Rumah Sehat Chrisa
Rumah Sehat Chrisa
Disusun Oleh :
Chrisa Meila Pratama (CMR0160068)
REGULAR C
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas izin
dan ridha-Nya, akhirnya makalah ini dapat diselesaikan dengan baik, makalah ini
berjudul “Indikator Rumah Sehat”. Makalah ini disusun sebagai bentuk
pertanggungjawaban atas adanya tugas dari mata kuliah Keamanan Pangan
Program Studi Kesehatan Masyarakat di STIKes Kuningan.
Makalah ini di susun dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk
membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah
ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak akan terwujud tanpa bantuan
dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Ibu Icca Stella Amalia, S.KM,.MPH selaku dosen mata kuliah Kesling
Pemukiman.
2. Teman-teman kami di STIKes Kuningan umumnya dan kelas Reguler C
Prodi S1 Kesehatan Masyarakat khususnya atas segala bantuannya.
i
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................3
1.1 Latar Belakang.................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan ….........................................................................4
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
3
daya kerja atau daya produktif seseorang. Rumah tidak sehat ini dapat menjadi
reservoir penyakit bagi seluruh lingkungan, jika kondisi tidak sehat bukian hanya
pada satu rumah tetapi pada kumpulan rumah (lingkungan pemukiman).
Timbulnya permasalahan kesehatan di lingkungan pemukiman pada dasarnya
disebabkan karena tingkat kemampuan, ekonomi masyarakat yang rendah, karena
rumah dibangun berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya (Notoatmodjo,
2003).
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
terhindar dari faktor-faktor yang dapat merugikan kesehatan (Hindarto, 2007).
Rumah sehat dapat diartikan sebagai tempat berlindung, bernaung, dan tempat
untuk beristirahat, sehingga menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik fisik,
rohani, maupun sosial (Sanropie dkk, 1991). Sedangkan menurut Hermawan
(2010) yang dikutip dari Azwar, rumah sehat adalah tempat berlindung atau
bernaung dan tempat untuk beristirahat sehingga menimbulkan kehidupan yang
sempurna baik fisik, rohani maupun sosial.
Secara umum yang dimaksud dengan rumah sehat adalah sebuah rumah yang
dekat dengan air bersih, berjarak lebih dari 100 meter dari tempat pembuangan
sampah, dekat dengan sarana pembersihan, serta berada ditempat dimana air hujan
dan air kotor tidak menggenang.
1. Lokasi
a. Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran
sungai, aliran lahar, gelombang tsunami, longsor, dan sebagainya.
6
b. Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir sampah
dan bekas lokasi pertambangan.
c. Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran
seperti jalur pendaratan penerbangan.
2. Sarana dan prasara lingkungan
a. Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluarga dengan
konstruksi yang aman dari kecelakaan.
b. Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan
vektor penyakit dan memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
c. Memiliki sarana lingkungan dengan ketentuan sebagai berikut
kontruksi jalan tidak membahayakan kesehatan.
d. Tersedianya sumber air yang menghasilkan air secara cukup
sepanjang waktu dengan kualitas air yang memenuhi persyaratan
kesehatan.
e. Pengelolaan pembuangan kotoran manusia dan limbah rumah tangga
harus memenuhi persyaratan kesehatan.
f. Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi
persyaratan kesehatan.
g. Memiliki akses terhadap sarana pelayanan umum dan sosial seperti
keamanan, kesehatan, komunikasi, tempat kerja, tempat pendidikan
dan lain sebagainya.
h. Peraturan instalansi listrik harus menjamin keamanan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
i. Tempat pengelolaan makanan (TPM) harus menjamin tidak terjadinya
kontaminasi yang dapat menimbulkan keracunan.
7
Kriteria Rumah Sehat Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 829/Menkes/SK/VII/1999.
Ketentuan kriteria rumah sehat adalah sebagai berikut :
2. Pencahayaan
Pencahayaan alam dan/atau buatan langsung maupun tidak langsung dapat
menerangi seluruh ruangan dengan intensitas penerangan minimal 60 lux dan
tidak menyilaukan mata.
3. Kualitas Udara
a. Suhu udara nyaman, antara 18 – 30 oC
b. Kelembaban udara, antara 40 – 70 %
c. Gas SO2 kurang dari 0,10 ppm per 24 jam
d. Pertukaran udara 5 kali 3 per menit untuk setiap penghuni
e. Gas CO kurang dari 100 ppm per 8 jam
f. Gas formaldehid kurang dari 120 mg per meter kubik
4. Ventilasi
8
Luas lubang ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% luas lantai.
5. Vektor Penyakit
Tidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus yang bersarang di dalam rumah.
6. Penyediaan Air
a. Tersedia sarana penyediaan air bersih dengan kapasitas minimal 60
liter per orang setiap hari
b. Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan/atau
air minum menurut Permenkes 416 tahun 1990 dan Kepmenkes 907
tahun 2002
7. Pembuangan Limbah
a. Limbah cair yang berasal rumah tangga tidak mencemari sumber air,
tidak menimbulkan bau, dan tidak mencemari permukaan tanah
b. Limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan
bau, tidak mencemari permukaan tanah dan air tanah
8. Kepadatan Hunian
Luas kamar tidur minimal 8 meter persegi, dan dianjurkan tidak untuk
lebih dari 2 orang tidur.
9
BAB III
Masalah Kesehatan
N Kriteria Urutan
Masalah Kesehatan Total
U S G
o Prioritas
1 Tidak membuang sampah 3 5 5 13 I
pada tempatnya
2 SPAL 2 4 4 10 II
3 Jamban 2 2 4 8 III
10
Keterangan:
5 = Sangat besar
4 = Besar
3 = Sedang
2 = Kecil
1 = Sangat kecil
sembarangan, SPAL, dan jamban. Pada kriteria urgency (U) dari ke-3 masalah
paling utama atau yang memiliki score lebih tinggi dibandingkan masalah
lainnya. Hal ini dikarenakan sampah dan penanganannya masih menjadi suatu
permasalahan.
11
3.5 Gambaran Umum Wilayah
Kabupaten Cirebon merupakan bagian dari wilayah Provinsi Jawa Barat yang
terletak dibagian timur dan merupakan batas, sekaligus sebagai pintu gerbang
Provinsi Jawa Tengah. Dalam sektor pertanian Kabupaten Cirebon merupakan
salah satu daerah produsen beras yang terletak dijalan pantura.
Letak daratannya memanjang dari barat laut ke tenggara. Dilihat dari
permukaan tanah/daratannya dapat dibedakan menjadi dua bagian, pertama daerah
daratan rendah umumnya terletak disepanjang pantai utara pulau jawa, yaitu
Kecamatan Gegesik, Kaliwedi, Kapetakan, Arjawinangun, Panguragan,
Klangenan, Cirebon Utara, Cirebon Barat, Weru, Astanajapura, Pangenan,
Karangsembung, Waled, Ciledug, Losari, Babakan, Gebang, Palimanan,
Plumbon, Depok dan Kecamatan Pabedilan.
3.6 Hasil
Dari kuesioner penilaian rumah sehat yang telah di observasi di Desa
Pabedilan Kidul Kecamatan Pabedilan Kabupaten Cirebon untuk satu mahasiswa
satu rumah yaitu pada tabel sebagai berikut :
3.7 Pembahasan
12
1. Langit-langit rumah
Berdasarkan survei yang dilakukan adalah dari segi langit-langit
rumah memenuhi syarat. Rumah yang tidak memiliki langit-langit dan
menggunakan atap seng dan ukuran atap rumah < 2,5 meter dari lantai
akan menyebabkan suhu panas menigkat yang disebabkan oleh panas dari
matahari kontak langsung dengan seng, sehingga panas yang diterima
sama dengan panas yang dikeluarkan.
2. Dinding rumah
Berdasarkan survei yang dilakukan adalah dinding rumah terbuat
dari tembok sehingga memenuhi syarat. Sedangkan yang tidak memenuhi
syarat adalah dinding rumah yang terbuat dari anyaman bambu, karena
persyaratan rumah sehat seharusnya memiliki konstruksi rumah yang kuat,
dapat menghindarkan dari bahaya kecelakaan dan memberi perlindungan
terhadap penghuni rumah.
3. Lantai rumah
Berdasarkan survei yang dilakukan adalah lantai rumah
menggunakan plesteran/kramik sehingga memenuhi syarat. Sedangkan
yang tidak memenuhi syarat lantai rumah yang menggunakan
papan/anyaman bambu, karena persyaratan rumah sehat seharusnya
memiliki lantai yang kedap air dan bersih sehingga tidak terjadi penularan
penyakit dari lantai rumah. Apabila lantai rumah tidak kedap air dan tidak
bersih sangat mudah terjadi penularan penyakit dan kuman dapat
berkembangbiak dengan cepat.
4. Jendela
Berdasarkan survei yang dilakukan adalah rumah memiliki jendela
dan dibuka setiap hari sehingga memenuhi syarat. Sedangkan yang tidak
memenuhi syarat adalah tidak memiliki jendela karena dapat memberi
dampak negatif bagi para penghuninya, baik itu dampak fisiologi, psikis,
dan fisiknya. Jendela mempunyai peranan penting karena mampu
mempengaruhi suhu dan kelembaban rumah dan tingkat kenyamanan
penghuni didalam rumah.
13
5. Ventilasi
Berdasarkan survei yang dilakukan adalah rumah memiliki
ventilasi disetiap ruangan dengan luas lubang ventilasi 5% dari luas lantai
ruangan sehingga memenuhi syarat. Hawa segar diperlukan dalam rumah
untuk mengganti udara ruangan yang sudah terpakai. Udara segar
diperlukan untuk menjaga temperatur dan kelembaban udara dalam
ruangan.
6. Pencahayaan ruangan rumah
Berdasarkan survei yang dilakukan adalah pencahayaan ruangan
rumah memiliki pencahayaan yang baik sehingga memenuhi syarat.
Cahaya yang cukup untuk penerangan ruang didalam rumah merupakan
kebutuhan kesehatan manusia. Penerangan itu dapat diperoleh dengan
pengaturan cahaya buatan dan cahaya alam.
Sarana Sanitasi
14
pakaian dan pencucian parabot dapur dibuang begitu saja diselokan
terbuka yang meresap kedalam tanah. Sehingga mencemari sumber air
yang berada dekat saluran pembuangan limbah tersebut, jika sumber air
tersebut digunakan untuk minum akan menyebabakan diare dan jika
igunakan mandi akan menyebabkan gatal-gatal.
4. Sarana pembuangan sampah
Berdasarkan survei yang dilakukan adalah memiliki tempat
sampah tertutup didalam rumah sebanyak 2 buah, sistem pengelolaan
sampah dibakar karena disana belum tersediannya TPS. Sarana
pembuangan sampah yang sehat harus memenuhi beberapa persyaratan
yaitu cukup kuat, mudah dibersihkan dan dapat menghindarkan dari
jangkauan serangga dan tikus. Oleh karena itu, tempat sampah harus
mempunyai tutup dan selalu dalam keadaan tertutup, bila tutup dibuka
maka menjadi tidak sehat.
Perilaku penghuni
15
5) Menguras dan menyikat kamar mandi agar bersih dan tidak menjadi
tempat bertelur nyamuk
6) Membuang sampah ditempat sampah ditempat sampah yang tertutup
agar tidak dapat dihadapi lalat, kecoa, tikus maupun hewan lainnya
sebagai pembawa penyakit
7) Membuka jendela diwaktu pagi sampai sore hari agar udara bersih dan
segar masuk kedalam rumah akan mengurangi terjadinya sakit
pernapasan
8) Buang air besar dan kencing di jamban/WC akan mengurangi bau dan
menghindari penularan penyakit daire atau mencret
9) Tidak merokok didalam rumah
2. Perilaku membuang sampah di sembarangan tempat akan mempengaruhi
pencemaran lingkungan. Risiko dari perilaku masyarakat yang tidak ramah
terhadap lingkungan adalah terjadinya pencemaran lingkungan dimana-
mana antara lain sampah yang dibuang disembarangan tempat dan
membuang tinja tidak pada jamban kedua hal ini dapat menimbulkan bau
yang menyengat dan mengganggu estetika, selain itu kondisi lingkungan
yang buruk pastinya dapat mengakibatkan penyakit yang berbasis
lingkungan akan meningkat.
16
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Rumah sehat adalah tempat berlindung atau bernaung dan tempat untuk
beristirahat sehingga menimbulkan kehidupan yang sempurna baik fisik,
rohani maupun sosial.
2. Rumah tidak hanya berfungsi sebagai tempat beristirahat dan berlindung,
tetapi juga sebagai sarana untuk memperbaiki kesehatan. Untuk itu rumah
harus memenuhi syarat-syarat kesehatan.
3. Rumah sehat tidak harus mahal dan mewah. Tetapi, rumah sehat harus
memenuhi syarat-syarat kesehatan. Oleh karena itu, rumah yang
sederhana jika memenuhi syarat-syarat kesehatan juga dapat dikatakan
rumah sehat.
4. Persyaratan kesehatan perumahan adalah ketentuan teknis kesehatan yang
wajib dipenuhi dalam rangka melindungi penghuni dan masyarakat
sekitar dari bahaya atau gangguan kesehatan.
4.2 Saran
1. Penghuni rumah melakukan hygiene dan sanitasi rumah supaya terhindar
dari penyakit berbasis lingkungan.
2. Petugas kesehatan melakukan penyuluhan untuk memotivasi masyarakat
dalam pengadaan rumah sehat.
17
DAFTAR PUSTAKA
18