dy
f ( x, y ), y(x0) = y0 (5.1)
dx
Persamaan ini dapat diselesaikan secara numerik dengan menggunakan metoda Deret
y" ( x0 )
y ( x) y ( x0 ) y ' ( x0 ) x x0 x
2!
(5.1.1)
dimana :
Contoh soal :
empat.
xo = 0
y''(0) = 1 + 1 = 2 yiv(0) = 2.
y(0.1) = 1.1103
Metoda Euler mempergunakan slope dalam menentukan harga fungsi pada interval akhir
2
y Analytical solution
y1
True y-value
y0
x0 x0 + h x
y" ( ) 2
y x0 h y ( x0 ) hy ' ( x0 ) h , x0
2
(5.2.1)
Nilai y(x0) diberikan oleh kondisi awal dan harga y'(x0) dievaluasi dari f(x0,y0) yang
diberikan oleh persamaan differential dy/dx = f(x,y). Metoda ini dapat digunakan secara
3
iteratif untuk menentukan harga y(xo+2h), y(xo+3h), dan seterusnya. Secara umum harga
Contoh perhitungan :
y(0.1). Hasil perhitungan dengan persamaan (5.2.2) ditunjukkan pada Tabel 5.2.1.
xn yn yn hyn
0 1.0000 1.0000 0.0200
0.02 1.0200 1.0400 0.0208
0.04 1.0408 1.0808 0.0216
0.06 1.0624 1.1224 0.0224
0.08 1.0848 1.1648 0.0233
0.10 1.1081
Dengan penyelesaian secara analitis, diperoleh y(0.1) = 1.1103, sedangkan dari Tabel 5.2.1,
y(0.1) = 1.1081. Besar kesalahan dengan menggunakan metoda ini adalah 0.2 persen.
4
Program metoda Euler dengan Bahasa FORTRAN 77 ditampilkan sebagai berikut:
REAL H,X0,Y0
INTEGER NPTS,I
DIMENSION X(20),Y(20)
EXTERNAL F
OPEN(UNIT=6,FILE='EULER.OUT',STATUS='NEW')
H = 0.02
X0 = 0.0
Y0 = 1.0
NPTS = 6
CALL EULER(X0,Y0,H,NPTS,X,Y,F)
WRITE(6,8)
8 FORMAT(' X ',' Y ')
WRITE
DO 10 I=1,6
WRITE(6,15)X(I),Y(I)
15 FORMAT(5X,F6.2,5X,F8.4)
10 CONTINUE
STOP
5
END
C ------------------------------------------------------
FUNCTION F(X,Y)
REAL X,Y
F=X+Y
RETURN
END
C -------------------------------------------------------
SUBROUTINE EULER(X0,Y0,H,NPTS,X,Y,F)
REAL X0,Y0,H
DIMENSION X(20),Y(20),S(20)
INTEGER NPTS,I
EXTERNAL F
X(1) = 0.0
Y(1) = 1.0
DO 15 I = 2,NPTS
X(I)=X(I-1) + H
15 CONTINUE
DO 20 I = 1,NPTS-1
S(I)=F(X(I),Y(I))
Y(I+1) = Y(I) + H * S(I)
20 CONTINUE
RETURN
END
C -------------------------------------------------------
6
Output penyelesaian Ordinary Differensial Equation dengan Metoda Euler
X Y
.00 1.0000
.02 1.0200
.04 1.0408
.06 1.0624
.08 1.0849
.10 1.1082
3 3
k 2 hf xn h , yn k1
2 2
(5.3.2)
2 1
y n 1 y n k1 k 2
3 3
(5.3.3)
7
Contoh perhitungan :
Selesaikan dy/dx = x + y, y(0) = 1, h = 0.1 untuk menentukan y(0.1) dengan metoda second-
k1 = 0.1(0+1) = 0.10000,
k2 = 0.1(0.15+1.15) = 0.13
Kesalahan antara harga y(0.1) secara analitis dan numerik adalah 0.027 persen. Metoda ini
memberikan hasil yang lebih akurat bila dibandingkan dengan metoda Euler.
8
Program metoda second-order Runge-Kutta dibawah ini dapat digunakan untuk
C TULIS OUTPUT
WRITE(6,15)
15 FORMAT(5X,' X ',5X,' Y ')
WRITE (6,18)
9
18 FORMAT ( ' ' )
DO 10 I = 1,6
WRITE(6,20)X(I),Y(1,I)
20 FORMAT (5X,F8.4,5X,F8.5)
10 CONTINUE
STOP
END
10
C ----------------------------------------------------------
C FUNGSI DARI PERSAMAAN DIFFERENSIAL
FUNCTION F(X1,YT,IEQ)
DIMENSION YT(20)
REAL X1
IF (IEQ.EQ.1)THEN
F=X1+YT(1)
ENDIF
RETURN
END
C ---------------------------------------------------------
C
SUBROUTINE KUTTA (X0,Y0,H,NPTS,NEQ,X,Y,F)
DIMENSION X(100),Y(20,100),S(20,2),Y0(20)
DIMENSION YT1(20),YT2(20)
EXTERNAL F
X(1)=X0
DO 100 I=1,NEQ
100 Y(I,1)=Y0(I)
DO 1 I=2,NPTS
1 X(I)=X(I-1)+H
DO 2 I=1,NPTS-1
11
C HITUNG SET SLOPE PERTAMA
DO 20 K=1,NEQ
YT1(K)=Y(K,I)
20 CONTINUE
DO 3 J=1,NEQ
3 S(J,1)=F(X(I),YT1,J)
Runge-Kutta :
X Y
.0000 1.00000
.0200 1.02040
.0400 1.04162
.0600 1.06366
.0800 1.08656
.1000 1.11033
12
5.4. METODA FOURTH-ORDER RUNGE-KUTTA
1 1
k 2 hf xn h , yn k1 (5.4.2)
2 2
1 1
k3 hf xn h , yn k2 (5.4.3)
2 2
1
yn 1 yn k1 2k2 2k3 k4
6
(5.4.5)
order Runge Kutta. Dengan menggunakan persamaan (5.4.1) sampai dengan (5.4.5) didapat
k1 = 0.1(0+1) = 0.10000,
k2 = 0.1(0.05+1.05) = 0.11000,
k3 = 0.1(0.05+1.055) = 0.11050,
k4 = 0.1(0.10+1.1105) = 0.12105,
= 1.11034
Kesalahan antara harga y(0.1) secara analitis dan numerik adalah 0.00000. Metoda ini lebih
banyak digunakan karena mempunyai keunggulan bila dibandingkan dengan metoda Euler
antara lain memberikan kesalahan yang sangat kecil dan jumlah evaluasi fungsi yang lebih
13
kecil yaitu 4, sedangkan dengan metoda Euler jumlah evaluasi fungsi adalah 5.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
--
C FUNGSI DARI PERSAMAAN DIFFERENSIAL
14
FUNCTION F(X1,YT,IEQ)
DIMENSION YT(20)
REAL X1
IF (IEQ.EQ.1)THEN
F=X1+YT(1)
ENDIF
RETURN
END
C ---------------------------------------------------------
C
SUBROUTINE KUTTA (X0,Y0,H,NPTS,NEQ,X,Y,F)
DIMENSION X(100),Y(20,100),S(20,4),Y0(20)
DIMENSION YT1(20),YT2(20),YT3(20),YT4(20)
EXTERNAL F
X(1)=X0
DO 100 I=1,NEQ
100 Y(I,1)=Y0(I)
DO 1 I=2,NPTS
1 X(I)=X(I-1)+H
15
DO 2 I=1,NPTS-1
X Y
.0000 1.0000
.0200 1.0204
.0400 1.0416
.0600 1.0637
.0800 1.0866
16
.1000 1.1103
empat dengan evaluasi f (x,y) sebanyak 5 kali untuk setiap langkah. Persamaan yang
digunakan adalah :
h k
k 2 hf xn , yn 1
3 3
(5.5.2)
h k k
k3 hf xn , yn 1 2
3 6 6
(5.5.3)
h k 3k
k 4 hf xn , yn 1 3
2 8 8
(5.5.4)
k 3k
k5 hf xn h , yn 1 3 2k 4
2 2
(5.5.5)
k1 4k 4 k5
yn 1 yn O(h5 )
6
(5.5.6)
1
E 2k1 9k3 8k4 k5
30
(5.5.7)
17
5.6 Metoda Runge-Kutta-Fehlberg.
h k
k2 hf xn , yn 1 (5.6.2)
4 4
3 3k 9k2
k3 hf xn h , yn 1 (5.6.3)
8 32 32
(5.6.4)
(5.6.6)
(5.6.7)
18
dan harga kesalahan local dihitung menurut persamaan :
(5.6.8)
Persamaan diferensial tingkat tinggi dapat diturunkan menjadi sistim persamaan diferensial
tingkat satu, yang selanjutnya dapat diselesaikan dengan metoda-metoda yang telah
diterangkan diatas.
d 2x dx
2
f t , x, , x(t0) = x0 , x(t0) = x0 (5.7.1)
dt dt
Dengan memisalkan dx/dt = y, maka persamaan diatas dapat ditulis menjadi sistim
dx
y , x(t0) = x0 (5.7.2)
dt
dy
f t , x, y , y(t0) = x0 (5.7.3)
dt
Sistim persamaan diferensial ini dapat diselesaikan dengan metoda yang telah dijelaskan
terlebih dahulu.
5.8 Soal-soal
19
(c) dy/dx = 3x - y, y(0) = 0; carilah y(0.5) dengan h = 0.1
order 2.
4. Selesaikan dy/dx = xy2 ; y(0) = 1 dan h = 0.5 dengan metoda Runge-Kutta order dua
Fehlberg.
6. Jika
d2y dy
2
2 y 2x , y (0) 0 , y ' ( 0) 0
dx dx
program komputer.
d 2Q dQ
0.5 2
6 50 Q 24 sin 10t
dt dt
dx/dt = xy + t, x(0) = 0,
dy/dt = x - t, y(0) = 1,
20
menggunakan metoda Runge-Kutta order 4 menggunakan program .
8. Etylene oxide adalah bahan baku penting untuk pembuatan zat-zat organik. Bahan ini
diproduksi dengan mereaksikan etilen dan oksigen dengan katalis perak. Studi
laboratorium telah dilaporkan oleh Shen-Wu Wan dalam Ind.Eng.Chem. 45, 234 (1953).
campuran gas melalui tube yang diisi dengan katalis. Studi oleh Wan menunjukkan
bahwa laju reaksi bervariasi dengan tekanan, temperatur, dan konsentrasi etilen dan
P 0.328 0.672
r 1.7 x 106 e 9716 / T cE cO
14.7
dimana
r = laju reaksi (satuan ethylene oxide terbentuk per lb katalis per jam),
T = temperatur, K
cE = konsentrasi etilen,
cO = konsentrasi oksigen.
Pada kondisi yang direncanakan, reaksi akan terjadi sebagaimana gas mengalir melalui
dx
6.42 r
dL
dimana
21
Reaksi bersifat eksothermik, sehinggaperlu mendinginkan reaktor untuk mencegah
pemanasan berlebih. Reaktor akan didinginkan dengan coolant disekitar tube sehingga
dinding tube dijaga pada 225 oC. Ini akan mengambil panas yang sebanding dengan
selisih temperatur diantara gas dan boiling water. Panas dihasilkan oleh reaksi, dan
perubahan temperatur per foot tube diperoleh dari net effect yang dinyatakan dengan
persamaan :
dT
24320 r B T 225
dL
dimana B adalah parameter disain. Perubahan tekanan diabaikan dan dipakai tekanan
rata-rata = 22 lb/in2 absolute. Hitunglah panjang tube yang dibutuhkan untuk konversi
etilen 65 persen dan temperatur awal 250 oC. Oksigen yang dikonsumsi sebanding
dengan etylene yang dikonversikan; neraca panas untuk konsentrasi ethylene dan
1 x
cE
4 0.375 x
1 1.125 x
cO
4 0.375 x
Parameter disain B ditentukan oleh diameter tube yang berisi katalis. Ukuran tube akan
ditetapkan oleh harga minimum B yang diizinkan. Gunakan variasi B dari 1.0 sampai
isothermal tanpa pressure drop. Umpan terdiri dari di-tert-butyl peroxide (A) dan inert
nitrogen:
22
A B + 2C
Volume reactor 200 m3 dan laju alir volumetric inlet reactor 10 dm3/menit. Reaksi order
(a). Tentukan konversi dan plot konversi sebagai fungsi volume reaktor untuk aliran
umpan murni A pada konsentrasi 1,0 g.mol/dm3 dan untuk umpan 5 % A dan sisanya
komponen inert.
lain sama.
(c). Tuliskan hasil (a) dan (b) dan jelaskan pengaruh konsentrasi dan reaksi stoikhiometri
komponen logam, komponen logam atau batang logam dipanasi sampai temperatur
tinggi Tb dan dicelupkan kedalam bak minyak (atau air) pada temperatur Tw. Dengan
menganggap terjadi kesetimbangan termal dari batang logam dan minyak dapat
mb cb dTb
Tb Tw
hA dt
dan
mwcw dTw
Tw Tb
hA dt
23
mb, mw = Masa batang logam dan masa minyak.
Tentukan profil Tb dan Tw sebagai fungsi waktu untuk 0 t 10 detik untuk data
berikut :
24