Anda di halaman 1dari 5

SUPERVISI KEPERAWATAN

NAMA: MUHAMMAD IZZUDDIN SHAFA

STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN

BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 PEMBAHASAN KEGIATAN

Pelaksanaan kegiatan supervisi keperawatan dilakukan pada hari dan tanggal Selasa, 06-
08-2020. Pelaksanaan kegiatan supervisi keperawatan dilakukan kurang lebih selama 30
menit. Supervisi keperawatan dilakukan dengan dipimpin oleh cholifaturizkiyah sebagai
kepala ruangan, Indrie Oktaviani dan M. Izzudinn Safa sebagai katim, Tiara Puspita dan
Siti Nurjanah sebagai perawat pelaksanaan. Saat dilakukan kegiatan berjalan dengan
lancer. Kegiatan supervisi keperawatan dapat dilakukan secara langsung dan tidak
langsung, penerapannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta tujuan supervisi.
Supervisi dilakukan langsung pada kegiatan yang sedang berlangsung. Cara supervisi ini
ditujukan untuk bimbingan dan arahan serta mencegah dan memperbaiki kesalahan yang
terjadi. Sedangkan, supervisi dilakukan melalui laporan tertulis, seperti laporan pasien
dan catatan asuhan keperawatan dan dapat juga dilakukan dengan menggunakan laporan
lisan seperti saat timbang terima dan ronde keperawatan. Pada supervisi tidak langsung
dapat terjadi kesenjangan fakta, karena supervisor tidak melihat langsung kejadian
dilapangan. Oleh karena itu agar masalah dapat diselesaikan, perlu klarifikasi dan umpan
balik dari supevisor dan staf.
Rabu 07/07/20 pukul 10.00 WIB, melakukan Melakukan literature review journal
bersama dengan pembimbing Nurmiladiyah R S.Kep, M.Kep. Judul artikel/jurnal dalam
pembahasan ini adalah “EFEKTIFITAS PEDOMAN PENDOKUMENTASIAN
DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN BERBASIS ANDROID
TERHADAP PENINGKATAN MUTU DOKUMENTASI KEPERAWATAN DI
RUANG RAWAT INAP” dan melakukan role play supervisi dengan edukasi hand hygine.
Metode yang dilakukan pada Kegiatan yang dilakukan pada artikel tersebut adalah;
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pedoman pendokumentasian diagnosa
dan intervensi keperawatan berbasis android terhadap peningkatan mutu dokumentasi
diagnosis dan intervensi keperawatan. Desain penelitian ini adalah eksperimen semu dengan
kelompok kontrol pre-post test. Penelitian ini dilakukan dari tanggal 16 Mei hingga 4 Juli
2019 di Ruang Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit SM untuk kelompok intervensi dan
Layanan Rawat Inap Kelas III di Rumah Sakit BW untuk kelompok kontrol. Populasi dalam
penelitian ini adalah 161 perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit SM. Sampel diambil
dengan teknik purposive sampling, 35 responden kelompok intervensi dan 35 responden
kelompok kontrol. Semua responden yang terdaftar dalam penelitian ini secara sukarela setuju
untuk berpartisipasi dan memberikan persetujuan tertulis setelah mendapat penjelasan tentang
penelitian. Instrumen adalah lembar untuk melihat karakteristik responden, kuesioner Q-DIO
untuk menilai mutu dokumentasi asuhan keperawatan yang memiliki 40 pertanyaan dan P-
Askep aplikasi berbasis android memiliki pedoman untuk mendokumentasikan diagnosis dan
intervensi keperawatan. Sebelum menerapkan intervensi, penelitian mengadakan pre-test
menggunakan kuesioner Q-DIO untuk dua kelompok. Kemudian dilanjutkan pelatihan 1 hari,
3 hari bantuan untuk implementasi, dan 1 bulan implementasi independen oleh perawat. Data
dibandingkan dengan menggunakan uji berpasangan Wilcoxon. Semua analisis statistik
dilakukan dengan menggunakan SPSS untuk Windows. Hasil penelitian pada kelompok
intervensi menunjukkan peningkatan mutu dokumentasi diagnosa dan intervensi keperawatan,
sebelum 31,4% dan setelah 97,1%; sedangkan pada kelompok kontrol menunjukkan
penurunan mutu dokumentasi, sebelum 45,7% dan setelah 11,4%. Pedoman
pendokumentasikan diagnosa dan intervensi keperawatan berbasis android efektif
meningkatkan mutu dokumentasi diagnosa dan intervensi keperawatan dari ratarata: 1,31
hingga 1,97 dengan nilai p-value=0,000, ini berarti pedoman pendokumentasikan diagnosa
dan intervensi keperawatan berbasis android efektif meningkatkan mutu dokumentasi
diagnosa dan intervensi keperawatan.
3.2 KETERBATASAN
A. Uraikan keterbatasan yang dirasakan kelompok dalam melakukan kegiatan dalam
melaksanakan kegiatan
Keterbatasan yang dirasakan kelompok dalam merealisaikan setiap POA yang telah
direncakan yakni kurangnya lahan praktek secara langsung di dalam rumah sakit
dikarenakan dampak pandemic COVID-19 yang melonjak naik. Mengenai Plan of action
untuk Ronde keperawatan sendiri sangat tidak memungkinkan dilakukan didalam rumah
sakit dikarenakan pandemic COVID-19 ini, dan hanya bisa dilakukan dengan menggunakan
media literature review menggunakan journal maupun artikel yang memang cocok dengan
kasus yang telah diangkat untuk kelompok.
B. Uraikan langkah-langkah (problem solving) yang dilakukan kelompok dalam
menghadapi keterbatasan
Pemecahan masalah yang dilakukan oleh kelompok adalah tetap melaksankan Plan of
Action yang telah dibuat dengan menggunakan media aplikasi Zoom via daring dan
memaksimalkan sedemikian mungkin agar proses POA yang telah dibuat dapat berjalan
dengan mana mestinya. Literature review Ronde Keperawatan yang diangkat oleh kelompok
dalam journal sendiri sanggat mencerminkan dengan kasus yang ada didalam ruangan
kresna, maka dengan adanya journal tersebut dapat dijadikan gambaran maupun acuan serta
masukan dalam pembelajaran bagi kelompok.
3.4 RENCANA TINDAK LANJUT
Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan pada supervisi keperawatan adalah memberikan
arahan pada petugas kesehatan dalam pelaksanaan tugasnya agar memahami dan mengerti
terhadap peran masing-masin, dan fungsi sebagai staf dan pelaksana dalam asuhan
keperawatan.

BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan : Penelitian ini membuktikan bahwa pedoman dokumentasi diagnosa dan


intervensi keperawatan berbasis android efektif dalam meningkatkan mutu dokumentasi
diagnosa dan intervensi keperawatan.

Saran : Peneliti menyarankan agar dalam penelitian selanjutnya penelitian ini dapat
dijadikan sebagai data dasar untuk pengembangan penelitian bidang keperawatan berbasis
teknologi informasi/ berbasis android.

Anda mungkin juga menyukai