Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KASUS I

INFEKSI SALURAN KEMIH

Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Urinary

Disusun oleh:

Kelompok 8

Ajeng Gustiani 220110110006

Anggun Friska YL 220110110049

Ayu Wulandari 220110110025

Desi Afriyanti 220110110019

Melda Iskawati 220110110043

 Neni Afriani 220110110062

 Nurnila Novi A 220110110031

 Nurul Iklima 220110110055

Palupi Darmanti 220110110074

Riska Darwati T 220110110068

Safrina Darayani 220110110037

Shalha Ubaid S 220110100093

Taryana Wijaya K 220110110013

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS

PADJADJARAN 2013
MAKALAH KASUS I

INFEKSI SALURAN KEMIH

Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Urinary

Disusun

oleh:

Kelompok 8

Ajeng Gustiani Anggota

Anggun Friska YL Anggota

Ayu Wulandari Anggota

Desi Afriyanti Anggota

Melda Iskawati Scriber 2

 Neni Afriani Scriber 1

 Nurnila Novi A Anggota

 Nurul Iklima Anggota

Palupi Darmanti Anggota

Riska Darwati T Anggota

Safrina Darayani Anggota

Shalha Ubaid S Anggota

Taryana Wijaya K Chair

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2013
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Makalah ini membahas tentang Urinaty System khususnya mengenai Infeksi


Saluran Kemih.

Dalam penulisan makalah ini, penulis menemui beberapa kendala, tetapi


dapat teratasi berkat bantuan berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada:

1.Ibu Etika Emaliyawati, M.Kep selaku dosen koordinator mata pelajaran


Urinary System
2.Ibu Imas Rafiyah, S.Kp.,MNS selaku dosen tutor kelompok 2

3.Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.


Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang
sifatnya membangun demi penyempurnaan makalah ini di waktu yang akan
datang. Akhirnya, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat,
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. Semoga Allah SWT selalu
melimpahkan rahmat-Nya kepada kita. Amin.

Jatinangor, 1 Maret 2014

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................... i

Kata Pengantar ................................................................................................ iii

Daftar Isi ......................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Tujuan ...................................................................................................... 1

1.3 Batasan Masalah ........................................................................................ 2

BAB II ANALISIS KASUS


2.2 Uraian Kasus .............................................................................................. 3

2.3 Pembahasan Kasus ..................................................................................... 3

BAB III LANDASAN TEORI....................................................................... 9

3.1 Anatomi Fisiologi Sistem urinary .............................................................. 9

3.2 Konsep Umum penyakit..............................................................................21

BAB IV PENUTUP ................................................................................... 43

4.1 Simpulan......................................................................................................43

4.2 Saran............................................................................................................43

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................44
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Infeksi saluran kemih adalah infeksi yang terjadi di sepanjang jalan


saluran kemih, termasuk ginjal itu sendiri akibat proliferasi suatu mikroorganisme.
Untuk menyatakan adanya infeksi saluran kemih harus ditemukan bakteri di
dalam urin. Suatu infeksi dapat dikatakan jika terdapat 100.000 atau lebih
 bakteri/ml urin, namun jika hanya terdapat 10.000 atau kurang bakteri/ml urin, hal
itu menunjukkan bahwa adanya kontaminasi bakteri.Bakteriuria bermakna yang
disertai gejala pada saluran kemih disebut bakteriuria bergejala. Sedangkan yang
tanpa gejala disebut bakteriuria tanpa gejala.

Infeksi saluran kemih tanpa bakteriuria dapat muncul pada keadaan:

a. Fokus infeksi tidak dilewati urin, misalnya pada lesi dini pielonefritis
karena infeksi hematogen.
 b. Bendungan total pada bagian saluran yang menderita infeksi.
c. Bakteriuria disamarkan karena pemberian anibiotika.

Infeksi saluran kemih sering terjdi pada wanita. Salah satu penyebabnya
adalah uretra wanita yang lebih pendek sehingga bakteri kontaminan lebih mudah
melewati jalur ke kandung kemih. Faktor lain yang berperan adalah
kecenderungan untuk menahan urin serta iritasi kulit lubang uretra sewaktu
 berhubungan kelamin. Uretra yang pendek meningkatkan kemungkinan
mikroorganisme yang menempel dilubang uretra sewaktu berhubungan kelamin
memiliki akses ke kandung kemih. Wanita hamil mengalami relaksasi semua otot
 polos yang dipengaruhi oleh progesterone, termasuk kandung kemih dan ureter,
sehingga mereka cenderung menahan urin dibagian tersebut. Uterus pada
kehamilan dapat pula menghambat aliran urin pada keadaan-keadaan tertentu.

1.2 Tujuan

 Tujuan umum
Agar mahasiswa mengetahui dan mampu memberikan asuhan
keperawatan pada pasien dengan Infeksi Saluran Kemih (ISK)
 Tujuan khusus
 Mengetahui definisi Infeksi Saluran Kemih (ISK)
 Mengetahui etiologi Infeksi Saluran Kemih (ISK)
 Mengetahui klasifikasi penyakit Otitis Media
 Mengetahui manifestasi klinis Infeksi Saluran Kemih ( ISK)
 Mengetahui patofisiologi Infeksi Saluran Kemih (ISK)
 Mengetahui pemeriksaan diagnostik Infeksi Saluran Kemih (ISK)
 Mengetahui penatalaksanaan Infeksi Saluran Kemih (ISK)
 Mengetahui cara memberikan asuhan keperawatan pada pasien
Infeksi Saluran Kemih (ISK)

1.3 Batasan Masalah

 Apakah definisi Infeksi Saluran Kemih (ISK) ?


 Apakah etiologi Infeksi Saluran Kemih (ISK) ?
 Apakah klasifikasi penyakit ISK ?
 Apa saja manifestasi klinis Infeksi Saluran Kemih (ISK)?
 Bagaimana patofisiologi Infeksi Saluran Kemih (ISK)?
 Apa saja pemeriksaan diagnostik Infeksi Saluran Kemih (ISK)?
 Bagaimana penatalaksanaan Infeksi Saluran Kemih (ISK) ?
 Bagaimanakah cara memberikan asuhan keperawatan pada pasien
Infeksi Saluran Kemih (ISK)?
BAB II

ANALISIS KASUS

2.1 Uraian Kasus

Seorang wanita berusia 25 tahun status menikah post partum P1A0 (39
minggu pervagina). Satu minggu setelah melahirkan klien mengeluh sakit saat
 berkemih. Berkemih keluar sedikit-sedikit disertai rasa nyeri. Saat dikaji lebih
lanjut, untuk perawat hasil wawancara didapatkan klien mengeluh urgensi
frekuensi dan disuria. Dari pemfis didapatkan TD 120/80, nadi 90x/menit, RR
24x/menit, suhu 39 derajat C, palpasi di area suprakubis teraba tegang tenderness.
Perawat menganjurkan kepada klien supaya banyak minum minimal 3liter/hari.
Hasil pemeriksaan urin warna keruh WBC (+++) kultur (+bakteri) piura eritrosit
(+) klien mendapat terapi bakterim 3x 1 tablet 400mg peroral dan fenazopyridin
3x 1 tablet peroral.

2.2 Pembahasan Kasus

STEP 1

 Piura eritrosit (+) (Ajeng) : ada Sel Darah Merah di dalam urine (Anggun), ada
nanah dalam urin(Nurnila)
 Terderness (Safrina) : sakit saat ditekan (Nurul),
 WBC (+++) (Riska) : adanya infeksi dari bakteri (Palupi)
 Dysuria (Ayu) : sakit saat berkemih (Melda)

STEP 2

1. Apakah ada hubungan antara post partum dengan sulit berkemih ? (Nurul)
2. Apakah alasannya perawat menganjurkan minum 3 L/hari ?(Riska)
3. Ibu postpartum seperti apa yang terkena penyakit ini ? (Melda)
4. Apakah pemeriksaan diagnostic lainnya? (Desi)
5. Kenapa pasien ingin berkemih namun tidak keluar ?(Nurnila)
6. Apa yang menyebabkan suprapubis tegang ketika di palpasi ?
7. Apakah indikasi obat yang diberikan, cara kerja, kontraindikasi? (Shalha)
8. Apakah pencegahan yang harus dilakukan untuk menghindari penyakit ini ?
(Ajeng)
9. Apakah terapi lain untuk penyakit ini? (Desi)
10. Apakah penyebab dan faktor risiko penyakit ini ?(Ayu)
11. Apakah organ yang terganggu ? (Ayu)
12. Apakah diagnosa prioritas dalam penyakit ini?(Melda)
13. Apa saja peran perawat yang ada dalam kasus ini ?(Shalha)
STEP 3

1. Infeksi saluran bawah (Palupi)


2. Karena air putih meringankan rasa sakit, menekan bakteir keluar (Palupi)
3. Tidak menajaga kesehatan vagina, perawatan tidak tepat saat dalam merawat
area genitalia (Anggun)
4. LO
5. Karena terjadi infeksi pada uretra sehingga akan terjadi inflamasi pada uretra,
ketika terjadi inflamasi akan terjadi penyempitan uretra sehingga ketika
 berkemih, urin hanya keluar sedikit (Anggun)
6. Karena kandung kemih penuh karena sulit dikeluarkan (Ajeng)
7. LO
8. Menggunakan sabun khusus karena Ph berbeda, tidak menahan BAK, minum
air putih minimal 8 gelas/hari, tidak boleh minum the dna kopi karena bisa
menyababkan iritasi kandung kemih. (Safrina, Desi, Shalha)
9. LO
10. Infeksi bakteri, jamur, virus serta infeksi ginjal (Melda)
11. Uretra
12. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan infeksi pada salurak kemih
 bawah (Ajeng)
13. Penkes saat melahirkan, perawatan sebelum dan pada saat melahirkan,
 perhatikan saat membersihkan are genitalia (Desi, Riska)

STEP 4

Postpartum

Hygine kurang baik

Bakteri mudah masuk

Faktor resiko?
Infeksi pada uretra
Mo yang
menginfeksi?

Inflamasi

Saluran uretra sempit


spinser internus, diikuti oleh relaksasi spinter eksternus, dan akhirnya terjadi
 pengosongan kandung kemih.
Rangsangan yang menyebabkan kontraksi kandung kemih dan relaksasi spinter
interus dihantarkan melalui serabut  –  serabut para simpatis. Kontraksi sfinger
eksternus secara volunter bertujuan untuk mencegah atau menghentikan miksi.
kontrol volunter ini hanya dapat terjadi bila saraf  – saraf yang menangani kandung
kemih uretra medula spinalis dan otak masih utuh.
Bila terjadi kerusakan pada saraf  –s  araf tersebut maka akan
terjadi inkontinensia urin (kencing keluar terus – menerus tanpa disadari) dan retensi
urin (kencing tertahan). Persarafan dan peredaran darah vesika urinaria, diatur oleh
torako lumbar dan kranial dari sistem persarafan otonom. Torako lumbar
 berfungsi untuk relaksasi lapisan otot dan kontraksi spinter interna. Peritonium
melapis kandung kemih sampai kira  –  kira perbatasan ureter masuk kandung
kemih. Peritoneum dapat digerakkan membentuk lapisan dan menjadi lurus
apabila kandung kemih terisi penuh. Pembuluh darah Arteri vesikalis superior
 berpangkal dari umbilikalis bagian distal, vena membentuk anyaman dibawah
kandung kemih. Pembuluh limfe berjalan menuju duktus limfatilis sepanjang
arteri umbilikalis.

4. Uretra
Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih
yang berfungsi menyalurkan air kemih keluar.
Pada laki- laki uretra bewrjalan berkelok – kelok melalui tengah – tengah
 prostat kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis
kebagia penis panjangnya ± 20 cm.
Uretra pada laki –  laki terdiri dari :
a. Uretra Prostaria
 b. Uretra membranosa
c. Uretra kavernosa
Lapisan uretra laki  –  laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan paling
dalam), dan lapisan submukosa.

Uretra pada wanita terletak dibelakang simfisis pubisberjalan miring


sedikit kearah atas, panjangnya ± 3  – 4 cm. Lapisan uretra pada wanita terdiri
dari Tunika muskularis (sebelah luar), lapisan spongeosa merupakan pleksus
dari vena  –  vena, dan lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam).Muara uretra
 pada wanita terletak di sebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina) dan
uretra di sini hanya sebagai saluran ekskresi.
B. Urin (Air Kemih)
Sifat –  sifat air kemih
 Jumlah eksresi dalam 24 jam ± 1.500 cc tergantung dari masuknya (intake)
cairan serta faktor lainnya.
 Warna bening muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.
 Warna kuning terantung dari kepekatan, diet obat – obatan dan sebagainya.
 Bau khas air kemih bila dibiarkan terlalu lama maka akan berbau amoniak.
 Berat jenis 1.015 – 1.020.
 Reaksi asam bila terlalu lama akan menjadi alkalis, tergantung pada diet
(sayur menyebabkan reaksi alkalis dan protein memberi reaksi asam).
Komposisi air kemih
 Air kemih terdiri dari kira – kira 95 % air
 Zat – zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein asam urea, amoniak
dan kreatinin
 Elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fosfat dan sulfat
 Pigmen (bilirubin, urobilin)
 Toksin
 Hormon
Mekanisme Pembentukan Urin
Dari sekitar 1200ml darah yang melalui glomerolus setiap menit
terbentuk 120 – 125ml filtrat (cairan yang telah melewati celah filtrasi). Setiap
harinyadapat terbentuk 150 – 180L filtrat. Namun dari jumlah ini hanya sekitar
1% (1,5 L) yang akhirnya keluar sebagai kemih, dan sebagian diserap kembali.
Tahap –  tahap Pembentukan Urin

a. Proses filtrasi
Terjadi di glomerolus, proses ini terjadi karena permukaan aferent
lebih besar dari permukaan aferent maka terjadi penyerapan darah,
sedangkan sebagian yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali
 protein, cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bownman yang terdiri
6. Kaji keluhan pada kandung kemih 5. Peningkatan hidrasi

membilas bakteri

6. Retensi urine dapat terjadi


7. Bantu klien ke kamar kecil, memekai dan menyebabkan distensi
 pispot/urinal  jaringan (kandung
kemih/ginjal)
8. Bantu klien mendapatkan posisi
 berkemih yang nyaman 7. Untuk memudahkan

klien dalam berkemih


9. Observasi perubahan tingkat
kesadaran
8. Supaya klien tidak sukar

 berkemih

10. Kolaborasi :
9. Akumulasi sisa uremik
• Awasi pemeriksaan
dan ketidakseimbangan
laboratorium,elektrolit,bun,kreatinin
elektrolitdapat menjadi
• Lakukan tindakan untuk
memelihara

38 | MakalahISKTut or2A2011

asam urine dan berikan obat- toksin pada susunan saraf


obatan untuk meningkatkan asam  pusat.
urine Rasional : Asam urin
menghalangi 10. Asam urin menghalangi

tumbuhnya kuman. Peningkatan tumbuhnya kuman.


masukan sari buah dapat berpengaruh Peningkatan masukan sari
dalam  buah dapat berpengaruh
 pengobatan infeksi saluran kemih dalam pengobatan infeksi
saluran kemih

2 Gangguan Setelah dilakukan 1. Rasa sakit yang hebat


rasa nyaman tindakan keperawatan menandakan adanya
nyeri selama 3 x 24 jam 1. Kaji Intensitas, lokasi, dan faktor infeksi

 berhubungan diharapkan nyeri yang memperberat atau meringankan


dengan inflamasi hilang atau berkurang nyeri 2. Klien dapat istirahat
dan infeksi uretra, saat dan sesudah dengan tenang dan
kandung kemih, dan berkemih 2. Berikan waktu istirahat yang cukup dapat merilekskan otot
struktur traktus KH : dan tingkat aktivitas yang dapat
urinarius lain 1. Pasien mengatakan / ditoleran 3. Untuk mmbantu klien

tidak ada keluhan dalam berkemih

nyeri 3. Anjurkan minum banyak 2 - 3 liter

 pada saat berkemih jika tidak ada kontra indikasi

4. Pantau perubahan warna urine, pantau

39 | MakalahISKTut or2A2011
2. Kandung Kemih tidak  pola berkemih, masukan dan keluaran 4. Untuk mengidentifikasi
tegang setiap 8 jam dan pantau hasil indikasi kemajuan atau
3. Pasien tampak tenang urinalisis ulang  penyimpangan dari hasil
4. Ekspresi wajah yang diharapkan
tenang 5. Berikan tindakan nyaman, seperti
 pijatan 5. Meningkatkan relaksasi,
menurunkan tegangan otot

6. Berikan perawatan perineal 6. Untuk mencegah


kontaminasi uretra

7. Jika dipasang kateter, perawatan


kateter 2 kali per hari 7. Kateter memberikan
 jalan bakteri untuk
memasukikandung kemih

8. Alihkan perhatian pada hal yang dan naik saluran perkemihan

menyenangkan
8. Relaksasi, menghindari
9. Kolaborasi : terlalu merasakan nyeri

Berikan obat analgetik sesuai dengan

40 | MakalahISKTut or2A2011
 program terapi 9. Analgetik
memblok lintasan
nyeri
3 Penyebarluasan Setelah dilakukan 1. Kaji suhu tubuh pasien selama 4 1. Tanda – tanda vital
Infeksi tindakan keperawatan jam dan lapor suhu diatas 38,5 0C menandakan adanya
berhubungan selama 3 x 24 jam  perubahan didalam tubuh.
dengan adanya diharapkan Infeksi 2. Catat karakteristik urine
 bakteri pada saluran sembuh dan mencegah 2. Untuk mengetahui
kemih komplikasi. /mengidentifikasi indikasi
KH : kemajuan atau
1. Tanda-Tanda Vital 3. Anjurkan pasien untuk minum 2-3  penyimpangan dari hasil
liter
dalam batas normal yang diharapkan.
 jika ada kontra indikasi
2. Nilai Kultur Urine
 Negatif 3. Untuk mencegah statis
4. Monitor Pemeriksaan ulang urine
3. Urine berwarna urine
kultur dan sensivitas untuk
bening dan tidak berbau
menentukan respon terapi

4. Mengetahui seberapa
5. Anjurkan pasien untuk mengosongkan
 jauh efek pengobatan
kandung kemih secara komplit setiap
terhadap keadaan penderita
kali kemih

41 | MakalahISKTut or2A2011
BAB IV

PENTUPUP

4.1 Simpulan

Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah ditemukannya kuman pada urin yang
umumnya steril. Secara anatomi, ISK dibagi menjadi infeksi saluran kemih
 bagian atas dan infeksi saluran kemih bagian bawah. ISK bagian atas mencakup
semua infeksi yang menyerang ginjal, sedangkan ISK bagian bawah mencakup
semua infeksi yang menyerang uretra, kandung kemih dan prostat.

Diagnosa keperawatan dalam kasus ini adalah Perubahan pola eliminasi


 berhubungan dengan obstruksi mekanik pada kandung kemih ataupun struktur
traktus urinarius lain, Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan inflamasi
dan infeksi uretra, kandung kemih, dan struktur traktus urinarius lain, dan
Penyebarluasan Infeksi berhubungan dengan adanya bakteri pada saluran kemih.

4.2 Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan agar dapat meningkatkan pengetahuan tentang penyakit-
 penyakit dalam keperawatan anak salah satunya infeksi saluran kemih dan
 juga meningkatkan kemampuan dalam membuat asuhan keperawatan yang
 baik dan benar.
2. Bagi Perawat
Diharapkan bagi perawat agar dapat meningakatkan ketrampilan dalam
memberikan asuhan keperawtan serta pengetahuan sehingga dapat
memberikan asuhan keperawtan yang optimal pada pasien yang menderita
 penyakit infeksi saluran kemih dan perawat mampu menjadi edukator
yang baik bagi pasien dan keluarganya.
3. Bagi Dunia Keperawatan
Diharapkan asuhan keperawatan ini dapat terus ditingkatkan
kekurangannya sehingga dapat menambah pengetahuan yang lebih baik
 bagi dunia keperawatan serta, dapat di aplikasikan untuk
mengembangakan ketrampilan perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan pada anak yang mengalami infeksi saluran kemih.
DAFTAR PUSTAKA

Davey, Patrick. 2006. At a Glance Medicine. Jakarta: Erlangga.


Jalal, Diana I. 2009.  Medical Care of Cancer Patients Chapter 48. United States
of America: BC Decker Inc.
 Nursalam. 2008.  Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem
 Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika.
Reeves, Charlene. 2001.  Keperawatan Medikal Bedah Buku 1. Jakarta: Salemba
Medika.
Suharyanto, Toto dan Madjid, Abdul. 2008 . Asuhan Keperawatan pada Klien
dengan Gangguan Sistem Perkemihan . Jakarta : Trans Info Media.
Syamsuri Istamar. 2004.  Biologi Untuk SMA. Jakarta : Erlangga.
Syarifuddin. 1992.  Anatomi dan Fisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC.
Tessy Agus, Ardaya, Suwanto. 2001.  Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Infeksi
Saluran Kemih. Edisi: 3. Jakarta: FKUI.
PATOFISIOLOGI

Kelainan kongenital Obstruksi Hygiene Wanita hamil


gangguan yang kurang mengalami
neurogenik bersih relaksasi semua
Penurunan Kelainan otot polos
Refleks pengaliran
fungsi uretro anatomi (pengaruh
tidak lancar Penularan secara
vesikuler hormon
assending dari
Ureter progesteron)
anus menuju
sempit Urin statis di
saluran kemih,
vesika urinaria
pada wanita
Kandung
setelah lahir dari
Penimbunan kemih&ureter
vagina keluar
cairan&kuman mengalami
darah, sistem
relaksasi otot
imun yang tidak
polos
Aliran balik stabil

Pengosongan
Perkembangan
Peningkatan MO kandung kemih
kuman meningkat
tidak sempurna

Peningkatan MO

Invasi ostium uretra externum

Kolonisasi bakteri pada Infeksi


mukosa saluran kandung
kemih ( vesika urinaria, ureter)

Inflamasi Reseptor dalam vesika


urinaria terangsang

Merangsang leukosit respon


imun Impuls ke otak untuk miksi

Interaksi makrofag dan Peningkatan frekusensi


limfosit T BAK (frequency)

Mengeluarkan IL-4
Urin bersifat asam

Memicu limfosit B

Urin keluar melalui ureter


Produksi ig E spesifik (pada saluran kemih
meningkat terdapat inflamasi)
Merangsang IL-1
hipotalamus Peningkatan sekresi
prostaglandin Bakteri >>antibodimati nyeri

Peningkatan set point Sisa antibodi yang mati Menahan urin sebagai
mengakibatkan adanya kompensasi nyeri
nanah (eksudat)
Hipotalamus
menganggap suhu tubuh Keluar sedikit-sedikit
yang rendah&memicu Terbawa saat urin keluar
mekanisme peningkatan
Akumulasi urin meningkat
panas
Pyuria:warna urin keruh di kandung kemih

Suhu tubuh naik (39 c)


Supra pubik tegang
Urin terus meningkat
menekan di kandung
kemih (menegang
>kapasitas) Impuls ke otak untuk miksi

Tekanan dari luar


Karena nyeri keluar sedikit-
sedikit

Nyeri&tenderness
Gangguan pola eliminasi
Urin masih ada di ada

di
kandung kemih

Impuls ke otak

Urgency

Anda mungkin juga menyukai