Dosen Pembimbing:
Oleh Kelompok 1 :
AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
i
Kata Pengantar
Puji syukur disampaikan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan
dan kekuatan, sehingga makalah yang berjudul Pajak Penghasilan Orang Pribadi ini dapat
diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan. Shalawat beserta salam semoga senantiasa
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak dan kepada Bapak Drs. Rinaldi
Munaf, MM, Ak, CPA, CA selaku dosen pembimbing pada mata kuliah perpajakan lanjutan
kami. Penulis yakin masih banyak kekurangan yang terdapat di dalam makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Untuk itu penulis mengharapakan kritik dan
saran dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini. Kami harap makalah ini bisa memberikan
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER……………………………………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..iii
BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………………………………..1
A. Latar belakang……………………………………………………………………………..1
B. Rumusan masalah…………………………………………………………………………2
C. Tujuan……………………………………………………………………………………..2
4. Tarif Pajak………………………………………………………………………………..26
BAB V. PENUTUP……………………………………………………………………………...31
iii
A. Kesimpulan………………………………………………………………………………31
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………34
iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan
yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Pembayaran pajak merupakan perwujudan dari kewajiban kenegaraan dan peran serta Wajib
Pajak untuk secara langsung dan bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan untuk
pembiayaan negara dan pembangunan nasional. Salah satu dari pajak ini adalah Pajak
perkebunan. Pajak tersebut dinamakan dengan Pajak Perseroan (PPs). Pajak Perseroan adalah
pajak yang dikenakan terhadap laba perseroan dan diberlakukan pada tahun 1925. Setelah pajak
akhirnya diterapkan pula pajak yang dikenakan untuk perorangan atau karyawan yang bekerja di
suatu perusahaan. Pada tahun 1932 misalnya, diberlakukan yang disebut dengan Ordonansi Pajak
Pendapatan. Ordonansi Pajak Pendapatan ini dikenakan untuk orang Indonesia maupun orang
yang bukan penduduk Indonesia tetapi memiliki pendapatan di Indonesia. Setelah itu pada tahun
1935 diberlakukan Ordonansi Pajak Upah yang mengharuskan majikan memotong gaji atau upah
pegawai untuk membayar pajak atas gaji atau upah yang diterima.
Undang-Undang No. 7 Tahun 1984 tentang Pajak Penghasilan (PPh) berlaku sejak Januari
1984. Undang-undang ini telah beberapa kali mengalami perubahan dan terakhir kali diubah
1
Pajak Penghasilan terhadap subjek pajak berkenaan dengan penghasilan yang diterima atau
diperolehnya dalam tahun pajak. Subjek pajak tersebut dikenai pajak apabila menerima atau
memperoleh penghasilan, dalam undang-undang PPh disebut wajib pajak. Wajib pajak dikenai
pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya selama satu tahun pajak atau dapat pula
dikenai pajak untuk penghasilan dalam bagian tahun pajak apabila kewajiban pajak subjektifnya
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PENGKAJIAN
“Pajak adalah partisipasi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau
badan yang berkarakter memaksa menurut Undang-Undang, dengan tidak memperoleh imbalan
secara langsung dan digunakan untuk kebutuhan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat.”
dilakukan oleh orang pribadi atau badan, yang untuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk
pemotongan atau pemungutan pajak tertentu. Yang dimaksud adil disini wajib pajak menghitung
dengan sesuai peraturan perpajakan dan pemerintah juga melaksanakan semua ini sesuai
Menurut Resmi (2011:74), Pajak Penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap
subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam suatu tahun pajak. Menurut
Suandy (2011:36), Pajak Penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap penghasilan, dapat
dikenakan secara berkala dan berulang-ulang dalam jangka waktu tertentu baik masa pajak
maupun tahun pajak. Jadi pengertian Pajak Penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenakan
Pajak penghasilan orang pribadi merupakan subjek pajak pribadi atas pendapatan yang
diperoleh dalam tahun pajak yang digunakan terhadap subjek pajak orang pribadi atas
pendapatan yang diperoleh dalam tahun pajak. Berdasarkan Pasal 2 UU No.36 Tahun 2008 PPh
Orang Pribadi dibagi menjadi subjek pajak dalam negeri (SPDN) dan subjek pajak luar negeri
3
(SPLN). Subjek pajak dalam negeri terdapat dalam Pasal 2 ayat (3) UU No.36 Tahun 2008, yaitu
Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia atau orang pribadi yang berada di Indonesia
lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, atau
orang pribadi yang dalam satu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat bertempat
tinggal di Indonesia.
4
BAB III
LANDASAN TEORI
Pajak Penghasilan Orang Pribadi adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak orang
pribadi atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam tahun pajak. Subjek Pajak
Penghasilan yang akan dibahas adalah orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia atau
berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam periode 12 bulan dan orang pribadi yang dalam
satu tahun pajak berada di Indonesia, serta mempunyai niat untuk bertempat tinggal di
Indonesia .
Objek Pajak Penghasilan Orang Pribadi adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan
kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh oleh Orang Pribadi, baik yang berasal dari
Indonesia maupun luar Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah
1. Subjek Pajak
Pajak Penghasilan dikenakan terhadap Subjek Pajak atas penghasilan yang diterima atau
a. Orang pribadi;
Orang pribadi sebagai subjek dapat bertempat tinggal atau berada di Indonesia ataupun luar
negeri Indonesia.
b. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, menggatikan yang berhak.
Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan yang ditinggalkan oleh orangpribadi
Subjek Pajak dalam negeri dianggap sebagai Subjek Pajak dalam negeri yang berarti dalam hal
ini adalah status pewaris. Adapun untuk pelaksanaan pemenuhan kewajiban perpajakannya,
5
warisan tersebut menggantikan kewajiban ahli waris yang berhak. Apabila warisan tersebut telah
Badan.
Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang
melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi, perseroan terbatas,
perseroan komanditer, perseroan lainnya, BUMN/BUMD, badan usaha milik kongsi, koperasi,
dana pensiun, persekutuan, perkumpulan yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik,
atau organisasi lainnya, lembaga, dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif
Yang dimaksud dengan bentuk usaha tetap adalah bentuk usaha yang dipergunakan oleh
orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari
183 (setaus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu (12) bulan, atau badan yang tidak
didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia, untuk menjalankan usaha atau melakukan
kegiatan di Indonesia
Subjek Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dan Subjek Pajak Luar Negeri
Subjek pajak dalam negeri dalam peraturan perpajakan yang berlaku di Indonesia terdiri
dari:
Orang pribadi yang berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari
Orang pribadi yang dalam tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk
6
*Sedangkan yang dimaksud dengan subjek pajak luar negeri adalah:
a. Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari
183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang
tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia yang menjalankan usaha atau
b. Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari
183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang
tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia yang dapat menerima atau
memperoleh penghasilan dari Indonesia bukan dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan
Kewajiban pajak subjektif mengandung arti bahwa seseorang, sesuatu atau badan sudah
memenuhi syarat untuk dikenakan pajak Penghasilan dilihat dari sudut subjeknya.. Saat mulai
Dimulai pada saat orang pribadi tersebut dilahirkan, berada, atau berniat untuk bertempat tingga
di Indonesia dan berakhir pada saat meninggal dunia atau meninggalkan Indonesia untuk selama-
lamanya.
lain dari negara asing, dan bertempat tinggal bersama-sama mereka, dengan syarat :
7
bukan warga negara Indonesia dan di Indonesia tidak menerima atau memperoleh
Tidak menjalankan usaha atau kegiatan lain untuk memperoleh penghasilan dari
Indonesia selain pemberian pinjaman kepada pemerintah yang dananya berasal dari
tidak menjalankan usaha atau kegiatan atau pekerjaan lain untuk memperoleh
2. Objek Pajak
Yang menjadi objek pajak adalah penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang
diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun luar Indonesia,
yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak yang
a) Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan dalam hubungan kerja dan
pekerjaan bebas seperti gaji, honorarium, penghasilan dari praktek dokter, notaris,
8
b) Hadiah dari undian, pekerjaan, atau kegiatan dan penghargaan;
Yang dimaksud dengan hadiag adalah hadiah dari undian, pekerjaan, dan kegiatan
seperti hadiah undian tabungan, hadiah dari pertandingan olahraga dan lain sebagainya.
c) Laba usaha
Laba usaha adalah selisih lebih antara penjualan dikurangi dengan harga pokok
--> Maksudnya penjualan harta terjadi antara badan usaha dengan pemegang
sahamnya, maka harga jual yang dipakai sebagai dasar untuk penghitungan
pengambilalihan usaha, atau reorganisasi dengan nama dan dalam bentuk apapun;
-->Jika suatu badan likuidasi, keuntungan dari penjualan harta, yaitu selisih antara
harga jual berdasarkan harga pasar dengan nilai sisa buku harta tersebut, merupakan
objek pajak. Sama halnya dengan selisih lebih antara harga pasar dengan nilai sisa
9
Keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan atau sumbangan, kecuali
yang diberikan kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat, dan
badan keagamaan atau badan pendidikan atau badan sosial atau pengusaha kecil
termasuk koperasi yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada
yang bersangkutan;
perusahaan pertambangan.
e) Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya dan
sebagai biaya pada saat menghitung penghasilan kena pajak, merupakan objek pajak.
Sebagai contoh, pajak bumi dan bangunan yang sudah dibayar dan dibebankan sebagai
biaya, yang karena suatu sebab dikembalikan, maka jumlah sebesar pengembalian
f) Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalian utang;
Premium terjadi apabila misalnya surat obligasi dijual di atas nilai nominalnya sedangkan
diskonto terjadi apabila surat obligasi dibeli di bawah nilai nominalnya. Premium tersebut
g) Dividen, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari perusahaan
asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi;
Dividen merupakan bagian laba yang diperoleh pemegang saham atau pemegang polis
asuransi atau pembagian sisa hasil usaha koperasi yang diperoleh anggota koperasi.
10
Dalam praktek sehari-hari sering dijumpai pembagian atau pembayaran dividen secara
terselubung, misalnya dalam hal pemegang saham yang telah menyetor penuh modalnya
dan memberikan pinjaman kepada perseroan dengan imbalan bunga yang melebihi
kewajaran. Jika terjadi hal yang demikian maka selisih lebih antara bunga yang
dibayarkan dengan tingkat bunga yang berlaku di pasar, diperlakukan sebagai dividen.
Bagian bunga yang diperlukan sebagai dividen tersebut tidak boleh dibebankan sebagai
h) Royalti;
i) Imbalan atau penggantian berupa royalti terdiri dari tiga kelompok, yaitu imbalan
Hak atas harta tak berwujud, misalnya hak pengarang, paten, merek dagang, formula,
Hak atas harta berwujud, misalnya hak atas alat-alat industri, komersial, dan ilmu
usaha lainnya. Ciri dari informasi dimaksud adalah bahwa informasi tersebut telah
tersedia sehingga pemiliknya tidak perlu lagi melakukan riset untuk menghasilkan
informasi tersebut. Tidak termasuk dalam pengertian informasi adalah informasi yang
diberikan oleh misalnya akuntan publik, ahli hukum, atau ahli teknik sesuai dengan
11
bidang keahliannya, yang dapat diberikan oleh setiap orang yang mempunyai latar
*Menurut Undang-Undang PPh, royalti adalah suatu jumlah yang dibayarkan atau
terutang dengan cara atau perhitungan apa pun, baik dilakukan secara berkala maupun
1). Penggunaan atau hak menggunakan hak cipta di bidang kesusastraan, kesenian
atau karya ilmiah, patem, desain atau model, rencana, formula atau proses rahasia,
merek dagang, atau bentuk hak kekayaan intelektual/ industrial atau hak serupa
lainnya;
atau ilmiah;
3). Pemberian pengetahuan atau informasi di bidang ilmiah, teknikal, industrial atau
komersial;
*Pemberian bantuan tambahan atau pelengkap sehubungan dengan penggunaan atau hak
Penerimaan atau hak menerima rekaman gambar atau rekaman suara atau keduanya,
yang disalurkan kepada masyarakat melalui satelit, kabel, serat optik, atau teknologi
yang serupa;
Penggunaan atau hak menggunakan rekaman gambar atau rekaman suara atau
keduanya, untuk siaran televisi atau radio yang disiarkan/ dipancarkan melalui satelit,
12
Penggunaan atau hak menggunakan sebagian atau seluruh spektrum radio
komunikasi;
4). Penggunaan atau hak menggunakan film gambar hidup (notion picture films), film
atau pita video untuk siaran televisi, atau pita suara untuk siaran radio;
5). Pelepasan seluruhnya atau sebagian hak yang berkenaan dengan penggunaan atau
tersebut di atas.
--> Yang dimaksud dengan sewa adalah imbalan yang diterima atau diperoleh dengan
nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan penggunaan harta gerak atau harta
tak gerak, seperti sewa mobil, sewa alat berat, sewa kantor, sewa rumah dan sewa
gudang.
l) Keuntungan berupa pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah tertentu yang
--> Pembebasan utang oleh pihak yang berpiutang dianggap sebagai penghasilan bagi
pihak yang semula berutang, sedangkan bagi pihak yang berpiutang dapat dibebankan
Kredit Usaha Tani (KUT), Kredit Usaha Rakyat (KUR), kredit untuk perumahan sangat
13
sederhana, serta kredit kecil lainnya sampai dengan jumlah tertentu dikecualikan sebagai
objek pajak.
--> Keuntungan karena selisih kurs dapat disebabkan fluktuasi kurs mata yang asing
diperoleh karena fluktuasi kurs mata uang asing, pengenaan pajaknya dikaitkan dengan
sistem pembukuan yang dianut oleh wajib pajak dengan syarat dilakukan secara taat azas
Untuk dapat melakukan penilaian kembali aktiva tetap perusahaan untuk tujuan
perpajakan, wajib pajak tidak lagi menyampaikan pemberitahuan kepada Kepala Kantor
Wilayah yang membawahi Kantor Pelayanan Pajak tempat wajib pajak terdaftar, untuk
1) Fotokopi surat ujin usaha penilai yang dilegalisir oleh instansi Pemerintah yang
2) Laporan penilaian perusahaan jasa penilai atau ahli penilai profesional yang diakui
pemerintah;
4) Laporan Keuangan tahun buku terakhir sebelum penilaian kembali aktiva tetap yang
14
5) Surat Keterangan tidak mempunyai tunggakan pajak dari Kepala Kantor Pelayanan
o) Premi asuransi;
--> Perhitungan tingkat premi harus didasarkan pada asumsi yang wajar dan praktek
asuransi yang berlaku umum. Penetapan tarif premi asuransi kerugian harus dilakukan
1). Premi murni yang dihitung berdasarkan profil kerugian (risk and loss profile) jenis
sekurang-kurangnya:
1). Premi murni yang dihitung berdasarkan tingkat bunga, tabel mortalita, atau tabel
p) Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari wajib
--> Iuran yang dibayar oleh anggota kepada perkumpulan yang dihitung berdasarkan
volume kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dari anggota tersebut, misalnya iuran yang
besarnya ditentukan berdasarkan volume ekspor, satuan produksi atau satuan penjualan
q) Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan pajak;
15
--> Tambahan kekayaan neto pada hakekatnya merupakan akumulasi penghasilan baik
yang telah dikenakan pajak dan yang bukan objek pajak serta yang belum dikenakan
pajak. Jika diketahui adanya tambahan kekayaan neto yang melebihi akumulasi
penghasilan yang telah dikenakan pajak dan yang bukan objek pajak, maka tambahan
kekayaan neto yang melebihi akumulasi penghasilan yang telah dikenakan pajak dan
yang bukan objek pajak, maka tambahan kekayaan neto tersebut merupakan penghasilan.
s) --> Kegiatan usaha berbasis syariah memiliki landasan filosofi yang berbeda dengan
Penghasilan-penghasilan tertentu yang diterima atau diperoleh wajib pajak tidak dikarenakan
a) 1. Bantuan sumbangan, termasuk zakat yang diterima oleh badan amil zakat atau lembaga
amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah dan para penerima zakat yang
berhak;
b) 2. Harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu
derajat, dan oleh badan keagamaan atau badan pendidikan atau Menteri Keungan;
sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan
16
c) Warisan;
--> Yang dimaksud dengan warisan di sini adalah peninggalan harta dari keluarga yang
d) Harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagai pengganti saham atau
e) Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau
diperoleh dalam bentuk natura (benefit in kind) dan atau kenikmatan dari wajib pajak
atau pemerintah;
f) Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi sehubungan dengan asuransi
kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi bea siswa;
g) Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai wajib
pajak dalam negeri, koperasi, BUMN, atau BUMD, dari penyerahan modal pada badan
usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia yang memenuhi syarat.
h) Iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh
Menteri Keungan, baik yang dibayar oleh pemberi kerja maupun pegawai;
i) Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun sebagaimana dimaksud pada
Keungan;
j) Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer yang
modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma dan kongsi
17
k) Bunga obligasi yang diterima atau diperoleh perusahaan reksadana selama 5 tahun
pertama sejak pendirian perusahaan atau pemberian ijin usaha (dihapus dalam Undang
l) Penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura berupa bagian laba
dari badan pasangan usaha yang didirikan dan menjalankan usaha atau kegiatan di
m) Merupakan perusahaan mikro, kecil, menengah, atau yang menjalankan kegiatan dalam
o) Beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu yang ketentuannya diatur lebih lanjut
p) Sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba yang bergerak dalam
bidang pendidikan dan atau bidang penelitiann dan pengembangan, yang telah terdaftar
pada instansi yang membidanginya, yang ditanamkan kembali dalam bentuk sarana dan
prasarana kegiatan pendidikan dan/ atau penelitian dan pengembangan , dalam jangka
waktu paling lama 4 tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut, yang ketentuannya
q) Bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kepada Wajib Pajak tertentu, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau
18
BAB IV
PEMBAHASAN
Mekanisme Pembayaran Pajak bagi Wajib Pajak dapat dijelaskan sebagai berikut:
Hal ini dimaksudkan untuk meringankan beban Wajib Pajak dalam melunasi pajak
yang terutang dalam satu tahun pajak. Wajib Pajak diwajibkan untuk mengangsur
pajak yang akan terutang pada akhir tahun dengan membayar sendiri angsuran
Khusus untuk Wajib Pajak Orang Pribadi yang sumber penghasilannya dari usaha
dan pekerjaan bebas, pembayaran angsuran PPh Pasal 25 terbagi atas 2 yaitu:
Tertentu (OPPT).
Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu adalah wajib pajak orang
pribadi yang melakukan kegiatan usaha penjualan barang baik secara grosir
maupun eceran dan usaha penyerahan jasa, yang mempunyai satu atau
19
lebih tempat usaha termasuk yang memiliki tempat usaha yang berbeda
Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha tanpa melalui tempat usaha
bentuk usaha tetap atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya. Untuk
pemotong/pemungutan pajak.
Adapun jenis pemotongan/pemungutan adalah: PPh Pasal 21, PPh Pasal 22,
20
PPh Pasal 23, PPh Pasal 26, PPh Pasal 4 ayat 2, PPh Pasal 15 dan PPN dan
PPn BM. Penjelasan lebih lanjut dari masing-masing pajak tersebut adalah
sebagai berikut:
a. PPh Pasal 21 adalah pemotongan pajak yang dilakukan oleh pihak pemberi
penghasilan kepada oleh Wajib Pajak Orang Pribadi dalam negeri sehubungan
Misalnya pembayaran gaji yang diterima oleh pegawai dipotong oleh perusahaan
juga ditunjuk sebagai pemotong PPh Pasal 21 sepanjang ada penunjukannya dari
KPP tempat Wajib Pajak terdaftar. Selain diwajibkan memotong PPh Pasal 21,
Wajib Pajak perseorangan bisa juga dilakukan pemotongan PPh Pasal 21 atas
berlaku, maka dapat dikenakan sanksi administrasi berupa bunga 2% dan kenaikan
100%
21
Untuk dapat menghitung PPh, terlebih dahulu harus diketahui dasar pengenaan pajaknya.
Wajib pajak orang pribadi dihitung sebesar penghasilan netto dikurangi dengan Penghasilan
Wajib Pajak badan dan Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau
menyelenggarakan pembukuan tetapi wajib melakukan pencatatan adalah Wajib Pajak orang
pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan:
Penghasilan Netto
Wajib Pajak orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan uasaha atau pekerjaan bebas
*Pencatatan oleh Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha dan pekerjaan bebas
meliputi peredaran atau menerima penerimaan bruto dan penerimaan penghasilan lainnya.
Sedangkan bagi mereka yang semata-mata menerima penghasilan dari luar usaha dan pekerjaan
bebas pencatatannya hanya mengenai penghasilan bruto, pengurangan, dan penghasilan netto
Untuk Wajib Pajak orang pribadi besarnya Penghasilan Kena Pajak sama dengan
penghasilan netto dikurangi dengan PTKP. Rumus perhitungan PKP sebagai berikut:
22
Penghasilan Kena Pajak = Penghasilan netto – PTKP
*Besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap,
a) Biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha,
antara lain;
Biaya perjalanan
Premi asuransi
Biaya administrasi
Biaya promosi dan penjualan yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan.
b) Penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan amortisasi atas
pengeluaran untuk memperoleh hak dan atas biaya lain yang mempunyai masa
c) Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah di sahkan oleh Menteri Keuangan
d) Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki dan digunakan dalam
penghasilan
23
e) Kerugian selisih kurs mata uang asing
Pemerintah
*untuk menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk
Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi pemegang saham,
asuransi beasiswa, yang dibayar oleh Wajib Pajak orang pribadi, kecuali jika dibayar oleh
pemberi kerja dan premi asuransi tersebut dihitung sebagai penghasilan bagi Wajib Pajak
yang bersangkutan
Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diberikan dalam
Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada pemegang saham atau kepada
- Penghasilan istri tidak semata-mata diterima atau diperoleh dari satu pemberi
PPh pasal 21
- Pekerjaan istri tidak ada hubungannya dengan usaha atau pekerjaan bebas
d) Rp 4.500.000 untuk tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga
semenda dalam garis keturunan lurus sederajat serta anak angkat yang menjadi
Perhitungan PTKP ditentukan menurut keadaan awal tahun pajak atau awal bagian tahun
pajak. Perhitungan PTKP untuk pegawai lama (tahun sebelumnya sudah bekerja di Indonesia)
dilakukan dengan melihat keadaan pada awal tahun takwim (1 Januari). Bagi pegawai yang baru
datang dan menetap di Indonesia dalam bagian tahun takwim, besarnya PTKP tersebut
berdasarkan keadaan pada awal bulan dari bagian tahun takwim yang bersangkutan.
25
Dalam hal karyawati kawin, PTKP yang dikurangkan adalah hanya untuk dirinya sendiri.
Dalam hal karyawati tidak kawin, pengurangan PTKP selaim untuk dirinya sendiri juga PTKP
4. Tarif Pajak
Tarif pajak yang diterapkan atas Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak Orang
Tarif pajak yang diterapkan atas Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak Orang
Pribadi luar negeri (PPh Pasal 26) dibedakan atas kelompok objek PPh pasal 26 sebagai
berikut:
Deviden
Bunga yang termasuk premium, diskonto, dan imbalan sehubungan dengan jaminan
pengembalian utang
26
Keuntungan karena pembebasan utang
* besarnya perkiraan penghasilan netto untuk penjualan harta adalah 25% dari harga jual
* besarnya perkiraan penghasilan netto untuk premi asuransi dan premi reasuransi yang
Atas premi yang dibayar tertanggung kepada perusahaan asuransi di luar negeri
baik secara langsung maupun melalui pialang = 50% dari jumlah premi yang
dibayar
Indonesia kepada perusahaan asuransi di luar negeri baik secara langsung maupun
Indonesia kepada perusahaan asuransi di luar negeri baik secara langsung maupun
c) Atas penghasilan yang berupa penjualan atau pengalihan saham dipotong PPh pasal 26
* besarnya perkiraan penghasilan netto untuk penjualan harta adalah 25% dari harga jual
27
Contoh soal (PPh pasal 21 Wajib Pajak Orang Pribadi dalam negeri)
Contoh 1
Andi Nadhirin pada tahun 2019 bekerja pada perusahaan PT Cinta Suci dengan memperoleh
gaji sebulan Rp 20.000.000,00 dan membayar iuran pensiun sebesar Rp 100.000,00. Andi
Pembahasan:
Pengurangan :
(12 x 19.400.000)
PTKP Setahun :
WP Sendiri. 54.000.000
28
Status Kawin. 4.500.000
5 % x 50.000.000 = 2.500.000
15 % x 124.300.000 = 18.645.000
Contoh 2
Yusnizar pegawai pada Tahun 2019 di perusahaan PT. Sejahtera, menikah tanpa anak,
PT. Sejahtera mengikuti program Jamsostek, premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan Premi
Jaminan Kematian dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-masing 0,50% dan 0,30%
dari gaji.
PT Sejahtera menanggung iuran Jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar 3,70% dari gaji
sedangkan Yusnizar membayar iuran Jaminan Hari Tua sebesar 2,00% dari gaji setiap bulan.
29
Disamping itu PT Sejahtera juga mengikuti program pensiun untuk pegawainya.
PT Sejahtera membayar iuran pensiun untuk Yusnizar ke dana pensiun, yang pendiriannya telah
disahkan oleh Menteri Keuangan, setiap bulan sebesar Rp 100.000,00, sedangkan Yusnizar
Pembahasan:
Pengurangan :
Biaya Jabatan
(2 % x 12.000.000). 240.000
30
Jumlah Pengurangan. 790.000
PTKP Setahun :
WP Sendiri. 54.000.000
5 % x 50.000.000 = 2.500.000
15 % x 27.172.000 = 4.075.800
31
Contoh soal (PPh pasal 26 Wajib Pajak Orang Pribadi Luar Negeri)
Jonathan adalah Warga Negara Amerika memiliki 25% saham PT Persipura Indonesia. Tahun ini
ia menjual seluruh sahamnya senilai Rp5 miliar kepada Jojo, seorang Warga Negara Argentina.
Asumsikan tidak ada P3B antara Indonesia dan Argentina serta Amerika sehubungan dengan
Pembahasan:
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
32
Pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan pada sorang pribadi maupun badan atas
penghasilan yang diperolehnya pada periode tahun pajak. Membayar pajak bukan hanya
merupakan kewajiban, tetapi merupakan hak dari setiap warga Negara untuk ikut berpartisipasi
dalam bentuk peran serta terhadap pembiayaan negara dan pembangunan nasional.
Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium,
tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan
pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi Subjek Pajak dalam
negeri. Sedangkan Objek pajak adalah penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis
yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun luar
Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak yang
Jadi, jika orang pribadi atau badan telah memenuhi syarat subjektif (telah memenuhi syarat
sebagai subjek pajak) dan telah memenuhi syaraat objektif (telah menerima atau memperoleh
penghasilan), maka orang pribadi atau badan tersebut otomatis menjadi wajib pajak.
DAFTAR PUSTAKA
Resmi, Siti. 2011. Perpajakan: Teori dan Kasus. Salemba empat, Jakarta
33
Suandy, Erly. 2011. Hukum Pajak, Edisi 5, Jakarta: Salemba empat
34