Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

HERNIA INGUINALIS

SITI NURSELA PULOGU, S.Kep

C03119124

MENGETAHUI :

PRESEPTOR
Ns. Abdul Wahab Pakaya MM, M.Kep TTD :
AKADEMIK

1. TANGGAL : ………………
TANGGAL
2. TEPAT WAKTU
PENGUMPULAN
3. TERLAMBAT

SARAN
PRESEPTOR
KLINIK/AKADEMI
K

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO

2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hernia merupakan kelemahan atau defek di dinding rongga peritoneum dapat
menyebabkan peritoneum menonjol membentuk kantung yang dilapisi oleh serosa dan
disebut kantung hernia (Robbin & Coltran: 2010). Hernia merupakan protrusi atau
penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga yang
bersangkutan (R. Sjamsuhidayat & Wim de Jong: 2005)
Hernia inguinalis adalah hernia yang melalui anulus inguinalis internus yang terletak
disebelah lateral vasa epigastrika inferior, menyusuri kanalis inguinalis dan keluar ke
rongga perut melalui anulus inguinalis eksternus (Arif Mansjoer : 2000)
Dari ketiga definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa hernia adalah penonjolan isi
suatu organ seperti peritoneum, lemak, usus dan kandung kemih melalui bagian yang
lemah dari dinding abdomen sehingga menimbulkan kantung berisikan material
abnormal dengan penyebab congenital ataupun yang didapat.
B. Tujuan
Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluan, diharapkan peserta memahami tentang cara penganan
Hernia Inguinalis.
Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan, diharapkan 75% peserta dapat :
1. Menyebutkan pengertian Hernia Inguinalis dengan bahasa sendiri
2. Menyebutkan penyebab Hernia Inguinalis
3. Menyebutkan tanda dan gejala terjadinya Hernia Inguinalis
4. Menjelaskan Penatalaksanaan Hernia Inguinalis
C. Sasaran
Sasaran : keluarga dan pasien
BAB II
METODOLOGI PENDIDIKAN KESEHATAN

1. Metode pembelajaran
a. Ceramah
b. Tanya jawab, dan
c. Diskusi
2. Media pembelajaran
Menggunakan leaflet
3. Kegiatan belajar mengajar
Memberikan kesempatan kepada kelurga dan pasien
4. Waktu pelaksanaan
Hari/tanggal : Selasa,28 Juli 2020
Waktu : 10.00 Wita
Tempat : Rumah Sakit
5. Factor risiko terjadinya hambatan
6. Antisipasi meminimalkan hambatan
7. Pengorganisasi
a. Ketua : Siti Nursela Pulogu
b. Pembawa Acara : Siti Nursela Pulogu
c. Moderator : Siti Nursela Pulogu
d. Pemateri : Siti Nursela Pulogu
e. Demonstran : Siti Nursela Pulogu
f. Fasilitator :
g. Observer :
h. Dokumentasi : Dibantu keluarga
i. Metode : Ceramah dan tanya jawab
j. Media : Lembar balik, leaflet
k. Setting tempat
Keterangan :

: Ketua : Pasien dan keluarga

: Pembawa Acara : Fasilitator

: Moderator : Observer

: Pemateri : Dokumentasi

: Demonstran
8. Proses Pelaksanaan
1. Orientasi (5 menit)
a. Kontrak waktu dan tempat
Hari/tanggal: selasa,28 Juli 2020
b. Salam Perkenalan
Pembawa Acara memperkenalkan
c. Penjelasan tujuan Bapak/Ibu peserta penyuluhan perlu diketahui bahwa tujuan
dari penyuluhan ini adalah untuk mengetahui penanganan penyakit
broncopneumonia
2. Kerja (30 menit)
Langkah-langkah kegiatan penyuluhan:
a. Penjelasan tujuan Materi tentang Hernia Inguinalis. (10 menit)
b. Menjelaskan pengertian Hernia Inguinalis
c. Menjelaskan tanda dan gejala Hernia Inguinalis
d. Menjelaskan penyebab Hernia Inguinalis
e. Menjelaskan Penatalaksanaan Hernia Inguinalis
f. Diskusi dengan peserta penyuluhan, dibagi menjadi 2 sesi, setiap sesi dibatasi 3
pertanyaan. 1 penanya untuk 1 pertanyaan (10 menit).
3. Terminasi (10 menit)
a. Evaluasi respon subjektif orang tua klien.
1) Meminta salah satu dari peserta penyuluhan menyimpulkan materi
penyuluhan yang didapat.
9. Metode Evaluasi
10. Alat Evaluasi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peserta mampu :
1. Menyebutkan pengertian Hernia Inguinalis dengan bahasa sendiri
2. Menyebutkan penyebab terjadinya Hernia Inguinalis
3. Menyebutkan tanda dan gejala terjadinya Hernia Inguinalis
4. Menyebutkan komplikasi terjadinya Hernia Inguinalis
5. Menyebutkan Penatalaksanaan Hernia Inguinalis
B. Evaluasi Struktur
1. Laporan telah di koordinasikan sesuai rencana
2. 70 % peserta menghadiri penyuluhan tentang Hernia Inguinalis
3. Tempat , media, dan alat penyuluhan sesuai rencana
C. Evaluasi Proses
1. Peran dan tugas sesuai rencana
2. Waktu yang di rencanakan sesuai dengan pelaksanaan
3. 70% peserta aktif dalam kegiatan penyuluhan.
4. 70% peserta tidak meninggalkan tempat selama penyuluhan
D. Evaluasi Hasil
Peserta mampu :
1. Menyebutkan pengertian Hernia Inguinalis dengan bahasa sendiri
2. Menyebutkan penyebab terjadinya Hernia Inguinalis
3. Menyebutkan tanda dan gejala terjadinya Hernia Inguinalis
4. Menyebutkan komplikasi terjadinya Hernia Inguinalis
5. Menyebutkan Penatalaksanaan Hernia Inguinalis
MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian
Hernia merupakan kelemahan atau defek di dinding rongga peritoneum dapat
menyebabkan peritoneum menonjol membentuk kantung yang dilapisi oleh serosa
dan disebut kantung hernia (Robbin & Coltran: 2010). Hernia merupakan protrusi
atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga
yang bersangkutan (R. Sjamsuhidayat & Wim de Jong: 2005)
Hernia inguinalis adalah hernia yang melalui anulus inguinalis internus yang
terletak disebelah lateral vasa epigastrika inferior, menyusuri kanalis inguinalis dan
keluar ke rongga perut melalui anulus inguinalis eksternus (Arif Mansjoer : 2000)
Dari ketiga definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa hernia adalah
penonjolan isi suatu organ seperti peritoneum, lemak, usus dan kandung kemih
melalui bagian yang lemah dari dinding abdomen sehingga menimbulkan kantung
berisikan material abnormal dengan penyebab congenital ataupun yang didapat.
2. Penyebab
Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomali kongenital atau karena sebab
yang didapat. Hernia dapat dijumpai pada setiap usia, lebih banyak pada lelaki
dibanding perempuan.
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya hernia inguinalis antara
lain:
a. Adanya prosesus vaginalis yang terbuka, baik kongenital maupun didapat
b. Tekanan intra abdomen yang meningkat secara kronis seperti batuk kronik,
hipertrofi prostat, konstipasi dan asites.
c. Kelemahan otot dinding perut dan degenerasi jaringan ikat karena usia lanjut
d. Kehamilanmulti para dan obesitas
e. Defisiensi otot
f. Hancurnya jaringan penyambung oleh karena merokok, penuaan atau penyakit
sistemik.
Pada neonatus kurang lebih 90% prosesus vaginalis tetap terbuka, sedangkan
pada bayi umur satu tahun sekitar 30% prosesus vaginalis belum tertutup. Akan tetapi,
kejadian hernia pada umur ini hanya beberapa persen, tidak sampai 10% anak dengan
prosesus vaginalis paten menderita hernia.
3. Tanda dan Gejala
a. Tampak adanya benjolan di lipat paha atau perut bagian bawah dan benjolan
bersifat temporer yang dapat mengecil dan menghilang yang disebabkan oleh
keluarnya suatu organ.
b. Bila isinya terjepit akan menimbulkan perasaan nyeri di tempat tersebut disertai
perasaan mual.
c. Nyeri yang diekspresikan sebagai rasa sakit dan sensasi terbakar. Nyeri tidak hanya
didapatkan di daerah inguinal tetapi menyebar ke daerah panggul, belakang kaki,
dan daerah genital yang disebut Reffered pain. Nyeri biasanya meningkar dengan
durasi dan insensitas dari aktivitas atau kerja yang berat. Nyeri akan mereda atau
menghilang jika istirahat. Nyeri akan bertambah hebat jika terjadi strangurasi
karena suplai darah ke daerah hernia terhenti sehingga kulit menjadi merah dan
panas.
4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Herniografi adalah teknik yang melibatkan injeksi medium kontrak ke dalam
kavum peritoneal dan dilakukan X-Ray, sekarang jarang dilakukan pada bayi
untuk mengidentifikasi hernia kontralateral pada groin.
b. USG sering digunakan untuk menilai hernia yang sulit dilihat secara klinis
c. CT dan MRI berguna untuk menentukan hernia yang jarang terjadi
d. Laparoskopi untuk menentukan adanya hernia inguinal lateralis apakah ada sisi
yang berlawanan atau untuk mengevaluasi terjadi hernia berulang atau tidak.
e. Pemeriksaan darah lengkap, hitung darah lengkap dan serum elektrolit dapat
menunjukkan hemokonstrasi (peningkatan hematokrit), peningkatan sel darah
putih (Leukosit : >10.000-18.000 mm3)
5. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita:
a. Hematoma (luka atau pada skrotum)
b. Retensi urin akut. Infeksi pada luka
c. Nyeri dan pembengkakan testis yang menyebabkan atrofi testis
d. Terjadi pelekatan antara isi hernia dengan kantong hernia, sehingga isi hernia
tidak dapat dimasukkan kembali
e. Terjadinya penekanan pada cincin hernia, akibatnya makin banyak usus yang
masuk. Cincin hernia menjadi relatif sempit dan dapat menimbulkan gangguan
penyaluran isi usus
f. Bila incarcerata dibiarkan, maka timbul edema sehingga terjadi penekanan
pembuluh darah dan terjadi nekrosis. Keadaan ini disebut hernia inguinalis
lateralis strangulata
g. Timbul edema bila terjadi obstruksi usus yang kemudian menekan pembuluh
darah dan kemudian timbul nekrosis
h. Bila terjadi penyumbatan dan pendarahan akan timbul perut kembung, muntah
dan obstipasi
i. Kerusakan pada pasokan darah, testis atau saraf jika pada pasien laki-laki
j. Pendarahan yang berlebihan/infeksi luka bedah
k. Komplikasi lama merupakan atropi testis karena lesi
l. Bila isi perut terjepit dapat terjadi : shock, demam, asidosis metabolik, abses.
7) Penatalaksanaan
Penatalakasanaan yang diberikan kepada penderita hernia meliputi :
a. Kaji hernia untuk: keparahan gejala, risiko komplikasi (tipe,ukuran leher hernia),
kemudahan untuk perbaikan (lokasi, ukuran), kemungkinan berhasil (ukuran,
banyakya isi perut kanan yang hilang).
b. Kaji pasien untuk : kelayakan operasi, pengaruh hernia terhadap gaya hidup
(pekerjaan dan hobi).
c. Perbaikan dengan bedah biasanya ditawarkan pada pasien – pasien dengan:
1) Hernia dengan risiko komplikasi apapun gejalanya.
2) Hernia dengan adanya gejala-gejala obstruksi sebelumnya.
3) Hernia dengan risiko komplikasi yang rendah namun dengan gejala yang
mengganggu gaya hidup dan sebagainya.
Secara konservatif (non operatif)
1) Reposisi hernia
Hernia dikembalikan pada tempat semula bisa langsung dengan tangan
2) Penggunaan alat penyangga dapat dipakai sebagai pengelolaan sementara,
misalnya pemakaian korset
Secara operatif (prinsip pembedahan)
1) Herniotomi
Seluruh hernia dipotong dan diangkat lalu dibuang. Ini dilakukan pada klien
dengan hernia yang sudah nekrosis. Eksisi kantung hernianya saja untuk
pasien anak.
2) Herniorafi
Memperbaiki defek, perbaikan dengan pemasangan jaring (mesh) yang biasa
dilakukan untuk hernia inguinalis, yang dimasukkan melalui bedah terbuka
atau laparoskopik.

Anda mungkin juga menyukai