Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN

FISIKA KOMPUTASI I

OLEH :

NAMA : YULIUS SAMBO PONGSULLE


NIM : 1207045024
PRODI : FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2014
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Persamaan diferensial berperan penting di alam, sebab kebanyakan fenomena alam
dirumuskan dalam bentuk diferensial. Persamaan diferensial sering digunakan sebagai model
matematika dalam bidang sains maupun dalam bidang rekayasa.
Persamaan differensial adalah pesamaan yang memuat turunan satu (atau beberapa )
fungsi yang tidak diketahui. Suatu persamaan diferensial yang terdiri dari satu variabel bebas
saja dinamakan perasamaan diferensial biasa (Ordinary Differential Equation-ODE).
Sedangkan persamaan diferensial yang terdiri dari dua atau lebih variabel bebas dinamakan
persamaan diferensial parsial (partial Differential Equation-PDE). Pada laporan ini akan
membahas persamaan diferensial biasa (ODE) dengan metode heun. Penyelesaian persamaan
diferensial biasa (ODE) mempunyai bentuk umum yaitu:

Penyelesaian PDB secara umerik berarti menghitung nilai fungsi di xr+1 = xr + h, dengan h
adalah ukuran langkah (step )setiap lelaran. Pada metode analitik, nilai awal berfungsi untuk
memperoleh solusi yang unik, sedangkan pada metode numerik nilai awal (initial value )
pada persamaan di atas berfungsi untuk memulai lelaran.
Metode numerik menggunakan bilangan untuk menirukan proses matematika, yang
selanjutnya menirukan keadaan yang sebenarnya. Selain daripada itu, setiap analisa
diharapkan dapat menghasilkan bilangan, yang diperlukan dalam perancangan teknik ataupun
pengkhayatan masalah. Sasaran akhir dari analisa yang dilakukan dalam metode numerik
adalah diperolehnya metode yang terbaik untuk memperoleh jawaban yang berguna dari
persoalan matematika dan untuk menarik informasi yang berguna dari berbagai jawaban yang
dapat diperoleh yang tidak dinyatakan dalam bentuk yang mudah. Metode numerik ini
berangkat dari pemikiran bahwa permasalahan dapat diselesaikan dengan menggunakan
pendekatan-pendekatan yang dapat dipertanggung-jawabkan secara analitik. Metode numerik
ini disajikan dalam bentuk algoritma-algoritma yang dapat dihitung secara cepat dan mudah.
Pendekatan yang digunakan dalam metode numerik merupakan pendekatan analisis
matematis.

1 Tujuan Percobaan
1. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan metode Heun
2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari metode Heun
3. Untuk mengetahui aplikasi metode Heun dalam kehidupan sehari-hari

2 Manfaat Percobaan
1. Mengetahui apa yang di maksud dengan metode Heun
2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari metode Heun
3. Mengetahui aplikasi metode Heun dalam kehidupan sehari-hari
BAB II
DASAR TEORI

1 Metode Heun
Metode Euler mempunyai ketelitian yang rendah karena galatnya besar (sebanding
dengan h). Buruknya galat ini dapat dikurangi dengan menggunakan metode Heun, yang
merupakan perbaikan metode Euler (modifified Euler’s method ). Pada metode Heun, solusi
dari metode Euler dijadikan sebagai solusi perkiraan awal (prediktor), selanjutnya solusi
perkiraan awal diperbaiki dengan metode Heun (Corrector).
Metode Heun diturunkan sebagai berikut:
Pandang PDB orde Satu

Integrasikan kedua ruas persamaan dari xr sampai xr+1 :

= y(xr+1)-y(xr)
= yr+1-yr
Nyatakan yr+1 di ruas kiri dan suku-suku lainnya di ruas kanan :
(2.1)
Suku yang mengandung integral di ruas kanan :
,
dapat diselesaikan dengan kaidah trapezium menjadi :
(2.2)
Substitusikan persamaan (2.1) ke dalam persamaan (2.2) , menghasilkan persamaan :
(2.3)
Yang nerupakan metode Heun, atau metode Euler-Cauchy yang diperbaiki. Dalam persamaan
(2.2) suku ruas kanan mengandung yr+1 ini adalah solusi perkiraan awal (prediktor) yang
dihitung dengan metode Euler.Persamaan (2.3) dapat ditulis sebagai:
predictor :
Corrector : (2.4)
Atau ditulis dalam satu kesatuan :
(2.5)

2.2 Tafsiran Geometri Metode Heun


Pada selang xr sampai xr + ½ hkita menghampiri solusi y dengan garis singgung
melalui titik (xr , yr) dengan gradien f(xr , yr) dan kemudian meneruskan garis singgung
dengan gradien f(xr+1, y(0) r+1) sampai x mencapai xr+1.

y(x)
y1
y0
x0 x1
Gambar 2.1 : Tafsiran geometri metode Heun

2.3 Galat metode Heun


Dari persamaan (p.10) suku h/2 [f(xr , yr) + f(xr+1, y(0) )] bersesuaian trapesiun pada
r+1

integrasi numeric. Dapat dibuktikan bahwa galat per langkah metode Heun sama dengan
galat kaidah trapesiun, yaitu:
h3 ”
Ep = y (t) , xr < t < xr+1 (2.6)
12
= o(h3)
Bukti:
Misalkan :
Yr+1 adalah nilai y sejati di xr+1
yr+1 adalah nampiran nilai y di xr+1
Uraikan Yr+1 di sekitar xr :
Yr+1 =
=
Dengan menyatakan :
maka :

(2.7)
Dari persamaan (2.4) :

Uraikan dengan menggunakan deret taylor di sekitar :


=
=
=
Sehingga persamaan (2.4) dapat ditulis menjadi :
=

Galat per langkah = nilai sejati – nilai hampiran

= xr<t<xr+1

= 0(h3)

Galat longgokannya adalah,

= 0(h2)

Jadi galat longgokan metode Heun sebanding dengan h2. Ini berarti solusi PDB
metode heun lebih baik dari pada solusi dari metode Euler, namun jumlah komputasinya
menjadi lebih banyak dibandingkan dengan metode Euler. Perbandingan metode Heun
dengan metode Euler dapat dilihat pada gambar berikut:

y y(x)

yr+1 sejati

yr+1(1) Heun
yr+1(0) Euler
yr
h
xr xr+1
Gambar 2.2 : perbandingan metode Euler dengan metode Heun

BAB III

ALGORITMA, FLOWCHART DAN SKRIP

3.1
Algoritma


Masukkan nilai awal dan nilai akhir


Masukkan nilai interval


Cari nilai eksak dari :


Hitung nilai numerik dengan menurunkan persamaan diatas, sehingga di hasilkan

persaman berikut :


Hitung nilai error


Akhiri program

3.2
Flowchart

start
real function q(t)
real,intent(IN)::t
Q=-2*t**3+12*t**2-20*t+8.5
end function Q
real function w(r)
real,intent(in)::r
W=-6*r**2+24*r-20
end function W
A

real,dimension(:),allocatable::dx,y,Z
print*,'Masukan Batas Bawah'
read*,a
print*,'Masukan Batas Atas'

read*,b

do i=1,1

print*,'Masukan Delta X'

read*,DX(I )

End do

y(1)=1

do 1 j=1,1

WRITE(*,'(15x,a,f8.5)')'delta x =',dx(j)
WRITE(*,'(7x,a,11x,a,10x,a,11x,a)')'x','n
umerik','eksak','error'
n=(b-a)/dx(j);x=0
do 1 i=1,n+1

B B

B B

Z(I)=Q(X)
f1=w(x)
f2=w(x+0.5)

print*,x,Y(I),Z(i),abs((Z(I)-
Y(I))/Z(I)*100)
y(i+1)=y(i)+((f1+f2)/2)*dx(j)
x=x+dx(j)

1 continue

End

3.Skrip
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil
5.2 Pembahasan
Pada metode Heun , solusi dari metode Euler dijadikan sebagai solusi perkiraan awal
(prediktor), selanjutnya solusi perkiraan awal diperbaiki dengan metode Heun (Corrector).
Pada metode Heun ke akuratan lebih baik dari Euler tetapi perhitungannya lebih panjang.
Dengan menggunakan delta X yang makin kecil hasil yang di peroleh akan semakin akurat.
Dengan semakin bertambahnya delta X maka nilai errornya semakin tinggi.
Dalam percobaan aturan simpson kali ini sintag yaitu :
1. Integer untuk menampilkan bilangan bulat
2. Real untuk menghasilkan bilngan desimal
3. Dimension untuk memberikan bentuk matriks
4. Allocate untuk memberikan ruang
5. End module untuk mengakhiri module
6. Print untuk menampilkan komen
7. Read untuk membaca komen
8. Do unuk pengulangan
9. End do untuk mengakhiri pengulangan
10. Real function untuk fungsi real
11. End function untuk mengakhiri fungsi
12. End untuk mengakhiri program
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

1 Kesimpulan
1. Metode Heun adalah solusi dari metode Euler dijadikan sebagai solusi perkiraan awal
(prediktor), selanjutnya solusi perkiraan awal diperbaiki dengan metode Heun
(Corrector).
2. Kelebihan dari metode Heun adalah ketelitiannya lebih baik dari metode Euler.
3. Aplikasi meode Heun dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam bidang fisika.

5.2 Saran
Agar dalam menyelesaikan metode numerik digunakan metode Heun karena lebih
akurat.
DAFTAR PUSTAKA

Agus Setiawan, ST, MT, 2006, pengantar Metode Numerik, yogyakata : penerbit Andy
Yogyakarta

Rinaldi Munir. 2008, Metode Numerik, Revisi kedua, Bandung : informatika Bandung

Anda mungkin juga menyukai