Anda di halaman 1dari 17

TUGAS POKOK DAN FUNGSI

“URTIKARIA”

DISUSUN OLEH:

NAMA :Cici Nabila Musran

JURUSAN: D-IIIKeperawatan

KAKAK PEMBIMBING : Dewi Mustika

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES TANJUNGPINANG

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat nya

sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Tidak lupa

penulis juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari seluruh

komponen yang telah membantu dalam penyelesaian makalah tupoksi (tugas

pokok dan fungsi) yang berjudul “URTIKARIA” guna untuk menyelesaian tugas

pkkmb tahun 2020. Dan harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah

pengetahuan bagi para pembaca, serta seluruh Masyarakat Indonesia khususnya

para mahasiswa untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah

isi makalah ini agar menjadi lebih baik lagi.

Dengan ini penulis mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa

terimakasih pada pihak yang membantu dan semoga Allah SWT memberikan

rahmat-Nya agar makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Batam, 22 Juli 2020

Cici Nabila Musran

i
LEMBAR PENGESAHAN

“URTIKARIA”

Oleh:

Cici Nabila Musran

Mahasiswa Baru KakakPembimbing

Cici Nabila Musran Dewi Mustika

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1

1.1 LatarBelakang..........................................................................................1

1.2 RumusanMasalah.....................................................................................2

1.3 Tujuan......................................................................................................2

a. Umum................................................................................................2
b. Khusus................................................................................................2

1.4Manfaat ....................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................3

2.1 Pengetian..................................................................................................3

2.2 BentukBentuk URTIKARIA...................................................................3

2.3 Etiologi.....................................................................................................4

2.4 Patofisiologi.............................................................................................6

2.5 Pathways..................................................................................................7

2.6 ManifestasiKlinis.....................................................................................8

2.7 PemeriksaanPenunjang............................................................................8

2.8 Penatalaksanaan.......................................................................................9

2.9 Komplikasi...............................................................................................10

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..............................................................................................11

iii
3.2 Saran........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................12

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Urtikaria adalah penyakit kulit yang sering di jumpai. Urtikaria ialah


reaksi di kulit akibat bermacam-macam sebab, biasanya ditandai dengan edema
(bengkak) setempat yang cepat timbul dan menghilang perlahan-lahan, berwarna
pucat dan kemerahan, meninggi di permukaan kulit serta disertai keluhan gatal,
rasa tersengat atau tertusuk. Di Indonesia, urtikaria dikenal dengan nama lain
biduran atau kaligata. Walaupun pathogenesis dan penyebab yang di curigai telah
di temukan,ternyata pengobatan yang di berikan kadang-kadang tidak member
hasil seperti yang di harapkan.
Berdasarkan waktunya, urtikaria dapat berlangsung singkat (akut,kurang
dari 6 minggu), lama (kronis, lebih 6 minggu) dan berulang
(kambuhan). Berdasarkan angka kejadiannya, disebutkan bahwa sekitar 15-
20% populasi mengalami urtikaria dalam masa hidupnya.
Kemungkinan mengalami urtikaria, tidak ada perbedaan ras dan umur
(terbanyak pada kelompok umur 40-50 an) . Hanya saja, pada urtikaria kronis
(berulang dan lama), lebih sering dialami pada wanita (60%).
Urtikaria adalah suatu kelainan yang berbatas pada bagian superfisial kulit
berupa bintul (wheal) yang berbatas tegas dengan dikelilingi daerah yang
eritematous. Pada bagian tengah bintul tampak kepucatan. Biasanya kelainan ini
bersifat sementara (transient), gatal, dan bisa terjadi di manapun di seluruh
permukaan kulit. Episode urtikaria yang berlangsung kurang dari enam minggu
disebut urtikaria akut dan bila proses tersebut cenderung menetap lebih dari enam
minggu disebut kronik (Baskoro, 2009).
Keluhan urtikaria merupakan keluhan dermatologis umum, 15-25%
populasi penduduk dalam waktu tertentu dalam hidupnya pernah mengalaminya.
Angka kejadian pada urtikaria akut lebih tinggi, yaitu 40- 60% dibandingkan pada
urtikaria kronik dengan angka kejadiannya ialah 10-20% (Vella, 2010).
Secara umum, lesi urtika sulit dijadikan kriteria pembeda berbagai jenis
urtikaria, namun onset dan durasi tiap urtika dapat digunakan sebagai dasar
membantu menentukan pemeriksaan penunjang yang dianjurkan. Tingkat
keparahan penyakit dapat dinilai berdasarkan durasi yang timbul (Grattan, 2002).

1
Singkatnya, urtikaria terjadi sebagai akibat pelebaran pembuluh darah
(istilah kerennya: vasodilatasi) dan peningkatan kepekaan pembuluh darah kecil
(kapiler) sehingga menyebabkan pengeluaran cairan (transudasi) dari membran
pembuluh darah, akibatnya terjadi bentol pada kulit. Kondisi ini dikarenakan
adanya pelepasan histamin yang dipicu oleh paparan alergen (bahan atau apapun
pencetus timbulnya reaksi alergi).

1.2 RumusanMasalah

1. Apakah tinjauan teoritis dari urtikaria ?


2.  Apa saja bentuk-bentuk dari urtikaria ?
3. Bagaimanakah etiologi dari urtikaria ?
4. Bagaimanakah patofisiologi dari urtikaria ?
5. Apakah penyebab gejala urtikaria ?
6. System pengobatan apa saja yang dapat dilakukan unutk urtikaria ?

1.3 Tujuan

A. Umum
Setelah membacamakalahini, di harapkanpembacamengetahui dan
memahamitentangpenyakiturtikaria.

B. Khusus

Setelah membaca makalah ini, diharapkan pembaca dapat mengerti serta


memahami apa yang dimaksud dengan urtikaria,bentuk-bentuk
urtikaria,penyebab serta gejala penyakit urtikaria.

1.4Manfaat

1. Agar dapat mengerti pengertian urtikaria dan bentuk-bentuk dari urtikaria.


2. Agar dapat mengetahui etiologi dan patofisiologi dari urtikaria.
3. Agar dapat mengetahui penyebab gejala urtikaria dan system pengobatan
yang dapat dilakukan kepada penderita urtikaria.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN

Urtikaria (dikenal juga dengan “hives, gatal-gatal, kaligata,


atau biduran”) adalah kondisi kelainan kulit berupa reaksi vaskular terhadap
bermacam-macam sebab, biasanya disebabkan oleh suatu reaksi alergi, yang
mempunyai ciri-ciri berupa kulit kemerahan (eritema) dengan
sedikit oedem atau penonjolan (elevasi) kulit berbatas tegas yang timbul
secara cepat setelah dicetuskan oleh faktor presipitasi dan menghilang
perlahan-lahan.

Meskipun pada umumnya penyebab urtikaria diketahui karena rekasi


alergi terhadap alergen tertentu, tetapi pada kondisi lain dimana tidak
diketahui penyebabnya secara signifikan, maka dikenal istilah urtikaria
idiopatik. Urtikaria adalah gangguan dermatologi yang paling sering terlihat
di UGD. Eritema berbatas tegas dan edema yang
melibatkan dermis dan epidermis yang sangat gatal. Urtikaria dapat
bersifat akut (berlangsung kurang dari 6 minggu) atau kronis (lebih dari 6
minggu). Berbagai macam varian urtikaria antara lain imunoglobulin E akut
(IgE)-dimediasi urtikaria, kimia-induced urticaria (non-IgE-mediated),
vaskulitis urtikaria, urtikaria autoimun, urtikaria kolinergik, urtikaria dingin,
mastositosis, Muckle-Wells syndrome, dan banyak lainnya. 
Urtikaria mungkin memiliki kemiripan dengan berbagai penyakit kulit lain
yang serupa dalam penampilan antara lain pruritus termasuk dermatitis atopik
(eksem), erupsi obat makulopapular, dermatitis kontak, gigitan serangga,
eritema multiforme, pityriasis rosea, dan lainnya biasanya.
Namun, dokter yang berpengalaman mampu membedakan ini dari urtikaria
karena penampilannya yang khas.

2.2 BENTUK-BENTUK URTIKARIA

1. URTIKARIA AKUT
Urtikaria akut hanya berlansung selama beberapa jam atau beberapa
hari. yang sering terjadi penyebabnya adalah:
1. adanya kontak dengan tumbuhan ( misalnya jelatang ), bulu
binatang/makanan.

3
2. akibat pencernaan makanan, terutama kacang-kacangan, kerangan-
kerangan dan strouberi.akibat memakan obat misalnya aspirin dan
penisilin
2. URTIKARIA KRONIS
Biasanya berlangsung beberapa minggu, beberapa bulan, atau beberapa
tahun. pada bentuk urtikaria ini jarang didapatkan adanya faktor penyebab
tunggal.
3. URTIKARIA PIGMENTOSA
Yaitu suatu erupsi pada kulit berupa hiperpigmentasi yang berlangsung
sementara, kadang-kadang disertai pembengkakan dan rasa gatal.
4. URTIKARIA SISTEMIK ( PRURIGO SISTEMIK )
Adalah suatu bentuk prurigo yang sering kali terjadi pada bayi kelainan
khas berupa urtikaria popular yaitu urtikaria yang berbentuk popular-
popular yang berwarna kemerahan.

Berdasarkan penyebabnya, urtikaria dapat dibedakan menjadi:


1. heat rash yaitu urtikaria yang disebabkan panas.
2. urtikaria idiopatik yaitu urtikaria yang belum jelas penyebabnya atau sulit
dideteksi.
3. cold urtikaria adalah urtikaria yang disebabkan oleh rangsangan dingin.
4. pressure urtikaria yaitu urtikaria yang disebabkan rangsangan tekanan.
5. contak urtikaria yaitu urtikaria yang disebabkan oleh alergi.
6. aquagenic urtikaria yaitu urtikaria yang disebabkan oleh rangsangan air.
7. solar urtikaria yaitu urtikaria yang disebabkan sengatan sinar matahari.
8. vaskulitik urtikaria.
9. cholirgening urtikaria yaitu urtikaria yang disebabkan panas, latihan berat
dan stress

2.3 ETIOLOGI
Berdasarkan kasus-kasus yang ada, paling banyak urtikaria di
sebabkan oleh alergi, baik alergi makanan, obat-obatan, dll.
1. Obat
Bermacam-macam obat dapat menimbulkan urtikaria,baik secara imulogik
maupun imunologik,hampit semua obat dapat menimbulkan urtikaria

4
secara imunologik tipe I dan II.contohnya adalah obat-obat tipe
penicilin,sulfonamid,analgesik,pencahar,hormon dan diuretik.aspirin
menimbulkan urtikaria karena menghambat sintesis prostaglandin dari
asam arakidonat.
2. Makanan
Peranan makanan ternyata lebih penting pada urtikaria yang
akut,umumnya akibat reaksi imunolgik,makanan berupa protein atau
bahan lain yang di campurkan ke dalam nya seperti zat warna,penyedap
rasa,atau bahan pengawet.sering menimbulkan urtikaria.
3. Gigitan/sengatan serangga
Gigitan serangga dapat menimbulkan urtikaria setempat,agaknya hal ini di
perantarai oleh IgE(tipe I) dan tipe seluler(tipe IV).nyamuk,lebah dan
serangga lainnya menimbulkan urtikaria bentuk papul di sekitar tempat
gigitan,biasanya sembuh sendiri.
4. Bahan Fotosensitizer
Bahan semacam ini,biasanya griseofulvin,Fenotiazin,sulfonamid,bahan
kosmetik,dan sabun germisid.
5.  Inhalan
Berupa serbuk sari bunga,spora jamur,debu,bulu binatang,dan
aerosol,umumnya lebih mudah menimbulkan urtikaria alergik (tipe I).
6.  Kontraktan
Yang sering menimbulkan urtikaria adalah bulu binatang,serbuk tekstil,air
liur binatang ,tumbuh-tumbuhan buah-buahan ,bahan kimia dan bahan
kosmetik.
7. Trauma fisik
Dapat di akibatkan oleh faktor dingin,yakni berenang atau memegang
benda dingin,Faktor panas misalnya sinar matahari,radiasi dan pana
pembakaran.Faktor tekanan yaitu,goresan,pakaian ketat,ikat pinggang,dan
tekanan berulang-ulang yakni,pijatan,keringan,pekerjaan berat dan
demam.
8. Infeksi dan infestasi

5
Bermacam-macam infeksi misalnya infeksi bakteri,virus,jamur,maupun
infestasi parasit.infeksi oleh bakteri contohnya infeksi pada tonsil,infeksi
gigi,dan sinusitis,dan infestasi cacing pita,cacing tambang,dapat
menyababkan urtikaria.

2.4PATOFISIOLOGI 
            Sebenarnya patofisiologi dari urtikaria ini sendiri mirip dengan reaksi
hipersensifitas.Pada awalnya alergen yang menempel pada kulit merangsang sel
mast untuk membentuk antibodi IgE, setelah terbentuk, maka IgE
berikatandengan sel mast. Setelah itu, pada saat terpajan untuk yang kedua
kalinya, maka alergen akan berikatan dengan igE yang sudah berikatan dengan sel
mast sebelumnya. Akibat dari ikatan tersebut, maka akan mengubah kestabilan
dari isi sel mast yang mengakibatkan sel mast akan mengalami degranulasi dan
pada akhirnya sel mast akan mengekuarkan histamin yang ada di dalamnya. Perlu
diketahui bahwa sanya sel mast adalah mediator kimia yang dapat menyebabkan
gejala yang terjadi pada seseorang yang mengalami urtikaria.
Pada urtikaria, maka gejala yang akan terjadi dapat meliputi merah, gatal
dan sedikit ada benjolan pada permukaan kulit. Apa yang menyebabkan hal itu
terjadi ??? , Begini jawabannya,pada dasarnya sel mast ini sendiri terletak didekat
saraf perifer, dan pembuluh darah. Kemerahan dan bengkak yang terjadi karena
histamin yang dikeluarkan sel mast itu menyerang pembuluh darah yang
menyebabkan vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas. Gatal yang terjadi juga
diakibatkan karena histamin menyentuh saraf perifer.
Urtikaria terjadi akibat vasodilatasi dan peningkatan permiabilitas dari kapiler
atau pembuluh darah kecil sehingga terjadi transudasi cairan dari pembuluh darah
di kulit. Hal in karena adanya pelepasan mediator kimia dari sel mast atau basofil
terutamahistamin.
Pelepasan mediator ini dapat terjadi melalui mekanisme : 
- Imunologi (terutama reaksi hipersensitivitas tipe I kadang kadang tipe II) 
- Non imunologi (“chemical histamine liberator”, agen fisik, efek kolinergik).

6
Baik faktor imunologi maupun nonimunologi mampu merangsang sel mas
atau basofil untuk melepaskan mediator.Pada yang imunologi mungkin sekali
siklik AMP(adenosine mono phosphate) memegang peranan penting pada
pelepasan mediator.beberapa bahan kimia seperti golongan amin dan derivate
amidin,obat-obatan seperti morfin,kodein,polimiksin,dan beberapa anttibiotik
berperan pada keadaan ini.
            Faktor imunologik lebih berperan pada urtikaria yang akut dari pada yang
kronik,biasanya IgE terikat pada permukaan sel mas dan atau sel basofil karena
adanya reseptor Fc,bila ada antigen yang sesuai berikatan dengan IgE,maka terjadi
degranulasi sel,sehingga mampu melepaskan mediator.
2.5 PATHWAYS
Faktor-faktor pencetus :
Fx. Imunologik/non imunologik

Kulit

Melakukan Pertahanan

Induksi Respon Antiodi IgE

Sel Mast Basofil

Pelepasan mediator
(H, SRSA, Serotonin,Kinin)

Anafilaksis Sistemik

Urtikari

7
2.6  MANISFESTASI KLINIS

            Gejalanya di sebabkan oleh reaksi dan serangan imunologi terhadap serum


dan obat,Keluhan utama biasanya gatal, rasa terbakar atau tertusuk. Tampak
eritema (kemerahan) dan edema (bengkak) setempat berbatas tegas, kadang-
kadang bagian tengah tampak lebih pucat. Urtika biasa terjadi dalam
berkelompok. Satu urtika sendiri dapat bertahan dari empat sampai 36 jam. Bila
satu urtika menghilang, urtika lain dapat muncul kembali.Bila mengenai organ
dalam, misalnya saluran cerna dan napas, disebut angioedema. Pada keadaan ini
jaringan yang lebih sering terkena ialah muka, disertai sesak napas dan serak.
Sekitar 40% penderita urtikaria kronis akan menderita angioedema. 
Dermografisme berupa edema dan eritema yang linear di kulit yang terkena
goresan benda tumpul,timbul dalam waktu kurang lebih 30 menit,urtikaria akibat
penyinaran biasanya pada gelombang 285-320 dan 400-500 nm,timbul setslah 18-
72 jam penyinaran.

2.7 PEMERIKSAAN PENUNJANG


1. a. Urtikaria akut. Uji laboratorium pada umumnya tidak diperlukan.

              b. Urtikaria kronik. Jika penyebab agen fisik telah disingkirkan, maka


penggunaan pemeriksaan laboratorium, radiografik, dan patologik berikut ini
dapat memberikan petunjuk untuk diagnosis penyakit sistemik yang samar.

2. Uji rutin

a) Laboratorium. Hitung darah lengkap dengan diferensial, profil kimia, laju


endap darah (LED), T4, pengukuran TSH, urinalisis dan biakan urine,
antibody antinuclear
b)   Radiografik. Radiograf dada, foto sinus, foto gigi, atau panorex
c) Uji selektif. Krioglobulin, analisis serologic hepatitis dan sifilis, factor
rheumatoid, komplemen serum, IgM, IgE serum
d) Biopsi kulit. Jika laju endap darah meningkat, lakukan biopsy
nyingkirkakulit untuk men kemungkinan vaskulitis urtikaria.

8
2.8 PENATALAKSANAAN

1. Non Farmakologi
Yang bisa dilakukan untuk pengobatan secara non farmakologi  ini
adalah dengan menghindari alergen yang diperkirakan sebagai penyebab dari
urtikaria, tetapi pada umumnya hal ini sulit dilaksanakan
2. Farmakologi
Pada kebanyakan keadaan, urtikaria merupakan penyakit yang sembuh
sendiri yang memerlukan sedikit pengobatan lainnya, selain dari antihistamin.
Hidroksizin (Atarax) 0,5 ml/kg, merupakan salah satu antihistamin yang
paling efektif untuk mengendalikan urtikaria, tetapi difenhidramin
(Benadryl), 1,25 mg/kg, dan antihistamin lainnya juga efektif. Jika perlu,
dosis ini dapat diulangi pada interval 4-6 jam.
Epinefrin 1 : 1000, 0,01 ml/kg, maksimal 0,3 ml, biasanya
menghasilkan penyembuhan yang cepat atas urtikaria akut yang berat.
Hidroksizin (0,5 ml/kg setiap 4-6 jam) merupakan obat pilihan untuk urtikaria
kolinergik dan urtikaria kronis. Penggunaan bersama antihistamin tipe H1 dan
H2 kadang-kadang membantu mengendalikan urtikaria kronis. Antihistamin
h2 saja dapat menyebabkan eksaserbasi urtikaria. Siproheptadin (Periactin)
(2-4 mg setiap 8-12 jam) terutama bermanfaat sebagai agen profilaksis untuk
urtikaria dingin.
Siproheptadin dapat menyebabkan rangsangan nafsu makan dan
penambahan berat pada beberapa penderita. Tabir surya merupakan satu-
satunya pengobatan yang efektif untuk urtikaria sinar matahari.
Kortikosteroid mempunyai pengaruh yang bervariasi pada urtikaria kronis ;
dosis yang diperlukan untuk mengendalikan urtikaria sering begitu besar
sehingga obat-obat tersebut menimbulkan efek samping yang serius. Urtikaria
kronis sering tidak berespons dengan baik pada manipulasi diet. Sayang
sekali, urtikaria kronis dapat menetap selama bertahun-tahun.

9
2.9 KOMPLIKASI
1.    Purpura dan excoriasi
2.    Infeksi sekunder
3.    Bibir kering

10
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Urtikaria adalah penyakit kulit yang sering di jumpai. Urtikaria ialah


reaksi di kulit akibat bermacam-macam sebab, biasanya ditandai dengan edema
(bengkak) setempat yang cepat timbul dan menghilang perlahan-lahan, berwarna
pucat dan kemerahan, meninggi di permukaan kulit serta disertai keluhan gatal,
rasa tersengat atau tertusuk. Di Indonesia, urtikaria dikenal dengan nama lain
biduran atau kaligata. Walaupun pathogenesis dan penyebab yang di curigai telah
di temukan,ternyata pengobatan yang di berikan kadang-kadang tidak memberi
hasil seperti yang di harapkan.

3.2 SARAN

a) Sebaiknya kita dapat  mengetahui pengertian urtikaria.


b) Sebaiknya kita dapat  mengetahui gejala penyebab urtikaria.
c) Sebaiknya sebagai tenaga kesehatan, kita dapat memberikan tindakan
keperawatan urtikaria dengan  baik dan tepat.

11
DAFTAR PUSTAKA

^ Poonawalla T, Kelly B. (2009). Urticaria: a review. Am J Clin

Dermatol;10(1):9-21.

^ Frigas E, Park MA. (2009). Acute urticaria and angioedema: diagnostic

and treatment considerations. Am J Clin Dermatol;10(4):239-50.

^ Siti Aisah (2008). IlmuPenyakitKulit dan Kelamin. BalaiPenerbit

FKUI. ISBN 978-979-496-415-6.

^ www.nhs.uk, Urticaria (hives). Diakses pada 12 Agustus 2012.

http://scholar.unand.ac.id/3550/2/bab%201%202.pdf

https://www.academia.edu/11924780/Urtikaria

12

Anda mungkin juga menyukai