Anda di halaman 1dari 7

Modul Matematika Teknik Kimia II Teknik Kimia - UNPAM

PERTEMUAN 13:
METODE SHOOTING NEWTON

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai metode shooting Newton, anda
harus mampu:
1.1 Memahami metode shooting Newton.

B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 1.1:
Metode Shooting Newton

Metode SHOOTING NEWTON


Bila pada metode sebelumnya, kondisi PDB diketahui titik awalnya dan
dilakukan prediksi harga di suatu titik tertentu, pada metode SHOOTING
NEWTON berlaku sebaliknya. Pada kasus dimana PDB memiliki harga tertentu
pada suatu titik sedangkan kondisi awalnya tidak diketahui. Secara umum prinsip
dari Metode SHOOTING NEWTON sebagai berikut:
1. Menggunakan teknik problem nilai awal, tetapi dengan melakukan
perhitungan iteratif agar semua kondisi batas terpenuhi.

2. Kondisi awal yang belum diketahui pada sistem PDB ditaksir;


persamaan-persamaannya diintegrasi maju sebagai seperangkat PDB nilai
awal serentak.

3. Penaksiran metode maju digunakan metode sebelumnya seperti Euler,


Heun, Adam Bashford atau Runge Kutta.

4. Di akhir integrasi, nilai-nilai akhir hasil perhitungan dibandingkan dengan


kondisi batas; kondisi awal yang ditaksir dikoreksi.

5. Prosedur diulang sampai nilai akhir yang diketahui dicapai di dalam


kriteria konvergensi.

Dapat dijelaskan lebih detail sebagai berikut:

S1 Teknik Kimia UNPAM 85


Modul Matematika Teknik Kimia II Teknik Kimia - UNPAM

S1 Teknik Kimia UNPAM 86


Modul Matematika Teknik Kimia II Teknik Kimia - UNPAM

Metode Shooting Newton bisa digabung dengan metode yang


sederhana seperti Metode Euler
KESIMPULAN:
1. Pada metode Shooting Newton, harga awal y pada x0 hanya diketahui
untuk persamaan 1
2. untuk persamaan kedua y pada x0 tidak diketahui.
3. Pada persamaan kedua, yang diketahui adalah y pada posisi x = f

S1 Teknik Kimia UNPAM 87


Modul Matematika Teknik Kimia II Teknik Kimia - UNPAM

4. Metode Shooting Newton ini digunakan untuk memprediksi y persamaan


2 pada posisi x0
5. Digunakan notasi gamma untuk membuat perkiraan harga y2 padaq posisi
x0 yaitu : y0 = gamma
6. Setelah itu harga yo persamaan 1 dan gamma atau y0 persamaan 2
digunakan untuk mencari y pada posisi f
Contoh:
contoh sederhana tanpa mendefiisikan fungsi 1 dan fungsi 2:
diketahui y1 pada x=0 adalah = 1 dan y2 pada posisi x=1,0 adalah = 3,
diberikan gamma = 2, carilah harga y1 dan y2 pada x = 1,0 gunakan
metode Euler dg h = 0.5
Jawab:
y1 pada x0 = 1
y2 pada x0 = gamma = 2
y2 pada x = 1.0 adalah 3
dari yang diketahui di atas, kita cari harga y1 dan y2 pada posisi x=1.0
menggunakan metode sebelumnya, misalnya metode Euler.
Dengan iterasi 2 kali maka diperoleh y1 dan y2 pada posisi x=1

Maka setelah diketahui y1 dan y2 pada posisi x=1,0


maka hasil y2 tersebut dibandingkan dengan data yang diketahui. Ingat
dari soal sudah diberikan harga y2 pada posisi x=1.0
maka akan diperoleh selisih atau delta atau Φ (γ) = δy

7. Kemudian menghitung harga


δΦ δ(y1 , γ)
=
δγ δγ
δ(y1 ,γ)
berarti turunan pertama terhadap gamma dari persamaan ke-2.
δγ

δy
8. Kemudian menghitung Δγ = δΦ
δγ

9. Kemudian akhirnya menghitung γbaru = γlama + Δγ

S1 Teknik Kimia UNPAM 88


Modul Matematika Teknik Kimia II Teknik Kimia - UNPAM

10. Gamma baru digunakan untuk menghitung ulang seperti step no.1 dengan
menggunakan harga y2 pada x=0 aalah = gama baru
11. Diulang seterusnya sampai diperoleh harga Δγ yang diinginkan (makin
kecil berarti makin presisi)
12. BERARTI dalam sati iterasi Shooting Newton diperlukan beberapa kali
iterasi metode lain (dalam contoh di atas menggunakan metode Euler)

Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut:

Selesaikan Problem berikut:

Carilah y2 pada posisi awal x= 0

JAWAB:
Menggunakan metode EULER:
γ =1  y2,0 =1 (γ = perkiraan awal)
Iterasi ke – 0
n = 0 , x0 = 0 , y1,0 = 0, y2,0 =1, h = 0,1
y1 : y1,1 = y1,0 + h. f1 [x0 , y1,0 , y2,0 ]
= 0 + 0,1 x (0 x 0 + 1)
= 0,1
y2 : y2,1 = y2,0 + h. f1 [x0 , y1,0 , y2,0 ]

S1 Teknik Kimia UNPAM 89


Modul Matematika Teknik Kimia II Teknik Kimia - UNPAM

= 1 + 0,1 x (0 x 1)
=1
Iterasi ke – 1
n = 1 , x0 = 0,2 , y,1 = 0,1 , y2,1 =1 , h= 0,1
y1 : y1,2 = y1,1 + h. f1 [x1 , y1,1 , y2,1 ]
= 0,1 + 0,1 x (0,2 x 0,1 + 1)
= 0,22
y2 : y2,2 = y2,1 + h. f1 [x1 , y1,1 , y2,1 ]
= 1 + 0,1 x (0,1 x 1)
=1,1
Dan seterusnya….
Sehingga diperoleh iterasi ke-10:
x= 1,0
y1,10 = 1,495602
y2,10 = 1,670655

Dilanjutkan dengan menghitung: Φ (γ) = δy = y2,10 - y2 (1) = - (1,670655 – 1) = -


0,670655
δΦ δ(y1 , γ)
=
δγ δγ
δ(y1 ,γ)
berarti turunan pertama terhadap gamma dari persamaan ke-2:
δγ

Persamaan ke-2 bila y2 adalah gamma menjadi = y1 . γ


δ(y1 ,γ)
Bila diturunkan terhadap gamma diperoleh : = 𝑦1
δγ
δ(y1 ,γ)
Sehingga: = 1,495602
δγ

δy − 0,670655
Δγ = δΦ = = −0,4484
1,495602
δγ

γbaru = γlama + Δγ

= 1 + (- 0,4484)
= 0,551582

S1 Teknik Kimia UNPAM 90


Modul Matematika Teknik Kimia II Teknik Kimia - UNPAM

Gamma baru yang diperoleh digunakan untuk menghitung kembali seperti proses
sebelumnya, dimana :

γbaru = y2,0 yang baru

Lakukan iterasi berulang dengan metode EULER seperti perhitungan sebelumnya.


Perhitungan dilakukan sampai batas error yang didefinisikan terpenuhi.

C. SOAL LATIHAN/TUGAS
Masih dengan soal yang sama pada soal latihan, tapi gunakanlah Metode
Euler. Lakukan minimal 2 kali iterasi SHOOTING NEWTON

1. Diketahui PDB:
dy1 /dx = 2xy1 – 4y2
dy2/dx = 4y1 y2
y1 (0) = 0
y2 (1) = 2
γ=1
Carilah y2 pada x= 0
Gunakan Metode Shooting Newton dibantu Metode Euler dengan h = 0.5

D. DAFTAR PUSTAKA
Jenson, Jeffreys, 1977, Mathematical Methods in Chemical Engineering;
Academic Press.

R.G. Rice dan D.D. Do, 1995, Applied Mathematics and Modeling for
Chemical Engineers, John Wiley & Sons, New York.

S1 Teknik Kimia UNPAM 91

Anda mungkin juga menyukai