Anda di halaman 1dari 97

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………… i

DAFTAR ISI …………………………………………………………………….. iv

DAFTAR TABEL ………………………………………………………………. vi

BAB I : PENDAHULUAN ……………………………………………… 1

A. Latar Belakang Masalah …………………………………….. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah …………………... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……………………………. 6

D. Sistematika Penulisan …………………………………….. 6

BAB II : LANDASAN TEORI…………………………………. ……… 8

A. Efektivitas ………………………………………………….. 8

B. Metode……………………………. ………………………... 10

1. Metode Tanya jawab…………………………………… 12

2. Kelebihan dan Kekurangan Metode Tanya

Jawab…………………………………………...……... 16

C. Aqidah Akhlak ……………………………………………… 18

1. Pengertian Aqidah Akhlak…………………………….. 18

2. Tujuan Akhlak ……………………………………..….. 22

3. Perbedaan Akhlak, Moral dan Etika………………….. 24

4. Pembagian Akhlak…………………………………. 27

iv
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ……………………………… 34

A. Waktu dan Tempat Penelitian ………………………………... 34

B. Populasi dan Sampel ……………………………………. 34

C. Teknik Pengumpulan Data…………………………………… 34

D. Teknik Analisis Data………………………………………... 36

E. Skoring dan Katagori ……………………………………….. 37

BAB IV : HASIL PENELITIAN ………………………………………… 38

A. Gambaran Umum MTsN 3 Pondok Pinang… ………............ 39

B. Deskripsi Data ……………………………………………… 48

C. Analisis Data ……………………………………………….. 62

D. Interpretasi Data ……………………………………………. 63

BAB V : PENUTUP ……………………………………………………… 65

A. Kesimpulan …………………………………………………. 65

B. Saran-saran …………………………………………………. 66

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………… 67

LAMPIRAN

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan proses pendewasaan berpikir. Statement itu

merupakan hal yang disepakati oleh setiap kalangan. Tanpa pendidikan akan sulit

ditemukan kemajuan dan stagnasi dalam pemikiran merupakan penyebab utama

dalam keterlambatan bahkan kemunduran dalam berbagai bidang. Untuk

mendapatkan pendidikan yang sesuai harapan dibutuhkan adanya lembaga atau

institusi yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang relatif lengkap saling

bersinergi.

Sekolah merupakan institusi atau lembaga yang berfungsi sebagai pelaksana

dari kegiatan belajar mengajar yang merupakan sistem yang tak terpisahkan dari

sebuah pendidikan. Untuk mencapai hasil pendidikan maksimal sesuai target, maka

diperlukan berbagai perencanaan pelaksanaan dan evaluasi terhadap kegiatan yang

diselenggarakan dalam istitusi atau lembaga pendidikan. Walau demikian merupakan

fakta yang tak terbantahkan bahwa kemajuan peradaban dalam perputaran roda jaman

menuntut para aktivis dan pelaksana dalam dunia pendidikan untuk terus aktif

berkreasi dan berinovasi untuk mencari rumusan-rumusan sistematika dan

metodologi pendidikan merupakan upaya untuk menapai hasil yang maksimal.

1
2

Dewasa ini pengajaran di Indonesia mengalami banyak perubahan dan

pembaharuan dengan menggunakan pendekatan yang berorientasi kepada tujuan

pendidikan dan juga berbasis kompetensi yang mana lebih mengedepankan

kemampuan siswa dalam memahami pelajaran dan merupakan kegiatan dari sistem

pendidikan sebagaimana diungkapkan Sudirman, “…Pandangan baru memandang

pendidikan sebagai suatu sistem terdiri dari tujuan pengajaran, bahan pengajaran,

kegiatan belajar mengajar, alat bantu atau sumber dan hasil belajar.”1

Dalam buku Metodik Khusus Pendidikan Agama, Zuhairini mengemukakan

penjelasan bahwa dalam pendidikan terdapat lima faktor pendidikan dimana satu

dengan yang lainnya merupakan satu kesatuan. Kelima faktor tersebut adalah : anak

didik, pendidik, tujuan pendidikan, alat-alat pendidikan dan lingkungan.2

Metode pengajaran adalah kesatuan langkah kerja yang dikembangkan

berdasarkan pertimbangan rasional tertentu, masing-masing jenisnya bercorak khas,

dan kesemuanya berguna untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu.3

Dalam kegiatan belajar mengajar tidak hanya memperhatikan salah satu

komponen saja, melainkan semua komponen harus berfungsi secara serasi, karena

masing-masing komponen saling mempengaruhi dan merupakan satu kesatuan yang

tidak dapat dipisahkan dalam keseimbangan sebuah system.

1
Sudirman, Ilmu Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1992), Cet. Ke-6, h. 45
2
Zuhairini, dkk. Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha nasional, 1983), Cet.
Ke-8, h. 28
3
A. Samana, Sistem Pengajaran Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI) dan
Pertimbangan Metodologisnya”, (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1992), Cet. Ke-1, h. 123
3

Usaha dan upaya untuk senantiasa meningkatkan kualitas pendidikan akan

senantiasa terus ditempuh oleh para pelaksana dan ahli dikalangan dunia pendidikan

guna untuk mengadakan penyesuaian terhadap perubahan zaman dan kemajuan

peradaban.

Salah satu langkah yang ditempuh dalam dunia pendidikan merupakan sikap

penyesuaian dengan kondisi zaman aadalah menyajikan pelajaran dengan cara

menarik, namun tetap memperhatikan nilai-nilai etika dan estetika serta tidak

mengenyampingkan tujuan-tujuan inti dari satu kegiatan belajar mengajar. Bahkan

sebaliknya, mendukung nilai-nilai tujuan tersebut seperti pendapat berikut :

“….Pelajaran harus di organisasi berbentuk kegiatan-kegiatan yang nampaknya riil,

menarik dan berharga bagi murid, yang membangkitkan tujuan yang aktif, dan

mengkonfrontasikannya dengan tantangan yang berarti,yang membawa dia kepada

pengertian yang lebih dalam serta luas dan memberi sikap yang lebih halus serta

keterampilan yang lebih dekat….”4

Banyak metode mengajar yang dapat digunakan oleh seorang guru. Dalam

pelajaran agama guru hendaknya berusaha agar siswa dapat memahami maksud dan

makna agama. Oleh karena itu, guru harus terampil memilih dan menggunakan

bermacam-macam metode yang tepat dan bervariasi.

Agar proses pembelajaran berhasil, maka guru harus menggunakan metode

pengajaran yang tepat dalam rangka pencapaian hasil belajar yang optimal dan

4
J. Mursell. S. Nasution, Mengajar Dengan Sukses, (Bandung: CV. Jemmars), h. 18
4

maksimal. Sebab jika guru tidak dapat menggunakan metode mengajar dengan tepat

sesuai dengan tujuan, materi dan kemampuan siswa, kemampuan guru maupun

keadaan waktu dan peralatan yang tersedia, maka guru tersebut tidak dapat mencapai

apa yang diharapkan dalam proses belajar mengajar.5

Guna mencapai hasil maksimal dalam sebuah proses belajar mengajar, maka

diterapkan suatu metode yang diharapkan akan lebih menarik sikap intelektual siswa.

Metode yang dimaksud adalah metode tanya jawab. Demikian pula, yang penulis

lakukan dilokasi penelitian MTsN Pondok Pinang Jakarta Selatan dalam penyajian

materi pelajaran Aqidah Akhlak.

Namun kiranya, sekali suatu metode kita pilih, itu berarti di samping kita

menerima berbagai keunggulan tidak terlepas pula dari kekurangan-kekurangan yang

ada, termasuk diantara kekurangan yang terdapat dalam metode tanya jawab adalah

terkesampingkannya nilai-nilai efisiensi waktu. Apabila pendidik menggunakan

metode yang kurang tepat dalam penyampaian materi pelajaran terutama pelajaran

Aqidah Akhlak, menurut hemat penulis akan kurang efektif dalam proses belajar

mengajar yang terjadi.

Adapun diantara kelebihan seperti penulis temukan dilapangan adalah nilai

perhatian mereka terhadap pelajaran Aqidah Aqhlak yang disajikan lebih

menimbulkan kesan intelektual siswa (memancing daya ingat dan penguasaan materi)

sekaligus menimbulkan sikap pada prilaku siswa (psikomotorik).

5
Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester (SKS), (Jakarta: Bumi
Aksara, 1991), Cet. Ke-1, h. 10
5

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Masalah yang hendak diteliti dibatasi kepada :

a. Siswa Kelas I MTsN 3 Pondok Pinang Jakarta Selatan tahun pelajaran

2006/2007.

b. Metode tanya jawab dalam menyajikan pelajaran Aqidah Akhlak.

2. Perumusan Masalah

Agar masalah lebih khusus dan jelas, maka permasalahan di atas sebagai

berikut “Sejauhmana efektivitas penggunaan metode tanya jawab pada pengajaran

Aqidah Akhlak di MTsN 3 Pondok Pinang”.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah

mengetahui sejauh mana efektifitas penggunaan metode tanya jawab pada

pengajaran Aqidah Akhlaq kelas I MTsN 3 Pondok Pinang Jakarta Selatan.

2. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan di atas maka manfaaat dari penelitian ini adalah :

a. Menambah kekayaan pengetahuan bagi diri penulis sendiri.


6

b. Menambah kekayaan pustaka bagi para guru dan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Khususnya.

D. Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis membagi menjadi lima bab dengan

beberapa sub babnya, dengan keterangan singkat seperti dibawah ini :

Bab I merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah,

permasalahn yang di dalamnya terdapat pembatasan serta perumusan masalah, tujuan

dan kegunaan penelitian dan sistematika penyusunan.

Bab II adalah tinjauan tentang metode Tanya jawab yang meliputi pengertian

efektivitas, pengertian metode, pengertian Tanya jawab, kelebihan dan kekurangan

metode Tanya jawab, pengertian Aqidah Akhlak, tujuan akhlak, perbedaan akhlak,

moral dan etika.

Bab III merupakan metodologi penelitian yang meliputi tempat dan waktu

penelitian, teknik pengambilan sample, teknik pengumpulan data, teknik analisis data,

scoring dan katagori.

Bab IV adalah hasil penelitian yang di dalamnya terdapat gambaran umum

MTsN 3 Pondok Pinang yang meliputi keadaan guru, keadaan murid, kurikulum,

sarana dan prasarana sekolah, deskripsi data, analisis data dan interpretasi data.
7

Bab V merupakan kesimpulan secara umum mengenai permasalahan yang

dibahas pada bab-bab sebelumnya dan pada bab ini penulis berusaha memberikan

saran-saran yang diperoleh dari hasil penelitian.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Efektivitas

Terminologi efektivitas yang terdapat dalam ensiklopedia Indonesia berarti

menunjukkan taraf tercapainya suatu tujuan. Suatu usaha dapat dikatakan efektif

ketika usaha itu mencapai tujuannya.1

Menurut pengertian bahasa, efektifitas berarti dapat membawa hasil, sehingga

sesuatu dapat dikatakan efektif bila berhasil dan dapat mencapai tujuan sebagaimana

yang telah dirumuskan atau direncanakan sebelum melakukan hal tersebut.

Sedangkan dalam kegiatan pembelajaran, pengertian efektifitas adalah dalam

waktu yang memadai dapat memungkinkan tercapainya tujuan instruksional sesuai

dengan standar yang telah ditentukan dengan jumlah siswa.2 Secara ideal efektivitas

dapat dinyatakan dengan aturan-aturan yang agak pasti, misalnya usaha X 60%

efektif dalam mencapai tujuan Y.3

Dalam kegiatan pembelajaran misalnya usaha guru menggunakan Lembar

Kerja Siswa (LKS) Pendidikan Agama Islam (PAI) 60 % efektif dalam mencapai

1
Hasan Sadhili, Ensiklopedi Indonesia, (Jakarta: Ichtiar Baru – Van Hoeve), h. 883
2
G.B. Yuwono, et.al, Pedoman Umum Ejaan yang Telah Disempurnakan, (Surabaya: Indah,
1987), Cet. ke-1, h. 39
3
Hasan Sadhili, Loc. Cit

8
9

tujuan pembelajaran. Berikut ini, arti efektivitas (effectiveness) dijelaskan H.

Emerson:

Effectiveness is a measuring in term of attaining prescribed goals or objectives


(Efektivitas ialah pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang
telah ditentukan sebelumnya). Jelasnya bila sasaran atau tujuan telah tercapai
sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya adalah efektif. Jadi kalau tujuan
atau sasaran itu tidak selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan,
pekerjaan itu tidak efektif.4

Dalam bidang pendidikan efektivitas dapat ditinjau dari 2 segi, yaitu segi

efektivitas mengajar guru dan segi efektivititas belajar murid. Efektivitas mengajar

guru terutama menyangkut sejauh mana jenis-jenis kegiatan belajar mengajar (KBM)

dapat dilaksanakan dengan baik. Efektivitas belajar murid terutama menyangkut

sejauh mana tujuan-tujuan pembelajaran yang diinginkan telah dicapai melalui KBM

yang ditempuh.5

Kegiatan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan tujuan yang telah

dirumuskan dengan baik bila proses pembelajaran berlangsung secara efektif. LKS

sebagai alat dalam strategi pembelajaran mempunyai fungsi dan tujuan yang sesuai

dengan tujuan dan tuntutan bagi syarat pengajaran yang efektif, yaitu siswa aktif

berbuat dan berpikir dalam belajar, repetisi, menemukan sendiri jawaban dari

pertanyaan dan permasalahan, dan melatih keberanian.

4
Suwarno Handayaningrat, Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen, (Jakarta: P.T.
Idayu Press dan Yayasan Masagung, 1990), cet. ke-10, h. 63
5
Madyo Susilo dan R.B. Kashadi, Dasar-dasar Pendidikan, (Semarang: Effhar Ofset, 1990),
Cet. ke-1, h. 63
10

B. Metode

Secara kata “metodik” itu berasal dari kata “metode” (method), metode berarti

suatu cara kerja yang sistematik dan umum, seperti cara kerja ilmu pengetahuan.6

Kata “Metode” dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Greek (Yunani). “Metha”

yang berarti melalui atau melewati dan “Hodos” yang berarti jalan atau cara. Metode

berarti jalan atau cara yang harus ditempuh atau dilalui untuk mencapai tujuan

tertentu”,7 sedangkan dalam kamus bahasa Indonesia kontemporer, pengertian

metode adalah “Cara kerja yang sistematis untuk mempermudah sesuatu kegiatan

dalam mencapai maksudnya.”8 Dalam Metodik khusus Pendidikan Agama Islam

pengertian metode adalah “Suatu cara kerja yang sistematik dan umum seperti cara

kerja ilmu pengetahuan.”9

6
Proyek Pembinaan prasarana dan sarana Perguruan Tinggi IAIN,“Metodik Khusus
Pengajaran Agama Islam”, (Jakarta :
7
Abdurrahman Getteng, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Ujung Pandang, Indonesia: Al-
Thahiriyah, 1987), h. 1
8
Peter Salim, et. all., Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern English,
1991), h. 1126
9
Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi/IAIN, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta:
Direktorat Jenderal Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam, 1984/1985), Cet. Ke-2, h. 1
11

Pengertian metode yang lebih khusus diartikan sebagai “Suatu cara atau siasat

menyampaikan bahan pelajaran agar murid memahami, mempergunakan dengan kata

lain menguasai bahan pelajaran tersebut.”10

Menurut Zuhairini dalam bukunya Metodik khusus pendidikan agama, metode

mengajar adalah :

1. Merupakan salah satu komponen daripada proses pendidikan.

2. Merupakan alat untuk mencapai tujuan, yang didukung oleh alat-alat bantu

mengajar.

3. Merupakan kebulatan dalam suatu sistem pendidikan.”11

Metode mengajar sebagai alat pencapai tujuan, maka diperlukan pengetahuan

tentang tujuan itu sendiri. Perumusan tujuan tentang sejelas-jelasnya merupakan

persyaratan penting sebelum seseorang menentukan dan memilih metode mengajar

yang tepat, karena kekaburan di dalam tujuan yang akan dicapai menyebabkan

kesulitan di dalam memilih dan menentukan metode yang tepat. Sedangkan menurut

Abu Ahmadi dalam bukunya Metodik Khusus Mengajar Agama mengatakan bahwa,

“Metode adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan

tertentu, sedang mengajar adalah menyajikan atau menyampaikan bahan pelajaran

10
DEPAG RI, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: DEPAG RI, 1984), Cet.
Ke-2, h. 1
11
Zuhairini et.all., Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, (Surabaya: Usaha nasional,
1983), Cet. Ke-8, h. 79
12

oleh seseorang kepada orang lain agar orang lain itu menerima, menguasai dan

mengembangkan bahan itu.”12

Dari perumusan tentang mengajar jelas bahwa tujuan dari mengajar ialah agar

orang yang diberi pelajaran dapat menerima bahan yang disajikan, dapat menguasai

bahan-bahan yang telah diterima dan dikuasainya itu. Untuk mewujudkan tujuan

pelajaran seperti dikemukakan maka ditempuhlah berbagai macam usaha serta

digunakanlah berbagai alat yang salah satunya adalah metode mengajar. Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang

terencana dan berfungsi sebagai alat yang digunakan dalam menyajikan bahan

pelajaran untuk mencapai tujuan pengajaran.

1. Metode Tanya Jawab

a. Pengertian Metode Tanya Jawab

Dalam Metodik khusus pengajaran agama Islam dikemukakan : “Metode

tanya jawab adalah salah satu teknik mengajar yang dapat membantu kekurangan-

kekurangan yang terdapat pada metode ceramah. Ini disebabkan karena guru

12
Abu Ahmadi, Metodik Khusus Mengajar Agama, (Semarang: CV. Toha Putra, 1976), Cet.
Ke-1, h. 11
13

dapat memperoleh gambaran sejauh mana murid dapat mengerti dan dapat

mengungkapkan apa yang telah diceramahkan.”13

Melalui ceramah biasanya siswa kurang mencurahkan perhatiannya

tetapi mereka berhati-hati terhadap pelajaran yang diajarkan melalui metode tanya

jawab, sebab mereka sewaktu-waktu mendapat giliran untuk menjawab

pertanyaan yang diajukan kepadanya.

Dalam sejarah perkembangan Islam pun dikenal metode Tanya jawab,

karena metode ini sering dipakai oleh para Nabi dan Rasul Allah dalam

mengajarkan ajaran yang dibawa kepada umatnya.14

Firman Allah yang berkaitan dengan metode Tanya jawab adalah :

 ήΠΤϟ΍ ˴ϥ˸Ϯ˵Ϥ˴Ϡ˸ό˴Η˴ϻ˸Ϣ˵Θ˸Ϩ˵ϛ˸ϥ˶΍˶ή˸ϛ͋άϟ΍΍˴Ϟ˸ϫ˴΍΍˸Ϯ˵Ϡ˴Ό˸δ˴ϓ
Artinya : "Bertanyalah kalian kepada ahlinya jika kalian tidak mengetahui." (al-
Hijr : 25)

Dengan demikian jelaslah bahwa metode Tanya jawab adalah metode

yang paling tua di samping metode ceramah dan efektifitasnya lebih besar

daripada metode ceramah ataupun metode yang lainnya.

Dalam proses belajar-mengajar, bertanya memegang peranan penting

sebab pertanyaan yang tersusun baik, dengan teknik pengajaran yang tepat akan :

13
Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi, op.cit, h. 307

14
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta : Ciputat Pers,
2002, Cet I, hal. 141
14

1) Meningkatkan minat dan rasa ingin tahu murid terhadap masalah yang

dibicarakan.

2) Meningkatkan partisipasi murid dalam kegiatan belajar mengajar.

3) Mengembangkan pola berpikir dan belajar aktif murid.

4) Menentukan perhatian murid terhadap masalah yang akan dibahas.

5) Menuntun proses berpikir siswa, sebab pertanyaan yang akan membantu

siswa agar dapat menentukan jawaban yang baik.

Sebagai metode mengajar seharusnya pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan oleh guru disusun sedemikian rupa sehingga pertanyaan yang satu

mempunyai hubungan dengan pertanyaan yang lain. Untuk itu perlulah

pertanyaan-pertanyaan disusun sekitar satuan pelajaran.

Guru mengharapkan dari murid-murid jawaban yang tepat berdasarkan

fakta. Dalam tanya jawab, pertanyaan ada kalanya dari pihak murid (dalam hal ini

guru atau murid yang menjawab). Apabila murid-murid tidak menjawabnya

barulah guru memberikan jawabannya.

Dalam pelajaran agama, metode tanya jawab dapat diterapkan dalam

menyajikan bahan pelajaran Aqidah Akhlaq serta pokok-pokok bahasan lainnya

yang mengandung nilai tanya jawab.

Metode Tanya jawab seringkali dicampuradukkan dengan metode

diskusi yang juga berlangsung dalam suasana Tanya jawab dan memang kadang-

kadang tidak begitu jauh kelihatan perbedaannya. Walaupun demikian ada


15

perbedaan sifat dari kedua metode ini, yaitu pada : bentuk pertanyaan dan

pengambilan bagian/peranan.15

Langkah-langkah penggunaan metode Tanya jawab adalah sebagai

berikut:

1) Menentukan tujuan yang akan dicapai.


2) Merumuskan pertanyaan yang akan diajukan.
3) Pertanyaan diajukan kepada siswa secara keseluruhan, sebelum menunjuk
salah satu siswa untuk menjawab.
4) Membuat ringkasan hasil Tanya jawab, sehingga diperoleh pengetahuan
secara sistematis.16
Selain langkah-langkah yang telah disebutkan diatas, dalam buku

"Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam" karya Zakiah Daradjat, disebutkan

teknik dalam mengajukan pertanyaan, diantaranya adalah sebagai berikut :

1) Mula-mula diajukan kepada semua anak didik baru ditanyakan kepada anak

didik tertentu.

2) Berikan waktu untuk berfikir dan menyusun jawaban.

3) Pertanyaan diajukan bergilir, jangan berdasarkan urutan bangku atau urutan

daftar yang telah disusun (daftar hadir).17

15
Muhammad Zein, Metodologi Pengajaran Agama, Yogyakarta : AK Group dan Indra
Buana,1995, Cet 8, hal. 71
16
Armai Arief, Op Cit, hal. 144
17
Zakiah Daradjat, dkk, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 1995,
Cet. I, hal. 309
16

Guru dapat menempuh berbagai teknik yang variatif dalam mengajukan

pertanyaan antara lain :

a. The Mixed Strategy, yakni mengkombinasikan berbagai tipe dan jenis

pertanyaan.

b. The Speaks Strategy, yakni mengajukan pertanyaan yang saling bertalian satu

sama lain.

c. The Plateaus Strategy, yakni mengajukan pertanyaan yang sama jenisnya

terhadap sejumlah siswa sebelum beralih kepada jenis pertanyaan yang lain.

d. The Inductive Strategy, yakni dengan berbagai pertanyaan siswa didorong

untuk dapat menarik generalisasi dari hal-hal khusus kepada hal-hal yang

umum, atau dari berbagai fakta menuju hukum-hukum.

e. The Deductive Strategy, yakni dari suatu generalisasi yang dijadikan sebagai

titik tolak, siswa diharapkan dapat menyatakan pendapatnya tentang berbagai

kasus atau data yang ditanyakan.18

2. Kelebihan dan Kekurangan Metode Tanya jawab

a. Kelebihan Metode Tanya jawab

Beberapa keuntungan metode tanya jawab adalah sebagai berikut :

1) Memberi kesempatan kepada murid-murid untuk dapat menerima

penjelasan lebih lanjut.

18
Prof. Dr. Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, Januari
2001), Cet. Ke-3, h. 143
17

2) Guru dapat dengan segera mengetahui kemajuan muridnya dari bahan

yang telah diberikan.

3) Pertanyaan-pertanyaan yang sulit dan agak baik dari murid dapat

mendorong guru untuk memahami lebih mendalam dan mencari sumber-

sumber lebih lanjut.

4) Teknik yang efektif memiliki nilai positif dalam melatih anak agar berani

mengemukakan pendapatnya dengan lisan secara teratur.

5) Mendorong murid lebih aktif dan bersungguh-sungguh, dalam arti murid

yang biasanya segan mencurahkan perhatian akan lebih berhati-hati dan

aktif mengikuti pelajaran.

b. Kekurangan Metode Tanya Jawab

Beberapa kelemahan metode tanya jawab adalah sebagai berikut :

1) Pemakaian waktu lebih banyak jika dibandingkan dengan metode

ceramah. Jalan pelajaran lebih lambat dari metode ceramah, sehingga

kadang-kadang menyebabkan bahan pelajaran tak dapat dilaksanakan

menurut yang ditetapkan.

2) Adanya kemungkinan terjadi perbedaan pendapat antara guru dan murid.

Hal ini terjadi karena pengalaman murid berbeda dengan guru.


18

3) Kadang terjadi penyimpangan masalah dari pokok bahasan. Karena

adanya mis interpretasi antara yang mengajukan pertanyaan (guru) dan

yang menjawab pertanyaan (murid).

4) Waktu yang tersedia seringkali tidak mencukupi untuk suatu proses Tanya

jawab secara relatif utuh dan sempurna sesuai rencana.

5) Kurang dapat secara cepat merangkum bahan-bahan pelajaran.

6) Kemungkinan terjadi penyimpangan perhatian anak, terutama apabila

terdapat jawaban yang kebetulan menarik perhatiannya, padahal bukan

sasaran yang dituju.

C. Aqidah Akhlak

1. Pengertian Aqidah Akhlak

Pengertian aqidah secara etimologis (lughatan), aqidah berakar dari

kata ‘aqada- ya’qidu- ‘aqidatan. aqdan berarti simpul, ikatan, perjanjian yang

kokoh. setelah terbentuk menjadi aqidah berarti keyakinan. Relevansi antara

arti kata aqdan dan aqidah adalah keyakinan itu tersimpul dengan kokoh di

dalam hati, bersifat mengikat dan mengandung perjanjian.

Sedangkan menurut Abdulah Azzam, aqidah menurut bahasa berasal

dari ‘aqoda yang bermakna ma’qudah yang artinya yang terikat (ϞѧΒΤϟ΍ΪѧϘϋ)

artinya tambang, sedangkan ( ϊѧϴΒϟ΍ΪѧϘϋ ) artinya melakukan ikatan kontrak jual

beli, dan (ΪϬόϟ΍ΪϘϋ ) artinya mempererat ikatan perjanjian.


19

Sedangkan secara terminology, banyak yang memberikan definisi

‘aqidah antara lain :

a. Hasan al-Banna

͉Ϧ˶Όѧ˴Ϥ˸τ˴Η˴ϭ˴Ϛѧ˴Β˸Ϡ˴ϗΎѧ˴Ϭ˶Α˴ϕ˶Ϊ˸μѧ˴ϳ˸ϥ˴΍˵ΐѧ˶Π˴ϳϰѧѧϴ˶Θ͉ϟ΍˵έ˸Ϯѧ˵ϣ˵Ϸ΍˴ϲѧ˶ϫ˵Ϊѧ˶΋Ύ˴Ϙ˴ό˸ϟ˴΍
͇Ϛ˴η˵Ϫ˵τ˶ϟΎ˴Ψ˵ϳ˴ϻ˴ϭ˴ΐ˸ϳ˴έ˵Ϫ˵Ο˶ίΎ˴Ϥ˵ϳ˴ϻ˴ϙ˴Ϊ˸Ϩ˶ϋΎ˱Ϩ˸ϴ˶Ϙ˴ϳ͊ϥ˴Ϯ˵Η˴ϭ˴Ϛ˴δ˸ϔ˴ϧΎ˴Ϭ˸ϴ˴ϟ˶΍
“Aqaid adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh
hati, mendatangkan ketentraman jiwa, yang menjadi keyakinan yang tidak
bercampur sedikitpun dengan keragu-raguan.”19
b. Abu Bakar Jabir al-Jazairy

ˬ˶Ϟѧ˸Ϙ˴ό˸ϟΎ˶Α˵Δ˴Ϥ˶Ϡ˸δѧ˵Ϥ˸ϟ΍˵Δ˴ϴ˶ϫ˴Ϊ˴Β˸ϟ΍͊ϖ˴Τ˸ϟ΍Ύ˴ϳΎ˴π˴ϗ˸Ϧ˶ϣ˵Δ˴ϋ˸Ϯ˵Ϥ˸Π˴ϣ˴ϰ˶ϫ˵Γ˴Ϊ˸ϴ˶Ϙ˴ό˸ϟ˴΍
˵ϩ˴έ˸Ϊ˴λΎ˴Ϭ˸ϴ˴Ϡ˴ϋϰ˴Ϩ˸Μ˵ϳ˴ϭˬ˵Ϫ˵Β˸Ϡ˴ϗϥΎ˴δ˸ϧ˶Ϲ΍Ύ˴Ϭ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ˵Ϊ˶Ϙ˸ό˴ϳˬ˶Γ˴ή˸τ˶ϔ˸ϟ΍˴ϭ˶ϊ˸Ϥ͉δϟ΍˴ϭ
˵Ϫѧ͉ϧ˶΍Ύѧ˴Ϭ˶ϓ˴ϼ˶Χϯ˴ήѧ˵ϳ˴ϻΎѧ˴Ϭ˵Η˸Ϯ˵Β˵Λ˴ϭΎѧ˴ϫ˸Ϯ͊Ο˴Ϯ˵ϳΎѧ˱ό˶σΎ˴ϗˬΎ˴Ϭ˶Θ͉Τ˶μѧ˶ΑΎѧ˱ϣί˶Ύ˴Ο
͊΢˶μ˴ϳ
“Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum
(axioma) oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. (kebenaran) itu
dipatrikan oleh manusia di dalam hati serta diyakini kesahihan dan
keberadaannya secara pasti dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan
dengan kebenaran itu.”20

Perkataan akhlak secara etimologi berasal dari bahasa Arab, yaitu

bentuk jamak dari kata khulk atau khuluk. Di dalam kamus al-Munjid, kata

khuluk berarti "budi pekerti", perangai, tingkah laku atau tabiat."21 Di dalam

19
Yunahar Ilyas, “Kuliah Aqidah Islam”, ( Yogyakarta:LPPI, 1995), cet. ke-3, h. 1
20
Ibid, h. 2
21
Louis Ma’ruf, Kamus Al-Munjid, (Beirut: Daar al-Masyriq, 1975), h. 194
20

Da'iratul Ma'arif dikatakan sebagaimana yang dikutip oleh Asmaran As

sebagai berikut :

˶Δ͉ϴ˶Α˴Ω˴ϻ˸΍˶ϥΎ˴δ˸ϧ˶ϻ˸΍˵ΕΎ˴ϔ˶λ˴ϲ˶ϫ˵ϕ˴ϼ˸Χ˴ϻ˴΍
Artinya: "Akhlak ialah sifat-sifat manusia yang terdidik."22

Dalam kamus Umum Bahasa Indonesia dikemukakan bahwa

pengertian akhlak adalah "budi pekerti, watak, tabiat."23 Sedangkan Prof. Dr.

Ahmad Amin mengemukakan bahwa "Akhlak adalah kebiasaan kehendak"24

berarti kehendak itu bila dibiasakan terhadap suatu perbuatan maka disebut

akhlak.

Adapun pengertian akhlak dari segi terminology (istilah),

diantaranya sebagaimana yang tertulis dalam Ensiklopedi Pendidikan bahwa

"Akhlak adalah budi pekerti, watak, kesusilaan (kesadaran, etik dan moral)

yaitu kelakuan baik yang merupakan akibat dari sikap jiwa yang benar

terhadap khaliknya dan terhadap sesama manusia."25

Pengertian akhlak menurut Ibnu Miskawaih adalah

˳Δ˴ϳϭ˴έ˴ϻ˴ϭ˳ή˸Ϝ˶ϓ˶ή˸ϴ˴Ϗ˸Ϧ˶ϣΎ˴Ϭ˶ϟΎ˴ό˸ϓ˴΃ϰ˴ϟ˶·˲Δ˴ϴ˶ϋ΍˴Ω˶β˸ϔ͉Ϩ˸ϟ΍˵ϝΎ˴Σ˴Ϯ˵ϫ˵ϖ˵Ϡ˵Ψ˸ϟ˴΍
22
Asmaran AS, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1994), cet.
Ke-2, h.1

23
Wjs. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1986), cet.
Ke-11, h. 25
24
Ahmad Amin, Ilmu Akhlak, tjmh, (Jakarta: Bulan Bintang, 1991), cet. Ke-6, h. 62
25
Soegarda Poerbakawatja, Eniklopedi Pendidikan, (Jakarta: Gunung Agung, 1976), h. 9
21

"Keadaan atau sikap jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan


perbuatan tanpa berfikir dan melalui pertimbangan terlebih dahulu."26

Imam Al-Ghazali mengungkapkan pengertian akhlak sebagai

berikut:

˵ϝΎ˴ό˸ϓ˴ϻ˸΍˵έ˵Ϊ˸μ˴ΗΎ˴Ϭ˸Ϩ˴ϋ˲Δ˴Ψ˶γ΍˴έ˶β˸ϔ͉Ϩϟ΍Ύϯ˶ϓ˳Δ˴Ό˸ϴ˴ϫ˸Ϧ˴ϋ˲Γ˴έΎ˴Β˶ϋ˵ϖ˵Ϡ˵Ψ˸ϟ˴΍
˶Ζѧ˴ϧΎ˴ϛ˸ϥ˶Ύѧ˴ϓ˳Δѧ͉ϳ˶ϭ˴έ˴ϻ˴ϭ˳Γ˴ήѧ˸Ϝ˶ϓϰѧѧ˴ϟ˶΍˳Δѧ˴ΟΎ˴Σ˶ήѧ˸ϴ˴Ϗ˸Ϧѧ˶ϣ˳ή˸δѧ˵ϳ˴ϭ˳Δ˴ϟ˸Ϯ˵Ϭ˵δѧ˶Α
˱ϼѧ ˸Ϙ˴ϋ˴Γ˴Ω˸Ϯѧ ˵Ϥ˸Τ˴Ϥ˸ϟ΍˴Δѧ ˴Ϡ˸ϴ˶Ϥ˴Π˸ϟ΍˴ϝΎѧѧ˴ό˸ϓ˴ϻ˸΍Ύѧѧ˴Ϭ˸Ϩ˴ϋ˵έ˵Ϊ˸μѧ˴Η˵Κѧ ˸ϴ˴Τ˶Α˵Δѧ ˴Ό˸ϴ˴Ϭ˸ϟ΍
˴ϻ˸΍Ύѧ˴Ϭ˸Ϩ˴ϋ˵έ˶ΩΎ͉μϟ΍˴ϥΎ˴ϛ˸ϥ˶΍˴ϭΎ˱Ϩ˴δ˴ΣΎ˱Ϙ˵Ϡ˵Χ˵Δ˴Ό˸ϴ˴Ϭ˸ϟ΍˴Ϛ˸Ϡ˶Η˸Ζ˴ϴ˶Ϥ˵γΎ˱ϋ˸ή˴η˴ϭ
Ύ˱Ό˶ϴ˴γΎ˴Ϙ˵Ϡ˵Χ˵έ˴Ϊ˸μ˴Ϥ˸ϟ΍ϰ˶Θ͉ϟ΍˵Δ˴Ό˸ϴ˴Ϭ˸ϟ˴΍˸Ζ˴ϴ˶Ϥ˵γ˴Δ˴Τ˸ϴ˶Β˴Ϙ˸ϟ΍˴ϝΎ˴ό˸ϓ
"Al-Khulk (jama’nya akhlak adalah ibarat (keterangan) tentang keadaan
dalam jiwa yang menetap di dalamnya daripadanyalah terbit perbuatan-
perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pada pemikiran
dan penelitian. Kalau keadaan itu, dimana terbit padanya perbuatan-perbuatan
yang baik dan terpuji menurut akal dan syara’, keadaan itu dinamai akhlak
yang baik. Dan kalau yang terbit itu perbuatan-perbuatan yang jelek, keadaan
yang menerbitkannya dinamai akhlak yang buruk."27

Dr. Ahmad Amin mengatakan bahwa “akhlak ialah menangnya

keinginan dari beberapa keinginan manusia dengan langsung dan berturut-

turut.”

Jadi, pada hakekatnya khulk atau akhlak adalah suatu kondisi atau

sikap yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian hingga

26
Ibnu Miskawaih, Tahzib Al-Akhlak, tjmh (Bandung, Mizan, 1994), h. 36
27
Prof. Dr. Moh. Ardani, Al-Quran dan Sufisme Mangkunegara IV : Studi Serat-Serat
Piwulang, (Yogyakarta : Dana Bhakti Primayasa, 1995, cet. Ke-2, h. 271
22

timbullah berbagai macam perbuatan secara spontan dan mudah tanpa dibuat-

buat dan tanpa memerlukan pemikiran.

2. Tujuan Akhlak

Tujuan akhlak dalam ajaran Islam yaitu "agar setiap orang berbudi

pekerti (berakhlak), bertingkah laku (tabiat), berperangai atau beradat istiadat

yang baik, yang sesuai dengan ajaran Islam."28

Barmawie Umary dalam bukunya Materia Akhlak menyebutkan

tujuan berakhlak adalah "supaya hubungan kita (umat Islam) dengan Allah

dan sesama makhluk selalu terpelihara dengan baik dan harmonis."29

Sementara itu, Zakiah Daradjat menyebutkan bahwa "perbuatan

akhlak itu mempunyai tujuan langsung yang dekat yaitu harga diri dan tujuan

jauh ialah ridha Allah melalui amal shaleh dan jaminan kebahagiaan dunia

dan akherat. Lebih terperinci lagi Asy-Syaibani merumuskan tujuan tertinggi

akhlak dalam Islam yaitu :

Menciptakan kebahagiaan dua kampung (dunia dan akherat),

kesempurnaan jiwa bagi individu dan menciptakan kebahagiaan, kemajuan,

kekuatan dan keteguhan bagi masyarakat. Agama Islam atau akhlak Islam

28
M. Ali Hasan, Tuntunan Akhlak, ( Jakarta: Bulan Bintang, 1979), h. 9
29
Barmawie Umary, Materia Akhlak, (Solo: CV. Ramadhani, 1993), cet. Ke-11, h. 2
23

tidak terbatas tujuannya untuk akherat yang tergambar dalam mendapatkan

keridhaan, keampunan, pahala dan rahmat-Nya dan juga mendapatkan

kenikmatan akherat yang telah dijanjikan Allah kepada orang-orang yang

bertaqwa yang telah banyak ditunjukkan oleh banyak ayat Al-Quran dan

Hadits-hadits Nabi."30

Tujuan akhlak sebagaimana yang telah dikemukakan di atas pada

intinya menuju kepada kebahagiaan hidup individu dan masyarakat, baik di

dunia maupun di akherat.

Pengertian akhlak berbeda dengan etika sebagaimana dikatakan Dr.

Ahmad Amin. Menurut dia etika hanya berarti menjelaskan perbuatan mana

yang baik dan mana yang buruk., menunjukkan tujuannya dan jalan untuk

melakukan apa yang harus diperbuat oleh manusia. Dengan demikian etika

adalah konsep dasar tentang perbuatan manusia ditimbang menurut baik

buruknya. Dan etika dalam Islam lebih dapat dipertanggungjawabkan

keluasannya dibanding dengan etika kemanusiaan manapun sebab norma yang

dipakai dasar bukanlah hasil karya akal yang bersifat naïf yakni lemah dan

terbatas kemampuannya, melainkan wahyu dari Tuhan yang menjangkau nilai

baik buruk duniawi ukhrawi.

30
Umar Muhammad Al-Thoumy Al-Syaibany, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan
Bintang, 1979), h. 346
24

Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa

akhlak mengandung pengertian yang lebih luas daripada etika, karena akhlak

mencakup perbuatan atau keadaan lahir maupun batin.

3. Perbedaan Akhlak, Moral dan Etika

Perkataan akhlak sering pula disamakan dengan kata kesusilaan atau

sopan santun bahkan supaya kedengarannya lebih modern dan mendunia,

perkataan akhlak atau budi pekerti sering juga disebut dengan kata moral dan

etika. Penggantian kata-kata tersebut sah-sah saja mengetahui dan memahami

perbedaan arti kata -kata tersebut.

Perkataan moral berasal dari bahasa latin “moras”, jamak dari kata

“mos” yang berarti adat kebiasaan. Dalam kamus bahasa Indonesia, moral

artinya ajaran tentang baik dan buruk yang diterima umum mengenai

perbuatan, sikap, kewajiban, budi pekerti, akhlak. Moral adalah suatu istilah

yang digunakan untuk menentukan batas-batas suatu sifat, perangai,

kehendak, pendapat atau perbuatan, yang layak dikatakan benar, salah, baik

atau buruk. Dimasukkannya penilaian benar atau salah ke dalam moral jelas

telah menunjukkan salah satu perbedaan moral dengan akhlak, sebab salah

benar adalah penilaian yang dipandang dari sudut hukum yang dalam agama

Islam tidak dapat dipisahkan dengan akhlak. Soegarda Poerbakawatja dalam


25

Ensiklopedi Pendidikan menyebutkan, sesuai dengan makna aslinya dalam

bahasa latin (mos), adat istiadatlah yang menjadi dasar apakah perbuatan

seseorang baik atau buruk. Oleh karena itu pula, untuk mengukur tingkah laku

manusia baik atau buruk, dapat dilihat apakah perbuatan itu sesuai dengan

adat istiadat yang umum diterima kesatuan sosial atau lingkungan tertentu.

bila demikian halnya, maka dapat dikatakan baik atau buruk suatu perbuatan

secara moral, bersifat lokal.

Perkataan etika berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang berarti

kebiasaan, yang dimaksud adalah kebiasaan baik atau buruk. Dalam

kepustakaan pada umumnya, kata etika diartikan sebagai ilmu. Etika dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia misalnya, adalah ilmu tentang apa yang baik

dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral atau akhlak. Dalam

Ensiklopedi Pendidikan juga diterangkan bahwa etika adalah filsafat tentang

nilai, kesusilaan tentang baik dan buruk. Etika sebagai cabang filsafat yang

mempelajari tingkah laku manusia untuk menentukan nilai perbuatan baik dan

buruk, ukuran yang dipergunakan adalah akal pikiran. Akallah yang

menentukan apakan perbuatan manusia itu baik atau buruk. Kalau moral dan

etika diperbandingkan, moral lebih bersifat praktis, sedang etika bersifat

teoritis. Moral bersifat local, etika bersifat umum (regional).

Akhlak Islami yang telah diuraikan sebelumnya, berbeda dengan

moral dan etika. Perbedaannya dapat dilihat, terutama dari sumber yang

menentukan mana yang baik dan mana yang buruk. Yang baik menurut
26

akhlak adalah segala sesuatu yang berguna, yang sesuai dengan nilai dan

norma agama, nilai serta norma yang terdapat dalam masyarakat, bermanfaat

bagi diri sendiri dan orang lain. Yang buruk adalah segala sesuatu yang tidak

berguna, tidak sesuai dengan nilai dan norma agama dan masyarakat,

merugikan masyarakat dan diri sendiri. Dan yang menentukan baik atau buruk

suatu sikap (akhlak) yang melahirkan prilaku atau perbuatan manusia dalam

ajaran Islam adalah Al-Quran dan dijelaskan serta dikembangkan oleh Sunnah

Rasulullah. Sedangkan yang menentukan baik atau buruk dalam moral dan

etika adalah adat istiadat dan fikiran manusia dalam masyarakat suatu tempat

di suatu masa. Oleh karena itu, dipandang dari sumbernya, akhlak islami

bersifat tetap dan berlaku untuk selama-lamanya, sedang moral dan etika

berlaku selama masa tertentu dan pada tempat tertentu pula. Konsekuensinya,

akhlak Islam bersifat mutlak, sedang moral dan etika relatif (nisbi).

Perbedaan pengertian akhlak, moral dan etika yang telah diuraikan

perlu dipahami supaya dapat membedakan sifat dan isi akhlak, moral dan

etika, walaupn dalam masyarakat saat ini. Istilah-istilah tersebut disinonimkan

dan dipakai silih berganti untuk menunjukkan sesuatu itu baik atau buruk.

Dan untuk lebih jelasnya mengenai perbedaan ketiga istilah tersebut, penulis

mendeskripsikannya dalamtabel berikut :

Tabel 1

Perbedaan akhlak, Moral dan Etika


27

No Segi-Segi Perbedaan Akhlak Moral Etika


1 Sumber Ajaran Islam : Adat istiadat / Akal pikiran

Al-Qur’an & Kebudayaan

Sunah

2 Isi Segala sesuatu Ajaran Ilmu tentang

yang dinilai tentang baik, nilai baik atau

baik/buruk buruk, benar buruk

sesuai dengan atau salah

nilai dan norma

agama dan

masyarakat

3 Sifat Mutlak Relatif-praktis Relatif-teoritis

4 Pelaksanaan Universal Lokal Regional/umum

4. Pembagian Akhlak

Di dalam ajaran Islam, akhlak meliputi semua aktivitas dalam segala

bidang kehidupan. Namun demikian, Mohammad Daud Ali dalam bukunya

Pendidikan Agama Islam mengungkapkan “bahwa secara garis besarnya

akhlak dibagi dua, yaitu pertama, akhlak terhadap Allah atau Khalik dan

kedua, akhlak terhadap makhluk”.39. Berikut ini penjelasan mengenai kedua

bagian akhlak tersebut :

a. Akhlak terhadap Allah SWT


28

Akhlak seorang manusia kepada khalik merupakan pancaran jiwa

umat yang taat dan patuh, taqwa dan pasrah dengan kesadaran yang utuh,

bahwa segala sesuatu yang dimiliki dan diterimanya semata-mata karena

pemberian dan penghargaan dari Allah SWT. Allah SWT menegaskan

dalam al-Quran surat an-Nahl yang artinya : “Dan apa saja yang ada

(dimiliki) pada dirimu berupa nikmat, kesemuanya itu merupakan

pemberian dari Allah”.

Akhlak setiap individu muslim terhadap Khalik berlandaskan

kesadaran, bahwa Allah yang menciptakaan dirinya dan apa saja yang

merupakan kelngkapan hidupnya, Allah berkuasa pula untuk mencabut

segala yang telah diberikan. Seorang muslim pun harus sadar bahwa Allah

mengetahui bukan hanya yang nyata, tetapi juga yang tersembunyi dalam

lubuk hati. Allah menegaskan dalam surat Al-Baqarah : 77 yang artinya:

“Allah mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu

nyatakan”.

Berikut ini merupakan beberapa contoh akhlak seorang muslim

kepada Allah, sebagaimana dikutip dari buku Akhlak Islam karya K.H.

Abdullah Salim, antara lain:

1. Mengabdi hanya kepada Allah

Yaitu bertakwa hanya kepada-Nya dan tidak mepersekutukan-Nya

dengan apapun. Karena Allah menciptakan manusia agar mereka

menyembah-Nya, sebagaimana ditegaskan dalam firman-Nya:


29

ϥ˸ϭ˵Ϊ˵Β˸ό˴ϴ˶ϟ͉ϻ˶΍˴β˸ϧ˶ϻ΍˴ϭ͉Ϧ˶Πϟ΍˵Ζ˸Ϙ˴Ϡ˴ΧΎ˴ϣ˴ϭ
Artinya: “Dan Aku (Allah) tidak ciptakan jin dan manusia, melainkan
supaya mereka menyembah-Ku”. (Adz-Dzariyat: 56)

Dalam tafsir Al-Qur’an yang diterbitkan oleh Depag. RI

dijelaskan bahwa “ayat tersebut menguatkan perintah untuk mengingat

Allah dan menghimbau kepada manusia supaya melakukan ibadah

kepada Allah”. Ibadah adalah bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada

Allah, dengan jalan mentaati segala perintah-Nyadan menjauhi segala

larangan-Nya. Bentuk ibadah pada umumnya yaitu sebagaimana yang

tersusun dalam Rukun Islam (syahadat, shalat, puasa, zakat dan haji)

yang disebut ibadah mahdhah. Dan ibadah inipun cakupannya sangat

luas, selain yang berhubungan dengan Allah SWT juga berhubungan

dengan sesama makhluk (muamalah) yang disebut ibadah ghairu

mahdhah.

2. Bersyukur hanya kepada Allah

Bersyukur atas semua nikmat yang diberikan Allah SWT, baik

nikmat yang berupa kesehatan jasmani dan rohani, maupun nikmat

yang berbentuk sumber kehidupan yang diciptakan-Nya untuk diolah

dan dimanfaatkan umat manusia.

3. Ikhlas menerima keputusan Allah SWt


30

Setelah manusia beusaha dan bertawakal, maka ridha dan

ikhlas kepada keputusan Allah merupakan rangkaian akhlak

berikutnya terhadap Allah

4. Takut tehadap Siksa Allah SWT

Takut terhadap siksa Allah SWT, yaitu takut melanggar semua

perintah-Nya. Apabila melanggar perintah Allah berupa larangan,

maka Allah menyediakan baginya berupa penderitaan di akhirat kelak.

5. Berdo’a mohon pertolongan kepada Allah SWT

Merupakan akhlak manusia yang terpuji dihadapan Allah

SWT, yaitu jika manusia selalu berdo’a kepada-Nya sedangkan dirinya

sangat memerlukan pertolongan-Nya. Oleh karena itulah, Allah SWT

mengajarkan manusia agar selalu merendah diri di hadapan-Nya

dengan berdo’a.

Demikianlah beberapa contoh akhlak Islami terhadap Allah diantara

sekian banyak akhlak manusia yang harus dan wajib diaplikasikan sebagi

makhluk-Nya yang berakal.

b. Akhlak terhadap Makhluk

Akhlak terhadap makhluk ini dibagi dua lagi, yaitu akhlak terhadap

manusia dan akhlak terhadap bukan manusia (lingkungan hidup).

1) Akhlak terhadap manusia, dapat dirinci menjadi :


31

a) Akhlak terhadap Rasulullah, antara lain : ikhlas beriman kepada

rasulullah, mengucapkan shalawat dan salam atasnya, menghidupkan

Sunnah Rasulullah dan sebagainya

b) Akhlak terhadap Orang Tua, antara lain : berbicara dengan kata-kata

yang baik dan lemah lembut, melindungi dan mendo’akan keduanya

dan membantu keduanya

c) Akhlak terhadap diri sendiri, antara lain : menhindarkan diri dari

minuman keras dan narkotika, memelihara kesucian jiwa dengan

bertaubat bila melakukan kesalahan, sealu mengingat dan

mendekatkan diri kepada Allah, instrospeksi diri dan taat beribadah,

menjadi pemaaf dan memohon maaf bila salah, bersikap sederhana

dan jujur dan sifat-sifat terpuji lainnya serta menghindarkan perbuatan

tercela seperti bersikap somobong, egois, boros dan sebagainya.

d) Akhlak terhadap Keluarga dan Karib Kerabat, antara lain : saling

menjaga cinta dan kasih sayang, memelihara hubungan silaturahim,

memberi nasehat dan kritik, memberi perhatian dan membantu

keperluan sahabat, mendamaikan bila berselisih dan mendo’akan

dengan kebaikan.

e) Akhlak terhadap tetangga, antara lain : saling mengunjungi, saling

membantu dan memberi serta saling menghormati.

f) Akhlak terhadap sesama Muslim, antara lain : menghubungkan tali

persaudaraan, berlomba mencapai kebaikan, bersikap adil, tidak boleh


32

menuduh kafir, saling memberi salam, menjenguk yang sakit, tidak

saling mencela dan menghina dan lain sebagainya.

g) Akhlak terhadap masyarakat, antara lain : memuliakan tamu,

menghormati nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat,

memberi makan fakir miskin, dan sebagainya.

2) Akhlak terhadap Bukan Manusia (Lingkungan Hidup), antara lain sadar

dan memelihara kelestarian lingkungan hidup, menjaga dan memelihara

alam, flora dan fauna serta sayang kepada sesama makhluk.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian yang berjudul “Efektifitas Penggunaan Metode Tanya

Jawab pada pengajaran Aqidah Akhlaq di MTsN 3 Pondok Pinang Jakarta

Selatan” ini dilaksanakan dalam waktu satu bulan yaitu dengan pengaturan

waktu sebagai berikut : 10 sampai dengan tanggal 13 Mei 2006 digunakan

untuk pengumpulan data mengenai sekolah, pada tanggal 29 sampai dengan

31 Mei 2006 digunakan untuk menyebarkan angket, sedangkan selebihnya

untuk pengumpulan data-data dari angket yang telah disebarkan.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di sekolah MTsn 3 Pondok Pinang yang

berlokasi di Jl Ciputat Raya, Kel. Pondok Pinang, Kec. Kebayoran Lama,

Jakarta Selatan.

33
34

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas I D MTsN 3 Pondok

Pinang yang berjumlah 35 orang siswa.

2. Sampel

Sampel dari penelitian ini dilakukan dengan mengambil keseluruhan

dari jumlah populasi (total sampling) yang berjumlah 35 orang.

C. Teknik Pengumpulan Data

Di dalam mengumpulkan data – data yang dibutuhkan dalam penelitian ini

penulis menggunakan beberapa cara antara lain:

1. Observasi

Yaitu mengadakan pengamatan secara sistematis terhadap kegiatan

belajar mengajar yang berlangsung di sekolah untuk mengetahui efektif atau

tidaknya metode tanya jawab pada pengajaran Aqidah Akhlaq. Selain itu

penulis juga mengajar langsung di kelas I pada mata pelajaran Aqidah Akhlak

di MTsN 3 Pomdok Pinang.

2. Angket

Yaitu dilakukan dengan cara mengajukan daftar pertanyaan kepada

responden, untuk memperoleh data yang sebenarnya, angket ini diberikan


35

kepada siswa. Untuk jumlah angket ini terdiri dari 20 pertanyaan. Teknik ini

penulis gunakan untuk mendapatkan data yang komprehensif mengenai

efektifitas penggunaan metode tanya jawab pada pengajaran Aqidah Akhlaq.

3. Wawancara

Untuk melengkapi data. Penelitian ini akan dilengkapi dengan

wawancara dari key informan. Dalam hal ini wawancara secara langsung

dengan guru bidang studi Aqidah Akhlaq dengan tujuan memperoleh data

yang akurat tentang metode tanya jawab.

Tabel 2

Dimensi dan indikator efektifitas pemggunaan metode Tanya

jawab pada pengajaran Aqidah Akhlak

Dimensi Indikator Item

Melalui  Melatih anak untuk selalu ingat kepada Allah

Perbuatan (beribadah pada-Nya) 1

 Membantu anaknya dalam menyelesaikan tugas-

tugas di rumah 2

 Menciptakan situasi yang baik bagi belajar

anaknya 3

Melalui  Orang tua memberikan arahan 4,5

Perkataan  Orang tua memberikan nasehat 6,7,8,9


36

 Orang tua memberikan pujian 10,11

 Orang tua memberikan teguran 12,13,14

Melalui  Tekun beribadah pada Allah 15,16

keteladana  Menjaga kelestarian lingkungan 17

n akhlak  Menjaga Amanat 18,19

terpuji  Bersikap rendah hati 20

D. Teknik Analisis Data

Setelah data–data diperoleh dari responden, maka untuk mendapatkan

jawaban dari penelitian ini penulis mengadakan pengolahan terhadap data–data

tersebut dengan cara:

1. Editing

Memeriksa daftar pertanyaan yang telah kembali dari responden,

untuk meneliti kesalahan – kesalahan atau kekurangan yang terdapat pada

jawaban itu, dan untuk memisahkan data – data yang terpakai atau tidak.

2. Tabulasi

Data-data dan jawaban yang disajikan dalam bentuk table dan

dinyatakan dalam bentuk frekuensi dan presentase. Setelah data disajikan

dalam bentuk table, maka penulis melengkapinya dengan presentase, dengan

menggunakan rumus presentase.


37

P = F x 100
N

P : Tingkat presentase
F : Frekuensi dari hasil jawaban
N : Jumlah responden1

Tabulasi data berupa data yang telah disusun dan dihitung, disajikan

dalam bentuk tabel. Pembuatan tabel tersebut dilakukan dengan cara tabulasi

langsung, yaitu dengan memasukkan data quistioner kedalam kerangka tabel

yang telah disiapkan. Kemudian dihitung lalu ditambahkan ke dalam tabel.

E. Skoring dan Katagori

Untuk memperoleh skor dan katagori tentang efektifitas penggunaan

metode Tanya jawab pada pengajaran Aqidah Akhlak, penulis menggunakan

langkah-langkah sebagai berikut :

1. Skoring

1) Jawaban dengan symbol A diberi bobot 4

2) Jawaban dengan symbol B diberi bobot 3

3) Jawaban dengan symbol C diberi bobot 2

4) Jawaban dengan symbol D diberi bobot 1

1
Anas Sudijono, “Pengantar Statistik Pendidikan”, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
1997), h.40
38

2. Katagori

Agar skor itu mudah diinterpretasikan digunakan skala numeric

linier. Rentang skala tersebut dapat dicari dengan menggunakan rumus :

RS : m-n
b

Dimana : m : Angka tertinggi dalam pengukuran


n : Angka terendah dalam pengukuran
b : Banyaknya katagori yang dibentuk. ada empat katagori
yang akan dibentuk.

Dengan rumus diatas, rentang skala dapat dihitung sebagai berikut:

RS : 80-20 = 60 = 15
4 4

Dengan hasil perhitungan diatas, dapat ditetapkan katagori tentang

efektifitas penggunaan metode Tanya jawab pada pengajaran Aqidah Akhlak

sebagaimana table di bawah ini :

Tabel 3

Rentang Skala Penilaian

Rentang skala Ketegori

66-80 Sangat efektif

51-65 Cukup efektif

36-50 Kurang efektif

20-35 Tidak efektif


BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum MTsN 3 Pondok Pinang

MTsN 3 Pondok Pinang merupakan perubahan dari PGAN Pondok Pinang

Jakarta berdasarkan SK. Menteri Agama RI. No. 16 dan SK Menteri Agama RI.

No. 48 tahun 1978. PGAN 6 tahun menjadi 2 tingkat sebagai berikut :

a. Tingkat Tsanawiyah 3 Tahun

b. PGAN 3 Tahun

Induk MTsN 3 adalah PGAN 6 tahun yang dikepalai oleh Drs. H. Ihsan

Ismail, beliau tetap melanjutkan kepemimpinannya di PGAN 28 Jakarta.

Adapun yang memimpin MTsN. 3 dari sejak berdirinya hingga sekarang

sebagai berikut :

a. Tahun 1979-1986 : Drs. E. Komaruddin (alm)

b. Tahun 1986-1993 : Drs. H. Lukman Hakim

c. Tahun 1993-1998 : H. Nur Ali, BA

d. Tahun 1999-2002 : Drs. Fakih Syukri

e. Tahun 2002-2003 : Drs. H.A. Saefudin

f. Tahun 2003-sekarang : Drs. H.M. Rachmat Syah

39
40

1. Tujuan Berdirinya

Untuk membantu pemerintah khususnya dalam bidang pendidikan,

umumnya dengan terbentuknya MTsN. ini akan dapat melahirkan generasi

umat/bangsa yang berkualitas dan menjadi kebanggaan masyarakat.

2. Visi dan Misi

Visi

Terwujudnya MTsN yang dapat melahirkan generasi umat/ bangsa

yang berkualitas dan menjadi kebanggaan masyarakat.

Misi

a. Menanamkan keimanan yang melahirkan sikap, perilaku dan akhlak

mulia

b. Menanamkan kesadaran beribadah dalam seluruh aspek kehidupan.

c. Mengembangkan potensi intelektualitas, kreatifitas, emosi dan

spiritualitas dalam menghadapi dinamika kehidupan kini dan masa

depan.

d. Mengembangkan dasar – dasar ilmu dan tehnologi (since) sebagai bekal

pengabdian masyarakat.
41

e. Mengembangkan nilai kebersamaan, kerukunan, dan persatuan sebagai

pilar kemanusiaan.

3. Sarana dan Prasarana

Mengenai sarana dan prasarana serta kelengkapan yang ada, antara lain

meliputi : ruang belajar, perlengkapan olahraga dan sebagainya yang terdapat di

MTsN 3 Pondok Pinang. Semuanya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4

Tipe Bangunan dan Ruangan

No Bangunan Jumlah
1 Ruang Belajar 16
2 Perpustakaan 1
3 Laboratorium Bahasa 1
4 Laboratorium IPA 1
5 Laboratorium Komputer 1
6 Lapangan Upacara 1
7 Lapangan Olahraga 1
8 Musholla 2
9 Komputer 26
10 VCD 1
11 CD Pembelajaran 132
12 OHP 2
13 Laptop 1
42

14 Ruang Osis 1
15 Ruang TU 1
16 WC Guru 2
17 WC Siswa 6
18 Ruang BP/BK 1
Tabel 5

Perlengkapan Olah Raga

No Furniture Sekolah Jumlah


1 Lapangan Bulu Tangkis 1
2 Bola Volley 1
3 Bola Basket 1
4 Sepak Bola 2
5 Perlengkapan Bulu Tangkis 2

Bila dilihat dari tabel-tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

MTsN 3 Pondok Pinang ini sudah memenuhi persyaratan sebagai suatu lembaga

pendidikan dan itu bisa dilihat dari sarana dan prasarana yang ada telah

mencukupi guna menunjang proses pembelajaran.

4. Keadaan Guru

Mengingat keberadaannya sangat penting dalam kelancaran proses

belajar mengajar, maka peran guru sangat menentukan untuk itu dibutuhkan
43

guru yang professional yang bekerja sesuai bidangnya masing-masing, begitu

pula karyawan, keberadaannya sangat dibutuhkan untuk membantu tugas-tugas

lainnya dan dibawah ini daftar keadaan guru dan karyawan dengan jabatan

bidang studi dan latar belakang pendidikan.

Tabel 6

Daftar Keadan Guru dan Karyawan MTsN 3 Pondok Pinang

Tahun Pelajaran 2004-2005

No Nama Guru/Karyawan Jabatan Bidang Studi Tamatan


1 Drs. HM. Rachmat Syah Kep Sekolah B. Arab IAIN
2 Maikon, S.Ag Bid. Kesiswaan PPKn STAIS
3 Drs. Badrun Fuady Bid. Kurikulum Fisika IAIN
4 Dra. Jayuni Bid. Human B. Indonesia IAIN
5 Fatma Ratni, S.Pd Guru Biologi, Aqidah UTB
6 Hj. Chodijah, BA Guru Biologi IKIP
7 Fauziah Hanum, BA Guru Akidah aqhlak IAIN
8 Herawaty Nur, S.Ag Guru Ekop, Geo UMJ
9 Nilam Kurniati A, BA Guru IPS Sejarah IAIN
10 Dra. Sri Muryaini Guru B. Indonesia IKIP
11 Hj. Mahwijah Guru Fiqih, KTK D3
12 Jasmaniar, BA Guru Matematika IAIN
13 Dra. Ely Rozana Guru B. Indonesia IKIP
14 Dra. Neneng LM Guru B. Arab IAIN
15 Drs. Sohib Guru Fiqih IAIN
44

16 Drs. HA. Muchtar R, M.Ed Guru B. Inggris GMU


17 Dra. Elvy Surya Buana Guru Biologi IAIN
18 Yasri, S.Pd Guru Matematika PKIP
19 Dra. Rahmi Indriani Guru Fisika IAIN
20 Dra. Nida Paradisa Guru B.Inggris, PLKJ IAIN
21 Sri Isnaeni, S.Ag Guru SKI, Ekop IAIN
22 Dra. Fahrurozi, M.Pd Guru Geo, Sejarah UHAMKA
23 Dra. Rusniati Guru B. Inggris IAIN
24 Dra. Heppy Afiah Guru B. Indonesia IAIN
25 Mardiyanti, S.Pd Guru Fisika UNJ
26 Dra. Zahrotuta’lif Guru Matematika IAIN
27 Drs. Budiyono Guru Matematika IAIN
28 Aminidin Zuhri, S.Pd Guru Geo, PLKJ UNJ
29 Komarudin, S.Pd.I Guru Qurhad, SKI PTIQ
30 Wardah Hayati, BA Guru B. Indonesia IKIP
31 Dra. Ernawati Guru Matematika IKIP
32 Sartono Guru Penjaskes IKIP
33 Drs. Ali Jufri Guru PLKJ, PKN IKIP
34 Drs. M. Jawahir Guru B. Arab Kaligrafi IAIN
35 Bambang Sutejo, A.Md Guru Komputer D3
36 Iwan Setiawan, S.Com Guru Komputer STMIK
37 Ety Ummi Fatiyah, S.Ag Guru Qurhad IAIN
38 Desi Rahmawati, S.Pd Guru B. Inggris IAIN
39 Andi Rosa, S.Ag Guru B. Arab IAIN
40 Saepul Amin, S.Pd Guru Penjaskes IKIP
41 Yayah Sulasiyah, S.Ag Guru KTK, SKI UMJ
45

5. Keadaan siswa MTs N 3 Pondok Pinang

Jumlah siswa MTsN 3 Pondok Pinang untuk tahun ajaran 2004-2005

berjumlah 664 dengan dengan perincian adalah, kelas I berjumlah 219 orang,

kelas II 219 orang, dan kelas III berjumlah 226 orang, untuk lebih jelasnya

terdapat dalam tabel berikut :

Tabel 7

Daftar Keadaan Siswa MTsN 3 Pondok Pinang

No Keadaan Murid Jumlah


1 Kelas I 219
2 Kelas II 219
3 Kelas III 226
Jumlah 664

6. Struktur Organisasi Sekolah

Dalam melaksanakan tugas agar dapat berjalan lancar, maka harus

dibentuk sebuah struktur organisasi. Melalui struktur organisasi dapat diketahui

masing-masing tugas dan tiap orang, yang harus ia laksanakan sesuai dengan

jabatan yang dipegang masing-masing.


46

STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH

MTsN 3 PONDOK PINANG

Kepala Sekolah

Drs. H.M. Rachmat Syah

Wakep Bid Kuriukulum Wakep Bid Kesiswaan Wakep Bidang BP

Drs. Badrun Fuady Maikon, S.Ag Fatma Ratni, S.Pd

Wali Kelas Guru-Guru

Siswa - Siswi
47

Berikut ini tentang latar belakang pendidikan guru di MTsN 3 Pondok

Pinang sebagai responden.

Tabel 8

Latar Belakang Tingkat Pendidikan Guru

Guru
No Tingkat Pendidikan
F %
1 D3 3 7,5
2 SM 5 12,5
3 SL 12 30
4 STMIK 1 2,5
5 S1 17 40
6 S2 3 7,5
Jumlah 41 100 %

Tabel ini menunjukan bahwa sebagian besar guru di MTsN 3 Pondok

Pinang mencapai tingkat pendidikan Strata 1 (S1) sedangkan yang tingkat

pendidikannya Diploma hanya sebagian kecil saja.

Dengan demikian tingkat pendidikan guru di MTsN 3 Pondok Pinang

sudah sangat baik dan hanya sedikit sekali yang tidak mencapai strata 1 (S1).
48

B. Deskripsi Data

Untuk lebih mengetahui efektivitas penggunaan metode tanya jawab pada

pengajaran Aqidah Akhlaq di MTsN 3 Pondok Pinang, seperti yang telah

dikemukakan dalam Bab III digunakan teknik angket untuk mendapatkan data yang

dibutuhkan, angket ini dibuat dengan beberapa pertanyaan yang seluruhnya

mempunyai empat alternatif jawaban (a, b, c, dan d) sedangkan pemberian bobot

pada jawaban tersebut adalah 4, 3, 2, dan 1.

Dari penelitian yang dilakukan penulis melalui penyebaran angket yang

dibagikan kepada responden, maka diperoleh hasil sebagaimana yang penulis

jabarkan dalam bentuk tabel-tabel frekuensi dan prosentase. Untuk lebih jelasnya

jawaban-jawaban dari responden dapat dilihat dari tabel-tabel berikut ini :

Tabel 9

Apakah guru anda mengajarkan cara-cara beribadah pada Allah (seperti


shalat)

No Alternatif Jawaban F %
1 Selalu 21 60

2 Tidak pernah 0 0

3 Kadang-kadang 14 40

4 Tidak sama sekali 0 0


49

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa guru selalu mengajarkan cara-cara

beribadah pada Allah. Hal ini terbukti dengan jawaban responden yang menjawab

selalu sebanyak 60 %, responden yang menjawab tidak pernah tidak ada, responden

yang menjawab kadang-kadang sebanyak 40 %, responden yang menjawab tidak

sama sekali tidak ada.

Tabel 10
Apakah Orang tua membantu anda dalam menyelesaikan tugas-tugas belajar di

rumah

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 29 82,85

2 Tidak pernah 0 0

3 Kadang-kadang 6 17,14

4 Tidak sama sekali 0 0

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa orang tua selalu membantu siswa

dalam menyelesaikan tugas-tugas belajar di rumah. Hal ini terbukti dengan jawaban

responden yang menjawab selalu sebanyak 82,85 %, responden yang menjawab tidak

pernah tidak ada, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 17,14 %,

responden yang menjawab tidak sama sekali tidak ada.


50

Tabel 11

Apakah guru berusaha agar anda merasa nyaman belajar di dalam kelas

No Alternatif Jawaban F %
1 Selalu 6 17,14

2 Tidak pernah 4 11,42

3 Kadang-kadang 24 68,57

4 Tidak sama sekali 1 2,85

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar guru berusaha agar

siswa merasa nyaman belajar di dalam kelas. Hal ini terbukti dengan jawaban

responden yang menjawab selalu sebanyak 17,14%, responden yang menjawab tidak

pernah sebanyak 11,42%, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak

68,57%, responden yang menjawab tidak sama sekali sebanyak 2,85%.

Tabel 12

Apakah guru anda selalu mengarahkan anda, membimbing anda terlebih

dahulu ketika anda melakukan diskusi atau Tanya jawab setelah

menyampaikan mata pelajaran Aqidah Akhlak

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 22 62,85
51

2 Tidak pernah 1 2,85

3 Kadang-kadang 12 34,28

4 Tidak sama sekali 0 0

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa guru Aqidah akhlak selalu

membimbing siswa untuk diskusi atau Tanya jawab dalam proses belajar mengajar.

Hal ini terbukti dengan jawaban responden yang menjawab selalu sebanyak 62,85%,

responden yang menjawab tidak pernah sebanyak 2,85%, responden yang menjawab

kadang-kadang sebanyak 34,28%, responden yang menjawab tidak sama sekali tidak

ada.

Tabel 13

Apakah guru anda menganjurkan untuk membaca sumber-sumber atau buku-

buku lain sebelum KBM terjadi

No Alternatif Jawaban- F %

1 Selalu 16 45,71

2 Tidak pernah 3 8,57

3 Kadang-kadang 12 34,28

4 Tidak sama sekali 4 11,42


52

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa guru selalu menganjurkan siswa

untuk membaca sumber-sumber atau buku-buku lain. Hal ini terbukti dengan jawaban

responden yang menjawab selalu sebanyak 45,71%, responden yang menjawab tidak

pernah sebanyak 8,57%, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak

34,28%, responden yang menjawab tidak sama sekali sebanyak 11,42%.

Tabel 14

Apakah guru mengajarkan anda agar patuh terhadap orang tua

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 13 37,14

2 Tidak pernah 2 5,71

3 Kadang-kadang 16 45,71

4 Tidak sama sekali 4 11,42

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar guru membimbing

dan mengajarkan agar siswa patuh terhadap orang tua. Hal ini terbukti dengan

jawaban responden yang menjawab selalu sebanyak 37,14%, responden yang

menjawab tidak pernah sebanyak 5,71%, responden yang menjawab kadang-kadang

sebanyak 45,71%, responden yang menjawab tidak sama sekali sebanyak 11,42%.

Tabel 15

Jika bertemu dengan orang yang lebih tua, apakah anda memberi salam
terhadap mereka
53

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 16 45,71
2 Tidak pernah 3 8,57
3 Kadang-kadang 16 45,71
4 Tidak sama sekali 0 0

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa memberi salam

terhadap orang yang lebih tua. Hal ini terbukti dengan jawaban responden yang

menjawab selalu sebanyak 45,71%, responden yang menjawab tidak pernah sebanyak

8,57%, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 45,71%, responden yang

menjawab tidak sama sekali tidak ada.

Tabel 16

Apakah guru mengajarkan anda untuk menyayangi orang yang lebih muda

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 23 65,71

2 Tidak pernah 6 17,14

3 Kadang-kadang 6 17,14

4 Tidak sama sekali 0 0

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa selalu menyayangi orang yang

lebih muda. Hal ini terbukti dengan jawaban responden yang menjawab selalu

sebanyak 65,71%, responden yang menjawab tidak pernah sebanyak 17,14%,


54

responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 17,14%, responden yang

menjawab tidak sama sekali tidak ada.

Tabel 17

Apakah guru mengajarkan anda untuk saling mendoakan terhadap sesama

muslim

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 19 54,28
2 Tidak pernah 0 0
3 Kadang-kadang 16 45,71
4 Tidak sama sekali 0 0

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa guru selalu mengajarkan siswa untuk

saling mendoakan terhadap sesama muslim. Hal ini terbukti dengan jawaban

responden yang menjawab selalu sebanyak 54,28%, responden yang menjawab tidak

pernah tidak ada, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 45,71%,

responden yang menjawab tidak sama sekali tidak ada.

Tabel 18

Apabila anda menolong orang yang mengalami kesulitan, apakah guru atau

orang tua memberi pujian pada anda

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 5 14,28
55

2 Tidak pernah 0 0

3 Kadang-kadang 27 77,14

4 Tidak sama sekali 3 8,57

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa terkadang siswa diberi pujian jika

menolong orang yang sedang mengalami kesulitan. Hal ini terbukti dengan jawaban

responden yang menjawab selalu sebanyak 14,28%, responden yang menjawab tidak

pernah tidak ada, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 77,14%,

responden yang menjawab tidak sama sekali sebanyak 8,57%.

Tabel 19

Jika anda mendapat nilai 10 pelajaran Aqidah Akhlak, apakah guru memberi

pujian pada anda

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 15 42,85

2 Tidak pernah 0 0

3 Kadang-kadang 20 57,14

4 Tidak sama sekali 0 0

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa terkadang siswa diberi pujian jika

mendapat nilai yang baik pada pelajaran Aqidah akhlak. Hal ini terbukti dengan

jawaban responden yang menjawab selalu sebanyak 42,85%, responden yang


56

menjawab tidak pernah tidak ada, responden yang menjawab kadang-kadang

sebanyak 57,14%, responden yang menjawab tidak sama sekali tidak ada.

Tabel 20

Apakah guru menegur anda atau teman anda jika anda atau teman tidak

memperhatikan materi yang sedang disampaikan

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 15 42,85

2 Tidak pernah 2 5,71

3 Kadang-kadang 16 45,71

4 Tidak sama sekali 2 5,71

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar guru menegur siswa

yang tidak memperhatikan pelajaran. Hal ini terbukti dengan jawaban responden

yang menjawab selalu sebanyak 42,85%, responden yang menjawab tidak pernah

sebanyak 5,71%, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 45,71%,

responden yang menjawab tidak sama sekali sebanyak 5,71%.

Tabel 21

Jika anda bolos sekolah, apakah guru menegur anda

No Alternatif Jawaban F %
57

1 Selalu 11 31,42

2 Tidak pernah 0 0

3 Kadang-kadang 24 68,57

4 Tidak sama sekali 0 0

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa terkadang guru menegur jika ada

siswa bolos sekolah tanpa ada keterangan yang jelas. Hal ini terbukti dengan jawaban

responden yang menjawab selalu sebanyak 31,42%, responden yang menjawab tidak

pernah tidak ada, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 68,57%,

responden yang menjawab tidak sama sekali tidak ada.

Tabel 22

Apakah guru berusaha menegur anda jika tidak tepat waktu masuk ke dalam

kelas

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 20 57,14

2 Tidak pernah 4 11,42

3 Kadang-kadang 11 31,42

4 Tidak sama sekali 0 0

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa guru selalu menegur siswa yang tidak

tepat waktu masuk ke dalam kelas. Hal ini terbukti dengan jawaban responden yang
58

menjawab selalu sebanyak 57,14%, responden yang menjawab tidak pernah sebanyak

11,42%, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 31,42%, responden

yang menjawab tidak sama sekali tidak ada.

Tabel 23

Apakah anda melaksanakan shalat wajib lima kali dalam sehari semalam

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 14 40

2 Tidak pernah 4 11,42

3 Kadang-kadang 16 45,71

4 Tidak sama sekali 1 2,85

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa melaksanakan

shalat wajib 5 kali dalam sehari semalam. Hal ini terbukti dengan jawaban responden

yang menjawab selalu sebanyak 40%, responden yang menjawab tidak pernah

sebanyak 11,42%, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 45,71%,

responden yang menjawab tidak sama sekali sebanyak 2,85%.

Tabel 24

Apakah anda rutin menjalankan ibadah puasa di bulan ramadhan

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 4 11,42
59

Tidak pernah 0 0

Kadang-kadang 31 88,57

Tidak sama sekali 0 0

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa terkadang siswa menjalankan ibadah

puasa di bulan ramadhan. Hal ini terbukti dengan jawaban responden yang menjawab

selalu sebanyak 11,42%, responden yang menjawab tidak pernah tidak ada,

responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 88,57%, responden yang

menjawab tidak sama sekali tidak ada.

Tabel 25

Apakah anda pernah merusak tanaman yang ada di lingkungan anda

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 0 0

2 Tidak pernah 0 0

3 Kadang-kadang 11 31,42

4 Tidak sama sekali 24 68,57

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa tidak pernah merusak tanaman

yang ada di lingkungan sekitar. Hal ini terbukti dengan jawaban responden yang

menjawab selalu tidak ada, responden yang menjawab tidak pernah tidak ada,
60

responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 31,42%, responden yang

menjawab tidak sama sekali 68,57%.

Tabel 26

Apakah anda merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari apa yang telah anda

pelajari dalam pelajaran Aqidah Akhlak

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 17 48,57

2 Tidak pernah 16 45,71

3 Kadang-kadang 2 5,71

4 Tidak sama sekali 0 0

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa selalu

merealisasikan apa yang telah dipelajari dalam pelajaran Aqidah Akhlak. Hal ini

terbukti dengan jawaban responden yang menjawab selalu sebanyak 48,57%,

responden yang menjawab tidak pernah sebanyak 45,71%, responden yang menjawab

kadang-kadang sebanyak 5,71%, responden yang menjawab tidak sama sekali tidak

ada.
61

Tabel 27

Dalam menyampaikan materi Aqidah Akhlak, apaka guru anda selalu


menggunakan metode pengajaran yang sesuai dengan materi yang disampaikan

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 4 11,42

2 Tidak pernah 1 2,85

3 Kadang-kadang 30 85,71

4 Tidak sama sekali 0 0

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa terkadang guru menggunakan metode

pengajaran yang tepat dalam menyampaikan pelajaran. Hal ini terbukti dengan

jawaban responden yang menjawab selalu sebanyak 11,42%, responden yang

menjawab tidak pernah sebanyak 2,85%, responden yang menjawab kadang-kadang

sebanyak 85,71%, responden yang menjawab tidak sama sekali tidak ada.

Tabel 28

Jika ada teman anda yang tidak paham terhadap materi yang dibahas, apakah

anda berusaha membantu mengatasi kesulitannya

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 1 2,85

2 Tidak pernah 7 20
62

3 Kadang-kadang 20 57,14

4 Tidak sama sekali 7 20

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa mmembantu

temannya jika ada yang tidak paham terhadap materi pelajaran. Hal ini terbukti

dengan jawaban responden yang menjawab selalu sebanyak 2,85%, responden yang

menjawab tidak pernah sebanyak 20%, responden yang menjawab kadang-kadang

sebanyak 57,14%, responden yang menjawab tidak sama sekali sebanyak 20%.

C. Analisis Data

Dari seluruh pernyataan yang mengungkapkan tentang efektivitas penggunaan

metode Tanya jawab pada pengajaran Aqidah akhlak bahwa guru cukup efektif dalam

menggunakan metode Tanya jawab pada pengajaran Aqidah Akhlak.

Kemudian skor yang telah diolah dimasukkan ke dalam tabel skala efektivitas

penggunaan metode Tanya jawab pada pengajaran Aqidah Akhlak adalah sebagai

berikut :

Skor Nilai F % Kategori


68 – 80 0 0 % Sangat efektif
51 - 65 23 65,71 % Cukup efektif
36 – 50 12 34,28 % Kurang efektif
20 – 35 0 0 Tidak Efektif
63

35 100 %

Berdasarkan jawaban responden, terdapat beragam jawaban mengenai

efektivitas penggunaan metode Tanya jawab pada pengajaran Aqidah Akhlak di

MTsN 3 Pondok Pinang. Diantaranya ada yang menjawab sangat efektif, cukup

efektif, kurang efektif dan ada yang menjawab tidak efektif.

D. Interpretasi Data

Dari analisis data di atas, dapat disimpulkan bahwa hampir secara keseluruhan

efektivitas penggunaan metode Tanya jawab pada pengajaran Aqidah Akhlak adalah

termasuk dalam kategori cukup efektif. Hal tersebut terlihat kategori cukup efektif

pada presentase tertinggi yaitu 65,71 % dari 23 responden dari total 35 responden dan

34,28 pada kategori kurang efektif dari 12 responden dari total 35 responden dan

tidak ada presentase yang menunjukan pada kategori sangat efektif dan tidak efektif.

Sehingga rata-rata skor yang di dapat adalah total skor nilai dibagi jumlah responden:

Mx =  x

Mx = 1861

35

Mx = 53,17
64

Keterangan :

Mx = Rata-rata nilai angket

 x = jumlah total dari nilai angket

N = jumlah siswa

Jadi bila dilihat pada rata-rata skor nilai di dapatkan pula skala variable pada

kategori cukup efektif karena rata-rata guru cukup efektif dalam menggunakan

metode Tanya jawab pada pengajaran Aqidah Akhlak pada skor nilai 53,17.

Sehingga rata-rata skor yang di dapat adalah total nilai yang dibagi jumlah

responden =

Mx =  x
n

Mx = 1861
35
Mx = 53,17

Jadi bila dilihat rata-rata skor nilai, maka dapat disimpulkan bahwa efektivitas

penggunaan metode tanya jawab pada pengajaran Aqidah akhlak di MTsN 3 Pondok

Pinang adalah cukup efektif.


BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum MTsN 3 Pondok Pinang

MTsN 3 Pondok Pinang merupakan perubahan dari PGAN Pondok Pinang

Jakarta berdasarkan SK. Menteri Agama RI. No. 16 dan SK Menteri Agama RI.

No. 48 tahun 1978. PGAN 6 tahun menjadi 2 tingkat sebagai berikut :

a. Tingkat Tsanawiyah 3 Tahun

b. PGAN 3 Tahun

Induk MTsN 3 adalah PGAN 6 tahun yang dikepalai oleh Drs. H. Ihsan

Ismail, beliau tetap melanjutkan kepemimpinannya di PGAN 28 Jakarta.

Adapun yang memimpin MTsN. 3 dari sejak berdirinya hingga sekarang

sebagai berikut :

a. Tahun 1979-1986 : Drs. E. Komaruddin (alm)

b. Tahun 1986-1993 : Drs. H. Lukman Hakim

c. Tahun 1993-1998 : H. Nur Ali, BA

d. Tahun 1999-2002 : Drs. Fakih Syukri

e. Tahun 2002-2003 : Drs. H.A. Saefudin

f. Tahun 2003-sekarang : Drs. H.M. Rachmat Syah

39
40

1. Tujuan Berdirinya

Untuk membantu pemerintah khususnya dalam bidang pendidikan,

umumnya dengan terbentuknya MTsN. ini akan dapat melahirkan generasi

umat/bangsa yang berkualitas dan menjadi kebanggaan masyarakat.

2. Visi dan Misi

Visi

Terwujudnya MTsN yang dapat melahirkan generasi umat/ bangsa

yang berkualitas dan menjadi kebanggaan masyarakat.

Misi

a. Menanamkan keimanan yang melahirkan sikap, perilaku dan akhlak

mulia

b. Menanamkan kesadaran beribadah dalam seluruh aspek kehidupan.

c. Mengembangkan potensi intelektualitas, kreatifitas, emosi dan

spiritualitas dalam menghadapi dinamika kehidupan kini dan masa

depan.

d. Mengembangkan dasar – dasar ilmu dan tehnologi (since) sebagai bekal

pengabdian masyarakat.
41

e. Mengembangkan nilai kebersamaan, kerukunan, dan persatuan sebagai

pilar kemanusiaan.

3. Sarana dan Prasarana

Mengenai sarana dan prasarana serta kelengkapan yang ada, antara lain

meliputi : ruang belajar, perlengkapan olahraga dan sebagainya yang terdapat di

MTsN 3 Pondok Pinang. Semuanya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4

Tipe Bangunan dan Ruangan

No Bangunan Jumlah
1 Ruang Belajar 16
2 Perpustakaan 1
3 Laboratorium Bahasa 1
4 Laboratorium IPA 1
5 Laboratorium Komputer 1
6 Lapangan Upacara 1
7 Lapangan Olahraga 1
8 Musholla 2
9 Komputer 26
10 VCD 1
11 CD Pembelajaran 132
12 OHP 2
13 Laptop 1
42

14 Ruang Osis 1
15 Ruang TU 1
16 WC Guru 2
17 WC Siswa 6
18 Ruang BP/BK 1
Tabel 5

Perlengkapan Olah Raga

No Furniture Sekolah Jumlah


1 Lapangan Bulu Tangkis 1
2 Bola Volley 1
3 Bola Basket 1
4 Sepak Bola 2
5 Perlengkapan Bulu Tangkis 2

Bila dilihat dari tabel-tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

MTsN 3 Pondok Pinang ini sudah memenuhi persyaratan sebagai suatu lembaga

pendidikan dan itu bisa dilihat dari sarana dan prasarana yang ada telah

mencukupi guna menunjang proses pembelajaran.

4. Keadaan Guru

Mengingat keberadaannya sangat penting dalam kelancaran proses

belajar mengajar, maka peran guru sangat menentukan untuk itu dibutuhkan
43

guru yang professional yang bekerja sesuai bidangnya masing-masing, begitu

pula karyawan, keberadaannya sangat dibutuhkan untuk membantu tugas-tugas

lainnya dan dibawah ini daftar keadaan guru dan karyawan dengan jabatan

bidang studi dan latar belakang pendidikan.

Tabel 6

Daftar Keadan Guru dan Karyawan MTsN 3 Pondok Pinang

Tahun Pelajaran 2004-2005

No Nama Guru/Karyawan Jabatan Bidang Studi Tamatan


1 Drs. HM. Rachmat Syah Kep Sekolah B. Arab IAIN
2 Maikon, S.Ag Bid. Kesiswaan PPKn STAIS
3 Drs. Badrun Fuady Bid. Kurikulum Fisika IAIN
4 Dra. Jayuni Bid. Human B. Indonesia IAIN
5 Fatma Ratni, S.Pd Guru Biologi, Aqidah UTB
6 Hj. Chodijah, BA Guru Biologi IKIP
7 Fauziah Hanum, BA Guru Akidah aqhlak IAIN
8 Herawaty Nur, S.Ag Guru Ekop, Geo UMJ
9 Nilam Kurniati A, BA Guru IPS Sejarah IAIN
10 Dra. Sri Muryaini Guru B. Indonesia IKIP
11 Hj. Mahwijah Guru Fiqih, KTK D3
12 Jasmaniar, BA Guru Matematika IAIN
13 Dra. Ely Rozana Guru B. Indonesia IKIP
14 Dra. Neneng LM Guru B. Arab IAIN
15 Drs. Sohib Guru Fiqih IAIN
44

16 Drs. HA. Muchtar R, M.Ed Guru B. Inggris GMU


17 Dra. Elvy Surya Buana Guru Biologi IAIN
18 Yasri, S.Pd Guru Matematika PKIP
19 Dra. Rahmi Indriani Guru Fisika IAIN
20 Dra. Nida Paradisa Guru B.Inggris, PLKJ IAIN
21 Sri Isnaeni, S.Ag Guru SKI, Ekop IAIN
22 Dra. Fahrurozi, M.Pd Guru Geo, Sejarah UHAMKA
23 Dra. Rusniati Guru B. Inggris IAIN
24 Dra. Heppy Afiah Guru B. Indonesia IAIN
25 Mardiyanti, S.Pd Guru Fisika UNJ
26 Dra. Zahrotuta’lif Guru Matematika IAIN
27 Drs. Budiyono Guru Matematika IAIN
28 Aminidin Zuhri, S.Pd Guru Geo, PLKJ UNJ
29 Komarudin, S.Pd.I Guru Qurhad, SKI PTIQ
30 Wardah Hayati, BA Guru B. Indonesia IKIP
31 Dra. Ernawati Guru Matematika IKIP
32 Sartono Guru Penjaskes IKIP
33 Drs. Ali Jufri Guru PLKJ, PKN IKIP
34 Drs. M. Jawahir Guru B. Arab Kaligrafi IAIN
35 Bambang Sutejo, A.Md Guru Komputer D3
36 Iwan Setiawan, S.Com Guru Komputer STMIK
37 Ety Ummi Fatiyah, S.Ag Guru Qurhad IAIN
38 Desi Rahmawati, S.Pd Guru B. Inggris IAIN
39 Andi Rosa, S.Ag Guru B. Arab IAIN
40 Saepul Amin, S.Pd Guru Penjaskes IKIP
41 Yayah Sulasiyah, S.Ag Guru KTK, SKI UMJ
45

5. Keadaan siswa MTs N 3 Pondok Pinang

Jumlah siswa MTsN 3 Pondok Pinang untuk tahun ajaran 2004-2005

berjumlah 664 dengan dengan perincian adalah, kelas I berjumlah 219 orang,

kelas II 219 orang, dan kelas III berjumlah 226 orang, untuk lebih jelasnya

terdapat dalam tabel berikut :

Tabel 7

Daftar Keadaan Siswa MTsN 3 Pondok Pinang

No Keadaan Murid Jumlah


1 Kelas I 219
2 Kelas II 219
3 Kelas III 226
Jumlah 664

6. Struktur Organisasi Sekolah

Dalam melaksanakan tugas agar dapat berjalan lancar, maka harus

dibentuk sebuah struktur organisasi. Melalui struktur organisasi dapat diketahui

masing-masing tugas dan tiap orang, yang harus ia laksanakan sesuai dengan

jabatan yang dipegang masing-masing.


46

STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH

MTsN 3 PONDOK PINANG

Kepala Sekolah

Drs. H.M. Rachmat Syah

Wakep Bid Kuriukulum Wakep Bid Kesiswaan Wakep Bidang BP

Drs. Badrun Fuady Maikon, S.Ag Fatma Ratni, S.Pd

Wali Kelas Guru-Guru

Siswa - Siswi
47

Berikut ini tentang latar belakang pendidikan guru di MTsN 3 Pondok

Pinang sebagai responden.

Tabel 8

Latar Belakang Tingkat Pendidikan Guru

Guru
No Tingkat Pendidikan
F %
1 D3 3 7,5
2 SM 5 12,5
3 SL 12 30
4 STMIK 1 2,5
5 S1 17 40
6 S2 3 7,5
Jumlah 41 100 %

Tabel ini menunjukan bahwa sebagian besar guru di MTsN 3 Pondok

Pinang mencapai tingkat pendidikan Strata 1 (S1) sedangkan yang tingkat

pendidikannya Diploma hanya sebagian kecil saja.

Dengan demikian tingkat pendidikan guru di MTsN 3 Pondok Pinang

sudah sangat baik dan hanya sedikit sekali yang tidak mencapai strata 1 (S1).
48

B. Deskripsi Data

Untuk lebih mengetahui efektivitas penggunaan metode tanya jawab pada

pengajaran Aqidah Akhlaq di MTsN 3 Pondok Pinang, seperti yang telah

dikemukakan dalam Bab III digunakan teknik angket untuk mendapatkan data yang

dibutuhkan, angket ini dibuat dengan beberapa pertanyaan yang seluruhnya

mempunyai empat alternatif jawaban (a, b, c, dan d) sedangkan pemberian bobot

pada jawaban tersebut adalah 4, 3, 2, dan 1.

Dari penelitian yang dilakukan penulis melalui penyebaran angket yang

dibagikan kepada responden, maka diperoleh hasil sebagaimana yang penulis

jabarkan dalam bentuk tabel-tabel frekuensi dan prosentase. Untuk lebih jelasnya

jawaban-jawaban dari responden dapat dilihat dari tabel-tabel berikut ini :

Tabel 9

Apakah guru anda mengajarkan cara-cara beribadah pada Allah (seperti


shalat)

No Alternatif Jawaban F %
1 Selalu 21 60

2 Tidak pernah 0 0

3 Kadang-kadang 14 40

4 Tidak sama sekali 0 0


49

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa guru selalu mengajarkan cara-cara

beribadah pada Allah. Hal ini terbukti dengan jawaban responden yang menjawab

selalu sebanyak 60 %, responden yang menjawab tidak pernah tidak ada, responden

yang menjawab kadang-kadang sebanyak 40 %, responden yang menjawab tidak

sama sekali tidak ada.

Tabel 10
Apakah Orang tua membantu anda dalam menyelesaikan tugas-tugas belajar di

rumah

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 29 82,85

2 Tidak pernah 0 0

3 Kadang-kadang 6 17,14

4 Tidak sama sekali 0 0

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa orang tua selalu membantu siswa

dalam menyelesaikan tugas-tugas belajar di rumah. Hal ini terbukti dengan jawaban

responden yang menjawab selalu sebanyak 82,85 %, responden yang menjawab tidak

pernah tidak ada, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 17,14 %,

responden yang menjawab tidak sama sekali tidak ada.


50

Tabel 11

Apakah guru berusaha agar anda merasa nyaman belajar di dalam kelas

No Alternatif Jawaban F %
1 Selalu 6 17,14

2 Tidak pernah 4 11,42

3 Kadang-kadang 24 68,57

4 Tidak sama sekali 1 2,85

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar guru berusaha agar

siswa merasa nyaman belajar di dalam kelas. Hal ini terbukti dengan jawaban

responden yang menjawab selalu sebanyak 17,14%, responden yang menjawab tidak

pernah sebanyak 11,42%, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak

68,57%, responden yang menjawab tidak sama sekali sebanyak 2,85%.

Tabel 12

Apakah guru anda selalu mengarahkan anda, membimbing anda terlebih

dahulu ketika anda melakukan diskusi atau Tanya jawab setelah

menyampaikan mata pelajaran Aqidah Akhlak

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 22 62,85
51

2 Tidak pernah 1 2,85

3 Kadang-kadang 12 34,28

4 Tidak sama sekali 0 0

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa guru Aqidah akhlak selalu

membimbing siswa untuk diskusi atau Tanya jawab dalam proses belajar mengajar.

Hal ini terbukti dengan jawaban responden yang menjawab selalu sebanyak 62,85%,

responden yang menjawab tidak pernah sebanyak 2,85%, responden yang menjawab

kadang-kadang sebanyak 34,28%, responden yang menjawab tidak sama sekali tidak

ada.

Tabel 13

Apakah guru anda menganjurkan untuk membaca sumber-sumber atau buku-

buku lain sebelum KBM terjadi

No Alternatif Jawaban- F %

1 Selalu 16 45,71

2 Tidak pernah 3 8,57

3 Kadang-kadang 12 34,28

4 Tidak sama sekali 4 11,42


52

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa guru selalu menganjurkan siswa

untuk membaca sumber-sumber atau buku-buku lain. Hal ini terbukti dengan jawaban

responden yang menjawab selalu sebanyak 45,71%, responden yang menjawab tidak

pernah sebanyak 8,57%, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak

34,28%, responden yang menjawab tidak sama sekali sebanyak 11,42%.

Tabel 14

Apakah guru mengajarkan anda agar patuh terhadap orang tua

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 13 37,14

2 Tidak pernah 2 5,71

3 Kadang-kadang 16 45,71

4 Tidak sama sekali 4 11,42

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar guru membimbing

dan mengajarkan agar siswa patuh terhadap orang tua. Hal ini terbukti dengan

jawaban responden yang menjawab selalu sebanyak 37,14%, responden yang

menjawab tidak pernah sebanyak 5,71%, responden yang menjawab kadang-kadang

sebanyak 45,71%, responden yang menjawab tidak sama sekali sebanyak 11,42%.

Tabel 15

Jika bertemu dengan orang yang lebih tua, apakah anda memberi salam
terhadap mereka
53

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 16 45,71
2 Tidak pernah 3 8,57
3 Kadang-kadang 16 45,71
4 Tidak sama sekali 0 0

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa memberi salam

terhadap orang yang lebih tua. Hal ini terbukti dengan jawaban responden yang

menjawab selalu sebanyak 45,71%, responden yang menjawab tidak pernah sebanyak

8,57%, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 45,71%, responden yang

menjawab tidak sama sekali tidak ada.

Tabel 16

Apakah guru mengajarkan anda untuk menyayangi orang yang lebih muda

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 23 65,71

2 Tidak pernah 6 17,14

3 Kadang-kadang 6 17,14

4 Tidak sama sekali 0 0

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa selalu menyayangi orang yang

lebih muda. Hal ini terbukti dengan jawaban responden yang menjawab selalu

sebanyak 65,71%, responden yang menjawab tidak pernah sebanyak 17,14%,


54

responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 17,14%, responden yang

menjawab tidak sama sekali tidak ada.

Tabel 17

Apakah guru mengajarkan anda untuk saling mendoakan terhadap sesama

muslim

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 19 54,28
2 Tidak pernah 0 0
3 Kadang-kadang 16 45,71
4 Tidak sama sekali 0 0

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa guru selalu mengajarkan siswa untuk

saling mendoakan terhadap sesama muslim. Hal ini terbukti dengan jawaban

responden yang menjawab selalu sebanyak 54,28%, responden yang menjawab tidak

pernah tidak ada, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 45,71%,

responden yang menjawab tidak sama sekali tidak ada.

Tabel 18

Apabila anda menolong orang yang mengalami kesulitan, apakah guru atau

orang tua memberi pujian pada anda

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 5 14,28
55

2 Tidak pernah 0 0

3 Kadang-kadang 27 77,14

4 Tidak sama sekali 3 8,57

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa terkadang siswa diberi pujian jika

menolong orang yang sedang mengalami kesulitan. Hal ini terbukti dengan jawaban

responden yang menjawab selalu sebanyak 14,28%, responden yang menjawab tidak

pernah tidak ada, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 77,14%,

responden yang menjawab tidak sama sekali sebanyak 8,57%.

Tabel 19

Jika anda mendapat nilai 10 pelajaran Aqidah Akhlak, apakah guru memberi

pujian pada anda

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 15 42,85

2 Tidak pernah 0 0

3 Kadang-kadang 20 57,14

4 Tidak sama sekali 0 0

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa terkadang siswa diberi pujian jika

mendapat nilai yang baik pada pelajaran Aqidah akhlak. Hal ini terbukti dengan

jawaban responden yang menjawab selalu sebanyak 42,85%, responden yang


56

menjawab tidak pernah tidak ada, responden yang menjawab kadang-kadang

sebanyak 57,14%, responden yang menjawab tidak sama sekali tidak ada.

Tabel 20

Apakah guru menegur anda atau teman anda jika anda atau teman tidak

memperhatikan materi yang sedang disampaikan

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 15 42,85

2 Tidak pernah 2 5,71

3 Kadang-kadang 16 45,71

4 Tidak sama sekali 2 5,71

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar guru menegur siswa

yang tidak memperhatikan pelajaran. Hal ini terbukti dengan jawaban responden

yang menjawab selalu sebanyak 42,85%, responden yang menjawab tidak pernah

sebanyak 5,71%, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 45,71%,

responden yang menjawab tidak sama sekali sebanyak 5,71%.

Tabel 21

Jika anda bolos sekolah, apakah guru menegur anda

No Alternatif Jawaban F %
57

1 Selalu 11 31,42

2 Tidak pernah 0 0

3 Kadang-kadang 24 68,57

4 Tidak sama sekali 0 0

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa terkadang guru menegur jika ada

siswa bolos sekolah tanpa ada keterangan yang jelas. Hal ini terbukti dengan jawaban

responden yang menjawab selalu sebanyak 31,42%, responden yang menjawab tidak

pernah tidak ada, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 68,57%,

responden yang menjawab tidak sama sekali tidak ada.

Tabel 22

Apakah guru berusaha menegur anda jika tidak tepat waktu masuk ke dalam

kelas

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 20 57,14

2 Tidak pernah 4 11,42

3 Kadang-kadang 11 31,42

4 Tidak sama sekali 0 0

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa guru selalu menegur siswa yang tidak

tepat waktu masuk ke dalam kelas. Hal ini terbukti dengan jawaban responden yang
58

menjawab selalu sebanyak 57,14%, responden yang menjawab tidak pernah sebanyak

11,42%, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 31,42%, responden

yang menjawab tidak sama sekali tidak ada.

Tabel 23

Apakah anda melaksanakan shalat wajib lima kali dalam sehari semalam

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 14 40

2 Tidak pernah 4 11,42

3 Kadang-kadang 16 45,71

4 Tidak sama sekali 1 2,85

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa melaksanakan

shalat wajib 5 kali dalam sehari semalam. Hal ini terbukti dengan jawaban responden

yang menjawab selalu sebanyak 40%, responden yang menjawab tidak pernah

sebanyak 11,42%, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 45,71%,

responden yang menjawab tidak sama sekali sebanyak 2,85%.

Tabel 24

Apakah anda rutin menjalankan ibadah puasa di bulan ramadhan

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 4 11,42
59

Tidak pernah 0 0

Kadang-kadang 31 88,57

Tidak sama sekali 0 0

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa terkadang siswa menjalankan ibadah

puasa di bulan ramadhan. Hal ini terbukti dengan jawaban responden yang menjawab

selalu sebanyak 11,42%, responden yang menjawab tidak pernah tidak ada,

responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 88,57%, responden yang

menjawab tidak sama sekali tidak ada.

Tabel 25

Apakah anda pernah merusak tanaman yang ada di lingkungan anda

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 0 0

2 Tidak pernah 0 0

3 Kadang-kadang 11 31,42

4 Tidak sama sekali 24 68,57

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa tidak pernah merusak tanaman

yang ada di lingkungan sekitar. Hal ini terbukti dengan jawaban responden yang

menjawab selalu tidak ada, responden yang menjawab tidak pernah tidak ada,
60

responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 31,42%, responden yang

menjawab tidak sama sekali 68,57%.

Tabel 26

Apakah anda merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari apa yang telah anda

pelajari dalam pelajaran Aqidah Akhlak

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 17 48,57

2 Tidak pernah 16 45,71

3 Kadang-kadang 2 5,71

4 Tidak sama sekali 0 0

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa selalu

merealisasikan apa yang telah dipelajari dalam pelajaran Aqidah Akhlak. Hal ini

terbukti dengan jawaban responden yang menjawab selalu sebanyak 48,57%,

responden yang menjawab tidak pernah sebanyak 45,71%, responden yang menjawab

kadang-kadang sebanyak 5,71%, responden yang menjawab tidak sama sekali tidak

ada.
61

Tabel 27

Dalam menyampaikan materi Aqidah Akhlak, apaka guru anda selalu


menggunakan metode pengajaran yang sesuai dengan materi yang disampaikan

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 4 11,42

2 Tidak pernah 1 2,85

3 Kadang-kadang 30 85,71

4 Tidak sama sekali 0 0

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa terkadang guru menggunakan metode

pengajaran yang tepat dalam menyampaikan pelajaran. Hal ini terbukti dengan

jawaban responden yang menjawab selalu sebanyak 11,42%, responden yang

menjawab tidak pernah sebanyak 2,85%, responden yang menjawab kadang-kadang

sebanyak 85,71%, responden yang menjawab tidak sama sekali tidak ada.

Tabel 28

Jika ada teman anda yang tidak paham terhadap materi yang dibahas, apakah

anda berusaha membantu mengatasi kesulitannya

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 1 2,85

2 Tidak pernah 7 20
62

3 Kadang-kadang 20 57,14

4 Tidak sama sekali 7 20

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa mmembantu

temannya jika ada yang tidak paham terhadap materi pelajaran. Hal ini terbukti

dengan jawaban responden yang menjawab selalu sebanyak 2,85%, responden yang

menjawab tidak pernah sebanyak 20%, responden yang menjawab kadang-kadang

sebanyak 57,14%, responden yang menjawab tidak sama sekali sebanyak 20%.

C. Analisis Data

Dari seluruh pernyataan yang mengungkapkan tentang efektivitas penggunaan

metode Tanya jawab pada pengajaran Aqidah akhlak bahwa guru cukup efektif dalam

menggunakan metode Tanya jawab pada pengajaran Aqidah Akhlak.

Kemudian skor yang telah diolah dimasukkan ke dalam tabel skala efektivitas

penggunaan metode Tanya jawab pada pengajaran Aqidah Akhlak adalah sebagai

berikut :

Skor Nilai F % Kategori


68 – 80 0 0 % Sangat efektif
51 - 65 23 65,71 % Cukup efektif
36 – 50 12 34,28 % Kurang efektif
20 – 35 0 0 Tidak Efektif
63

35 100 %

Berdasarkan jawaban responden, terdapat beragam jawaban mengenai

efektivitas penggunaan metode Tanya jawab pada pengajaran Aqidah Akhlak di

MTsN 3 Pondok Pinang. Diantaranya ada yang menjawab sangat efektif, cukup

efektif, kurang efektif dan ada yang menjawab tidak efektif.

D. Interpretasi Data

Dari analisis data di atas, dapat disimpulkan bahwa hampir secara keseluruhan

efektivitas penggunaan metode Tanya jawab pada pengajaran Aqidah Akhlak adalah

termasuk dalam kategori cukup efektif. Hal tersebut terlihat kategori cukup efektif

pada presentase tertinggi yaitu 65,71 % dari 23 responden dari total 35 responden dan

34,28 pada kategori kurang efektif dari 12 responden dari total 35 responden dan

tidak ada presentase yang menunjukan pada kategori sangat efektif dan tidak efektif.

Sehingga rata-rata skor yang di dapat adalah total skor nilai dibagi jumlah responden:

Mx =  x

Mx = 1861

35

Mx = 53,17
64

Keterangan :

Mx = Rata-rata nilai angket

 x = jumlah total dari nilai angket

N = jumlah siswa

Jadi bila dilihat pada rata-rata skor nilai di dapatkan pula skala variable pada

kategori cukup efektif karena rata-rata guru cukup efektif dalam menggunakan

metode Tanya jawab pada pengajaran Aqidah Akhlak pada skor nilai 53,17.

Sehingga rata-rata skor yang di dapat adalah total nilai yang dibagi jumlah

responden =

Mx =  x
n

Mx = 1861
35
Mx = 53,17

Jadi bila dilihat rata-rata skor nilai, maka dapat disimpulkan bahwa efektivitas

penggunaan metode tanya jawab pada pengajaran Aqidah akhlak di MTsN 3 Pondok

Pinang adalah cukup efektif.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan pada bab-bab terdahulu

secara menyeluruh mengenai efektivitas penggunaan metode Tanya jawab pada

pengajaran aqidah akhlak yang ditetapkan di MTsN 3 Pondok Pinang Jakarta Selatan,

kiranya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Metode Tanya jawab yang dilaksanakan di MTsN 3 Pondok Pinang merupakan

kegiatan yang dapat digunakan sebagai variasi dalam menjelaskan pelajaran

aqidah akhlak. Jadi, apabila siswa tidak paham terhadap materi yang dijelaskan

oleh guru maka murid berhak untuk bertanya mengenai materi yang

bersangkutan.

2. Metode tanya jawab yang dilaksanakan di MTsN 3 Pondok Pinang dapat

memberikan siswa ke arah berpikir secara aktif dan siswa juga terlatih berani

mengemukakan pertanyaan atau jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh

guru.

3. Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di lapangan, dapat di ambil kesimpulan

bahwa metode Tanya jawab cukup efektif untuk digunakan pada pelajaran aqidah

akhlaq. Hal tersebut dapat dilihat kategori cukup efektif pada presentase tertinggi

yaitu 77,14% dari 27 responden dari total 35 responden dan 14,28%dari 5



66

responden pada kategori sangat efektif dan 8,571% pada kategori kurang efektif.

Sehingga skor yang didapat adalah total skor nilai dibagi jumlah responden

hasilnya adalah 53,17 dan ada pada kategori cukup efektif.

B. Saran-Saran

Setelah mengetahui hasil dari penelitian yang telah penulis lakukan, maka

penulis akan memberikan saran yang kemungkinan dapat berguna bagi semua pihak,

yaitu :

1. Bagi para siswa MTsN 3 Pondok Pinang agar melatih diri untuk berpikir kreatif,

berani bertanya dan mengemukakan pendapatnya di hadapan umum.

2. Bagi para guru MTsN 3 Pondok Pinang agar dapat mengukur dan memperkirakan

bahwa tugas yang diberikan kepada murid harus sesuai dengan kesanggupan dan

kecerdasan mereka, dan harus menggunakan metode mengajar yang layak dan

sesuai dengan materi pelajaran yang disampaikan agar pelajaran yang diberikan

dapat diserap oleh para siswa secara maksimal.

3. Dengan metode Tanya jawab, tidak hanya memberi nilai plus pada murid

melainkan juga menambah wawasan dan perhatian bagi para guru untuk mencari

sumber-sumber lebih lanjut.


67

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu, Metodik Khusus Mengajar Agama, Semarang: CV. Toha Putra, 1976,
Cet. Ke-1

Amin, Ahmad, Ilmu Akhlak, tjmh. Jakarta : Bulan Bintang, 1991, Cet Ke-1

Arief, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta : Ciputat
Pers, 2002, Cet Ke-1

Ardani, Moh. Dr. Prof., Al-Qur’an dan Sufisme Mangkunegara IV : Studi Serat-Serat
Piwulang, Yogyakarta : Dana Bakti Primayasa, 1995, Cet Ke-2

Asmaran, AS, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1994,
Cet. Ke-2

Daradjat, Zakiah, dkk. Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta : Bumi Aksara,
1995, Cet. Ke-1

DEPAG RI. Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, Jakarta : DEPAG RI, 1984,
Cet. Ke-2

G.B. Yuwono, et.all, Pedoman Umum Ejaan Yang Telah Disempurnakan, Surabaya :
Indah, 1997, Cet. Ke-1

Getteng, Abdurrahman, “Metodik Khusu Pendidikan Agama”, Ujung Pandang,


Indonesia : Al-Thahiriyah, 1987

Handayaningrat, Suwarno, Pengantar Ilmu Administrasi dan Manajemen, Jakarta :


PT. Idayu Press dan Yayasan Masagung. 1990, Cet. Ke-10

Ilyas, Yunahar, Kuliah Aqidah Islam, Yogyakarta : LIPPI. 1995, Cet. Ke-3

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Tim Penyusun P3P Dikbud, Jakarta, 1988

M. Ali Hasan, Tuntutan Akhlak, Jakarta : Bulan Bintang, 1979

Mansyur, “Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Ditjen Bimbaga Islam, 1995


68

Ma’luf, Louis, Kamus Al-Munjid, Beirut : Daar al-Masyriq, 1975

Miskawaih, Ibnu, Tahzib Al-Akhlak, tjmh. Bandung : Mizan, 1994

Muhammad Al-Thouny Al-Syaibany, Umar, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta :


Bulan Bintang, 1979,

Mulyadi, Ajang, Ekonomi Perusahaan, Bandung : Armico, t.th

Nasution, S, Mursell. J, Mengajar Dengan Sukses, Bandung : CV. Jemmars, t.th

Poerbakawadja, Soegarda, Ensiklopedi Pendidikan, Jakarta : Gunung Agung, 1976

Poerwadarminta, W.J.S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka,


1986, Cet. Ke- 11

Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi/IAIN, Metodologi Pendidikan Agama Islam,


Jakarta : Direktorat Jenderal Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam,
1984/1985, Cet. Ke-2

Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi IAIN, Metodik Khusus
Pengajaran Agama Islam, Jakarta : t.th

Ramayulis, “Metodologi Pengajaran Agama Islam”, Jakarta : Kalam Mulia, Januari,


2001, Cet. Ke-3

Samana, A, Sistem Pengajaran Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional


(PPSI) dan Pertimbangan Metodologisnya”, Yogyakarta : Penerbit Kanisius,
1992, Cet. Ke-1

Sadhili, Hasan, Ensiklopedi Indonesia, Jakarta : Ichtiar Baru – Van Hoeve, t.th

Salim, Peter, et. all., “Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer”, Jakarta: Modern
English, 1991

Salim, Peter, et.all., Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta : Modern


English, 1991

Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta : PT. Raja Grapindo Persada,
1997
69

Sudirman, Ilmu Pendidikan, Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 1992, Cet. Ke-
6

Susilo, Madyo dan Kashadi R.B., Dasar-Dasar Pendidikan, Semarang : Effhar Ofset,
1990, Cet. Ke-1

Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester (SKS), Jakarta :
Bumi Aksara, 1991, Cet. Ke-1

Umary, Barmawie, Materi Akhlak, Solo : CV. Ramadhani, 1993, Cet. Ke-11

Zuhairini et.all., Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, Surabaya : Usaha


Nasional, 1983, Cet. Ke-8

Zuhairini, dkk. Metodik Khusus Pendidikan Agama, Surabaya : Usaha nasional, 1983,
Cet. Ke-8

Anda mungkin juga menyukai