Anda di halaman 1dari 6

1

A. Usaha

Usaha yang dilakukan gaya tetap F yang menyebabkan titik tangkapnya bergeser sejauh s
sejajar garis gaya ialah hasil kali besar gaya tersebut dengan jarak perpindahannya.
F F
m m

Jika dituliskan secara matematis: W =F . s


Keterangan :
W =¿usaha/kerja
F=¿gaya
s=¿jarak perpindahan

Jika antara gaya membentuk sudut tertentu terhadap arah perpindahan, maka gaya
tersebut harus diuraikan searah perpindahan dan tegak lurus perpindahan.
F s in α F sin α
F F

m F cos α m F cos α

Pada kondisi yang seperti itu, komponen F cos θ yang melakukan usaha karena ada
perpindahan, sedang komponen F sin θ tidak ada usaha karena tidak ada perpindahan.
Besar usahanya:
W =F cos θ . s

Dari uraian di atas dapat diketahui besar usaha untuk sudut-sudut yang lain, contoh
seperti sudut 90o dan 180o.
W =F cos θ . s ,θ=90 o
W =F cos 90 o . s
W =F .(0) . s
W =0
Jadi besar usaha jika gaya tegak lurus dengan perpindahan adalah nol. Contoh usaha yang
bernilai nol adalah ketika kita mengangkat beban tetapi kita pindahkan dari satu tempat
ke tempat yang lain.
W =F cos θ . s ,θ=180 o
W =F cos 180 o . s
W =F .(−1). s
W =−F . s
2

Jadi besar usaha jika gaya berlawanan perpindahan adalah bernilai negatif.Contoh usaha
yang bernilai negatif adalah usaha oleh gaya gesek.

B. Energi

Energi adalah kemampuan melakukan usaha. Ada beberapa macam bentuk energy, antara
lain:

1. Energi Kinetik

Energi kinetik adalah energi yang dimiliki oleh benda yang bergerak. Suatu
materi/benda bermassa m, yang bergerak dengan kecepatan v memiliki energi
kinetik(Ek) :

1
Ek = mv 2
2

Contoh:
Sebuah bola bermassa 0,5 kg bergerak dengan kecepatan 10 m/s. Tentukan energi
kinetik bola tersebut!
Diketahui:
m=0,5 kg
v=10 m/ s
Ditanya : Ek =¿ ….?
1 1
Ek = . 0,5 . 102 = . 0,5 .100 = 25
2 2

Jadi energi kinetik yang dimiliki bola tersebut adalah 25 J.

2. Energi Potensial Gravitasi

Sebuah benda yang bermassa m, berada pada ketinggian h dan percepatan gravitasi
ditempat tersebut sebesar g, maka memiliki energi potensial(Ep) sebesar;
E p = m. g . h

Contoh:
Kelapa bermassa 2 kg tergantung dipohon pada ketinggian 5 m. Jika
percepatan gravitasi 10 m/s2, tentukan energi potensial yang dimiliki
kelapa tersebut!
Penyelesaian
Diketahui:
m=2 kg
h=5 m
g=10 m/ s
Ditanya : E p = ….?
E p = 2 kg. 10 m/s2 . 5 m
E p = m. g . h = 100 J
3

Jadi energi potensialnya 100 J.

3. Energi Potensial Pegas

Pegas dengan konstanta k, kemudian ditarik atau ditekan sehingga bertambah atau
berkurang panjangnya sebesasar Δx memiliki energi potensial Ep sebesar;
1
E p = kΔx 2
2

Pegas dengan panjang mula-mula lo belum mendapar


Δx usikan

Pegas mendapat usikan, sehingga bertambah panjang


sebesasar Δx

Contoh:
Pegas dengan konstanta 1000 N/m, ditarik sehingga bertambah panjang sebesar 10
cm. Tentukan energi potensialnya!
Penyelesaian:

Diketahui: k =1000 N /m
Δx =10 cm=0,1 m

E p =… ?

1
E p= kΔx 2
2
1
E p = . 1000. (0,1)2
2
1
E p = . 1000. (0 , 01) = 5
2
Jadi energi yang dimiliki pegas tersebut 5 J.

4. Energi Listrik

Besar energy listrik pada alat yang berdaya P watt dan digunakan dalam waktu t
detik maka besar energy yang diserap adalah ;
W =P. t

Karena P=V . i, maka besar energy listrik juga dapat dituliskan dengan :
W =V .i .t
4

5. Energi Mekanik

Jumlah energi kinetik dengan energi potensial adalah energi mekanik.


E m = Ek + E p
Jika pada suatu materi bersifat konservatif maka pada materi tersebut besarnya energi
mekanik pada setiap titik besarnya sama. Ini dikenal dengan Hukum Kekekalan
Energi Mekanik. Perhatikan gambar berikut!

Em 1 =Em 2

Ek 1 + E p 1=E k 2+ E p 2

Untuk contoh kasus diatas, pada titik pertama, energi mekanik dititik itu diberi
simbol Em1 dan pada titik kedua diberi simbol Em2. Untuk benda yang jatuh bebas,
benda yang berada pada ketinggian h1, maka berlaku persamaan berikut!

Em1 = Em2

Ek1 + Ep1 = Ek2 + Ep2

1 1
mv + m . g . h1 = mv 2 + m.g . h2
2 12 2 2

Untuk benda jatuh bebas, v1 = 0, h2= 0 (dipermukaan tanah) ,maka persamaan di atas
menjadi:
1 1
m.(0 )2 + m. g . h1 = mv 2 + m. g . 0
2 2 2

1
0 + m. g. h1 = m v 2 + 0
2 2

1
m. g . h1 = mv2
2 2

1
g .h1 = v 2 2 g . h1 = v v 2 = √2 gh1
2 2 22

Jadi kecepatan benda jatuh bebas saat menyentuh tanah adalah


v 2 = √2 gh1
C. Usaha pada Gaya Konservatif

Untuk memahami usaha pada gaya konservatif, perhatikan gambar usaha memindahkan
benda pada bidang miring berikut!
S1 S2
h
h F2
F1
5

Mengapa mendorong beban yang berada pada bidang miring yang lebih landai akan lebih
mudah? Hal ini berkaitan dengan usaha pada medan konservatif. Besar usaha yang
dipengaruhi oleh medan konservatif tidak bergantung dari lintasan tetapi dilihat keadaan
awal dan akhir. Contoh gaya konservatif adalah gaya gravitasi, gaya Coloumb, dan gaya
listrik. Sedangkan usaha pada gaya non konservatif, dipengaruhi oleh lintasan dimana
gaya itu bekerja. Contoh usaha pada gaya non konservatif adalah usaha pada gaya gesek.

Pada gambar di atas, karena dipengaruhi oleh medan konservatif maka besar usaha yang
dilakukan adalah sama. Namun karena panjang lintasannya berbeda maka gaya
dorongpun akan berbeda. Semakin panjang lintasan maka gaya yang dibutuhkan semakin
kecil. Penerapan konsep ini diterapkan pada jalan yang menanjak, seperti didaerah
pegunungan. Jalan dibuat lebih landai agar kendaraan kuat saat menanjak.

D. Daya dan Efesiensi

Daya adalah banyaknya energi yang bekerja setiap satuan waktu. Satuan daya dinyatakan
dalam watt.
W
P=
T
Keteranngan: P = daya (watt)
W = usaha (J)
T = waktu (s)

Selain watt, satuan daya yang sering adalah horse power (hp) / daya kuda (dk) /
paardekracht (pk). Besarnya 1 hp = 746 J/s = 746 watt.

Sesuai hukum kekekakalan energi, bahwa energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan
tetapi diubah menjadi energi dalam bentuk lain. Contohnya energi listrik menjadi cahaya.
Dalam mengubah energi listrik menjadi cahaya dibutuhkan bohlam atau bola lampu.
Dalam proses perubahannya tidak semua energi listrik dapat diubah menjadi energi
cahaya. Demikian juga untuk perubahan-perubahan energi yang lain. Nilai perbandingan
perubahan energi yang diinginkan (berguna) dengan energi awal disebut efesiensi.
'
W
η=
W
Keterangan: η = efesiensi
W = energi total /awal (J)
W’ = energi yang dikeluarkan (J)

Jika daya yang diketahui, maka efesiensi dapat dinyatakan dengan:


6

'
P
η=
P
Keterangan: η = efesiensi
P = daya input (watt)
P’ = daya output (watt)

Jika dinyatakan dalam persentase, efesiensi dapat dinyatakan dengan:


'
P
η = × 100%
P
Semakin tinggi nilai efesiensi, maka semakin bagus alat tersebut. Contohnya penggunaan
lampu LED dibandingkan lampu bohlam. Walaupun lampu LED memiliki daya yang
lebih kecil namun lampu LED dapat menyala lebih terang dibandingkan lampu bohlam.
Pada lampu bohlam, energi listrik yang digunakan tidak semuanya menjadi cahaya,
namun banyak yang diubah menjadi energi panas.

BAB
5 IMPLUS DAN MOMENTUM

Anda mungkin juga menyukai