Anda di halaman 1dari 11

TUGAS POKOK DAN FUNGSI

“SHIGELLA SP”

DISUSUN OLEH:

LIDYA JOANDA PUTRI

SANITASI

KAKAK PEMBIMBING : DEWI MUSTIKA

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN/KEBIDANAN/SANITASI

POLTEKKES KEMENKES TANJUNGPINANG

TAHUN 2020

1
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan dalam
menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, penulis
tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa shalawat
serta salam tercurahkan kepada Nabi agung Muhammad SAW yang syafa’atnya
kita nantikan kelak.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
sehingga makalah “Shigella SP” dapat diselesaikan. Makalah ini disusun guna
memenuhi TUPOKSI (Tugas Pokok dan Fungsi). Penulis berharap makalah
tentang Shigella SP dapat menjadi referensi bagi masyarakat agar tetap waspada di
tengah suasana tidak kondusif.

Penulis menyadari makalah bertema bakteri ini masih perlu banyak


penyempurnaan karena kesalahan dan kekurangan. Penulis terbuka terhadap kritik
dan saran pembaca agar makalah ini dapat lebih baik. Apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini, baik terkait penulisan maupun konten, penulis
memohon maaf.

Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat.

Tanjungbatu,22 juli 2020

Lidya joanda putri

2
Daftar Isi

Kata Pengantar.................................................................................................. 2

Daftar Isi........................................................................................................... 3

Lembar pengesahan…………………………………………………………...4

Bab I Pendahuluan.............................................................................................5

Latar belakang....................................................................................... 6

Rumusan Masalah................................................................................. 6

Tujuan umum………………………………………………………….7

Khusus…………………………………………………………………7

Manfaat………………………………………………………………..7

BAB II Pembahasan...........................................................................................8

apa itu shigella sp………………………………………………………….8

bagaimana penularan bakteri shigella sp……………………………….....8

bagaimana penyebab infeksi bakeri shigelaa sp………………………..…8

faktor resiko infeksi bakteri shigella sp…………………………………...8

cara pencegahan dan pengobatan bakteri shigella sp…………………...…9

BAB II Penutup................................................................................................10

Kesimpulan...........................................................................................10

Saran.....................................................................................................10

Daftar Pustaka...................................................................................................11

3
LEMBAR PENGESAHAN

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Lata Belakang

Shigellosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh Shigella sp yang akan


menimbulkan gejala disentri disertai nyeri perut dan tenesmus. Shigellosis banyak
ditemukan di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

Sebelum gejala disentri muncul, pasien biasanya akan mengalami demam, malaise,
dan penurunan nafsu makan. Gejala ini terjadi 1 – 4 hari pasca paparan.

Shigella sp. ditularkan melalui jalur fekal-oral dan tidak membutuhkan jumlah
organisme yang banyak untuk menyebabkan penyakit (dosis infeksius hanya 10 –
200 organisme). Bakteri ini juga lebih tahan terhadap asam lambung.

Diagnosis shigellosis perlu dicurigai pada individu dengan demam dan diare berair,
terutama diare yang berdarah atau mengandung mukus. Diagnosis pasti ditegakkan
dengan kultur feses atau pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR). Akan
tetapi, kedua pemeriksaan tersebut seringkali tidak dilakukan kecuali pada kasus
berat.

Tatalaksana shigellosis berfokus pada rehidrasi, baik melalui oral maupun


intravena; pemberian antibiotik, dan suplementasi zinc. Berdasarkan panduan
World Health Organization (WHO), Shigella sp akan masuk melalui mulut ke
saluran pencernaan. Bakteri ini memiliki sistem proton-consumption yang
membuatnya tahan terhadap peptida lambung. Selain itu Shigella sp juga dapat
berkompetisi dengan flora normal yang ada di usus. Di rektum, Shigella sp akan
menghasilkan mucinase sehingga dapat menginvasi lapisan mukosa pada saluran
pencernaan.

Shigella sp akan menginvasi lapisan epitelium terlebih dahulu melalui sel khusus
di saluran pencernaan, yaitu sel M. Kontak inisial antara bakteri dengan sel akan
menginduksi produksi faktor virulensi dari bakteri. Faktor virulensi ini akan
berinteraksi dengan sitoskeleton sehingga terjadi endositosis. Setelah masuk ke
dalam sel, bakteri akan melakukan transitosis dan membunuh makrofag yang
berada di sekitar sel M. Setelah membunuh makofag, Shigella sp akan menginvasi
sel endotel lainnya.

Proses invasi dan terbunuhnya makrofag akan menginduksi reaksi inflamasi yang
diperantarai oleh sitokin pro-inflamasi. Proses inflamasi ini akan menyebabkan
kerusakan mukosa sehingga timbul manifestasi seperti demam, diare, dan nyeri
perut. Shigella sp juga memiliki protein yang bersifat imunosupresif sehingga
menurunkan reaksi inflamasi dan mengganggu fungsi sel T. Invasi bakteri ini baru

5
dapat ditekan setelah kemunculan neutrofil, makrofag, dan sel dendritik pada tahap
akhir inflamasi.

Selain proses invasif diatas, Shigella juga memproduksi endotoksin. Shigella


flexneri tipe 2a memproduksi Shigella enterotoxin 1 (SHET1), Shigella
dysenteriae memproduksi toksin Shiga, dan beberapa spesies Shigella lainnya
memproduksi Shigella enterotoxin 2 (SHET2)

Toksin ini berperan dalam menentukan keparahan penyakit karena bersifat


sitotoksik, enterotoksik, dan neurotoksik. Toksin ini akan berikatan dengan
reseptor di saluran pencernaan dan menghambat pengambilan elektrolit, glukosa,
dan asam amino dari lumen. Selain itu toksin juga dapat berikatan dan
menginaktivasi subunit ribosom 60s sehingga menghambat sintesis protein dan
membuat kematian sel, kerusakan mikrovaskular, dan pendarahan. Toksin juga
dapat menimbulkan demam dan nyeri perut.

Shigella sp. merupakan bakteri gram negatif yang bersifat non-motil dan tidak
memiliki kapsul. Sampai saat ini, telah ditemukan 4 serotipe dari Shigella dan
keempat serotipe ini memiliki pola penyebaran dan derajat keparahan gejala yang
berbeda-beda. Shigella flexneri dan Shigella sonnei merupakan tipe Shigella yang
paling banyak ditemukan di negara dengan tingkat ekonomi rendah sampai
menengah, namun S. sonnei juga sering ditemukan di negara maju.

Dua serotipe yang lain yaitu S. dysenteriae dan S. boydii lebih jarang ditemukan. S.
dysenteriae memiliki derajat keparahan paling tinggi pada semua kelompok usia
dan biasanya ditemukan saat ada wabah atau pandemi.

Shigella lebih sering ditularkan dari orang yang sedang mengalami disentri ke
orang yang sehat melalui fekal-oral karena memiliki dosis infeksius yang rendah,
yaitu hanya sekitar 10 – 200 organisme. Penularan melalui makanan atau minuman
yang terkontaminasi biasanya lebih jarang. Lalat dapat berperan sebagai vektor
dalam proses transmisi. Sampai saat ini, reservoir Shigella sp hanya pada manusia
dan beberapa primata

1.2 Rumusan Masalah

1. apa itu shigella sp

2. bagaimana penularan bakteri shigella sp

3. bagaimana penyebab infeksi bakeri shigelaa sp

4 faktor resiko infeksi bakteri shigella sp

6
5. cara pencegahan dan pengobatan bakteri shigella sp

1.3 Tujuan Umum


Shigella sp. merupakan bakteri gram negatif yang bersifat non-motil dan
tidak memiliki kapsul. Sampai saat ini, telah ditemukan 4 serotipe dari Shigella
dan keempat serotipe ini memiliki pola penyebaran dan derajat keparahan
gejala yang berbeda-beda. Shigella flexneri dan Shigella sonnei merupakan tipe
Shigella yang paling banyak ditemukan di negara dengan tingkat ekonomi
rendah sampai menengah, namun S. sonnei juga sering ditemukan di negara
maju.
1.3.1 Khusus
Shigella sp ditularkan melalui fekal-oral. Untuk itu, semua pasien perlu
diedukasi mengenai sanitasi dan higienitas yang baik. Dan menjaga kebersihan
diri dan lingkungan agar tidak terinfeksi bakteri shigella sp
1.4 Manfaat

7
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Apa itu shigella sp


Shigellosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh Shigella sp yang akan
menimbulkan gejala disentri disertai nyeri perut dan tenesmus. Shigellosis banyak
ditemukan di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia

2.2 bagaimana penularan bakteri shigella sp

Shigella sp. ditularkan melalui jalur fekal-oral dan tidak membutuhkan jumlah
organisme yang banyak untuk menyebabkan penyakit (dosis infeksius hanya 10
– 200 organisme). Bakteri ini juga lebih tahan terhadap asam lambung

2.3 bagaimana penyebab infeksi bakeri shigelaa sp

Infeksi Shigella disebabkan oleh bakteri Shigella yang masuk ke mulut secara
tidak sengaja. Hal ini bisa terjadi karena beberapa kondisi seperti:

- Menyentuh mulut tanpa cuci tangan terlebih dahulu, terutama jika tangan
baru saja mengganti popok anak yang terinfeksi bakteri Shigella, atau
menyentuh benda yang baru disentuh oleh penderita.
- Mengonsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri Shigella akibat
tersentuh oleh penderita atau tercemar kotoran manusia.
- Berenang di air yang terkontaminasi bakteri Shigella. Hal ini bisa terjadi
ketika seseorang secara tidak sengaja menelan air yang sudah tercemar oleh
penderita infeksi Shigella.
- Hubungan seksual. Penularan infeksi Shigella bisa terjadi melalui seks oral
atau seks anal.

2.4 faktor resiko infeksi bakteri shigella sp

Risiko terkena infeksi Shigella bisa meningkat pada beberapa faktor berikut
ini:

- Usia balita. Infeksi Shigellla umumnya terjadi pada anak usia 2-4 tahun.
- Lingkungan dengan sanitasi buruk. Penduduk di negara berkembang
yang kurang memperhatikan sanitasi, rentan terkena infeksi Shigella.
Begitu juga dengan orang-orang yang bepergian ke negara tersebut.

8
- Tinggal secara berkelompok atau beraktivitas di tempat umum. Wabah
infeksi Shigella rentan menyebar di pusat penitipan anak, kolam renang
umum, panti jompo, penjara, dan barak militer.
- Lelaki seks lelaki. Kelompok ini berisiko terinfeksi Shigella melalui
hubungan seks oral atau anal.

2.5 Cara pencegahan dan pengobatan bakteri shigella sp

PENGOBATAN: Pada infeksi Shigella ringan, pengobatan cukup dengan


memenuhi kebutuhan cairan tubuh dengan minum banyak, untuk mengganti
cairan tubuh yang hilang akibat diare. Hindari konsumsi obat yang
menghentikan diare, karena akan membuat bakteri berada di dalam sistem
pencernaan lebih lama, sehingga memperburuk infeksi.Untuk gejala infeksi
Shigella yang berat, pengobatan dilakukan dengan pemberian antibiotik seperti
azithromycin, ciprofloxacin, atau sulfamethoxazole untuk membunuh bakteri
Shigella dari saluran cerna.Penderita infeksi Shigella jarang membutuhkan
perawatan di rumah sakit, kecuali jika mengalami gejala mual dan muntah
hebat. Pada kondisi tersebut, dokter akan memberikan cairan dan obat lewat
infus.

PENCEGAHAN: Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah infeksi


Shigella adalah:

- Cuci tangan dengan air hangat dan sabun sebelum dan sesudah dari toilet,
atau setelah mengganti popok.
- Awasi anak saat mereka mencuci tangannya.
- Buang popok bekas dalam kantong yang tertutup rapat.
- Jangan menyajikan makanan bila sedang diare.
- Jauhkan anak yang sedang diare dari anak lain.

Sebisa mungkin hindari menelan air  ketika berenang di kolam renang umum
atau danau.

9
BAB II

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Shigellosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh Shigella sp yang akan


menimbulkan gejala disentri disertai nyeri perut dan tenesmus. Shigellosis banyak
ditemukan di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

3.2 Saran

Semoga dengan adanya TUPOKSI ( Tugas Pokok dan Fungis ) ini kita dapat
terhindar dari penyakit yang disebabkan oleh Shigella sp dengan cara mengikuti
langkah-langkah pencegahan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Bush, L. M., Perez, M.T. (2014). Shigellosis (Bacillary Dysentry).Diakses 29 Juni


2015, from
CDC. (2011). Shigellosis.Diakses9 Mei,2016, from
Niyogi, SK. (2005). Shigellosis. Journal of Microbiology, 43(2), pp. 133-143.
Tickell, et al. (2017). Identification and Management of Shigella Infection in
Children with Diarrhoea: A Systematic Review and Meta-Analysis. The Lancet
Global Health, 5(12), pp. e1235-e1248.

11

Anda mungkin juga menyukai