Anda di halaman 1dari 6

Modul Komputasi Proses Teknik Kimia Teknik Kimia - UNPAM

PERTEMUAN 9:
OZON DAN APLIKASINYA 1

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai Ozon dan aplikasinya
Anda harus mampu:
1.1 Memahami Konsep Ozon
1.2 Memahami aplikasi ozon

B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 1.1:
Ozon dan Aplikasinya

1. PENDAHULUAN
Ozon merupakan oksidator kuat yang aplikasinya telah digunakan secara
luas dalam berbagai bidang diantaranya bidang akuakultur seperti pada proses
desinfeksi dan perbaikan kualitas air. (Rosenthal, 1981; Owsley, 1991; Cryer,
1992; Wedemeyer, 1996; Summerfelt dan Hochheimer, 1997). Aplikasi ozon pada
sistem akuakultur antara lain digunakan untuk menonaktifkan patogen ikan,
mengoksidasi limbah organik (termasuk warna) dan nitrit, atau meningkatkan
efektivitas unit pengolahan air lainnya. Ozon memiliki beberapa keunggulan
karena tingkat rekasinya yang cepat, menghasilkan sedikit produk sampingan
yang berbahaya di air tawar, dan menghasilkan oksigen sebagai produk akhir.

2. PEMBENTUKAN OZON
Ozon umumnya terbentuk dari perpaduan antara pengayaan gas umpan
oksigen dengan sebuah lucutan korona elektrik. Lucutan korona (disebut juga
lucutan elektrostatik) terjadi karena adanya proses ionisasi fluida yang
mengelilingi sebuah konduktor dan terjadi saat gradien potensial (kekuatan medan
listrik) melebihi nilai tertentu. Pengayaan gas oksigen murni dalam pembentukan

S1 Teknik Kimia UNPAM 76


Modul Komputasi Proses Teknik Kimia Teknik Kimia - UNPAM

ozon sering dilakukan karena mampu menghemat energi hingga 2-3 kali
dibandingkan dengan menggunakan oksigen dari udara bebas (Masschelein,
1998). Sementara itu, oksigen murni telah banyak tersedia dan digunakan untuk
memaksimalkan daya dukung dalam sebagian besar sistem budidaya intensif.
Pembentukan lucutan korona dengan menggunakan gas umpan berupa
oksigen murni membutuhkan energi listrik sekitar 10 kWh untuk menghasilkan 1
kg ozon (Masschelein, 1998). Selain itu, ozon yang dihasilkan dengan
menggunakan gas umpan oksigen murni dapat menghasilkan 10-15% (bobot)
konsentrasi ozon. Nilai ini hampir dua kali lipat konsentrasi ozon yang dihasilkan
dengan menggunakan udara bebas sebagai gas umpannya. Konsentrasi tinggi
relatif ozon dapat dihasilkan untuk mengurangi kebutuhan (massa) total oksigen
yang dibutuhkan. Namun, untuk menghasilkan 10-15% (bobot) konsentrasi ozon
tidak terlalu efisien dalam hal penggunaan energi dibandingkan dengan
memproduksi ozon dengan konsentrasi 4-6% (Carlins dan Clark, 1982). Oleh
karena itu, produksi ozon dapat dioptimalkan sesuai dengan kebutuhan sistem
akuakultur dan pertimbangan ekonomi dari biaya penggunaan energi dan pasokan
gas oksigen.

TRANSFER OZON
Ozon yang dihasilkan dari udara bebas ataupun oksigen murni harus ditransfer
sesuai aplikasinya misalnya ke dalam air untuk menonaktifkan mikrobiologi atau
tujuan oksidatif lainnya.
Pada kasus untuk aplikasi air, gas ozon dapat diinjeksi ke dalam air dengan
menggunakan perangkat khusus untuk mentransfer oksigen sebagai gas umpan
(Summerfelt dan Hochheimer, 1997). Efektivitas transfer ozon ke dalam air
sangat penting karena biaya produksi ozon tidak sedikit, khususnya ketika
dilakukan dengan menggunakan oksigen murni yang harus dibeli atau diproduksi
sendiri.
Kecepatan transfer dan dekomposisi ozon sangat tergantung pada efisiensi sistem
kontak dan laju reaksi terhadap partikel-partikel dalam air (seperti suhu air,
konsentrasi, dan jenis partikel). Laju reaksi dengan bahan anorganik dan organik
teroksidasi akan mempertahankan kesetimbangan konsentrasi dan meningkatkan

S1 Teknik Kimia UNPAM 77


Modul Komputasi Proses Teknik Kimia Teknik Kimia - UNPAM

laju transfer ozon dalam cairan dibandingkan dengan tanpa bahan anorganik dan
organik tersebut. Kenyataannya, ketika ozon bereaksi sangat cepat, ozon dapat
terurai di permukaan gas dan tidak tertransfer ke dalam air. Oleh karena itu,
kemampuan laju ozon terinjeksi di dalam air meningkat ketika ozon diserap dan
digunakan secara cepat oleh partikel dalam air (Bablon et al., 1991).

Unit transfer ozon yang memiliki fase cair kontinu (yaitu unit yang
menyemburkan gelembung gas ke dalam cairan) -seperti kerucut Speece (Gambar
1), pipa U (Gambar 2), aspirator, difuser gelembung, dan bagian mekanis yang
tertutup atau area pencampuran- mengatur transfer ozon dan lama waktu reaksi.
Unit transfer ozon yang memiliki fase gas kontinu (yaitu unit yang
menyemburkan tetes cairan ke dalam gas) -seperti saluran penyemprot, saluran
yang tertutup rapat, dan low head oxygenator (LHO, Gambar 3)-mengatur
efisiensi transfer ozon yang membutuhkan sedikit waktu untuk reaksinya
(Summerfelt dan Hochheimer, 1997). Unit transfer ozon dengan fase gas kontinu
merupakan pilihan yang tepat digunakan pada kondisi di mana jumlah maksimum
ozon ditransfer dalam waktu singkat. Unit transfer ozon dengan fase cair kontinu
umumnya digunakan pada kondisi di mana kecepatan reaksi terbatas dan residu
ozon harus dikontrol pada kisaran waktu tertentu (Bellamy et al., 1991).

S1 Teknik Kimia UNPAM 78


Modul Komputasi Proses Teknik Kimia Teknik Kimia - UNPAM

Gambar 1. Ozon/umpan oksigen diinjeksi ke dalam air pada tiga kerucut


Speece (disusun paralel guna mengatur konsentrasi dan aliran). Sistem ini
digunakan untuk mensterilkan 400-2400 liter/menit air permukaan di US Fish dan
Wildlife Service’s Northeast Fishery Center di Lamar, Philadelphia

Gambar 2. Sebuah pipa tembaga digunakan untuk memasok oksigen murni ke


unit LHO, sedangkan pipa stainless steel digunakan untuk menyalurkan ozon dan
gas oksigen. Unit LHO digunakan untuk mengoksidasi/ozonisasi sebanyak 4800
liter/menit pada sistem resirkulasi di Conservation Fund Freshwater Institute
(Shepherdstown, Virginia Barat ).

Sebagian besar kontaktor ozon berupa unit fase cair kontinu yaitu gelembung
ozon yang diinjeksi ke dalam cairan (Bellamy et al., 1991). Difusi gelembung
ozon ini sering diaplikasikan pada bidang akuakultur dan dapat mencapai lebih
dari 85% difusi ke dalam fase cair (Liltved, 2001). Komponen-komponen dari
reaktor ozon tersebut sangat mendukung proses/reaksi yang membatasi laju alir
dan residu ozon terjaga dalam jangka waktu tertentu, misalnya saat proses
desinfeksi. Kerucut Speece (Gambar 1), pipa U, dan oksigenator (Gambar 2) juga
digunakan untuk mentransfer ozon/gas umpan oksigen murni dalam akuakultur
berbasis sistem resirkulasi (Summerfelt et al., 2000), dengan tujuan utama dari
proses transfer gas tersebut yaitu:

S1 Teknik Kimia UNPAM 79


Modul Komputasi Proses Teknik Kimia Teknik Kimia - UNPAM

arut yang akan meningkatkan daya


dukung pada media budidaya, dan

murni) untuk mengoksidasi nitrit dan bahan organik serta meningkatkan


efektivitas proses pengolahan air lainnya.

Gambar 3. Sistem resirkulasi (debit 4800 liter/menit) dirancang untuk


menambahkan sistem ozon dengan gas umpan oksigen murni pada unit LHO di
Freswater Institute (gambar diperoleh dari Bioteknologi Kelautan, Beverly,
Massachusetts)
Transfer ozon pada unit fase gas kontinu tidak biasa digunakan seperti halnya
unit fase cair kontinu (Bellamy et al., 1991). Setelah berkembangnya proses ozon
dengan menggunakan unit fase gas kontinu, sebagian besar aplikasi dilakukan
dalam satu sistem lajur yang dihubungkan dengan low head oxygenator (LOH)
pada sistem resirkulasi akuakultur (Gambar 3). Jika efisiensi transfer ozon tidak
sempurna (100%), maka akan ada gas yang dikeluarkan dari sistem yang

S1 Teknik Kimia UNPAM 80


Modul Komputasi Proses Teknik Kimia Teknik Kimia - UNPAM

mengdanung ozon. Karena beracun, ozon tersebut harus dimusnahkan terlebih


dahulu.

C. SOAL LATIHAN/TUGAS
1. Apakah ozon itu?
2. Bagaimana terbentuknya ozon?
3. Apa hubungan antara plasma dengan ozon?Apa fungsi transfer ozon ke
media?
4. Apakah sajakah kemungkinan aplikasi ozon dalam media transfer cair?
5. Apa beda pembangkit ozon kontinyu dan batch?

D. DAFTAR PUSTAKA
1. Bablon, G., Bellamy, W.D., Bourbigot, M.-M., Daniel, F.B., Dore´, M., Erb, F.,
Gordon, G., Langlais, B., Laplanche, A., Legube, B., Martin, G., Masschelein, W.J.,
Pacey, G., Reckhow, D.A., Ventresque, 1991. Fundamental aspects. In: Langlais,
B., Reckhow, D.A., Brink, D.R. (Eds.), Ozone in Water Treatment: Application and
Engineering. American Water Works Association Research Foundation, Denver,
CO
2. Bellamy, W.D., Damez, F., Langlais, B., Montiel, A., Rakness, K.L., Reckhow, D.A.,
Robson, C.M., 1991. Engineering aspects. In: Langlais, B., Reckhow, D.A., Brink,
D.R. (Eds.), Ozone in Water Treatment: Application and Engineering. American
Water Works Association Research Foundation, Denver, CO
3. Carlins, J.J., Clark, R.G., 1982. Ozone generation by corona discharge. In: Rice,
R.G., Netzer, A. (Eds.), Handbook of Ozone Technology and Applications, vol. I.
Ann Arbor Science Publishers, Ann Arbor, MI
4. Cryer, E., 1992. Recent applications of ozone in freshwater fish hatchery
systems. in: Blogoslawski, W.J. (ed.), Proceedings of the Third International
Symposium on the Use of Ozone in Aquatic Systems. International Ozone
Association, Pan American Committee, Stamford, CT, pp. 134-154.
5. Hemdal, J.F., 1992. Reduction of ozone oxidants in synthetic seawater by use of
sodium thiosulfate. Progressive Fish-Culturist 54,

S1 Teknik Kimia UNPAM 81

Anda mungkin juga menyukai