Anda di halaman 1dari 10

JENIS PENYAKIT DARAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN DARAH

1. ANEMIA

Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar haemoglobin atau jumlah eritrosit lebih
rendah dari keadaan normal yaitu bila Hb berkurang dari 14 g/dl dan hematokrit kurang dari
41% pada pria atau Hb kurang dari 12 g/dl dan hematokrit kurang dari 37% pada wanita. (Kapita
Selekta Kedokteran, 2000, hal. 547).

 Jenis-jenis Anemia :
 Anemia Aplastik, Anemia aplastik adalah suatu gangguan pada sel-sel induk  di sumsum
tulang yang dapat menimbulkan kematian, pada keadaan ini jumlah sel-sel darah merah
yang dihasilkan tidak memadai. Pederita mengalami pansitopenia yaitu kekurangan sel
darah merah, dan trombosit.
Anemia Defesiensi Besi, Secara morfologis keadaan ini diklasifikasikan sebagai anemia
mikrositik hipokrom disertai penurunan kuantitatif pada sintesis hemoglobin. Difisensi
besi merupakan penyebab utama anemia di dunia. Khususnya terdapat pada wanita usia
subur, sekunder karena kehilangan darah sewaktu menstruasi dan peningkatan kebutuhan
besi selama hamil.
Anemia Megaloblastik, Anemia megaloblastik diklasfikasikan menurut morfologinya
sebgai anemia makrositik normokrom.
Penyebab : Anemia megaloblastik sering disebabkan oleh defesiensi vitamin B12  dan
asam folat yang mengakibatkan sitesis DNA terganggu.

2. LEUKIMIA

Leukemia adalah golongan penyakit yang ditandai dengan penimbunan sel darah putih
abnormal dalam sumsum tulang. Sel abnormal ini dapat menyebabkan kegagalan sumsum
tulang, hitung sel darah putih sirkulasi meninggi dan menginfiltrasi organ lain. Dengan demikian
gambaran umum leukemia mencakup sel darah putih abnormal dalam darah tepi, hitung sel darah
putih total meninggi, bukti kegagalan sumsum tulang misalnya: anemia, netropenia atau
trombositopenia dan keterlibatan organ lain misalnya: Hati, limpa, limfonodi, meningen, otak,
kulit dan testis. (Bruner, 2002)
 Jenis-jenis leukimia :
a. Leukemia Kronik, Leukemia Kronik merupakan suatu penyakit yang ditandai
proliferasi neoplastik dari salah satu sel yang berlangsung atau terjadi karena
keganasan hematologi.
b. Leukemia Limfositik Kronik (LLK) Leukemia Limfositik Kronik adalah suatu
keganasan klonal limfosit B (jarang pada limfosit T). Perjalanan penyakit ini
biasanya perlahan, dengan akumulasi progresif yang berjalan lambat dari
limfositik kecil yang berumur panjang.Leukemia Limfositik Kronik cenderung
dikenal sebagai kelainan ringan yang menyerang individu yang berusia 50 sampai
70 tahun dengan perbandingan 2 : 1 untuk laki-laki.
Leukemia Ganulositik Kronik / Leukemia Mielositik Kronik (LGK/ LMK) Leukemia Granulositik Kronik/
Leukemia Mielositik Kronik adalah gangguan mieloproliteratif yang ditandai dengan produksi berlebihan
sel mieloid (seri granulosit) yang relatif matang.

3. THALASEMIA

Talasemia adalah suatu penyakit kongenital herediter yang diturunkan secara autosomal,


berdasarkan kelainan hemoglobin, yaitu : satu atau lebih rantai polipeptida hemglobin kurang
atau tidak berbentuk, dengan akibat terjadi anemia hemolitik. (Pedoman Diagnosis dan Terapi:
RSUD Dr. Soetomo Surabaya, 1994)

 Klasifikasi Thalasemia
a. Thalasemia Beta(ß), Merupakan anemia yang sering dijumpai yang diakibatkan
oleh defek yang diturunkan dalam sintesis rantai beta hemoglobin.
Thalasemia beta meliputi:
b. Thalasemia alpa(ɤ), Merupakan thalasemia dengan defisiensi pada rantai ɤ

4. HEMOFILIA

Hemofilia merupakan penyakit pembekuan darah kongenital yang disebabkan karena


kekurangan faktor pembekuan darah, yaitu faktor VIII dan faktor IX. Factor tersebut merupakan
protein plasma yang merupakan komponen yang sangat dibutuhkan oleh pembekuan darah
khususnya dalam pembentukan bekuan fibrin pada daerah trauma (Hidayat, 2006).
Hemofilia terbagi atas dua jenis, yaitu :
1. Hemofilia A yang dikenal juga dengan nama:
a.    Hemofilia klasik; karena jenis hemofilia ini adalah yang paling banyak
kekurangan faktor pembekuan pada darah
b.    Hemofilia kekurangan Factor VIII; terjadi karena kekurangan faktor 8 (Factor
VIII) protein pada darah yang menyebabkan masalah pada proses pembekuan
darah.
2. Hemofilia B yang dikenal juga dengan nama:
a.    Christmas disease; karena di temukan untuk pertama kalinya pada seorang
bernama Steven Christmas asal Kanada
b.    Hemofilia kekurangan Faktor IX; terjadi karena kekurangan faktor 9
(Factor IX) protein pada darah yang menyebabkan masalah pada proses
pembekuan darah

5. VARISES

Varises adalah suatu keadaan dimana pembuluh darah balik/vena membesar dan
berkelok2. Istilah varises umumnya ditujukan pada daerah tungkai meskipun sebenarnya dapat
terjadi pada daerah-daerah yang lain. .

 Berdasarkan jenisnya, varises dikelompokkan sebagai berikut yaitu


1. Varises jenis Spider Navy.Varises ini tergolong ringan, biasanya akibat suhu yang
terlalu panas atau dingin, terpapar sinar matahari terus menerus, sedang hamil, faktor
keturunan, kebiasaan makanan sarat rempah dan pedas, serta pengobatan hormonal
2. Varises dalam kulit. Varises ini terjadi pada pembuluh vena yang halus dan tipis di
dalam kulit bagian kaki. Mengobatinya, dokter memberi obat-obatan yang menguatkan
dinding vena dan memperlancar aliran darah, atau menggunakan stocking khusus varises.
3. Varises Reticular Varicose Veins, Ini adalah varises yang lebih parah, karena terjadi di
pembuluh vena bawah kulit dan sudah menonjolkan urat yang berkelok-kelok.
6. TROMBUS

Trombosis adalah suatu pembentukan bekuan darah (trombus) didalam pembuluh darah.
Bekuan darah pada keadaan normal terbentuk untuk mencegah perdarahan. Trombus adalah
bekuan abnormal dialam pembuluh darah yang terbentuk walaupun tidak ada kebocoran.
Trombus merupakan suatu massa selular yang menjadi satu oleh jaringan fibrin. Trombus terbagi
tiga macam yaitu: trombus merah (trombus koagulasi), trombus putih (trombus koagulasi) dan
trombus campuran. Trombus merah dimana sel trombosit dan sel trombosit tersebar rata dalam
suatu massa yang terdiri atas eritrisit dan fibrin, biasanya terdapat dalam vena. Trombus putih
terdiri atas fibrin dan lapisan trombosit, lekosit dengan sedikit eritrosit, biasanya terdapat dalam
arteri. Bentuk yang paling banyak adalah bentuk campuran. Trombus vena adalah deposit
intravaskular yang tersusun dari fibrin dan sel darah merah disertai berbagai komponen trombosit
dan lekosit (Eriksson et al.,2007)

7. HIPOTENSI

Hipotensi merupakan suatu keadaan dimana tekanan darah rendah dari 90/60 mmhg
sehingga menyebabkan keluhan.Namun jika tidak terjadi keluhan dapat dikategorikan kondisi
yang normal.Sedangkan Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding
arteri.Tekanan puncak terjadi saat ventrikel berkontraksi dan disebut tekanan sistolik.Tekanan
diastolik adalah tekanan terendah yang terjadi saat ventricle beristirahat dan mengisi
ruangannya.Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik terhadap
tekanan diastolik(Oxford,2003).

 Jenis-jenis tekanan darah rendah

1. Hipotensi ortostatik atau postural, Hipotensi yang satu ini adalah kondisi yang terjadi
saat Anda tiba-tiba berdiri dari posisi duduk atau tidur. Gravitasi dapat menyebabkan
darah berkumpul pada kaki Anda saat berdiri.

2. Hipotensi postprandial, Pengertian hipotensi yang satu ini adalah tekanan darah rendah
yang terjadi usai makan. Biasanya, kondisi ini muncul 1-2 jam setelah makan dan pada
orang dewasa.

3. Neurally mediated hypotension, Sementara itu, tekanan darah rendah yang satu ini
terjadi karena kesalahan otak dalam menerima sinyal. Biasanya, kondisi ini terjadi saat
Anda terlalu lama berdiri. Umumnya, dialami oleh anak-anak.
4. Hipotensi ortostatik dengan multiple system atrophy, Jenis tekanan darah yang satu ini
memiliki gejala yang mirip dengan penyakit Parkinson. Tekanan darah ini dapat menjadi
penyebab kerusakan yang terjadi pada sistem saraf yang mengontrol tekanan darah, ritme
jantung, pernapasan, dan pencernaan secara bertahap.

8. HIPERTENSI

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi saat tekanan darah berada pada nilai
130/80 mmHg atau lebih. Kondisi ini dapat menjadi berbahaya, karena jantung dipaksa
memompa darah lebih keras ke seluruh tubuh, hingga bisa mengakibatkan timbulnya berbagai
penyakit, seperti gagal ginjal, stroke, dan gagal jantung.

 Ada dua jenis tekanan darah tinggi, yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder.
Berikut penyebab masing-masing kedua jenis hipertensi tersebut:

1. Hipertensi Primer,Pada kebanyakan orang dewasa penyebab tekanan darah tinggi ini
seringkali tidak diketahui. Hipertensi primer cenderung berkembang secara bertahap selama
bertahun-tahun.

2. Hipertensi Sekunder Beberapa orang memiliki tekanan darah tinggi karena memiliki kondisi
kesehatan yang mendasarinya. Hipertensi sekunder cenderung muncul tiba-tiba dan
menyebabkan tekanan darah lebih tinggi daripada hipertensi primer. Berbagai kondisi dan obat-
obatan yang dapat menyebabkan hipertensi sekunder

9. ARTERIOSKLEROSIS

Arteriosklerosis adalah pengerasan pembuluh darah arteri akibat penumpukan plak di


dinding arteri. Arteri yang mengeras dapat membuat aliran darah ke organ tubuh menjadi tidak
lancar, sehingga mengganggu fungsi organ tersebut.

10. POLISITEMIA

Polisitemia atau juga biasa disebut erythrocytosis merupakan gangguan pada darah
karena tubuh memproduksi sel darah merah terlalu banyak, akibatnya kekentalan darah
meningkat. Tugas sel darah merah untuk membawa oksigen ke organ dan jaringan tubuh menjadi
terganggu. Selain itu dapat terjadi bekuan darah dan komplikasi lainnya.
Definisi jumlah tingginya sel darah merah berbeda antara fasilitas kesehatan. Rentang
angka normal pada pria dewasa adalah 4,35-5,65 juta/μl dan 3.92-5.13 juta/μl untuk wanita.
Angka normal untuk anak-anak bervarias tergantung usia dan jenis kelamin.

 Berdasarkan penyebabnya, polisitemia dapat dibagi menjadi polisitemia vera (primer)


dan polisitemia sekunder.
a. Polisitemia vera adalah gangguan sel punca yang ditandai dengan kelainan sumsum
tulang panhiperplastik, maligna, dan neoplastik. Pada polisitemia vera, akan didapatkan
peningkatan massa sel darah merah akibat produksi yang tidak terkontrol. Peningkatan ini
juga diikuti dengan peningkatan produksi sel darah putih (myeloid) dan platelet
(megakariotik) akibat klon abnormal sel punca hematopoietik.
b. Polisitemia sekunder adalah peningkatan jumlah sel darah merah akibat suatu penyakit
dasar. Polisitemia sekunder lebih cocok disebut sebagai eritrositosis atau eritrositemia
sekunder. Sedangkan istilah polisitemia biasanya mengarah pada polisitemia vera. Jenis
ini biasanya dipicu oleh keadaan hipoksemia kronis, seperti pada emfisema dan penyakit
jantung bawaan sianotik, yang menyebabkan peningkatan produksi eritropoietin di ginjal.

11. ERITROBLASTOSIS FETAL

Eritroblastosis fetalis adalah kelainan darah yang berpotensi mengancam nyawa janin
atau bayi yang baru lahir. Eritroblastosis fetalis umumnya disebabkan terjadinya isoimunisasi,
yaitu proses pembentukan antibodi terhadap antigen individu lain yang berbeda.Kelahiran anak
pertama belum terkena dampak serius dari eritroblastosis fetalis, namun kelahiran anak
berikutnya akan menimbulkan komplikasi.

12. AIDS

AIDS adalah singkatan dari acquired immune deficiency syndrome. AIDS merupakan
tahapan akir dari penyakit infeksi human immunodeficiency virus (HIV). Namun, tidak semua
pengidap HIV akan menjadi HIV/AIDS.

AIDS merupakan sindrom atau kumpulan dari gejala yang muncul akibat sistem
kekebalan tubuh yang sangat lemah. Infeksi yang seharusnya tidak parah pada orang nomal,
dapat saja menjadi mematikan pada penderita HIV/AIDS.
13. STROKE

Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau berkurang
akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Tanpa
darah, otak tidak akan mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi, sehingga sel-sel pada sebagian
area otak akan mati. Kondisi ini menyebabkan bagian tubuh yang dikendalikan oleh area otak
yang rusak tidak dapat berfungsi dengan baik.

Stroke adalah kondisi gawat darurat yang perlu ditangani secepatnya, karena sel otak
dapat mati hanya dalam hitungan menit. Tindakan penanganan yang cepat dan tepat dapat
meminimalkan tingkat kerusakan otak dan mencegah kemungkinan munculnya komplikasi.

 Berdasarkan penyebabnya, ada dua jenis stroke, yaitu:


a. Stroke iskemik. Stroke iskemik terjadi ketika pembuluh darah arteri yang membawa
darah dan oksigen ke otak mengalami penyempitan, sehingga menyebabkan aliran
darah ke otak sangat berkurang. Kondisi ini disebut juga dengan iskemia. Stroke
iskemik dapat dibagi lagi ke dalam 2 jenis, stroke trombotik dan stroke embolik.
b. Stroke hemoragik. Stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah dan
menyebabkan perdarahan. Pendarahan di otak dapat dipicu oleh beberapa kondisi
yang memengaruhi pembuluh darah. Kondisi tersebut meliputi hipertensi yang tidak
terkendali, melemahnya dinding pembuluh darah, dan pengobatan dengan pengencer
darah. Stroke hemoragik terdiri dari dua jenis, yaitu perdarahan intraserebral dan
subarachnoid.

14. ANEUSRISMA

Aneurisma merupakan suatu kondisi di mana terdapat tonjolan yang abnormal dari
dinding pembuluh darah. Aneurisma dapat pecah atau ruptur, yang menyebabkan perdarahan
internal dan dapat berujung pada terjadinya kematian.

 Aneurisma dapat terjadi pada beberapa bagian tubuh, seperti:


1. Aorta, yakni salah satu pembuluh darah utama yang mengantarkan aliran darah dari
jantung ke organ vital (aneurisma aorta)
2. Bagian dari aorta yang melewati abdomen (aneurisma aorta abdominalis)
3. Bagian dari aorta yang melewati dada (aneurisma aorta torakalis)
4. Pembuluh darah yang mengantarkan aliran darah ke otak (aneurisma serebral)
5. Pembuluh darah pada bagian tubuh lainnya, seperti tungkai, selangkangan, atau leher
(aneurisma perifer)
 Terdapat dua jenis aneurisma aorta, antara lain:
1. Aneurisma Aorta Abdominalis, Aneurisma aorta abdominalis adalah aneurisma aorta
yang terjadi di sepanjang aorta di bagian perut. Tipe aneurisma ini merupakan yang
paling sering, sekitar 3/4 kasus aneurisma aorta terjadi di bagian abdomen (perut).
Penyebab pasti dari aneurisma aorta abdominalis masih belum dapat dipastikan, tetapi
kemungkinan terkait dengan aterosklerosis, merokok, tekanan darah tinggi, dan
genetik.
2. Aneurisma Aorta Torakalis, Aneurisma aorta torakalis adalah aneurisma aorta yang
terjadi di sepanjang aorta di bagian dada. Tipe aneurisma ini lebih jarang. Kondisi ini
biasanya terkait gen ataupun dapat terjadi pada orang yang lahir dengan kondisi katup
aorta bikuspid, sindrom marfan, dan sindrom Loeys-Dietz. Penyebab lain yang dapat
menyebabkan timbulnya aneurosima aorta ini adalah tekanan darah tinggi, infeksi ,
aterosklerosis, kolesterol tinggi, dan trauma.

15. EMBOLUS

Embolus adalah partikel yang bergerak di pembuluh darah kita, baik di pembuluh vena
atau arteri. Kebanyakan emboli terdiri dari sel-sel darah beku. Darah beku disebut trombus dan
darah beku yang bergerak disebut tromboembolus.

 Ada beberapa jenis kondisi ini, yaitu:


1. Emboli paru-paru, Embolus terbentuk pada kaki dan terletak pada salah satu arteri
paru-paru. Kondisi ini biasanya menghilang dengan sendirinya.
2. Emboli otak, Apabila gumpalan darah berpindah ke otak, hal tersebut dapat
menyebabkan stroke atau transient ischemic attack.
3. Emboli retina, Gumpalan darah kecil dapat menyumbat pembuluh darah kecil
pada bagian belakang mata, biasanya menyebabkan kebutaan.
4. Emboli septik, Infeksi menyebabkan zat-zat menyumbat pembuluh darah.
5. Emboli amniotik, Selama kehamilan, cairan ketuban dapat berpindah ke paru-paru
ibu dan menyebabkan pulmonary amniotic embolism.
6. Emboli udara, Gelembung udara pada darah dapat menyumbat aliran darah pada
arteri, biasanya terjadi pada penyelam.
7. Emboli lemak, Lemak atau sumsum tulang dapat menyumbat aliran darah seperti
udara menyumbat aliran darah.

16. DISEKSIO AORTA

Diseksi aorta (pemisahan lapisan dinding aorta) adalah darurat medis ketika lapisan
bagian dalam pembuluh darah besar yang bercabang jantung (aorta) memiliki sobekan

 Klasifikasi Diseksi Aorta


Diseksi aorta dapat diklasifikasikan berdasarkan banyak hal, misalnya lama perjalanan
penyakit dal lokasi dari robekan.
Akut dan Kronik, Diseksi aorta dapat dibedakan menjadi akut dan kronis berdasarkan
lamanya perjalanan penyakit. Diseksi aorta yang memiliki gejala kurang dari 14 hari
diklasifikasikan sebagai diseksi aorta akut. Sedangkan apabila sudah melebihi 14 hari,
maka disebut sebagai diseksi aorta kronik.
 Klasifikasi DeBakey
1. Tipe pertama robekan yang terjadi pada aorta desendens hingga aorta desendens
bagian distal
2. Tipe kedua adalah robekan yang terjadi hanya pada aorta desendens
3. Tipe ketiga adalah robekan yang terjadi pada aorta desendens yang dapat meluas
ke bagian atas (3A) ataupun ke bagian distal dari diafragma (3B).
4. Klasifikasi DeBakey saat ini sudah jarang digunakan.
 Klasifikasi Stanford
Pada klasifikasi Stanford, diseksi aorta hanya dibagi menjadi tipe A (terjadi pada aorta
asendens) dan tipe B (terjadi pada aorta desendens). Diseksi aorta tipe B dapat dibedakan
menjadi diseksi aorta terkomplikasi dan tidak terkomplikasi. Diseksi aorta terkomplikasi
adalah apabila terjadi ruptur aorta, malperfusi yang menyebabkan terjadinya iskemik
pada organ visceral, ginjal, medulla spinalis, dan ekstremitas bawah, ataupun terjadi
robekan aorta yang meluas dengan cepat hingga ke bagian lengkung aorta atau mencapai
bagian proksimal dari aorta desendens

17. ERITROBLASTOSIS TOETALIS

Eritroblastosis toetalis adalah peningkatan penghancuran sel darah merah janin menghancurkan
anti bodi ibu yang masuk ke janin lewat plasenta dan menghancurkan anti gen yang terdapat di
sel darah merah janin

Anda mungkin juga menyukai