Anda di halaman 1dari 19

TUGAS SAR

MAKALAH TENTANG BALITA,ANAK ANAK,PRA


SEKOLAH,SEKOLAH,REMAJA DAN LANSIA BERADAPTASI DI RUMAH
IBADAH

MUHAMMAD BAHY RINATA


PO7220118 1463
2A KEPERAWATAN

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES TANJUNG PINANG
PRODI DIII KEPERAWATAN
TAHUN 2020
Kata pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
hidayahnya, serta nikmat sehat sehingga penyusunan makalah guna memenuhi tugas mata
kuliah “Pengembangan Kepribadian” ini dapat selesai sesuai dengan yang diharapkan.
Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW dan
semoga kita selalu berpegang teguh pada sunnahnya.
Makalah ini di susun dengan tujuan untuk menambah wawasan khususnya
mengenai pentingnya pengembangan kepribadian untuk mahasiswa dan adapun metode
yang penulis ambil dalam penyusunan makalah ini adalah berdasarkan pengumpulan
sumber informasi dari berbagai karya tulis yang berkompeten dengan tema makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan sebagai sumbangsi pemikiran
khususnya untuk para pembaca dan tidak lupa penulis mohon maaf apabila dalam
penyusunan makalah ini terdapat kesalahan baik dalam kosa kata ataupun isi dari
keseluruhan makalah ini. Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kebaikan untuk kedepannya.

Tanjung pinang,28 juli 2020

Penulis
MUHAMMAD BAHY RINATA

i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah..........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................3
2.1 New Normal atau Adaptasi...........................................................................................3
2.2 Tujuan.............................................................................................................................3
2.3 Penerapan Adaptasi Kebiasaan Baru di Rumah Ibadah..........................................5
BAB III TINJAUAN KASUS..................................................................................................7
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................................10
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................................11
5.1 KESIMPULAN.............................................................................................................12
5.2 SARAN..........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA 13

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rumah ibadah merupakan sarana keagamaan yang penting bagi pemeluk agama di
suatu tempat. Selain sebagai simbol “keberadaan” pemeluk agama, rumah ibadah juga
sebagai tempat penyiaran agama dan tempat melakukan ibadah. Artinya fungsi rumah
ibadah di samping sebagai tempat peribadahan diharapkan dapat memberikan dorongan
yang kuat dan terarah bagi jamaahnya, agar kehidupan spiritual keberagamaan bagi
pemeluk agama tersebut menjadi lebih baik dan salah satu tempat ibadah yang dimaksud
adalah masjid (Asnawati, 2004: 38).

Masjid adalah Baitullah tempat umat Islam beribadah dan kembali kepada-Nya.
Masjid merupakan simbol tempat pengabdian kepada Allah SWT, berjama’ah dalam shaf-
shaf yang teratur. Sikap dan perilaku egaliter dapat dirasakan, kebersamaan dan ukhuwah
nampak dengan jelas, serta perasaan saling mengasihi sesama muslim terbentuk dengan
baik. Di sini pula semangat Islam dan kesatuan jama’ah menjadi nyata. Bagi umat Islam,
masjid sebenarnya merupakan segala pusat kegiatan. Masjid bukan hanya sebagai pusat
ibadah khusus seperti shalat dan i’tikaf tetapi merupakan pusat kebudayaan dan interaksi
antar umat Islam dan masyarakat. Masjid merupakan salah satu instrumen perjuangan
dalam menggerakkan risalah yang dibawa Rasulullah SAW dan merupakan amanah kepada
umatnya. Masjid, sekali lagi, tidak bisa hanya sekedar tempat sujud dan i’tikaf. Kalau
hanya sekedar sujud untuk menghadap dan shalat kepada Allah SWT. sebenarnya semua
tempat di muka bumi ini dapat digunakan untuk bersujud. Walaupun sebenarnya ada
pengecualian tempat yang tidak boleh digunakan untuk bersujud, yaitu kuburan, tempat
perhentian binatang ternak, jalan umum, toilet dan di atas Ka’bah. Selain 5 (lima) hal

1
2

tersebut, semua permukaan bumi ini sah dijadikan tempat sujud (Harahap, 1993: 6). Di
masa Rasulullah SAW, selain digunakan sebagai tempat shalat berjama'ah, Masjid juga
memiliki fungsi sosial-budaya. Bagi umat Islammengaktualkan kembali fungsi masjid
sebagai tempat ibadah dan pusat kebudayaan adalah merupakan sikap kembali kepada
sunnah Rasul; yang semakin terasa diperlukan di era globalisasi dengan segenap
kemajuannya. (Ahmed dkk, 2010: 2).

Masjid memiliki tolak ukur kemakmuran. Tolak ukur tersebut baik secara kualitas
maupun kuantitas. Dalam hal kuantitas, masjid dikatakan makmur jika jumlah jama’ah
sholat lima waktu serta ragam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh masjid banyak.
Semakin banyak maka semakin makmur. Sedangkan, kualitas kemakmuran masjid lebih
sulit dalamm pengukurannya, hal ini dikarenakan tolak ukur yang digunakan adalah
perubahan sosial yang ada di masyarakat ke arah tatanan rahmatan lil’alamin, yang
meliputi keimanan, peribadatan (mahdlah), mu’amalah, mu’asyarat dan akhlak

1.2 Rumusan masalah


1. Pengertian New Normal atau Adaptasi
2. Pengertian mesjid
3. Tujuan adaptasi
4. Penerapan Adaptasi Kebiasaan Baru di Rumah Ibadah
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 New Normal atau Adaptasi


Kebiasaan Baru dalah suatu tindakan atau perilaku yang dilakukan oleh masyarakat dan
semua institusi yang ada di wilayah tersebut untuk melakukan pola harian atau pola kerja
atau pola hidup baru yang berbeda dengan sebelumnya. Bila hal ini tidak dilakukan, akan
terjadi risiko penularan.

2.2 Tujuan
Tujuan dari New Normal adalah agar masyarakat tetap produktif dan aman dari Covid-
19 di masa pandemi.Selanjutnya agar New Normal lebih mudah diinternalisasikan oleh
masyarakat maka“New Normal” dinarasikan menjadi “Adaptasi Kebiasaan Baru”. Maksud
dari Adaptasi Kebiasaan Baru adalah agar kita bisa bekerja, belajar dan beraktivitas dengan
produktif di era Pandemi Covid-19.
Mesjid secara umum merupakan tempat ibadah bagi umat Muslim. Sejak zaman Nabi
masjid selain difungsikan sebagi tempat pelaksanaan ibadah, juga sebagai pusat
kebudayaan, pusat ilmu pengetahuan, pusat informasi, pusat pengembangan ekonomi
kekayaan, pusat pengaturan strategi, serta pusat pembinaan dan pengembangan sumber
daya umat secara keseluruhan. dengan kata lain mesjid adalah sebuah tempat seseorang
atau bagi umat islam melakukan aktivitas baik yang bersifat vertikal, maupun horizontal
(Muslim,2005)
Pengertian masjid secara sosiologis, yang berkembang pada masyarakat Islam
Indonesia, masjid dipahami sebaga bangunan tertentu yang diperuntukkan bagi orang
muslim untuk mengerjakan shalat, yang terdiri dari shalat wajib dan shalat sunnah, baik
secara perseorangan atau punjama'ah. Jadi peruntukkan jugaun untuk melaksanakan ibadah

3
4

ibadah lain dan melaksanakan shalat Jum'at. Dalam perkembangan selanjutnya masjid
dipahami sebagai tempat yang dipakai untuk shalat rawatib dan ibadah shalat Jum'at.
(Muslim,2005) 6 Shalat wajib dan sunnah, yang tidak dipakai untuk shalat Jum'at
disebut"mushalla". Kata ini menunjukkan dari "shalla"-"yushalli"- "shalatan" yang artinya
tempat shalat. Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa setiap masjid berarti juga
mushalla, tetapi tidaklah setiap mushalla adalah masjid. Pada awal perkembangan da'wah
Islam periode Madinah, ketika Nabi SAW berhijrah ke tempat yang pertama kali dibanguna
adalah masjid Quba (Muslim,2005) Jika dipandang dari sudut pandang teoritis, rumah
ibadah, dapat dikatakan sebagai entitas yang memiliki kepentingan dalam membuat laporan
keuangan. Hal itu dikarenakan rumah ibadah, memenuhi asumsi dasar pelaporan keuangan,
yaitu memiliki pemegang kepentingan, dalam hal ini adalah ummat yang menyumbangkan
hartanya di sebagai aktivitas ibadah, dan jugarumah ibadah memiliki keberlangsungan
(goingconcerns). Menurut Halim dan Kusufi (2012), masjid merupakan bagian dari entitas
publik dimana masjid memiliki fungsi untuk mengelola dana dari publik. Dari sini, maka
sudah sewajarnya masjid menjalankan praktik akuntansi. Pentingnya masjid yang dinilai
besar karena masjid yang besarbiasanya mengelola dana dari masyarakat yang juga besar.
Kategori sebuah masjid dinilai besar dilihat dari adanya kantor pengurus serta pegawai
dengankeahlian di bidang akuntansi dan administrasi.
Sebagai Baitullah, Masjid adalah tempat turunya rahmad Allah SWT dan malaikat
Allah, karena itu, masjid dalam pandangan islam merupakan tempat yang paling baik di
muka bumi. di masjid kaum muslimin menemukan ketenangan hidup dan kesucian jiwa.
Dalam bidang keagamaan, masjid berfungsi sebagai tempat melakukan shalat yang dalam
hadist disebutkan sebagai tiang agama, baik fardhu maupun sunah. Rasulullah SAW
bersabda, “Barang siapa yang ke masjid atau pulang dari masjid, maka allah menyediakan
untuknya jamuan dalam surga setiap pergi dan pulang” (HR Bukhari, Muslim dan Ahmad
bin Hambali) Jika dikaitkan dengan bumi ini, masjid bukan hanya sekedar tempat sujud.
dan sarana penyucian, disini kata masjid juga tidak lagi hanya berarti bangunan tempat
5

sholat, kata masjid masjid disini berarti juga tempat melaksanakan segala aktivitas
masnusia yang mencerminkan 8 kepatuhan kepada Allah SWT. Masjid juga berfungsi
sosial, di masjid juga berlangsung proses pendidikan, terutama pendidikan keagamaan,
pengajian dan kegiatan-kegiatan sosial lainnya.(Robiatul Auliyah,2014)

2.3 Penerapan Adaptasi Kebiasaan Baru di Rumah Ibadah


Kebijakan rumah ibadah pada saat masa pandemi kemarin sempat dibatasi untuk
kemaslahatan bersama. Kini penerapan adaptasi kebiasaan baru akan dilakukan setelah
pencabutan PSBB.

Berikut penerapan adaptasi kebiasaan baru di rumah ibadah untuk para pengurus rumah
ibadah dan para pengguna rumah ibadah.

Pengurus Rumah Ibadah

1. Pengawasan penetapan protokol kesehatan oleh petugas.


2. Pembersihan dan desinfeksi secara berkala.
3. Membatasi jumlah atau jalur pintu keluar masuk.
4. Menyediakan fasilitas cuci tangan pakai sabun atau hand sanitizer.
5. Cek suhu tubuh di pintu masuk, maksimal 37 derajat celcius.
6. Beri penanda jaga jarak dilantai atau kursi (1 meter).
7. Pengaturan dan pembatasan jumlah jamaah.
8. Mempersingkat waktu pelaksanaan ibadah.
9. Memasang imbauan penerapan protokol kesehatan di tempat yang mudah terlihat.
10. Membuat surat pernyataan kesiapan penerapan protokol kesehatan.

Pengguna Rumah Ibadah

1. Pastikan dalam kondisi sehat.


6

2. Pastikan rumah ibadah telah memiliki surat keterangan aman Covid-19.


3. Wajib menggunakan masker.
4. Cuci tangan sebelum memasuki area rumah ibadah.
5. Hindari bersalaman atau berpelukan.
6. Anak-anak, lansia, dan orang dengan penyakit penyerta beribadah di rumah.
7. Jaga jarak antar jamaah (1 meter).
8. Peduli dan taat pada aturan protokol kesehatan di rumah ibadah.
9. Membawa perlengkapan ibadah sendiri.
10. Hindari berkumpul lama di area rumah ibadah, kecuali untuk ibadah wajib.
7
BAB III TINJAUAN KASUS

Nekat Salat Berjamaah di Masjid, Lagi-Lagi 3 Warga Dinyatakan Positif Corona, 100
Orang Diisolasi

By Levi Larassaty, Minggu, 26 April 2020 | 19:30 WIB

Jamaah masjid di Kota Parepare, Sulawsi Selatan nekat memanjat pagar masjid untuk
melaksanakan shalat Isya berjamaah.

GridHEALTH.id - Demi mencegah penularan virus corona (Covid-19) yang semakin


meluas, pemerintah sejak awal Maret sudah mengimbau masyarakat untuk menghindari
kontak fisik.

Tak hanya itu, pemerintah juga telah menutup berbagai sektor agar warga berdiam diri di
rumah. Hal ini termasuk kegiatan belajar, bekerja, juga beribadah.

Baca Juga: PSBB di Bogor, Seorang Jamaah Tiba-tiba Meninggal Saat Salat Jumat, Ada
Lebam Biru Ditubuh Jenazah

Perihal puasa Ramadhan pun kegiatan salat terawih berjamaah di Masjid ditiadakan.

Meski begitu, masih saja ada warga yang juga tak mengikuti anjuran tersebut.

Akibatnya, sebanyak 3 warga Kota Parepare, Sulawesi Selatan, positif terjangkit virus
corona (Covid-19).

Baca Juga: Quiraish Shihab hingga MUI Himbau Muslim Indonesia Sementara Waktu
Tidak Ibadah di Masjid

Kepala Dinas Kesehatan Kota Perepare Halwatiah mengatakan, satu di antara ketiga pasien
tersebut adalah jemaah Masjid Al Manar di Kelurahan Ujung Bulu, Kecamatan Ujung,
Kota Parepare.

Menurut Halwatiah, pasien tersebut sering mengikuti perkumpulan yang diadakan di masjid
tersebut dengan jemaah lainnya.

7
8

Pasien tersebut diketahui memiliki riwayat ke luar negeri.

Baca Juga: Hadapi Lonjakan Pasien Virus Corona, Maruf Amin Mohon MUI Siapkan
Fatwa Tenaga Medis Tak Perlu Wudu Untuk Salat

"Kita akan melakukan penyemprotan disinfektan (di Masjid Al Manar) dengan bantuan
mobil pemadam kebakaran" kata Halwatiah, Minggu (26/4/2020), dikutip dari Kompas.

Warga nekat panjat pagar masjid untuk salat berjamaah

Sementara itu, Camat Ujung Ulfa Lanto mengaku sudah berulang kali meminta agar
masyarakat, khususnya jemaah Muslim tidak mengadakan perkumpulan.

Namun, seringkali imbauan yang disampaikan tidak ditanggapi dengan baik oleh warga.

Baca Juga: PSBB Tidak Berlaku bagi Emak-emak, Diingatkan Petugas Malah Nyolot dan
Tancap Gas

"Saya datang, warga mengira saya getol melarang jemaah masjid berkumpul. Padahal ini
buktinya, satu jemaah masjid sudah positif corona," kata Ulfa Lanto.

Peristiwa ini bisa terjadi lantaran masih banyaknya warga yang berdatangan ke Masjid Al-
Manar, Kelurahan Ujung Bulu, Kota Pare, untuk melaksanakan salat berjamaah.

Melansir dari Kompas.com, masjid tersebut diketahui telah dijaga ketat oleh petugas,
namun jemaah masjid tetap nekat memanjat dan melompati pagar masjid untuk
melaksanakan salat berjamaah.

Baca Juga: Covid-19 Berimbas Pada Ibadah Ramadan, Ini 4 Arahan dari MUI

“Kami tidak melarang beribadah, namun untuk berkumpul atau menjaga jarak harus tetap
dilaksanakan agar menjaga penyebaran virus corona. Namun sebagian masyakarat tetap
tidak mengindahkan. Bahkan sejumlah masyarakat nekat memanjat pagar masjid," kata
Ulfa Lanto, Sabtu Malam (25/4/2020).

Baca Juga: Tak Perlu Khawatir Puasa Saat Wabah Virus Corona, Ini Fatwa MUI
9

Seperti tak bercermin pada pengalaman, hal serupa kembali terulang lantaran warga yang
tetap bersikeras untuk melaksanakan salat berjamaah dan berkumpul seusainya.

Pasalnya, pada akhir Maret lalu, tepatnya Sabtu (28/3/20), tiga orang jamaah masjid
wilayah Taman Sari, Jakarta Barat juga dinyatakan positif Covid-19.

Akibatnya, lebih dari 100 orang diisolasi di masjid tersebut, mereka ditetapkan sebagai
orang dalam pemantauan (ODP) lantaran melaksanakan salat berjamaah dengan tiga orang
penderita Covid-19 tersebut.

Baca Juga: Pedoman Puasa Ramadhan dari WHO dalam Menghadapi Pandemi Covid-19

Sebanyak 100 orang tersebut, akhirnya menjalani isolasi selama 14 hari yang dijaga ketat
oleh polisi dan TNI.
10
BAB IV PEMBAHASAN

Hal tersebut diatur dalam Surat Edaran No.15/2020 tentang Panduan


Penyelenggaraan Kegiatan Keagamaan di Rumah Ibadah Dalam Mewujudkan Masyarakat
Produktif dan Aman Covid-19 di Masa Pandemi.

Beberapa peraturan yang harus dipatuhi oleh jemaah yang tertuang dalam beleid
tersebut antara lain adalah pertama, jemaah dalam kondisi sehat.

Kedua, meyakini bahwa rumah ibadah yang digunakan telah memiliki Surat Keterangan
aman Covid-19 dari pihak yang berwenang.

Ketiga, menggunakan masker/masker wajah sejak keluar rumah dan selama berada di area
rumah ibadah.

Keempat, menjaga kebersihan tangan dengan sering mencuci tangan menggunakan sabun
atau hand sanitizer.

Kelima, menghindari kontak fisik, seperti bersalaman atau berpelukan. Keenam, menjaga
jarak antar jemaah minimal 1 meter.

Ketujuh, menghindari berdiam lama di rumah ibadah atau berkumpul di area rumah ibadah,
selain untuk kepentingan ibadah yang wajib.

Kedelapan, melarang beribadah di rumah ibadah bagi anak-anak dan warga lanjut usia yang
rentan tertular penyakit, serta orang dengan sakit bawaan yang berisiko tinggi terhadap
Covid-19.

Kesembilan, ikut peduli terhadap penerapan pelaksanaan protokol kesehatan di rumah


ibadah sesuai dengan ketentuan.

Namun, yang perlu diperhatikan adalah aturan ini berlaku berdasarkan situasi riil
terhadap pandemi Covid-19 di lingkungan rumah ibadah tersebut, bukan hanya berdasarkan
status zona yang berlaku di daerahnya. Selain itu, pengurus rumah ibadah juga harus
mengurus surat perizinan kepada kepala gugus tugas di daerah sebagai bukti bahwa rumah
ibadah tersebut aman dari Covid-19. Rumah ibadah yang dibenarkan untuk
menyelenggarakan kegiatan berjamaah adalah yang berdasarkan fakta lapangan serta angka

10
11

R-Naught/RO dan angka Effective Reproduction Number/RT, berada di kawasan yang


aman dari Covid19.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Rumah ibadah merupakan sarana keagamaan yang penting bagi pemeluk agama di
suatu tempat. Selain sebagai simbol “keberadaan” pemeluk agama, rumah ibadah juga
sebagai tempat penyiaran agama dan tempat melakukan ibadah. Artinya fungsi rumah
ibadah di samping sebagai tempat peribadahan diharapkan dapat memberikan dorongan
yang kuat dan terarah bagi jamaahnya, agar kehidupan spiritual keberagamaan bagi
pemeluk agama tersebut menjadi lebih baik dan salah satu tempat ibadah yang dimaksud
adalah masjid
Kebiasaan Baru dalah suatu tindakan atau perilaku yang dilakukan oleh masyarakat
dan semua institusi yang ada di wilayah tersebut untuk melakukan pola harian atau pola
kerja atau pola hidup baru yang berbeda dengan sebelumnya. Bila hal ini tidak dilakukan,
akan terjadi risiko penularan.

5.2 SARAN
1. Para jamaah dihimbau membawa sajadah sendiri untuk sujud.
2. Mencuci tangan dengan sabun dan bersih sebelum dan setelah shalat
3. Mengurangi kontak fisik, salah satu berjabat tangan ataupun salaman. Karena bal
itu berpotensi menyebarkan virus Covid-19.
4. Kepada jemaah yang sedang mengalami batuk ataupun flu untuk menggunakan
masker saat mengikuti salat di masjid.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://m.bisnis.com/amp/read/20200530/15/1246624/catat-
ini-protokol-pencegahan-covid-19-di-rumah-ibadah&ved=2ahUKEwjpwYaZk-
_qAhX_8HMBHTqXCVgQFjAGegQIBxAB&usg=AOvVaw3ksA7Kl8wq8KbnnpkSckgb
&ampcf=1&cshid=1595911946851

https://www.infobdg.com/v2/penerapan-adaptasi-kebiasaan-baru-di-rumah-ibadah/

https://www.liputan6.com/news/read/4269305/menko-pmk-rumah-ibadah-harus-jadi-
contoh-penerapan-protokol-kesehatan-saat-new-normal

http://promkes.kemkes.go.id/menuju-adaptasi-kebiasaan-baru

13

Anda mungkin juga menyukai