Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No.

2, Oktober 2013 ISSN 1907 - 0357

PENELITIAN
PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP TINGKAT
DEPRESI PADA LANSIA

Putri Endah Rahma*, Sulastri**, Rohayati**

Depresi merupakan gangguan alam perasaan yang ditandai oleh kesedihan, harga diri rendah, rasa bersalah,
putus asa, perasaan kosong. Depresi dapat terjadi di semua umur khususnya pada lansia, lansia merupakan
kelompok yang rentan terhadap perubahan-perubahan fisik dan psikososial. Penelitian bertujuan mengetahui
pengaruh terapi musik terhadap tingkat depresi pada Lansia di Unit Pelaksana Teknis Daerah Panti Ssosial
Lanjut Usia (UPTD-PSLU) Tresna Werdha Lampung Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan . Desain
penelitian quasi eksperimen. Populasi pada penelitian ini adalah lansia di UPTD.PSLU Tresna Werdha Lampung
Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan yang berjumlah 100, sampel dalam penelitian ini berjumlah 33
reponden. Hasil uji t test sample dependent untuk mengetahui pengaruh terapi musik terhadap tingkat depresi
pada lansia di UPTD PLSU Tresna Werdha Natar Kabupaten Lampung selatan didapat p value 0,000 dengan
tingkat kepercayaan sehingga P value < α (0,000 < 0,05), artinya ada pengaruh terapi musik terhadap tingkat
depresi pada lansia di UPTD PLSU Tresna Werdha Natar Kabupaten Lampung Selatan. Kesimpulan dari
penelitian ini adalah ada pengaruh terapi musik terhadap tingakat depresi pada lansia di UPTD.PSLU Tresna
Werdha Lampung Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan, diharapkan kepada petugas UPTD.PSLU
Tresna Werdha untuk lebih sering meningkatkan frekuensi pemberian terapi yang sejenis.

Kata Kunci : Terapi musik, Depresi

LATAR BELAKANG seramai 670,430,020 orang lansia dan


pada sensus 2010 sebesar 765,226,542
Geriatri adalah cabang ilmu orang lansia didunia. Tahun 2025
kedokteran yang mempelajarai dan diperkirakan terdapat 1,2 milyar lanjut
menangani masalah kesehatan pada usia usia dan ditahun 2050 akan menjadi 2
lanjut. Psikiatri geriatrik atau psikogeriatri milyar (21% total penduduk). Sekitar 80 %
adalah psikiatri menangani orang usia lanjut usia hidup di Negara berkembang
lanjut. Gerontology adalah suatu studi dan wilayah Asia-Pasifik merupakan
mengenai semua maslah orang usia bagian dunia yang tercepat
lanjut(fisik, mental, financial, teknologi, pertumbuhannya (International Data Base,
pembangunan dan sebagainya), glamur 2011).
(golongan lanjut usia) atau warga senior, Indonesia adalah termasuk negara
yaitu orang yang berumur 65 tahun lebih, yang memasuki era penduduk berstruktur
tetapi ada perhimpunan-perhimpunan lanjut usia (aging structured population)
warga senior yang menerima anggota umur karena jumlah penduduk yang berusia 60
60 tahun, 55 tahun ataupun 50 tahun tahun ke atas sekitar 7,18%. Jumlah lanjut
(Maramis, 2009) usia di Indonesia cenderung meningkat,
Penduduk lanjut usia diseluruh dunia pada tahun 2000 jumlah lanjut usia
tumbuh dengan sangat cepat bahkan sebanyak 14.439.967 jiwa (7,18%),
tercepat dibanding kelompok usia lainnya. selanjutnya pada tahun 2010 meningkat
Jumlah penduduk lanjut usia di dunia menjadi 23.992.553 jiwa (9,77%). Pada
berdasarkan International Data Base (IDB) tahun 2020 diprediksikan jumlah lanjut
pada tahun 2000 adalah sebesar usia mencapai 28.822.879 jiwa (11,34%)
603,999,996 manakala sensus 2005 (Ditjen Kesmas Depkes RI, 2011).

[151]
Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN 1907 - 0357

Undang-undang No. 36 tahun 2009 Menurut Martono, 2010 dalam


tentang Kesehatan pada pasal 138, Upaya Darmojo (2010), beberapa masalah
pemeliharaan kesehatan bagi lanjut usia psikologis yang sering di jumpai pada
harus ditujukan untuk menjaga agar tetap lansia, seperti kesepian (loneliness), duka
hidup sehat dan produktif secara sosial cita (bereavement), depresi pada lansia,
maupun ekonomis sesuai dengan martabat gangguan cemas, psikosis pada lansia,
kemanusiaan. parafrenia, dan sindroma diagnose.
Depresi dapat terjadi di semua umur Depresi pada lansia sering
khususnya pada lansia, dimana lansia ditunjukkan dalam bentuk pikiran agitatif,
merupakan kelompok yang rentan terhadap ansietas, atau penurunan fungsi kognitif.
perubahan-perubahan fisik dan psikososial Adapun faktor pencetus depresi pada
serta depresi merupakan masalah lansia antara lain adalah faktor biologik,
kesehatan yang paling banyak di temukan psikologik, stess kronis, pengguna obat.
pada lansia. Studi di Eropa dan Amerika Dari faktor tersebut adalah penyebab
serikat mendapatkan pravelensi depresi depresi pada lansia seperti: faktor biologis
pada populasi usia lanjut di masyarakat adalah penurunan fungsi fisik, dampak
berkisar antara 8-15% dan hasil meta sakit, pengaruh hormontal, depresi
analisis dari laporan negara-negara di penurunan berat drastis, psikologi adalah
dunia mendapatkan pravelensi rerata maslah ekstensi, maslah kepribadian,
depresi pada usia lanjut di masyarakat masalah keluarga dan masalah sosial
adalah 13,5% dengan perbandingan wanita adalah konflik individual, kehilangan
: pria 14,1:8,6 (Kompas, 2008). Di pasangan hidup, kehilangan pekerjaan,
Indonesia sebagai gambaran, menurut dari paska bencana, dampak situasi kehidupan
riset kesehatan dasar (2010) yang diadakan sehari-hari (Kaplan & Saddock, 2008).
Departemen Kesehatan, gangguan mental Depresi merupakan salah satu
emosional (depresi dan anxietas yang problem gangguan mental yang sering
usianya di atas 15 tahun mencakup lansia) ditemukan pada lanjut usia. Dari faktor-
sekitar 11,6% populasi Indonesia. faktor depresi pada lanjut usia tersebut,
Lansia sering dimaknai sebagai depresi dapat dikontrol dengan cara terapi
masa kemunduran, beberapa modalitas yang merupakan kegiatan yang
kemunduran yang terjadi pada lansia dilakukan untuk mengisi waktu luang bagi
separt i: Perubaha dari aspek boilogis lansia seperti: Psikodrama , terapi aktivitas
perubahan yang terjadi pada sel seseorang kelompok (TAK) dan mengubah prilaku,
menjadi lansia, Perubahan fisiologis terapi musik , terapi berkebun, terapi
yang terjadi pada aktivitas seksual pada dengan binatang, terapi okupasi dan terapi
usia lanjut biasanya berlangsung secara kognitif (Setyoadi, 2011).
bertahap dan menunjukkan status dasar Terapi musik merupakan teknik yang
dari aspek vaskuler, hormonal dan digunakan untuk penyembuhan suatu
neurologiknya, Perubahan psikologis penyakit yang menggunakan iram tertentu.
adanya penarikan diri dari masyarakat dan Jenis musik yang digunakan dalam terapi
dari diri pribadinya satu sama lain, musik dapat sesuai dengan ke inginan,
Perubahan sosial umumnya lansia seperti musik klasik, intrumentalia, musik
banyak yang melepaskan partisipasi sosial berirama santai, orkesta, dan musik
mereka, walaupun pelepasan itu dilakukan modern lainnya (Potter, 2006).Musik
secara terpaksa. dan Perubahan merupakan rangsangan pendengaran yang
kehidupan keluarga hubungan lansia terorganisasi, terdiri atas melodi, ritme,
dengan anak jauh kurang memuaskan yang harmoni, warna (timber), bentuk dan gaya.
disebabkan oleh berbagai macam hal Musik memiliki kekuatan untuk mengobati
(Potter&perry, 2006). penyakit dan ketidak mampuan yang di
alami oleh seseorang ketika musik di

[152]
Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN 1907 - 0357

aplikasikan menjadi sebuah terapi, musik untuk mengajak lansia melakukan terapi
dapat meningkat, memulihkan, memelihar musik tersebut.
kesehatan fisik, mental emosional dan Berdasarkan latar belakang di atas,
spiritual dari setiap individu. Hal itu maka peneliti tertarik untuk melakukan
membuktikan karena musik mempunyai penelitian lebih lanjut mengenai “Pengaruh
beberapa kelebihan seperti bersifat Terapi Musik terhadap Tingkat Depresi
universal, nyaman, menyenangkan, dan pada Lansia di UPTD.PSLU Tresna
terstruktur. Seperti nafas, detak jantung, Werdha Lampung Kecamatan Natar
dan pulsasi semuanya berulang dan Kabupaten Lampung Selatan ”
berirama. Semua jenis musik dapat di
gunakan sebagai terapi seperti lagu-lagu METODE
rileksasi, lagu popule, maupun
klasik.namun di anjurkan memilih lagu Metode penelitian yang digunakan
dengan tempo sekitar 60 ketukan permenit dalam penelitian ini adalah deskriptif
bersifat rileks (Turana, 2006). korelasi dimana penelitian bertujuan untuk
Pada survey awal di UPTD. PSLU membuat gambaran secara objek lalu
Tresna Werdha Lampung, 2013 tanggal 16 mengetahui hubungan antara variabel satu
maret 2013, di dapatkan data lanjut usia dengan yang lain. Rancangan penelitian
laki-laki berjumlah 40 orang dan yang digunakan adalah cross sectional
selebihnya lanjut usia wanita yang dimana data diambil pada waktu
berjumlah 60 0rang lanjut usia. Dari hasil bersamaan (Notoatmodjo, 2010). Dalam
observasi pada tanggal 16 maret 2013 penelitian ini peneliti ingin mengetahui
terdapat ± 20 lanjut usia yang berada di pengaruh terapi musik terhadap tingkat
setiap ruang. Dari 100 lanjut usia terdapat depresi pada lansia di UPTD.PSLU Tresna
36 orang lanjut usia yang terlihat seperti Werda Lampung.
mengalami tanda-tanda dan gejala depresi, Populasi pada penelitian ini adalah
adapun lanjut usia mengatakan sulit tidur, lansia di UPTD.PSLU Tresna Werdha
sering bangun di malam hari, kehilangan Lampung Kecamatan Natar Kabupaten
nafsu makan, sebagian lansia merasakan Lampung Selatan yang berjumlah 100,
kesepian, merasakan kesedihan apabila dengan teknik sampling acak sederhana
mengingat keluarganya, dari 36 lansia didapatkan sampel sebanyak 33 reponden.
tersebut terdapat 3 lansia yang mengalami Analisis data bivariat menggunakan uji T
gangguan pendengaran. dependen.
Berdasarkan hasil wawancara ada
tindakan yang di lakukan oleh petugas
panti untuk menangani depresi pada lansia HASIL
di panti tresna werdha natar tersebut
namun dalam masalah untuk menangani Analisis Univariat
rasa yang muncul dari tanda dan gejala
depresi tersebut sebagian lansia ada yang Tabel 1: Distribusi Nilai Rata–Rata
melakukan ritual keagamaan seperti doa, Tingkat Depresi Lansia Sebelum
zikir dan mengaji agar mengingat tuhan Terapi Musik
dengan segala kekuasaan nya, untuk
menangani depresi dengan terapi musik Variabel Mean Med. SD
sendiri bukan satu-satunya media yang Tingkat depresi
dapat mengatasi depresi tersebut, karena sebelum terapi 24,88 25,00 2,736
mengingat kembali mayoritas lansia musik
mengalami tunarungu atau gangguan Min - Max 20 - 29
pendengaran, sehingga tidaklah mudah

[153]
Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN 1907 - 0357

Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui rata skore tingkat depresi pada lansia
bahwa rata – rata skore tingkat depresi setelah terapi musik sebesar 14,03 yang
pada lansia sebelum terapi musik sebesar berarti rata-rata lansia mengalami depresi
24,88 yang berarti rata-rata lansia kategori sedang karena berada diantara
mengalami depresi kategori berat karena rentang (10 – 20). Hasil uji T test sample
berada diantara rentang (21 – 30), median independent didapat p value 0,000 < 0,05,
25,00, standar deviasi sebesar 2,736, skore artinya Ho ditolak, ada pengaruh terapi
terendah 20 dan skore tertinggi 29. musik terhadap tingkat depresi pada lansia
di UPTD PLSU Tresna Werdha Natar
Tabel 2: Distribusi Nilai Rata–Rata Kabupaten Lampung selatan .
Tingkat Depresi Lansia Setelah
Terapi Musik
PEMBAHASAN
Variabel Mean Med. SD
Tingkat depresi 14,33 14,03 2,443 Tingkat Depresi Pada Lansia Sebelum
setelah terapi Terapi Musik
musik
Min - Max 10 - 19 Berdasarkan hasil penelitian pada
tabel 5.5 diatas dapat diketahui bahwa rata
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui – rata skore tingkat depresi pada lansia di
bahwa rata – rata skore tingkat depresi UPTD PLSU Tresna Werdha Lampung
pada lansia setelah terapi musik sebesar Selatan sebelum terapi musik sebesar
14,03 yang berarti rata-rata lansia 24,88 yang berarti rata-rata lansia
mengalami depresi kategori sedang karena mengalami depresi kategori berat karena
berada diantara rentang (10 – 20), median berada diantara rentang (21 – 30).Menurut
14,00, standar deviasi sebesar 2,443, skore Maslim (2001) tingkatan depresi berat jika
terendah 10 dan skore tertinggi 19. kehilangan minat, keadaan tidur terganggu,
tidak bermakna,masa depan suram,
Analisis Bivariat gagasan yang membahayakan diri dan
nafsu makan berkurang. Bila terdapat
Tabel 3: Distribusi Perbedaan Tingkat gejala misalnya yang mencolok maka
Depresi Lansia Sebelum dan pasien mungkin tidak mau atau tidak
Sesudah Terapi Musik mampu untuk melaporkan banyak
gejalanya secara rinci.Episode depresif
Variabel Mean SD SE biasanya berlangsung sekurang-kurangnya
Tingkat depresi 24,88 2,736 0,476 2 minggu, maka masih dibenarkan
sebelum terapi menengah untuk menengahkan diagnosa
musik dalam kurun waktu dari 2 minggu dan
Tingkat depresi 14,03 2,443 0,425 sangat tidak mungkin pasien untuk
setelah terapi meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan atau
musik urusan rumah tangga, kecuali pada taraf
P value 0,000 yang sangat terbatas.
N 33 Hasil ini sejalan dengan penelitian
Nurhayati (2005, dalam Maryam, 2012)
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui tentang pengaruh terapi musik terhadap
bahwa rata – rata skore tingkat depresi tingakat depresi pada lansia di Panti Sosial
pada lansia sebelum terapi musik sebesar Tresna Werdha Bakti Yuswa Natar
24,88 yang berarti rata-rata lansia Lampung Selatan, hasil uji t dependent
mengalami depresi kategori berat karena yang menyatakan ada pengaruh terapi
berada diantara rentang (21 – 30), rata – musik terhadap tingakat depresi (p value =

[154]
Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN 1907 - 0357

0,001). Menurut peneliti setelah ditandai Menurut penelitian Ayu, F, (2009)


kondisi lansia sebagian lansia di UPTD tentang hubungan terapi musik terhadap
PLSU Tresna Werdha Lampung Selatan tingakat kecemasan pada lansia di Panti
mengalami depresi dalam kesehariannya Sosial Tresna Werdha Bakti Yuswa Natar
dilihat bahwa terdapat lansia yang terlihat Lampung Selatan, menyebutkan bahwa
murung, menyendiri, kehilangan minat, ada pengaruh terapi musik terhadap tingkat
tidak bersemangat untuk melakukan kecemasan dengan (p-value 0,001).
aktivitas. Kemungkinan dari data Menurut peneliti ada pengaruh setelah
karakteristik responden seperti Umur, dilakukannya terapi musik terhadap
pendidikan, jenis kelamin dan riwayat tingakat depresi pada lansia disebabkan
penyakit juga dapat mempengaruhi adanya dampak psikologis pada lansia
terjadinya depresi, tetapi adapun beberapa seperti ketenangan secara emosional pada
lansia yang motivasi dirinya tinggi lansia sehingga lansia mampu mengontrol
sehingga tidak ingin lama berlarut-larut diri ketika terjadinya tanda dan gejala
dalam kesedihannya dengan melakuakn depresi seperi cemas berlebihan, khawatir
aktivitas sehari-hari. yang menyebabkan respon psikologis
lansia menjadi tenang.
Tingkat Depresi Pada Lansia Setelah
Dilakukan Terapi Musik Pengaruh Terapi Musik Terhadap
Tingkat Depresi pada Lansia
Berdasarkan hasil penelitian pada
tabel 5.6 diatas dapat diketahui bahwa rata- Berdasarkan hasil penelitian pada
rata skore tingkat depresi pada lansia di tabel 5.5 diatas dapat diketahui bahwa rata
UPTD PLSU Tresna Werdha Lampung – rata skore tingkat depresi pada lansia
Selatan setelah dilakukan terapi musik sebelum terapi musik sebesar 24,88 yang
sebesar 14,03 yang berarti rata-rata lansia berarti rata-rata lansia mengalami depresi
yang mengalami depresi kategori sedang kategori berat karena berada diantara
karena berada diantara rentang (10-20). rentang (21 – 30), sedangkan rata-rata
Menurut Maslim (2001) tingkatan depresi skore tingkat depresi pada lansia setelah
sedang diantaranya konsentrasi namun dilakukan terapi musik sebesar 14,03 yang
perhatiannya berkurang dan mudah lelah. berarti rata-rata lansia yang mengalami
Lama episode berlangsung minimum depresi kategori sedang karena berada
sekitar 2 minggu, dan kesulitan untuk diantara rentang (10-20). Hasil uji t test
menghadapi kegiatan sosial, pekerjaan dan independent didapatkan p value 0,000 <
urusan rumah tangga. Menurut Maramis 0,05, artinya Ho ditolak, ada pengaruh
(2009) depresi merupakan gangguan terapi musik terhadap tingkat depresi pada
perasaan dengan ciri-ciri semangat lansia di UPTD PLSU Tresna Werdha
berkurang, harga diri rendah, menyalahkan Lampung Selatan. Menurut Djohan (2006),
diri sendiri, gangguan tidur dan gangguan pengguna terapi musik di tentukan oleh
nafsu makan. Pada depresi terdapat gejala intervensi musikal dengsn msksud
psikologi dan somatik. Gejala psikologi memulihkan, menjaga, memperbaikki
yaitu menjadi pendiam, rasa sedih pesimis, emosional, fisik, psikologis, dan kesehatan
putus asa, masalah bekerja dan bergaul serts kesejah teraan spiritual.
berkurang, tidak dapat mengambil Penelitian yang berkenaan dengan
keputusan, mudah lupa dan timbul fikiran pengaruh terapi musik terhadap kondisi
bunuh diri seangkan gejala somatik yaitu psikologis individu telah banyak
penderi kehilangan kesenangan, lelah, dilakukan, dan hasilnya memperlihatkan
tidak bersemangat, terdapat anoreksia dan adanya reaksi fisik dan jiwa sebagai
konstipasi. responden terhadap terapi musik. Reaksi
tersebut dapat berupa ketengan relaksasi,
ataupun berupa perubahan dalam ritme
[155]
Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN 1907 - 0357

pernafasan, tekanan darah pada jantung benar-benar diberikan berdasarkan


dan aliran darah. perasaanya saat itu, sehingga dapat
Hasil penelitian ini menunjukkan memudahkan peneliti dalam melakukan
adanya perbedaan tingakt depresi sebelum penyebaran kuisioner dalam bentuk
diberikan terapi musik dan tingkat depresi wawancara dan dilakukannya terapi musik,
setelah dilakukan terapi musik, dimana pelaksanaan dilakukannya terapi musik
untuk lansia yang belum diberikan terapi berjalan sesuai dengan prosedur.
musik memiliki nilai rata-rata yang lebih Berdasarkan penelitian bahwa pengaruh
tinggi di bandingakn lansia yang sudah terapi musik sangat berpengaruh terhadap
diberikan terapi musik. tingkat depresi pada lansia.
Hal ini menunjukkan bahwa terapi
musik sebesar 24,88 yang berarti rata-rata KESIMPULAN
lansia mengalami depresi kategori berat
karena berada diantara rentang (21 – 30) Berdasarkan hasil penelitian dan
Rata – rata skor tingkat depresi pada lansia pembasan pengaruh terapi musik terhadap
setelah terapi musik sebesar 14,03 yang tingkat depresi pada lansia di UPTD PLSU
berarti rata-rata lansia mengalami depresi Tresna Werdha Natar Kabupaten Lampung
kategori sedang karena berada diantara selatan maka dapat diambil kesimpulan
resntang (10 – 20). 3)Ada pengaruh terapi sebagai berikut:1 )Rata – rata skore
musik terhadap tingkat depresi pada lansia tingkat depresi pada lansia sebelum
di UPTD Tresna Werdha Natar Kabupaten Diharapkan agar Panti UPTD PLSU
Lampung selatan (p value = 0,000 < Tresna Werdha, dapat memberikan terapi
0,05).musik mempunyai peranan yang musik pada lansia yang dimana lansia
penting dalam menurunkan tingkat depresi mengalami depresi. Diharapkan agar
pada lansia. Penurunan tingkat depresi petugas panti di UPTD PLSU Tresna
tidak hanya di tentukan oleh terapi musik Werdha dalam pengoprasiannya sesuai
saja melainkan terapi spiritual juga dengan prosedur.
berperan penting dalam penurunan depresi.
Peneliti berpendapat, bahwa terapi musik
sanagtlah berpengaruh pada lansia yang
* Pekerja Sosial UPTD-PSLU
mengalami depresi. Dampak psikologis
Lampung Selatan
lansia sebelum dan setelah dilakukannya
** Dosen pada Prodi Keperawatan
terapi musik sangatlah berbeda dimana
Tanjungkarang Poltekkes Kemenkes
lansia sebelum diberikan terapi musik akan
Tanjungkarang
merasakan gelisah, murung, dan tidak
berminat untuk melakukan aktivitas
sedangakn setelah dilakukannya terapi
musik maka lansia merasa ketenagan DAFTAR PUSTAKA
secara emosional sehingga lansia mampu
mengontrol diri seperti cemas berlebihan, Ayu, Fitri, (2009), Kejadian dan Tingkat
khawatir, sedih yang menyebabkan Depresi Pada Lanjut Usia, eprints.
psikologis lensia tersebut menjadi tenag, undip.ac.id/32877/1/Ayu_Fitri.
lalu hal ini berkaitan pula dengan Darmojo, (2010), Keperawatan Gerontik,
karakteriktik responden seperti umur, jenis Jakarta; EGC.
kelamin, pendidikan dan riwayat penyakit. Ditjen Kesmas Depkes RI,
Kondisi lansia saat dilakuaknnya (2011),Penatalaksanaan Depresi pada
penelitian sebagian besar dalam keadaan Lansia di Masyarakat, www.
sehat, baik jasmani maupun rohani perpustakaan.depkes.go.id/cgi.../opa
sehingga peneliti mengahrapkan data yang c-search.pl
diberikan lansia adalah data yang jujur dan

[156]
Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN 1907 - 0357

Djohan. (2006). Terapi Musik, Terapi Nugroho. (2006). Keperawatan Lanjut


Musik Dan Aplikasi. Usia. Jakarta:EGC
Jogjakarta:Glangpres Potter & Perri. (2006). Terapi Modalitas
International Data Base, (2011), Keperawatan pada Klien
www.preventionweb.net/files/24697 Psikogerentrik. Jakarta:Salemba
_246922011 disasterstats1 Medika
Kaplan & Sandock. (2008). Buku Ajar Riset Kesehatan Dasar (2010),
Psikiatrik Klinis. Edisi 2. www.litbang.depkes.go.id/...riskesd
Jakarta:EGC. as2010/Laporan_ riskesdas_2010
Kompas, (2008), Waspada Depresi pada Setyoadi. (2011). Terapi Modalitas
lansia. www.kompas.com Keperawatan pada Klien.
Maramis. (2009). Ilmu Kesehatan Jiwa. Struart, Gail W, (2010), .Buku Saku
Edisi 2. Surabaya: Airlangga Keperawatan Jiwa. Edisi 5.
University Pres Jakarta.EGC
Maryam, Siti, (2012). Lanjut Usia dan Turana. (2006). Terapi Modalitas
Perawatannya. Jakarta;Salemba Keperawatan ada Psikogerentrik
Medika Jakarta:Salemba Medika
Maslim. (2001). Diagnosa Gangguan Jiwa, Undang-undang No. 36 tahun 2009,
Rujukan Ringkasan Pppdgji-III www.dikti.go.id/files/atur/.../UU-36-
Notoadmojo. (2010). Metode Penelitian. 2009Kesehatan
Jakarta:PT.Rika Cipta

[157]

Anda mungkin juga menyukai