia 6-59 bulan serta saat SD kelas 1-6.
Terkadang, terdapat program PIN (Pekan Imunisasi Nasional) campak yang bertujuan
sebagai penguatan (strengthening). Program ini bertujuan untuk mencakup sekitar 5
persen individu yang diperkirakan tidak memberikan respon imunitas yang baik saat
diimunisasi dahulu. Bagi anak yang terlambat/belum mendapat imunisasi campak: bila
saat itu anak berusia 9-12 bulan, berikan kapan pun saat bertemu. Bila anak berusia >1
tahun, berikan MMR.

MMR
Vaksin MMR diberikan pada usia 15-18 bulan dengan minimal interval 6 bulan antara
imunisasi campak dengan MMR.  MMR diberikan minimal 1 bulan sebelum atau
sesudah penyuntikan imunisasi lain. Apabila seorang anak telah mendapat imunisasi
MMR pada usia 12-18 bulan dan diulang pada usia 6 tahun, imunisasi campak
(monovalen) tambahan pada usia 6 tahun tidak perlu lagi diberikan. Bila imunisasi
ulangan (booster) belum diberikan setelah berusia 6 tahun, berikan vaksin campak/MMR
kapan saja saat bertemu. Pada prinsipnya, berikan imunisai campak 2 kali atau MMR 2
kali.

Anda mungkin juga menyukai