“URTIKARIA”
DISUSUN OLEH:
JURUSAN: D-IIIKeperawatan
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat nya
sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Tidak lupa
pokok dan fungsi) yang berjudul “URTIKARIA” guna untuk menyelesaian tugas
pkkmb tahun 2020. Dan harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah
terimakasih pada pihak yang membantu dan semoga Allah SWT memberikan
i
LEMBAR PENGESAHAN
“URTIKARIA”
Oleh:
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
1.1 LatarBelakang..........................................................................................1
1.2 RumusanMasalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan......................................................................................................2
a. Umum................................................................................................2
b. Khusus................................................................................................2
1.4Manfaat ....................................................................................................2
2.1 Pengetian..................................................................................................3
2.3 Etiologi.....................................................................................................4
2.4 Patofisiologi.............................................................................................6
2.5 Pathways..................................................................................................7
2.6 ManifestasiKlinis.....................................................................................8
2.7 PemeriksaanPenunjang............................................................................8
2.8 Penatalaksanaan.......................................................................................9
2.9 Komplikasi...............................................................................................10
3.1 Kesimpulan..............................................................................................11
iii
3.2 Saran........................................................................................................11
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
Singkatnya, urtikaria terjadi sebagai akibat pelebaran pembuluh darah
(istilah kerennya: vasodilatasi) dan peningkatan kepekaan pembuluh darah kecil
(kapiler) sehingga menyebabkan pengeluaran cairan (transudasi) dari membran
pembuluh darah, akibatnya terjadi bentol pada kulit. Kondisi ini dikarenakan
adanya pelepasan histamin yang dipicu oleh paparan alergen (bahan atau apapun
pencetus timbulnya reaksi alergi).
1.2 RumusanMasalah
1.3 Tujuan
A. Umum
Setelah membacamakalahini, di harapkanpembacamengetahui dan
memahamitentangpenyakiturtikaria.
B. Khusus
1.4Manfaat
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN
1. URTIKARIA AKUT
Urtikaria akut hanya berlansung selama beberapa jam atau beberapa
hari. yang sering terjadi penyebabnya adalah:
1. adanya kontak dengan tumbuhan ( misalnya jelatang ), bulu
binatang/makanan.
3
2. akibat pencernaan makanan, terutama kacang-kacangan, kerangan-
kerangan dan strouberi.akibat memakan obat misalnya aspirin dan
penisilin
2. URTIKARIA KRONIS
Biasanya berlangsung beberapa minggu, beberapa bulan, atau beberapa
tahun. pada bentuk urtikaria ini jarang didapatkan adanya faktor penyebab
tunggal.
3. URTIKARIA PIGMENTOSA
Yaitu suatu erupsi pada kulit berupa hiperpigmentasi yang berlangsung
sementara, kadang-kadang disertai pembengkakan dan rasa gatal.
4. URTIKARIA SISTEMIK ( PRURIGO SISTEMIK )
Adalah suatu bentuk prurigo yang sering kali terjadi pada bayi kelainan
khas berupa urtikaria popular yaitu urtikaria yang berbentuk popular-
popular yang berwarna kemerahan.
2.3 ETIOLOGI
Berdasarkan kasus-kasus yang ada, paling banyak urtikaria di
sebabkan oleh alergi, baik alergi makanan, obat-obatan, dll.
1. Obat
Bermacam-macam obat dapat menimbulkan urtikaria,baik secara imulogik
maupun imunologik,hampit semua obat dapat menimbulkan urtikaria
4
secara imunologik tipe I dan II.contohnya adalah obat-obat tipe
penicilin,sulfonamid,analgesik,pencahar,hormon dan diuretik.aspirin
menimbulkan urtikaria karena menghambat sintesis prostaglandin dari
asam arakidonat.
2. Makanan
Peranan makanan ternyata lebih penting pada urtikaria yang
akut,umumnya akibat reaksi imunolgik,makanan berupa protein atau
bahan lain yang di campurkan ke dalam nya seperti zat warna,penyedap
rasa,atau bahan pengawet.sering menimbulkan urtikaria.
3. Gigitan/sengatan serangga
Gigitan serangga dapat menimbulkan urtikaria setempat,agaknya hal ini di
perantarai oleh IgE(tipe I) dan tipe seluler(tipe IV).nyamuk,lebah dan
serangga lainnya menimbulkan urtikaria bentuk papul di sekitar tempat
gigitan,biasanya sembuh sendiri.
4. Bahan Fotosensitizer
Bahan semacam ini,biasanya griseofulvin,Fenotiazin,sulfonamid,bahan
kosmetik,dan sabun germisid.
5. Inhalan
Berupa serbuk sari bunga,spora jamur,debu,bulu binatang,dan
aerosol,umumnya lebih mudah menimbulkan urtikaria alergik (tipe I).
6. Kontraktan
Yang sering menimbulkan urtikaria adalah bulu binatang,serbuk tekstil,air
liur binatang ,tumbuh-tumbuhan buah-buahan ,bahan kimia dan bahan
kosmetik.
7. Trauma fisik
Dapat di akibatkan oleh faktor dingin,yakni berenang atau memegang
benda dingin,Faktor panas misalnya sinar matahari,radiasi dan pana
pembakaran.Faktor tekanan yaitu,goresan,pakaian ketat,ikat pinggang,dan
tekanan berulang-ulang yakni,pijatan,keringan,pekerjaan berat dan
demam.
8. Infeksi dan infestasi
5
Bermacam-macam infeksi misalnya infeksi bakteri,virus,jamur,maupun
infestasi parasit.infeksi oleh bakteri contohnya infeksi pada tonsil,infeksi
gigi,dan sinusitis,dan infestasi cacing pita,cacing tambang,dapat
menyababkan urtikaria.
2.4PATOFISIOLOGI
Sebenarnya patofisiologi dari urtikaria ini sendiri mirip dengan reaksi
hipersensifitas.Pada awalnya alergen yang menempel pada kulit merangsang sel
mast untuk membentuk antibodi IgE, setelah terbentuk, maka IgE
berikatandengan sel mast. Setelah itu, pada saat terpajan untuk yang kedua
kalinya, maka alergen akan berikatan dengan igE yang sudah berikatan dengan sel
mast sebelumnya. Akibat dari ikatan tersebut, maka akan mengubah kestabilan
dari isi sel mast yang mengakibatkan sel mast akan mengalami degranulasi dan
pada akhirnya sel mast akan mengekuarkan histamin yang ada di dalamnya. Perlu
diketahui bahwa sanya sel mast adalah mediator kimia yang dapat menyebabkan
gejala yang terjadi pada seseorang yang mengalami urtikaria.
Pada urtikaria, maka gejala yang akan terjadi dapat meliputi merah, gatal
dan sedikit ada benjolan pada permukaan kulit. Apa yang menyebabkan hal itu
terjadi ??? , Begini jawabannya,pada dasarnya sel mast ini sendiri terletak didekat
saraf perifer, dan pembuluh darah. Kemerahan dan bengkak yang terjadi karena
histamin yang dikeluarkan sel mast itu menyerang pembuluh darah yang
menyebabkan vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas. Gatal yang terjadi juga
diakibatkan karena histamin menyentuh saraf perifer.
Urtikaria terjadi akibat vasodilatasi dan peningkatan permiabilitas dari kapiler
atau pembuluh darah kecil sehingga terjadi transudasi cairan dari pembuluh darah
di kulit. Hal in karena adanya pelepasan mediator kimia dari sel mast atau basofil
terutamahistamin.
Pelepasan mediator ini dapat terjadi melalui mekanisme :
- Imunologi (terutama reaksi hipersensitivitas tipe I kadang kadang tipe II)
- Non imunologi (“chemical histamine liberator”, agen fisik, efek kolinergik).
6
Baik faktor imunologi maupun nonimunologi mampu merangsang sel mas
atau basofil untuk melepaskan mediator.Pada yang imunologi mungkin sekali
siklik AMP(adenosine mono phosphate) memegang peranan penting pada
pelepasan mediator.beberapa bahan kimia seperti golongan amin dan derivate
amidin,obat-obatan seperti morfin,kodein,polimiksin,dan beberapa anttibiotik
berperan pada keadaan ini.
Faktor imunologik lebih berperan pada urtikaria yang akut dari pada yang
kronik,biasanya IgE terikat pada permukaan sel mas dan atau sel basofil karena
adanya reseptor Fc,bila ada antigen yang sesuai berikatan dengan IgE,maka terjadi
degranulasi sel,sehingga mampu melepaskan mediator.
2.5 PATHWAYS
Faktor-faktor pencetus :
Fx. Imunologik/non imunologik
Kulit
Melakukan Pertahanan
Pelepasan mediator
(H, SRSA, Serotonin,Kinin)
Anafilaksis Sistemik
Urtikari
7
2.6 MANISFESTASI KLINIS
2. Uji rutin
8
2.8 PENATALAKSANAAN
1. Non Farmakologi
Yang bisa dilakukan untuk pengobatan secara non farmakologi ini
adalah dengan menghindari alergen yang diperkirakan sebagai penyebab dari
urtikaria, tetapi pada umumnya hal ini sulit dilaksanakan
2. Farmakologi
Pada kebanyakan keadaan, urtikaria merupakan penyakit yang sembuh
sendiri yang memerlukan sedikit pengobatan lainnya, selain dari antihistamin.
Hidroksizin (Atarax) 0,5 ml/kg, merupakan salah satu antihistamin yang
paling efektif untuk mengendalikan urtikaria, tetapi difenhidramin
(Benadryl), 1,25 mg/kg, dan antihistamin lainnya juga efektif. Jika perlu,
dosis ini dapat diulangi pada interval 4-6 jam.
Epinefrin 1 : 1000, 0,01 ml/kg, maksimal 0,3 ml, biasanya
menghasilkan penyembuhan yang cepat atas urtikaria akut yang berat.
Hidroksizin (0,5 ml/kg setiap 4-6 jam) merupakan obat pilihan untuk urtikaria
kolinergik dan urtikaria kronis. Penggunaan bersama antihistamin tipe H1 dan
H2 kadang-kadang membantu mengendalikan urtikaria kronis. Antihistamin
h2 saja dapat menyebabkan eksaserbasi urtikaria. Siproheptadin (Periactin)
(2-4 mg setiap 8-12 jam) terutama bermanfaat sebagai agen profilaksis untuk
urtikaria dingin.
Siproheptadin dapat menyebabkan rangsangan nafsu makan dan
penambahan berat pada beberapa penderita. Tabir surya merupakan satu-
satunya pengobatan yang efektif untuk urtikaria sinar matahari.
Kortikosteroid mempunyai pengaruh yang bervariasi pada urtikaria kronis ;
dosis yang diperlukan untuk mengendalikan urtikaria sering begitu besar
sehingga obat-obat tersebut menimbulkan efek samping yang serius. Urtikaria
kronis sering tidak berespons dengan baik pada manipulasi diet. Sayang
sekali, urtikaria kronis dapat menetap selama bertahun-tahun.
9
2.9 KOMPLIKASI
1. Purpura dan excoriasi
2. Infeksi sekunder
3. Bibir kering
10
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
11
DAFTAR PUSTAKA
Dermatol;10(1):9-21.
FKUI. ISBN 978-979-496-415-6.
http://scholar.unand.ac.id/3550/2/bab%201%202.pdf
https://www.academia.edu/11924780/Urtikaria
12