Disusun Oleh :
Nabila Hanifa Fauzia
1102014180
Pembimbing :
DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes
Laporan hasil studi kasus pasien dengan judul “Anemia Defisiensi Besi dari Aspek Risiko Internal
dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga di Puskesmas Kecamatan Kemayoran” ini telah disetujui
oleh pembimbing untuk diseminarkan dalam rangka memenuhi salah satu tugas dalam Kepaniteraan
Klinik Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas
YARSI.
1. DR. Kholis Ernawati, S. Si, M. Kes selaku pembimbing dan staf pengajar
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas
YARSI.
2. dr. Yusnita, M.Kes, DipIDK, selaku koordinator Kepaniteraan Kedokteran
Keluarga bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas YARSI yang telah
membimbing dan memberi masukan yang bermanfaat.
3. dr. Erlina Wijayanti, MPH, DipIDK, selaku kepala bagian merangkap staf
pengajar Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas YARSI.
4. DR. Rifqatussa’adah, SKM, M.Kes, dr. Dian Mardhiyah, MKK,
dr. Maya Trisiswati, M.KM selaku staf pengajar bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
5. drg. Lindawati, M.Kes selaku Kepala Puskesmas Kecamatan
Kemayoran.
6. dr. Nurul Inayah dan seluruh tenaga kesehatan Puskesmas
Kecamatan Kemayoran yang telah memberikan bimbingan kepada
penulis untuk kelancaran proses penulisan laporan ini.
7. Seluruh rekan sejawat yang telah memberikan motivasi dan kerjasama
sehingga tersusun laporan ini.
Dalam menyelesaikan penulisan laporan ini, penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan yang tidak luput dari kesalahan dan
kekurangan baik dari segi materi maupun dari bahasa yang disajikan. Untuk itu
penulis mohon maaf atas segala kekhilafan, serta dengan tangan terbuka
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Wassalamu’alaikum wa Rahmatullahi Wabarakaatuh.
Penulis
BAB I
DIAGNOSIS KLINIS
1. BERKAS PASIEN
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. M
Umur : 71 tahun
Alamat : Jl. Cempaka Baru 12
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status : Menikah
Tempat Berobat : Puskesmas Kecamatan Kemayoran
Tanggal Berobat : 21 Mei 2019
B. Anamnesis
Dilakukan autoanamnesis kepada pasien pada tanggal 23 Mei 2019.
1) Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan lemas sejak 2 hari yang lalu.
2) Keluhan Tambahan
Pasien juga mengeluh beberapa kali sakit kepala.
2
keluhan tersebut, pasien datang karena sudah waktunya di bulan ini untuk
mengunjungi puskesmas untuk pemeriksaan berkala. Ny. M mengaku sering
mengalami keluhan serupa. Sekitar dua tahun yang lalu, pasien pernah
dirawat di RS Islam Jakarta dengan keluhan serupa namun lebih parah dan
ketika dilakukan pemeriksaan darah lengkap, kadar hemoglobinnya
mencapai 4 g/dL. Begitu pula sekitar satu tahun yang lalu, kejadian serupa
juga dirasakan Ny. M karena kadar hemoglobinnya mencapai 6 g/dL.
Ny. M mengaku mempunyai riwayat tukak lambung namun pasien tidak
ingat sejak kapan. Ny. M sering merasakan perutnya perih setiap kali
terlambat makan. Keluhan yang dirasakan ini juga karena kebiasaan Ny. M
mengonsumsi segelas kopi hitam hampir setiap sore hari. Ny. M sudah
memeriksakan diri ke dokter dan sudah mulai mengurangi kebiasaannya. Ny.
M menyangkal adanya keluhan wasir. Menurut Ny. M, ketika ia masih
mengalami menstruasi, volume darah yang dikeluarkan cukup banyak
sehingga ia sering mengganti pembalut.
Sejak dirawat, Ny. M mulai sadar untuk mengonsumsi obat penambah zat
besi, namun Ny. M mengaku masih kurang patuh dikarenakan efek samping
yang dirasakan olehnya. Ny. M sering merasa mual setelah ia minum obat
penambah zat besinya. Ny. M khawatir dengan keadaannya yang sering
merasa lemas dan nantinya tidak akan membaik lagi. Ny. M ingin kadar
hemoglobinnya tidak lagi rendah sehingga keluhan lemas dan sering sakit
kepalanya tidak lagi dirasakan.
3
f. Riwayat asma : disangkal
g. Riwayat hipertensi : (+)
h. Riwayat penyakit jantung : disangkal
6) Riwayat Pengobatan
Pasien meminum obat penambah zat besi (Sangobion) ketika dirinya merasa
lemas.
8) Riwayat Kebiasaan
Pasien sehari-hari bangun tidur sekitar pukul 05.00 untuk menunaikan shalat
subuh, kemudian dilanjutkan dengan membantu mempersiapkan sarapan
untuk keluarga. Pasien juga selalu minum teh manis hangat setiap pagi, serta
sesekali minum kopi hitam pada sore hari. Pasien dan keluarganya cukup
rajin makan buah dan sayur, namun pasien mengaku dirinya tidak terlalu
4
rajin berolahraga ringan.
Pasien mengatakan sehari-hari sering merasa lemas karena riwayat
kekurangan darah yang dimilikinya. Pasien biasa tidur malam sekitar pukul
21.30 dan tidurnya pulas. Pasien menjalankan shalat 5 waktu dan selalu
menyempatkan untuk mengaji.
C. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum : Baik
2) Kesadaran : Compos Mentis
3) Tanda Vital
a. Tekanan Darah : 141/85 mmHg
b. Nadi : 90x/menit
c. Suhu : 36,8oC
d. Respirasi : 20x/menit
4) Status Gizi
a. Berat Badan (BB) : 55 kg
b. Tinggi Badan (TB) : 156 cm
Metode Brocca :
Berat badan ideal = (Tinggi Badan-100) – 10% (Tinggi Badan-100)
= (156-100) – 10% (156-100)
= 56 – 5,6 = 50,4 kg
Status Gizi = (BB Aktual : BB Ideal) x 100%
= (56 : 50,4) x 100%
= 111 % (kelebihan berat badan)
5
Tabel 1. Kriteria Indeks Massa Tubuh (IMT)
IMT KATEGORI
< 18,5 Berat badan kurang
18,5 – 22,9 Berat badan normal
≤ 23,0 Kelebihan berat badan
23,0 – 24,9 Berisiko menjadi obesitas
25,0 – 29,9 Obes I
≥ 30,0 Obes II
Sumber : Centre for Obesity Research and Education 2007
5) Status Generalis
a. Kepala : Normocephali
b. Mata : Konjungtiva anemis (+/+), Sklera
ikterik (-/-), Reflek Cahaya Langsung (+/+), Reflek
Cahaya Tidak Langsung (+/+), Pupil bulat dan isokor
c. Telinga : Bentuk normal, serumen (-/-), keluar
sekret dari telinga (-/-), nyeri tekan mastoid (-/-)
d. Hidung : Bentuk normal, deviasi septum (-), sekret (-/-)
e. Tenggorokan : Faring hiperemis (-), Tonsil T1-T1 hiperemis (-)
f. Leher : KGB tidak teraba membesar, retraksi suprasternal (-),
pembesaran kelenjar tiroid tidak tampak
g. Thoraks :
Jantung :
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
6
Palpasi : Iktus kordis teraba pada ICS V linea midclavicula
sinistra
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi : Bunyi jantung I-II regular, murmur (-), gallop (-)
Paru :
Inspeksi : Bentuk dada simetris, tidak terdapat sikatrik
Palpasi : Fremitus taktil dan fremitus vocal simetris kanan
dan kiri, tidak teraba masa dan pelebaran sela iga
Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru, peranjakan paru
dan hati (+)
Auskultasi : Suara napas utama vesikuler (+/+), ronki (-/-),
wheezing (-/-)
h. Abdomen :
Inspeksi : Simetris, membuncit, kelainan kulit (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : Nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), nyeri ketuk (-),
hepatomegali (-), splenomegali (-)
Perkusi : Timpani di semua lapang abdomen, nyeri ketuk (-)
i. Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), CRT < 2 detik
j. KGB : Tidak teraba pembesaran KGB
k. Genitalia : Tidak dilakukan
l. Anorektal : Tidak dilakukan
D. Pemeriksaan Penunjang
Dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin pada tanggal 21 Mei 2019 di
Puskesmas Kecamatan Kemayoran. Hasil pemeriksaan = 11,8 g/dL.
E. Diagnosis Klinis
Anemia Defisiensi Besi
7
Hipertensi grade 1
F. Terapi Klinis
- Sangobion 2x1 tablet
- Ranitidin 3x1 tablet
- Ondansetron 2x1 tablet
- Amlodipine 1x1 tablet
BAB II
BERKAS KELUARGA
8
2.1 Profil Keluarga
1. Karakteristik keluarga
a. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn. B
Usia : 72 tahun
b. Identitas Pasien
Nama : Ny. M
Usia : 71 tahun
c. Identitas anak pertama pasien
Nama : Ny. S
Usia : 42 tahun
d. Identitas anak kedua pasien
Nama : Ny. H
Usia : 38 tahun
9
Pas de Deux family adalah keluarga yang terdiri dari dua anggota keluarga
saja. Keluarga Ny. M dan Tn. B mempunyai dua orang anak, namun kedua
anaknya sudah berpisah rumah cukup lama.
4. Dinamika Keluarga
Ny. M dan Tn. B memiliki hubungan keluarga yang sangat baik. Mereka
selalu memperhatikan anaknya dengan baik agar tidak pernah kekurangan
kasih sayang dari kedua orang tuanya. Setiap masalah yang dihadapi oleh
keluarga akan dibiasakan oleh Ny. M dan Tn. B untuk dibicarakan dengan
baik-baik sampai ditemukan penyelesaiannya. Kedua anak Ny. M dan Tn. B
selalu berkunjung ke rumahnya secara bergantian.
5. Fungsi Keluarga
Biologis :
Secara aspek biologis keluarga Ny. M telah menjalankan fungsinya dengan
baik. Ny. M bersama dengan Tn. B memiliki dua orang anak yang dibesarkan
sejak kecil dan tidak mengalami masalah.
Psikologis :
Secara psikologis Ny. M memiliki hubungan yang baik dengan keluarganya.
Komunikasi antar keluarga berjalan cukup baik. Suami selalu memberikan
perhatian kepadan pasien jika pasien sedang sakit.
Sosial :
10
Lingkungan tempat keluarga tinggal termasuk lingkungan padat penduduk.
Lingkungan rumah pasien termasuk tertata lebih rapi dibandingkan dengan
rumah tetangganya. Keluarga Ny. M dikenal sebagai keluarga yang baik.
Ekonomi :
Kebutuhan keluarga Ny. M sehari-hari dapat terpenuhi dari penghasilan Tn. B
per bulan dan tambahan dari anak Ny. M. Keluarga Ny. M mempunyai BPJS
sebagai asuransi kesehatan.
Pendidikan :
11
6. Family Map
Keterangan gambar:
12
Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup
1. Lingkungan Tempat Tinggal
Status kepemilikan rumah : Milik pribadi
Daerah pemukiman : Padat
Jumlah penghuni rumah : 2 orang
13
Tabel 4. Pedoman Penilaian Rumah Sehat
KOMPONEN
NO RUMAH YG KRITERIA NILAI BOBOT
DINILAI
I KOMPONEN RUMAH
31
1 Langit-langit a. Tidak ada 0
b. Ada, kotor, sulit dibersihkan, dan rawan kecelakaan 1
c. Ada, bersih dan tidak rawan kecelakaan 2 62
2 Dinding a. Bukan tembok (terbuat dari anyaman bambu/ilalang) 1
b. Semi permanen/setengah tembok/pasangan bata atau 2
batu yang tidak diplester/papan yang tidak kedap air.
c. Permanen (Tembok/pasangan batu bata yang diplester) 3 93
papan kedap air.
3 Lantai a. Tanah 0
b. Papan/anyaman bambu dekat dengan tanah/plesteran 1
yang retak dan berdebu.
c. Diplester/ubin/keramik/papan (rumah panggung). 2 62
4 Jendela kamar tidur a. Tidak ada 0
b. Ada 1 31
5 Jendela ruang keluarga a. Tidak ada 0
b. Ada 1 31
6 Ventilasi a. Tidak ada 0 0
b. Ada, lubang ventilasi dapur < 10% dari luas lantai 1
c. Ada, lubang ventilasi > 10% dari luas lantai 2
7 Lubang asap dapur a. Tidak ada 0
b. Ada, lubang ventilasi dapur < 10% dari luas lantai dapur 1 31
b. Ada, lubang ventilasi dapur > 10% dari luas lantai dapur 2
(asap keluar dengan sempurna) atau ada exhaust fan
atau ada peralatan lain yang sejenis.
8 Pencahayaan a. Tidak terang, tidak dapat dipergunakan untuk membaca 0
b. Kurang terang, sehingga kurang jelas untuk membaca 1
dengan normal
c. Terang dan tidak silau sehingga dapat dipergunakan untuk
membaca dengan normal 2 62
14
II SARANA SANITASI 25
1 Sarana Air Bersih a. Tidak ada 0
(SGL/SPT/PP/KU/PAH). b. Ada, bukan milik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesh. 1
c. Ada, milik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesh. 2
e. Ada, bukan milik sendiri dan memenuhi syarat kesh. 3
d. Ada, milik sendiri dan memenuhi syarat kesh. 4 100
2 Jamban (saran pembua- a. Tidak ada. 0
ngan kotoran). b. Ada, bukan leher angsa, tidak ada tutup, disalurkan ke 1
sungai / kolam
c. Ada, bukan leher angsa, ada tutup, disalurkan ke sungai 2
atau kolam
d. Ada, bukan leher angsa, ada tutup, septic tank 3
e. Ada, leher angsa, septic tank. 4 100
3 Sarana Pembuangan a. Tidak ada, sehingga tergenang tidak teratur di halaman 0
Air Limbah (SPAL) b. Ada, diresapkan tetapi mencemari sumber air (jarak 1
sumber air (jarak dengan sumber air < 10m).
c. Ada, dialirkan ke selokan terbuka 2
d. Ada, diresapkan dan tidak mencemari sumber air (jarak 3
dengan sumber air > 10m).
e. Ada, dialirkan ke selokan tertutup (saluran kota) untuk 4 100
diolah lebih lanjut.
4 Saran Pembuangan a. Tidak ada 0
Sampah/Tempat Sampah b. Ada, tetapi tidak kedap air dan tidak ada tutup 1
c. Ada, kedap air dan tidak bertutup 2
d. Ada, kedap air dan bertutup. 3 75
PERILAKU
III PENGHUNI 44
1 Membuka Jendela a. Tidak pernah dibuka 0
Kamar Tidur b. Kadang-kadang 1 44
c. Setiap hari dibuka 2
2 Membuka jendela a. Tidak pernah dibuka 0
Ruang Keluarga b. Kadang-kadang 1
c. Setiap hari dibuka 2 88
3 Mebersihkan rumah a. Tidak pernah 0
dan halaman b. Kadang-kadang 1 44
c. Setiap hari 2
4 Membuang tinja bayi a. Dibuang ke sungai/kebun/kolam sembarangan 0
15
dan balita ke jamban b. Kadang-kadang ke jamban 1
c. Setiap hari dibuang ke jamban 2 88
5 Membuang sampah a. Dibuang ke sungai / kebun / kolam sembarangan 0
pada tempat sampah b. Kadang-kadang dibuang ke tempat sampah 1
c. Setiap hari dibuang ke tempat sampah. 2 88
TOTAL HASIL PENILAIAN 1.099
KETERANGAN:
Hasil Penilaian : Nilai x Bobot
12 x 31 = 372, 15 x 25 = 375, 8 x 44 = 352
Total = 1.099
Kriteria 1. Rumah Sehat : 1068 – 1200
Kriteria 2. Rumah Tidak Sehat : < 1068
Kesimpulan : Rumah yang dihuni pasien Ny. M masuk dalam kategori rumah sehat
berdasarkan Pedoman Penilaian Rumah Sehat.
16
b. Perilaku terhadap pelayanan kesehatan
Keluarga Ny. M memiliki jaminan kesehatan (BPJS). Jarak dari rumah
pasien ke puskesmas cukup dekat yaitu kurang dari 10 menit, dan pasien
menggunakan motor atau mobil milik anaknya untuk menuju puskesmas.
Pasien merasa cukup puas dengan pelayanan Puskesmas Kecamatan
Kemayoran.
c. Perilaku terhadap makanan
Keluarga Ny. M mempunyai kebiasaan makan sebanyak 3 kali sehari. Ny.
M biasa memasak makanan yang dimakan oleh dirinya dan suaminya.
Keluarga Ny. M mengerti dengan pola gizi seimbang namun tidak begitu
memahami kandungan gizi dari makanan yang setiap hari dikonsumsi.
Keluarga Ny. M cukup rajin mengkonsumsi buah serta sayuran, dan selalu
mencuci tangan sebelum makan menggunakan sabun.
d. Perilaku terhadap lingkungan kesehatan
Ny. M tinggal di rumah yang padat penduduk. Rumah Ny. M termasuk
memadai, rumah ini memiliki 2 ruang kamar tidur, satu kamar mandi, satu
dapur, dan terdapat satu ruangan sebagai ruang keluarga di tengah-tengah.
Rumah Ny. M memiliki 4 buah jendela yaitu 2 buah di dekat pintu masuk
dan 1 buah di masing-masing kamar. Ny. M biasa membuka pintu
rumahnya setiap pagi untuk mengalirkan udara ke rumahnya. Untuk
pencahayaan rumah Ny. M baik, cahaya matahari yang masuk ke dalam
rumah juga baik. Keluarga Ny. M menggunakan air PAM untuk mandi
dan keperluan sehari-hari seperti mencuci baju atau piring. Untuk
pembuangan sampah, Ny. M biasanya langsung membawa sampah yang
telah dikumpulkan di dapur ke tempat pembuangan sampah terdekat.
17
2.4 Sarana Pelayanan Kesehatan
Tabel 5. Pelayanan Kesehatan
Faktor Keterangan Kesimpulan
Cara mencapai pusat Kendaraan pribadi Keluarga Ny. M berobat ke
pelayanan kesehatan Puskesmas Kecamatan
Tarif pelayanan kesehatan Murah
Kemayoran atau RS Islam
Kualitas pelayanan Memuaskan
Jakarta dengan menggunakan
kesehatan
motor miliknya atau mobil
milik anaknya dan Ny. M
merasa puas dengan kualitas
pelayanan puskesmas.
18
Air Putih (1 Gelas) 0 0 0 0
Siang, 1 Mei 2019
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Nasi putih (1 centong) 175 kkal 40 gr 4 gr 0 gr
Ayam Goreng (1 potong) 260 kkal 10,7 gr 21,9 gr 14,5 gr
Sayur Asam 80 kkal 13 gr 3,1 gr 2,7 gr
Air Putih (1 Gelas) 0 0 0 0
19
Nasi putih (1 centong) 175 kkal 40 gr 4 gr 0
Telur dadar (1 buah) 155 kkal 1 gr 11 gr 12 gr
Teh Manis 55 kkal 14,36 gr 0 gr 0 gr
Air Putih (1 Gelas) 0 0 0 0
Siang, 3 Mei 2019
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Nasi putih (1 centong) 175 kkal 40 gr 4 gr 0
Telur Balado (2 buah) 142 kkal 2,44 gr 7,15 gr 11,5 gr
Tahu bacem (1 potong) 24 kkal 1 gr 1,9 gr 1,47 gr
Air Putih (2 Gelas) 0 0 0 0
Malam, 3 Mei 2019
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Nasi Putih (1 centong) 175 kkal 40 gr 4 gr 0
Telur Balado (2 buah) 142 kkal 2,44 gr 7,15 gr 11,5 gr
Tahu bacem (1 potong) 24 kkal 1 gr 1,9 gr 1,47 gr
Air Putih (1 Gelas) 0 0 0 0
Jumlah 1.067 kkal 142,24 gr 41,8 gr 26,94 gr
20
= 22.6 kg/m2
Perhitungan kalori
Kebutuhan Kalori Basal = BBI x kalori perempuan
= 50,4 x 25 = 1.260 kkal
Faktor Risiko
Aktivitas fisik sedang = 10% x 1.260 kkal = +126 kkal
Kesan: Setelah menghitung kebutuhan kalori, juga dengan melihat food record pasien
selama 3 hari dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan kebutuhan kalori pasien
kurang dari jumlah kalori yang dibutuhkan. Pasien disarankan untuk meningkatkan
jumlah makanan yang dikonsumsi serta meningkatkan konsumsi sayur dan buah agar
kebutuhan kalori tercukupi dengan baik.
21
- Anak-anak Ny. M tidak membantu mengingatkan Ny. M dalam
kepatuhannya minum obat.
BAB III
22
DIAGNOSIS HOLISTIK
A. Diagnosis Holistik
i. Aspek personal: (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran)
A. Alasan Datang :
Pasien datang untuk pemeriksaan bulanan di poli geriatri, dengan keluhan
datang sering lemas dan merasa sakit kepala.
B. Kekhawatiran :
Pasien merasa khawatir karena sempat mempunyai kadar hemoglobin yang
sangat rendah dan pernah dirawat dua kali.
C. Harapan :
Kadar hemoglobinnya akan terus menetap di kadar normal sehingga pasien
tidak lagi merasa lemas, sering sakit kepala, bahkan dirawat.
D. Persepsi Penyakit :
Medis : Menurut pasien penyakitnya saat ini karena jarang berolahraga.
Religi : Pasien merasa penyakit dideritanya merupakan cobaan yang datang
dari Tuhan.
ii. Aspek klinik: (Diagnosis kerja dan Diagnosis banding)
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
ditemukan :
Pasien sering mengeluh lemas dan sakit kepala.
Pasien pernah dirawat sebanyak dua kali di RS Islam Jakarta karena keluhan
serupa.
Pemeriksaan hemoglobin saat dirawat mencapai 4 g/dL dan 6 g/dL.
Pasien mempunyai riwayat ulkus peptikum.
Pasien sering minum kopi hitam dan jarang mengonsumsi daging.
23
Sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Diagnosis Kerja : Anemia Defisiensi Besi.
b. Diagnosis Banding : -
iii. Aspek risiko internal: (faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah
kesehatan pasien)
Pasien adalah seorang lansia.
Pasien memiliki riwayat penyakit yang sama sampai beberapa kali dirawat.
Pasien memiliki riwayat ulkus peptikum.
Pasien jarang makan daging merah, sering minum teh setiap pagi, dan minum
kopi hitam hampir setiap sore hari.
Pasien tidak rajin minum obat penambah zat besi yang dianjurkan dokter
karena efek samping mual setelah meminumnya, membuat ia malas
meminumnya lagi.
iv. Aspek psikososial/eksternal
Ny. M tidak terbuka dengan anaknya mengenai keluhan efek samping yang
dirasakan setelah minum obat penambah zat besinya, sehingga ia anaknya
tidak bantu mengingatkan Ny. M untuk teratur minum obat.
v. Aspek fungsional: (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari baik
di dalam maupun di luar rumah, fisik maupun mental). Menurut skala
International Classification of Primary Care (ICPC) pasien termasuk derajat 1,
yaitu pasien masih dapat melakukan aktivitas sehari-harinya tanpa bantuan
orang lain.
Level 1 : tidak ada keterbatasan fungsi apapun
Level 2 : mulai ada keterbatasan fungsi
Level 3 : banyak keterbatasan fungsi
Level 4 : sangat banyak keterbatasan fungsi (kegiatan harian di rumah)
Level 5 : tidak bisa beraktivitas sama sekali (full bed 100%)
24
B. Rencana Pelaksanaan
25
HASIL YANG FOLLOW UP FOLLOW UP
ASPEK MASALAH KEGIATAN SASARAN WAKTU
DIHARAPKAN PERTAMA KEDUA
obat.
Menjelaskan bahwa
olahraga dapat
Pasien dapat
Menurut pasien membantu Pasien mulai Pasien tetap
Puskesmas merubah gaya
penyakitnya saat ini peningkatan kadar membiasakan diri melakukan
Pasien & Home hidupnya yaitu
karena jarang oksigen dalam tubuh untuk berolahraga kegiatan olahraga
visit dengan rajin
berolahraga. sehingga tiap sore hari. tiap sore hari.
olahraga ringan.
hemoglobin akan
banyak terikat.
Penyakit ini Menjelaskan kepada Pasien Puskesmas Pasien dapat Pasien mengerti Pasien mengerti
merupakan cobaan pasien bahwa & Home memahami konsep datangnya konsep datangnya
yang datang dari penyakitnya visit konsep datangnya penyakit dalam penyakit dalam
Tuhan. merupakan ujian penyakit dalam Islam. Islam.
dari Tuhan dan Islam dan
Tuhan yang maha diingatkan untuk
menyembuhkan. tidak
meninggalkan
ibadah wajib serta
meningkatkan
26
HASIL YANG FOLLOW UP FOLLOW UP
ASPEK MASALAH KEGIATAN SASARAN WAKTU
DIHARAPKAN PERTAMA KEDUA
ibadah sunnah.
Mengobati pasien
Puskesmas Keadaan klinis Keluhan yang Keluhan yang
Aspek Anemia Defisiensi dengan terapi
Pasien & Home pasien dapat dirasakan pasien dirasakan pasien
Klinis Besi farmakologis :
visit membaik. mulai berkurang. banyak berkurang.
Sangobion.
Mengedukasi pasien
Pasien jarang
bahwa daging merah Pasien akan Pasien sudah
makan daging
memiliki kandungan merubah menu mengurangi Pasien tetap
Aspek merah dan sering Puskesmas
hemoglobin yang makannya dan konsumsi teh dan mengurangi
Risiko minum teh setiap Pasien & Home
tinggi dan sering mengurangi kopinya, terlebih konsumsi teh dan
Internal pagi, dan minum visit
minum teh atau kopi kebiasaan minum karena sedang kopinya.
kopi hitam hampir
dapat memengaruhi teh serta kopi. bulan puasa.
setiap sore hari.
kadar hemoglobin.
Pasien tidak rajin Menjelaskan kepada Pasien akan lebih Pasien makan
minum obat pasien agar minum rajin untuk terlebih dahulu
Puskesmas
penambah zat besi obat penambah zat minum obat Tidak ada sebelum minum
Pasien & Home
karena efek besi harus didahului setelah makan perubahan obat penambah zat
visit
samping mual dengan makan dan dan juga besi dan disertai
setelah setelahnya pasien mengatasi rasa minum anti mual
27
HASIL YANG FOLLOW UP FOLLOW UP
ASPEK MASALAH KEGIATAN SASARAN WAKTU
DIHARAPKAN PERTAMA KEDUA
dapat minum obat
meminumnya, mualnya dengan
anti mual agar
membuat ia malas minum obat anti setelahnya.
mendapatkan efek
meminumnya lagi. mual.
yang maksimal.
Pasien
Ny. M tidak
menceritakan
terbuka dengan
keluhan yang
anaknya mengenai
Menjelaskan dialami, obat yang
keluhan efek Pasien akan
mengenai diberikan serta
Aspek samping yang terbuka dengan
pentingnya terbuka efek samping yang
Eksternal dirasakan setelah Puskesmas anak-anaknya dan
kepada anak- Pasien dan Tidak ada dirasakan kepada
dan minum obat & Home kemudian akan
anaknya agar dapat Keluarga perubahan anaknya, sehingga
Psikososial penambah zat visit terbantu
membantu anaknya mulai
Keluarga besinya, sehingga ia kepatuhan minum
kepatuhan minum membantu
anaknya tidak bantu obatnya.
obat. mengingatkan
mengingatkan Ny.
pasien untuk
M untuk teratur
minum obat yang
minum obat.
diresepkan.
Aspek Primary Care Menyarankan pasien Pasien Puskesmas Pasien menjaga Pasien mulai Pasien tetap
28
HASIL YANG FOLLOW UP FOLLOW UP
ASPEK MASALAH KEGIATAN SASARAN WAKTU
DIHARAPKAN PERTAMA KEDUA
agar selalu menjaga kesehatannya
membiasakan diri melakukan
(ICPC) pasien kesehatan dan & Home dengan
Fungsional untuk berolahraga kegiatan olahraga
termasuk derajat 1. imunitasnya dengan visit melakukan
tiap sore hari. tiap sore hari.
banyak berolahraga. olahraga ringan.
C. Prognosis
1. Ad vitam : Bonam
2. Ad sanasionam : Dubia ad bonam
3. Ad fungsionam : Bonam
29
LAMPIRAN
30