Anda di halaman 1dari 7

18

III. Hukum-Hukum Newton Tentang Gerak

Kompetensi Dasar:
3.1 Menganalisis gerak dan gaya dengan menggunakan hukum-hukum Newton
4.3 Menggunakan alat-alat sederhana yang berhubungan dengan hukum Newton tentang
gerak.

A. Pendahuluan

Teknologi sepeda motor terus berkembang mengikuti tren dan perkembangan zaman.
Salah satu komponen yang dikembangkan saat ini adalah sistem rem. Saat ini rem motor
sudah ada yang mengembangkan teknologi antilock breking system (ABS) untuk
meningkatkan keamanan berkendara. Pada sistem ABS, pengereman bekerja secara
mekanik dan elektrik. Pada saat tangan menarik handle rem, maka pada master silinder
rem akan bekerja secara elektronik menjepit piringan rem. Dengan bantuan sensor, rem
bekerja secara otomatis mengerem secara berkala. Sehingga roda akan tetap dapat berputar
tetapi mengalami perlambatan.

Berbeda dengan rem manual, saat mengerem kampas rem akan menjepit piringan dengan
kencang. Akibatnya roda tidak bisa berputar lagi saat dilakukan pengereman. Hal ini yang
dapat menyebabkan terjadinya slip dan kendaraan sulit untuk dikendalikan. Tentu ini
sangat membahayakan saat kendaraan melaju dengan kencang. Hal ini berkaitan dengan
sifat kelembaman benda “ setiap benda yang diam akan terus diam dan benda bergerak
selalu mempertahankan kedudukannya untuk tetap bergerak”.

B. Uraian Materi Hukum-Hukum Newton Tentang Gerak

Sir Isacc Newton lahir di Lincolnshire Inggris dari keluarga biasa. Namun berkat kerja
kerasnya Sir Isacc Newton menjadi seorang fisikawan, matematikawan dan ahli astronomi
yang paling berpengaruh. Dalam bidang fisika, salah satu karya Newton adalah mengenai
hukum Newton tentang gerak. Hukum-Hukum Newton tentang gerak sebagai berikut:

1. Hukum I Newton

Mengapa ketika menaiki mobil yang bergerak dengan kecepatan tertentu, kemudian mobil
tiba-tiba direm maka tubuh kita terdorong kedepan? Hal ini karena sifat benda
mempertahankan keadaannya (lembam). Benda yang diam akan tetap diam dan benda
bergerak akan tetap bergerak. Hal ini sesuai dengan Hukum Newton yang berbeunyi “Jika
resultan gaya-gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol maka benda dalam
keadaan diam atau bergerak dengan kecepatan tetap”. Secara matematis dapat dituliskan
dengan:

 F  0 , maka benda diam atau bergerak dengan kecepatan tetap

MGMP Fisika SMK Kab. Tanggamus


19

Hukum ini sering dikenal juga dengan Hukum Kelembaman. Setiap benda akan
mempertahankan posisinya. Benda yang bergerak akan terus bergerak dan benda yang
diam akan tetap diam, kecuali ada gaya luar yang mengusiknya.

2. Hukum II Newton

Jika ada dua kendaraan yaitu motor dan mobil fuso berhenti kemudian berjalan bersamaan,
kendaraan manakah yang melaju lebih cepat? Tentu motor akan melaju lebih cepat,
padahal gaya dorong mesin motor lebih kecil dibandingkan mobil fuso. Hal ini karena
massa motor jauh lebih kecil dibandingkan massa mobil fuso. Ini sesuai dengan Hukum II
Newton yang berbunyi “Besarnya percepatan yang dialami benda berbanding lurus
dengan resultan gaya yang bekerja dan berbanding terbalik dengan massa benda”.
Secara matematis Hukum II Newton dapat dituliskan dengan:
a
 F , atau  F  m . a
m
Keterangan:
 F = resultan gaya-gaya yang bekerja pada benda (N)
a = percepatan benda (m/s2)
m = massa benda (kg)
a
F
m

Latihan:
1. Gambar berikut menunjukkan benda bermassa berbeda tetapi ditarik dengan gaya yang
sama.
20 N 20 N
4 kg 10 kg

a b

Hitung percepatan benda pada gambar a dan gambar b!


2. Mengapa benda yang bermassa lebih besar akan lebih sulit untuk digerakkan
dibandingkan massa yang lebih kecil?

3. Definisi gaya berat

Untuk memahami arti gaya berat atau lebih sering disebut berat maka perlu menggunakan
Hukum Gravitasi Universal. Jika ada dua benda bermassa m1 dan m2, terpisah sejauh r,
maka akan mengalami gaya interaksi sebesar: r
m1

F12

F 21

m2

Keterangan:
F = gaya tarik menarik (N)
G = tetapan gravitasi ( 6,67 x 105 Nm2/kg2)
m1 = massa benda 1 (kg)
m2 = massa benda 2 (kg)
r = jarak kedua benda (m)

MGMP Fisika SMK Kab. Tanggamus


20

Dari persamaan diatas jika m2 adalah massa bumi, dan m1 adalah massa benda yang masih
dipengaruhi gaya tarik bumi, maka nilai percepatan gravitasi dirumuskan dengan:

Maka besarnya gaya berat yang dialami oleh benda m1:


F = m1. g

Gaya tarik bumi ini yang sering disebut gaya berat. Jadi besarnya gaya berat (w) untuk
benda bermassa m adalah :
w=m.g
Keterangan:
w = gaya berat (N)
m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)

4. Hukum III Newton

Hukum III Newton berbunyi “Jika suatu benda I melakukan gaya terhadap benda II,
maka benda II akan memberikan gaya terhadap I yang besarnya sama tetapi arahnya
berlainan”.
Faksi = - F reaksi

Contoh dari aplikasi Hukum Newton III adalah orang yang sedang push up, orang
berenang, gerak pada roket.

5. Gaya Normal

Gaya normal adalah gaya yang bekerja pada bidang yang bersentuhan pada bidang
tersebut. Arah dari gaya normal selalu tegak lurus dengan bidang. Besarnya gaya bidang
berbeda-beda sesuai dengan gaya yang bekerja pada bidang tersebut.
N

Pada benda yang berada pada bidang datar, gaya normal (N) nilainya sama dengan gaya
berat benda tersebut.
w=N
N = m .g
Untuk benda yang berada pada bidang miring, dengan sudut kemiringan α, maka besar
gaya normal dapat ditentukan dengan memproyeksikan gaya berat pada bidang yang
tegaklurus dengan bidang.
N

m
W sin α
α
W co s α
W

N = w cos α
= m.g cos α

MGMP Fisika SMK Kab. Tanggamus


21

Latihan
Tentukan besar gaya normal sesuai gambar berikut! Gunakan g = 10 m/s2

12 kg m = 20 kg
a. b.

30o

6. Gaya gesek

Gaya gesek terjadi akibat benda yang bergerak pada bidang kasar. Arah gaya gesek
melawan gaya yang bekerja pada benda. Ada dua jenis gaya gesek, yaitu gaya gesek statis
dan gaya gesek kinetis. Gaya gesek statis terjadi pada benda yang diam, sedangkan gaya
gesekan kinetis terjadi pada benda yang bergerak.

Besar gaya gesek statis pada benda yang masih diam nilainya berubah-ubah sesuai dengan
gaya luar yang bekerja pada benda tersebut. Contoh besar gaya gesek statis maksimum 500
N, namun didorong dengan gaya 200 N. Akibatnya benda masih diam, maka gaya gesek
statisnya juga 200 N (sesuai Hukum I Newton). Gaya gesek statis maksimum dirumuskan
dengan:
f s maks   s . N

Ket: f s maks = gaya gesek statis maksimum


μs = koefesien gesekan statis
N = gaya normal

Jika gaya luar yang bekerja nilainya sama dengan gaya gesek statis maksimum, maka
benda tepat akan bergerak. Setelah melebihi gaya gesek statisnya maka benda akan
bergerak. Setelah benda bergerak maka gaya gesek yang bekerja adalah gaya kinetis.
Gaya gesek kinetis dirumuskan dengan:

f k  k . N
Ket: f k = gaya gesek statis maksimum
μk = koefesien gesekan kinetis
N = gaya normal
Besarnya koefesien gesekan kinetis lebih kecil koefesien gesekan statis ( μk < μs).

Gaya gesek dapat menimbulkan panas dan aus. Jika ditinjau dari efeknya, gaya gesek ada
yang merugikan dan ada yang menguntungkan.
Contoh gaya gesek yang menguntungkan:
1. gesekan antara kampas rem dengan tromol atau piringan ( disk brake)
2. gesekan antara alas kaki dan lantai
3. gesekan antara ban dan jalan
4. gesekan antara pisau dan gerinda

Contoh gaya gesek yang merugikan:


1. gesekan antara komponen mesin ( misal ring piston dengan dinding silinder)
2. gesekan antara udara dengan kendaraan saat melaju
3. gesekan antara rantai dan gear

MGMP Fisika SMK Kab. Tanggamus


22

Cara mengurangi gaya gesek yang merugikan antara lain:


1. pemberian minyak pelumas
2. pemasangan roda dan bearing
3. kendaraan dibuat aerodinamis
4. permukaan dibuat lebih licin

Contoh soal:
Benda diam yang massanya 8 kg, berada pada bidang kasar ( μs = 0,2 dan μk = 0,1). Benda
tersebut kemudian ditarik dengan gaya 20 N. Dari informasi tersebut;
a. Hitung besar gaya gesek statis maksimumnya.
b. Hitung besar gaya gesek kinetisnya
c. Bagaimana keadaan benda tersebut setelah ditarik dengan gaya 20 N?

Jawab:
Diketahui : m = 8 kg ; μs = 0,2 ; μk = 0,1, F = 20 N

Ditanya : a. fs , b. fk , c. Keadaan akhir benda


Jawab:
a. f s maks   s . N
f s maks  0,2 . 8 kg .10 m / s 2
f s maks  16 N
Karena gaya luar lebih besar dari gaya gesekan statis maksimumnya maka benda akan
bergerak sehingga yang bekerja adalah gaya gesek kinetisnya.
b. f k   k . N
f k  0,1. 8 kg .10 m / s 2
fk  8 N
c. Karena benda dari keadaan diam kemudian bergerak, maka benda akan bergerak dengan
percepatan a. Berdasarkan Hukum II Newton:
 F  m.a
F  fk  m .a
20  8  8 . a
8 a  12
a  1,5
Jadi benda mengalami percepatan sebesar 1,5 m/s2.

7. Dinamika Gerak Melingkar

Benda bergerak melingkar disebabkan oleh gaya sentripetal. Gaya ini arahnya ke pusat
lingkaran.

MGMP Fisika SMK Kab. Tanggamus


23

Untuk benda bermassa m, yang bergerak melingkar dengan kecepatan v dan jari-jari r,
besar gaya sentripetal dirumuskan dengan:
v2
f sp  m
r
Ket: fsp = gaya sentripetal (N)
m = massa benda (kg)
v = kecepatan linier benda (m/s)
r = jari-jari lingkaran (m)

Mengapa ketika berkendara dipengkolan badan kita terlempar keluar? Hal ini disebabkan
oleh gaya sentrifugal. Besarnya gaya sentrifugal sama dengan gaya sentripetal, namun
arahnya berbeda. Gaya sentripetal arahnya ke pusat lingkaran, sedangkan gaya sentrifugal
arahnya keluar lingkaran. Namun dalam konteks fisika gaya sentrifugal nilainya ada jika
ada pengamat dalam sistem tersebut.

Praktikum dinamika gerak melingkar


Tujuan: Mengetahui pengaruh kecepatan gerak melingkar dengan jari-jari
Alat dan bahan:
1. kelereng 4 buah
2. plastik 2 buah
3. benang ( 1 m)
4. pipa paralon kecil/ bambu ( 20 cm)
Cara kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Masukkan 1 buah kelereng pada plastik dan 3 buah kelereng pada plastik lainnya
3. Masukkan benang pada pipa, setelah benang masuk pada pipa, ikat plastik yang berisi
1 kelereng pada ujung benang dan plastik yang berisi 3 kelereng pada ujung yang
lainnya.
4. Putar plastik yang berisi 1 buah kelereng sehingga plastik yang berisi 3 kelereng
tidak naik dan turun. Tentukan jari-jari yang dibentuk saat kelereng bergerak stabil.
5. Putar lebih cepat berisi plastik yang berisi 1 buah kelereng

Setelah melakukan praktikum, jawab pertanyaan berikut!


1. Apa yang terjadi pada saat kelereng 1 tidak diputar?

2. Berapa jari-jari saat sistem berada pada kestabilan? Dan apa yang terjadi jika kelereng
dipercepat?

3. Bagaimana pengaruh kecepatan terhadap jari-jari lingkaran yang dibentuk?

8. Penerapan dinamika gerak melingkar pada produk teknologi

MGMP Fisika SMK Kab. Tanggamus


24

Dinamika gerak melingkar juga diterapkan pada produk teknologi. Contohnya pada sepeda
motor yang biasanya disebut dengan sepeda motor tipe skuter menggunakan CVT (
continuously variable transmission ). Pada sistem ini tidak lagi menggunakan roda-roda
gigi untuk melakukan pengaturan rasio transmisi melainkan menggunakan sabuk ( V-belt )
dan pully variable untuk memperoleh perbandingan gigi yang bervariasi. Sistem CVT
bekerja menggunakan gaya sentripetal. Berikut ini contoh komponen-komponen pada
CVT.

Gambar pertama menunjukkan pully primer (pully depan) dan pully sekunder(pully
belakang). Pada pully primer terdapat primary sliding sheave yang dapat bergerak maju
mundur karena pengaruh roller weight (gambar 2) . Pada pully sekunder terdapat sepatu
kopling yang dapat membuka pada saat kecepatan tertentu sehingga menjepit rumah
kopling (gambar 3) . Pada pully sekunder (pully belakang) juga terdapat secondery sliding
sheave (pully geser) yang dapat bergerak maju mundur sesuai putaran mesin (gambar 4).
Perbedaan primary sliding sheave dan secondary sliding sheave pada CVT adalah primer
sliding sheave pada putaran tinggi akan mendorong v-belt sehingga pully depan menjadi
lebih besar dan secara bersamaan pada pully belakang, secondary sliding sheave akan
terdorong keluar sehingga pully belakang menjadi lebih kecil.

Pada saat putaran mesin rendah, roller weight bergerak melebar, namun karena putarannya
masih rendah, primary sliding sheave belum mampu menekan v-belt. Karena antara pully
primer dan pully sekunder terhubung dengan v-belt maka ketika pully primer berputar
maka pully sekunder ikut berputar. Namun karena gaya sentripetal yang dialami sepatu
kopling masih belum mampu mengalahkan gaya pegas, maka gesekan antara sepatu
kopling dengan rumah kopling sangat minim sehingga belum mampu memutarkan rumah
kopling yang terhubung dengan roda belakang. Akibatnya roda belakang belum berputar.
Saat ada peningkatan putaran mesin, maka pully primer dan pully sekunder mengalami
peningkatan putaran. Peningkatan putaran ini akan menyebabkan peningkatan gaya
sentripetal sepatu kopling. Gaya sentripetal yang dialami sepatu kopling akan mampu
mengalahkan gaya pegas sehingga ada peningkatan gaya gesek antara sepatu kopling
dengan rumah kopling. Dengan adanya peningkatan gesekan antara sepatu kopling dengan
rumah kopling, maka akan mampu memutarkan roda. Pada saat itu, pully belakang yang
masih besar, maka torsi juga besar sehingga kendaraan akan lebih mudah digerakkan.

Pada putaran tinggi, roller weight akan bergerak melebar penuh sehingga primary sliding
sheave terdorong menekan v-belt, sehingga pully depan akan lebih melebar. Secara
bersamaan pada pully belakang, secondary sliding sheave akan terdorong keluar, akibatnya
pully belakang akan mengecil. Dengan perbandingan rasio diameter pully depan yang lebih
besar dibandingkan diameter pully belakang maka akan didapatkan kecepatan motor yang
diinginkan.

MGMP Fisika SMK Kab. Tanggamus

Anda mungkin juga menyukai