Anda di halaman 1dari 38

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR Nama : NADIA LUTHFI PRATIWI
FANNY FEBY A.
Praktikum : Matematika Teknik NPM/Semester : 18031010052 / IV
Percobaan : Persamaan Diferensial Biasa, Metode 18031010062 / IV
Satu langkah, & Metode Euler Sesi : B-1
Paralel :B
Tanggal : 08 APRIL 2020
Pembimbing : Nove Kartika Erliyanti, ST, MT LAPORAN RESMI

SOAL
1. Jelaskan dengan lengkap apa yang dimaksud dengan Persamaan Diferensial
Biasa (berikan pengertian masing masing metode, kelebihan, kekurangan, dan
kegunaannya).
2. Jelaskan Macam macam metode satu langkah dan perbedaannya, dan contoh
manual!
3. Selesaikan persamaan berikut dengan metode Euler:
dy
a. =x+ 2 y
dx
Diketahui: y(0)=0,5 ; carilah nilai y pada x=2 dengan Δx=0.5!
dy x
b. =
dx x +1
Diketahui: y(0)=0,5 ; carilah nilai y pada x=1 dengan Δx=0.2!
dy
c. =1+e x
dx
Diketahui: y(0)=1 ; carilah nilai y pada x=4 dengan Δx=1!
4. Berikut ini adalah persamaan diferensial yang menggambarkan besar
peregangan y (defleksi) dari sebuah balok yang diberi penyangga pada kedua
sisi:

Dengan,
x = lokasi disepanjang balok (inchi)
E = modulus Young / modulus elastisitas balok (pon/inchi2)
T = beban poros (pon)
I = momen area kedua (inchi)
q = intensitas tekanan secara seragam (pon/inchi)
L = panjang balok (inchi)
Kondisi batas yang diberikan adalah y(x=0) = 0. Diketahui pula T = 7200 pon,
q = 5400 pond/inchi, L = 75 inchi, E = 30 pon/inchi dan I = 120 inchi. Kerjakan
dengan menggunakan metode Euler x=625 dengan rentang x sebesar 25
(Algoritma, Flowchart, Listing Program, dan Hasil Run ). Sertakan pengerjaan
manual !
Jawab :

1. Persamaan diferensial biasa adalah persamaan diferensial di mana fungsi yang


tidak diketahui (variabel terikat) adalah fungsi dari variabel bebas tunggal. Dalam
bentuk paling sederhana fungsi yang tidak diketahui ini adalah fungsi
riil atau fungsi kompleks, namun secara umum bisa juga berupa fungsi vektor
maupun matriks. Lebih jauh lagi, persamaan diferensial biasa digolongkan
berdasarkan orde tertinggi dari turunan terhadap variabel terikat yang muncul
dalam persamaan tersebut.

 Pengertian
A. Metode Satu Langkah

Di dalam Sub bab ini akan diselesaikan persamaan diferensial biasa dengan
bentuk:
dy
= f(x,y)
dx
Persamaan tersebut dapat didekati dengan bentuk berikut:
dy ∆ y yi+ 1− yi
= = = f (x,y)
dx ∆ x xi+ 1−xi
atau
yi+1 = yi + f (x,y) (xi+1 – xi)
atau
yi+1 = yi + φ ∆x (4.1)
Dengan φ adalah perkiraan kemiringan yang digunakan untuk ekstrapolasi
dari nilai yi ke yi+1 yang berjarak ∆x yaitu selisih antara ∆x = xi+1 – xi. Persamaan di
atas dapat digunakan untuk menghitung langkah nilai y secara bertahap. Semua
metode satu langkah dapat dituliskan dalam bentuk umum tersebut.
B. Metode Euler

Metode Euler adalah salah satu dari metode satu langkah yang paling
sederhana. Di banding dengan beberapa metode lainnya, metode ini paling kurang
teliti. Metode Euler dapat diturunkan dari deret Taylor:
∆ x2
yi+1 = yi + y’i ∆x + y’’i + ..... (4.1)
2!
Apabila nilai ∆x kecil maka suku yang mengandung pangkat lebih tinggi
dari 2 adalah sangat kecil dan dapat diabaikan, sehingga persamaan di atas dapat
ditulis menjadi:
yi+1 = yi + y’i ∆x (4.2)
Dengan demikian Persamaan (4.1) dan (4.2) dapat disipulkan bahwa
dengan metode Euler kemiringan φ = y’i = f (xi,yi) sehingga Persamaan (4.2) dapat
ditulis menjadi:
yi+1 = yi + f (xi,yi) ∆x (4.3)
dengan i = 1,2,3, ..... Persamaan (4.3) adalah metode Euler. Nilai y i+1
diprediksi dengan menggunakan kemiringan fungsi (sama dengan turunan
pertama) di titik xi untuk diekstrapolasikan secara linier pada jarak sepanjang pias
∆x.

 Kelebihan dan Kekurangan


a. Kelebihan :
 Metode Satu Langkah : proses untuk menghitung dan mencari nilai y
lebih cepat
 Metode Euler : dihitung nilai eksaknya, sehingga dapat diketahui
perbandingannya dengan hasil perhitungan numeriknya
b. Kekurangan :
 Metode Satu Langkah : Nilai persen kesalahan tidak dihitung sehingga
tidak diketahui seberapa besar kesalahan dalam perhitungannya
 Metode Euler : metode ini merupakan metode yang kurang teliti, tidak
memperhitungkan suku-suku terakhir dari persamaan

 Kegunaan
 Metode Satu Langkah : untuk menyelesaikan persamaan diferensial
 Metode Euler : untuk menyelesaikan persamaan diferensial
(Tim Dosen, 2020)
2. Macam-macam metode satu langkah
a) Metode Euler
Merupakan metode yang paling sederhana untuk mengintegrasikan PDB
orde satu secara numerik. Kondisi atau syarat atau nilai awal (x0, y0)
digunakan untuk menghitung besarnya slope (atau tangen arah) y(x) pada
x = x0:
dy
=f ( x 0 , y 0)
dx
Dengan menganggap bahwa slope (dy/dx) pada interval Δx bernilai tetap,
maka nilai y(x0+Δx).
Selanjutnya, nilai-nilai x dan y ini (yakni x=x0+Δx dan y=y(x0+Δx))
digunakan untuk memperkirakan besarnya slope pada titik yang baru. Atau,
nilai y(x0+2Δx) dapat dihitung sbb:
y(x0+2 Δx)= y(x0+ Δx)+ Δx f(x0+ Δx, y(x0+ Δx)
Demikian seterusnya. Pola perhitungan yang beruntun ini digambarkan
sebagai metode Euler:
yi+1=yi+ Δx. f(xi,yi)
dengan: Δx = h menyatakan lebar langkah (step size) f (xi,yi) merupakan
bentuk persamaan diferensial.
Perhatikan bahwa formula metode Euler ini juga dapat dijabarkan dari
ekspansi deret Taylor untuk yi+1 di sekitar yi:

dengan mengabaikan suku-suku berorde Δx2 (=h2) dan yang lebih tinggi. Metode
euler mempunyai ketelitian yang kurang tinggi sehingga hasilnya kurang akurat.
Dapat diketahui persen kesalahannya yaitu:
Yeksak−Yperkiraan
%Kesalahan= x 100 %
Yeksak

Contoh soal:
Gunakan metode Euler untuk menghitung nilai y pada x = 2. Jika:
dy
= x 2−2 x+ 4 dengan nilai awal: y = 1 pada x = 0 dan Δx=0,5
dx
Nilai yeksak didapat dari integrasi persamaan diatas:
1 3 2
x −x + 4 x
3
 x=0, yeksak= 0
1 3
 x=0.5, yeksak= 0,5 −0,52 +4 (0,5)= 1,7916
3
1 3 2
 x=1, yeksak= 1 −1 + 4(1)= 3,333
3
1 3
 x=1,5, yeksak= 1,5 −1,5 2+ 4(1,5)= 4,875
3
1 3 2
 x=2 yeksak= 2 −2 + 4(2)= 6,6667
3
Mencari nilai f(xi) dari persaman untuk menghitung nilai yperkiraan
 x=0 f(xi)= (0)2-2(0)+4=4
 x=0,5 f(xi)= (0,5)2-2(0,5)+4=3,25
 x=1 f(xi)= (1)2-2(1)+4=3
 x=1,5 f(xi)= (1,5)2-2(1,5)+4=3,25
 x=2 f(xi)= (2)2-2(2)+4=4
Nilai yperkiraan didapat dari y= y1+ f(xi) Δx
 x=0 yperkiraan=1
 x=0.5 yperkiraan= 1+3,25(0.5) = 2,625
 x=1 yperkiraan= 2,625+3(0.5) = 4,125
 x=1.5 yperkiraan= 4,125+3,25(0.5) = 5,75
 x=2 yperkiraan= 5,75+4(0,5) = 7,75
Persen Kesalahan
 x=0

0−1
%Kesalahan= x 100 % = 0%
0
 x=0.5
1,7916−2,625
%Kesalahan= x 100 % = 46,511%
1,7916
 x=1
3,333−4,1250
%Kesalahan= x 100 % = 23,75%
3,333
 x=1,5
4,8750−5,75
%Kesalahan= x 100 % = 17,9487%
4,875
 x=2
6,667−7,75
%Kesalahan= x 100 % = 16,25%
6,667

b) Metode Runge Kutta


Merupakan metode yang paling banyak diterapkan untuk integrasi
numerik persamaan diferensial biasa dengan initial value problem, karena
menghasilkan pendekatan yang cukup baik. Metode ini menggunakan pendekatan
deret Taylor yang cukup akurat, tanpa membutuhkan perhitungan turunan yang
lebih tinggi. Bentuk umum metode-metode Runge Kutta:
yi+1= yi+ φh
φ biasa disebut sebagai fungsi inkremen, yang dapat dianggap sebagai nilai slope
pada keseluruhan interval h atau Δx yang ditinjau. Fungsi inkremen (φ)
mempunyai bentuk umum:

a merupakan konstanta, dan k dapat dinyatakan sebagai:


p dan q merupakan konstanta. Parameter-parameter a, p, dan q dipilih sedemikian
sehingga perumusannya sesuai dengan ekspansi deret Taylor sampai dengan suku
yang melibatkan faktor h2 (atau (Δx)2).
Metode Runge-Kutta yang paling umum digunakan adalah metode Runge-Kutta
berorde 4. Bentuk umumnya:

Jika dy/dx atau f hanya merupakan fungsi x saja, maka metode Runge-Kutta orde
4 ini sama dengan integrasi numerik dengan metode Simpson 1/3.

Gunakan metode Runge-Kutta orde 4 untuk menghitung nilai y pada x = 1 jika:


dx/dy= x2y dengan nilai awal: y = 1 pada x = 0.
Demikian seterusnya, hingga diperoleh y pada x = 1. Maka dapat diperoleh hasil-
hasil perhitungan sbb:

(Kholisoh,2008)

3. Perhitungan Metode Euler


dy
A. Persamaan =x+ 2 y
dx
a) Algoritma
1. Start
2. Masukkan persamaan, batas atas (a), batas bawah (b), dan delta x (dh),
nilai y awal y0 (Y)
3. Menghitung integral dari persamaan (fi), nilai (fa) dengan memasukkan
batas bawah kedalam persamaan. Iterasi i=1
4. Menghitung nilai Yeksak (Eo) dengan rumus Eo=Y dan mengansumsikan
persen kesalahan (Er)=0
5. Menghitung yperkiraan (ys) dengan rumus Y+(fa*dh)
6. Jika kondisi a<b maka
 Iterasi i=i+1
 Menghitung nilai batas bawah dengan rumus= a+dh, nilai (fa) dengan
memasukkan nilai batas bawah dan nilai Y kedalam persamaan
 Menghitung nilai Yperkiraan (ys) dengan rumus=y+(fa*dh) dan nilai
Yeksak (Eo) dengan memasukkan batas bawah dan nilai Y kedalam
integral persamaan
 Menghitung persen kesalahan (Er) dengan rumus= abs(100*((Eo-
ys)/Eo))
 Kondisi Y=ys
7. Output hasil perhitungan iterasi, nilai x, Yeksak, Yperkiraan, dan persen
kesalahan
8. End

b) Flowchart
Start

Input
Persamaan, batas atas (b)
dan bawah (a), nilai deltax
(dh), dan y awal y(0)

Process
Menghitung nilai integral pers. (fi), (fa)
dengan memasukkan nilai a ke dalam pers.,
iterasi=1, nilai yperkiraan(ys), nilai
yeksak(Eo), asumsi persen kesalahan Er=0

No
While a<b

Yes
Process
Menghitung nilai iterasi=i+1, nilai (a)
baru, nilai (fa), nilai yeksak (Eo), nilai
yperkiraan (y)=ys dan persen
kesalahan (Er)

Output
Hasil Perhitungan iterasi,
nilai x, yeksak, yperkiraan
dan persen kesalahan

End

c) Listing Program
clear all;
clc;
syms x;
syms y;
disp('======================================================
===');
disp(' Program Perhitungan Metode Euler ');
disp('======================================================
===');
disp(' ');
f=input('Masukkan Persamaan = ');
a=input('Masukkan Batas Bawah = ');
b=input('Masukkan Batas Atas = ');
dh=input('Masukkan Delta x = ');
Y=input('Masukkan Nilai Y(0) = ');
fi=int(f)+1;
fa=subs(f,{x,y},{a,Y});
i=1;
Eo=Y;
a=a;
Er=0;
ys=Y+(fa*dh);
disp(' ');
disp('======================================================
========');
disp(' i X Yeksak Yperkiraan %Kesalahan ');
disp('======================================================
========');
fprintf('%3.0f%10.2f%13.4f%13.4f%18.4f\n',i,a,Y,Eo,Er);
while a<b
i=i+1;
a=a+dh;
fa=subs(f,{x,y},{a,Y});
ys=Y+(fa*dh);
Eo=subs(fi,{x,y},{a,Y});
Er=abs((Eo-ys)/Eo)*100;
Y=ys;
fprintf('%3.0f%10.2f%13.4f%13.4f%18.4f\n',i,a,Y,Eo,Er);
disp('======================================================
========');
end

d) Hasil Program
Gambar 1. Hasil run perhitungan metode euler

Perhitungan Manual
dy
Persamaan =x+ 2 y
dx
Nilai yeksak didapat dari integrasi persamaan diatas:
1 2 2
x + y +c
2
 x=0, yeksak= 0,5
1
 x=0.5, yeksak= ( 0,5 )2 + ( 0,5 )2 +1= 1,25
2
1 2
 x=1 yeksak= ( 1 ) + (1 )2 +1= 3
2
1
 x=1,5 yeksak= ( 1,5 )2 + ( 1,5 )2+ 1= 6,750
2
1 2
 x=2 yeksak= ( 2 ) + ( 2 )2+1= 14,50
2

Mencari nilai f(xi) dari persaman untuk menghitung nilai yperkiraan


 x=0 f(xi)= (0)+2*(0,5)=1
 x=0,5 f(xi)= (0,5)+2*(0,5)=1,5
 x=1 f(xi)= (1)+2(0,5)=2
 x=1,5 f(xi)= (1,5)+2(0,5)=2,5
 x=2 f(xi)= (2)+2(0,5)=3
Nilai yperkiraan didapat dari y= y1+ f(xi) Δx
 x=0 yperkiraan=0,5
 x=0.5 yperkiraan= 0,5+1,5(0.5) = 1,625
 x=1 yperkiraan= 1,625+2(0.5) = 4,0
 x=1.5 yperkiraan= 4,0+2,5(0.5) = 11,125
 x=2 yperkiraan= 11,125+3(0,5) = 30
Persen Kesalahan
 x=0

0,5−0,5
%Kesalahan= x 100 % = 0%
0,5
 x=0.5
1,25−1,625
%Kesalahan= x 100 % = 23,0769%
1,25
 x=1
3−4
%Kesalahan= x 100 % = 25%
3
 x=1,5
6,750−11,1250
%Kesalahan= x 100 % = 39,3258%
6,750
 x=2
30−14,5
%Kesalahan= x 100 % = 51,667%
30

dy x
B. Persamaan dx = x +1
a) Algoritma
1. Start
2. Masukkan persamaan, batas atas (a), batas bawah (b), dan delta x (dh),
nilai y awal y0 (Y)
3. Menghitung integral dari persamaan (fi), nilai (fa) dengan memasukkan
batas bawah kedalam persamaan. Iterasi i=1
4. Menghitung nilai Yeksak (Eo) dengan rumus Eo=Y dan mengansumsikan
persen kesalahan (Er)=0
5. Menghitung yperkiraan (ys) dengan rumus Y+(fa*dh)
6. Jika kondisi a<b maka
 Iterasi i=i+1
 Menghitung nilai batas bawah dengan rumus= a+dh, nilai (fa) dengan
memasukkan nilai batas bawah kedalam persamaan
 Menghitung nilai Yperkiraan (ys) dengan rumus=y+(fa*dh) dan nilai
Yeksak (Eo) dengan memasukkan batas bawah kedalam integral
persamaan
 Menghitung persen kesalahan (Er) dengan rumus= abs(100*((Eo-
ys)/Eo))
 Kondisi Y=ys
7. Output hasil perhitungan iterasi, nilai x, Yeksak, Yperkiraan, dan persen
kesalahan
8. End

b) Flowchart
Start

Input
Persamaan, batas atas (b)
dan bawah (a), nilai deltax
(dh), dan y awal y(0)

Process
Menghitung nilai integral pers. (fi), (fa)
dengan memasukkan nilai a ke dalam pers.,
iterasi=1, nilai yperkiraan(ys), nilai
yeksak(Eo), asumsi persen kesalahan Er=0

No
While a<b

Yes
Process
Menghitung nilai iterasi=i+1, nilai (a)
baru, nilai (fa), nilai yeksak (Eo), nilai
yperkiraan (y)=ys dan persen
kesalahan (Er)

Output
Hasil Perhitungan iterasi,
nilai x, yeksak, yperkiraan
dan persen kesalahan

End

c) Listing Program
clear all;
clc;
syms x;
disp('======================================================
===');
disp(' Program Perhitungan Metode Euler ');
disp('======================================================
===');
disp(' ');
f=input('Masukkan Persamaan = ');
a=input('Masukkan Batas Bawah = ');
b=input('Masukkan Batas Atas = ');
dh=input('Masukkan Delta x = ');
y=input('Masukkan Nilai Y(0) = ');
fi=int(f)+1;
fa=subs(f,x,a);
i=1;
Eo=y;
a=a;
Er=0;
ys=y+(fa*dh);
disp(' ');
disp('======================================================
========');
disp(' i X Yeksak Yperkiraan %Kesalahan ');
disp('======================================================
========');
fprintf('%3.0f%10.2f%13.4f%13.4f%18.4f\n',i,a,Eo,y,Er);
while a<b
i=i+1;
a=a+dh;
fa=subs(f,x,a);
ys=y+(fa*dh);
Eo=subs(fi,x,a);
Er=abs((Eo-ys)/Eo)*100;
y=ys;
fprintf('%3.0f%10.2f%13.4f%13.4f%18.4f\n',i,a,Eo,y,Er);
disp('======================================================
========');
end

d) Hasil Program
Gambar 2. Hasil run perhitungan metode euler

Perhitungan Manual
dy x
Persamaan =
dx x +1
Nilai yeksak didapat dari integrasi persamaan diatas:
x-ln|x+1|+C
 x=0, yeksak= 0,5
 x=0.2, yeksak= 0,2−ln |0.2+1|+1= 1,0177
 x=0,4, yeksak= 0,4−ln|0.4+1|+1= 1,0635
 x=0,6, yeksak=0,6−ln∨0,6+1∨+ 1= 1,1299
 x=0,8 yeksak=0,8−ln |0,8+1|+ 1= 1,2122
 x=1,0 yeksak=1,0−ln |1,0+1|+1= 1,3069
Mencari nilai f(xi) dari persaman untuk menghitung nilai yperkiraan
0
 x=0 f(xi)= =0
0+1
0,2
 x=0,2 f(xi)=
0,2+1
= 0,1667

0,4
 x=0,4 f(xi)=
0,4+1
= 0,2857

0,6
 x=0,6 f(xi)= = 0,375
0,6+1
0,8
 x=0,8 f(xi)=
0,8+1
= 0,444

1
 x=1,0 f(xi)=
1+ 1
= 0,5

Nilai yperkiraan didapat dari y= y1+ f(xi) Δx


 x=0 yperkiraan=0,5
 x=0.2 yperkiraan= 0,5+0,1667(0.2) = 0,53334
 x=0,4 yperkiraan= 0,5333+0,2857(0.2) = 0,5905
 x=0,6 yperkiraan= 0,5905+0,375(0.2) = 0,6655
 x=0,8 yperkiraan= 0,6655+0,444(0,2) = 0,7544
 x=1,0 yperkiraan= 0,7544+0,5(0.2) = 0,8544

Persen Kesalahan
 x=0

0,5−0,5
%Kesalahan= x100%= 0%
0,5
 x=0.2
1,0177−0,5333
%Kesalahan= x 100 % 47,59%
1,0177
 x=0,4
1,0635−0,5905
%Kesalahan= x 100 % = 44,79%
1,0635
 x=0,6
1,1299−0,6655
%Kesalahan= x 100 % = 41,108%
1,1299
 x=0,8
1,2122−0,7544
%Kesalahan= x 100 % = 16,25%
1,2122
 x=1,0
1,3069−0,8544
%Kesalahan= x 100 % = 34,624%
1,3069
dy
C. Persamaan =1+e x
dx
a) Algoritma
1. Start
2. Masukkan persamaan, batas atas (a), batas bawah (b), dan deltax (dh), nilai
y awal y0 (y)
3. Menghitung integral dari persamaan (fi), nilai (fa) dengan memasukkan
batas bawah kedalam persamaan. Iterasi i=1
4. Menghitung nilai Yeksak (Eo) dengan memasukkan batas bawah ke dalam
integral persamaan
5. Untuk kondisi k=a:dh:(b-dh) maka
 Iterasi i=i+1
 Menghitung nilai batas bawah dengan rumus= a+dh, nilai (fa) dengan
memasukkan nilai batas bawah kedalam persamaan
 Menghitung nilai Yperkiraan (ys)dengan rumus=y+(fa*dh) dan nilai
Yeksak (Eo) dengan memasukkan batas bawah kedalam integral
persamaan
 Menghitung persen kesalahan (Er) dengan rumus= abs(100*((Eo-
ys)/Eo))
 Kondisi y=ys
6. Output hasil perhitungan iterasi, nilai x, Yeksak, Yperkiraan, dan persen
kesalahan
7. End

b) Flowchart
Start

Input
Persamaan, batas atas (b)
dan bawah (a), nilai deltax
(dh), dan y awal y(0)

Process
Menghitung nilai integral pers. (fi), (fa)
dengan memasukkan nilai a ke dalam pers.,
iterasi=1, nilai yeksak(Eo), asumsi persen
kesalahan Er=0

for k=a:dh:(b-dh)

Process
Menghitung nilai iterasi=i+1, nilai (a)
baru, nilai (fa), nilai yeksak (Eo), nilai
(ys), nilai yperkiraan (y)=ys dan
persen kesalahan (Er)

Output
Hasil Perhitungan iterasi,
nilai x, yeksak, yperkiraan
dan persen kesalahan

End

c) Listing Program
clear all;
clc;
syms x;
disp('======================================================
===');
disp(' Program Perhitungan Metode Euler ');
disp('======================================================
===');
disp(' ');
f=input('Masukkan Persamaan = ');
a=input('Masukkan Batas Bawah = ');
b=input('Masukkan Batas Atas = ');
dh=input('Masukkan Delta x = ');
y=input(‘Masukkan Nilai Y(0) =’);
fi=int(f);
fa=subs(f,x,a);
i=1;
Eo=subs(fi,x,a);
Er=0;
disp(' ');
disp('======================================================
========');
disp(' i X Yeksak Yperkiraan %Kesalahan ');
disp('======================================================
========');
fprintf('%3.0f%10.2f%13.4f%13.4f%18.4f\n',i,a,Eo,y,Er);
for k=a:dh:(b-dh)
i=i+1;
a=a+dh;
fa=subs(f,x,a);
ys=y+(fa*dh);
Eo=subs(fi,x,a);
Er=abs(100*((Eo-ys)/Eo));
y=ys;
fprintf('%3.0f%10.2f%13.4f%13.4f%18.4f\n',i,a,Eo,y,Er);
disp('======================================================
========');
end

d) Hasil Program
Gambar 3. Hasil run perhitungan metode euler

Perhitungan Manual
dy
Persamaan =1+e x
dx
Nilai yeksak didapat dari integrasi persamaan diatas:
1x+e^x
 x=0, yeksak= 1
 x=1, yeksak=1(1)+(2,7181 )= 3,718
 x=2, yeksak= 1(2)+(2,7182 )= 9,3883
 x=3, yeksak=1(3)+(2,718 3)= 23,0814
 x=4, yeksak=1(4)+(2,718 4)= 58,5812
Mencari nilai f(xi) dari persaman untuk menghitung nilai yperkiraan
 x=0 f(xi)= 1+( 2,7180) = 2
1
 x=1 f(xi)= 1+( 2,718 ) = 3,718

 x=2 f(xi)= 1+( 2,7182) = 8,3875


 x=3 f(xi)= 1+( 2,7183) = 21,079

 x=4 f(xi)= 1+( 2,7184 ) = 55,575


Nilai yperkiraan didapat dari y= y1+ f(xi) Δx
 x=0 yperkiraan=1
 x=1 yperkiraan= 1+3,718(1) = 4,718
 x=2 yperkiraan= 4,718+8,3875(1) = 13,1055
 x=3 yperkiraan= 13,1055+21,079(1) = 34,1848
 x=4 yperkiraan= 34,1848+55,575(1) = 89,7603
Persen Kesalahan
 x=0

1−1
%Kesalahan= x100%= 0%
1
 x=1
3,7188−4,718
%Kesalahan= x 100 % = 26,866%
3,7188
 x=2
9,3883−13,1055
%Kesalahan= x 100 % = 39,94%
9,3883
 x=3
23,0814−34,1848
%Kesalahan= x 100 % = 48,1056%
23,0814
 x=4
58,5812−89,7603
%Kesalahan= x 100 % = 55,239%
58,5812

4. Algoritma :
1. Memulai Program
2. Memasukkan persamaan (f), batas bawah (bb), batas atas (ba) dan interval x
(dx)
3. Memproses rumus mencari persamaan 1 (F) dengan mengintegralkan
persamaan (f), mencari persamaan 2 (Fi) dengan mengintegralkan persamaan 1
(F), mencari nilai fungsi batas bawah (Fe) dengan mensubstitusikan batas bawah
(bb) pada persamaan 2 (Fi) dan mencari nilai fungsi batas bawah (Fa) dengan
mensubstitusikan batas bawah (bb) pada persamaan 1 (F)
4. Menampilkan nilai batas bawah (bb), Y eksak (Fe), Y perkiraan (y) dan persen
kesalahan (E)
5. Untuk batas bawah (bb) sampai batas atas - interval x (ba-dx)
a. Memproses data dengan rumus :
1) Menghitung nilai y perkiraan (Fp)
y i+1 = y i +f ( x i , y i ) Δx

2) Menghitung nilai
xi 1 (T)

x i+1 =xi + Δx

3) Menghitung nilai y eksak (Fe) dengan cara mensubstitusikan nilai


xi 1 (T)

pada persamaan (Fi) dan menghitung nilai fungsi


xi 1 (Fa) dengan cara

mensubstitusikan nilai
xi 1 (T) pada persamaan (F)

4) Menghitung Persen Kesalahan (E)

E=abs ( y (eksaky)−( eksak


y ( perkiraan )
)
×100 % )

b. Menampilkan nilai
xi 1 (T), y eksak (Fe), y perkiraan (Fp) dan persen

kesalahan (E)
6. Selesai

Flowchart :
Mulai

Memasukkan persamaan
(f), batas bawah (bb),
batas atas (ba) dan
interval x (dx)

Proses
Menghitung integral persamaan 1 (F),
integral persamaan 2 (Fi), nilai fungsi
batas bawah (Fe) dan nilai fungsi batas
atas (Fa)

Menampilkan nilai batas


bawah (bb), Y eksak (Fe),
Y perkiraan (y) dan
persen kesalahan (E)

For
B=bb:dx:(ba-dx)

Proses
Menghitung nilai y perkiraan (Fp), nilai
xi+1 (T), nilai y eksak (Fe), nilai fungsi
xi+1 (Fa) dan persen kesalahan (E)

Menampilkan nilai xi+1


(T), Y eksak (Fe), Y
perkiraan (Fp) dan persen
kesalahan (E)

Selesai

Listing Program :
clear all;
clc;
syms x;
disp('======================================================
==============');
disp(' Program Menghitung Besar Peregangan y [Defleksi]');
disp('======================================================
==============');
f=input('- Masukkan Persamaan = ');
bb=input('- Masukkan Batas Bawah = ');
ba=input('- Masukkan Batas Atas = ');
dx=input('- Masukkan Interval X = ');
F=int(f);
Fi=int(F)+1;
Fe=subs(Fi,x,bb);
Fa=subs(F,x,bb);
y=0;
E=0;
disp('======================================================
==============');
disp(' X Y (Eksak) Y (Perkiraan) Persen Kesalahan(%) ');
disp('======================================================
==============');
fprintf('%6.0f%13.0f%18.0f%23.0f\n',bb,Fe,y,E);
for B=bb:dx:(ba-dx)
Fp=y+(Fa*dx);
T=bb+dx;
Fe=subs(Fi,x,T);
Fa=subs(F,x,T);
E=abs((Fe-Fp)/Fe)*100;
bb=T;
y=Fp;
fprintf('%6.0f%18.2f%18.2f%23.3f\n',T,Fe,Fp,E);
end
disp('======================================================
==============');

Hasil Run :
Gambar 3. Hasil run menghitung besar peregangan y (defleksi)

Perhitungan Manual
d 2 y Ty qx ( L−x )
− =
dx 2 EI 2 EI
d 2 y 7200 y 5400×(75−x)
− =
dx 2 30 ×120 2 ×30 ×120
d 2 y 7200 y 405000 x−5400 x 2
− =
dx 2 3600 7200
d2 y 405000 x−5400 x 2
−2 y=
dx 2 7200
d 2 y 405000 x−5400 x 2
= +2 y
dx 2 7200
d 2 y 405000 x−5400 x 2
= +2 y
dx 2 7200
dy −1 3 225 2
= x+ x +2 y
dx 4 8
dy 1 3 225 2
= x− x
dx 4 8
Persamaan yang digunakan untuk mencari nilai eksak yaitu
1 4 225 3
y= x− x +1 dengan batas x = 0 → y = 0 Δx = 25
16 24
x = 625 → y = ?
 Iterasi 1
Perhitungan numerik
1 3 225 2
x = 0 → f ( 0 )= ( 0) − ( 0 ) =0
4 8
 Iterasi 2
Perhitungan numerik
yi = yo + f (xo,yo) ∆x
y(25)= 0+(0)  25  0
1
 25 3  225 (25) 2  13671,875
x=25 → f(25) = 4 8
Perhitungan Eksak pada titik x=25 yaitu
1 225
y (25)  (25) 4  (25) 3  122069,31
16 24
 122069,31  0
E  100%  100%
 122069,31
 Iterasi 3
Perhitungan Numerik
y(50) = -122069,31 + (-13671,875) × 25 = -341796,88
1
 50 3  225 (50) 2  39062,5
x=50 → f(50) = 4 8
Perhitungan Eksak pada titik x=50 yaitu
1 225
y (50)  (50) 4  (50) 3  781249
16 24
 781249  (341796,88)
E 100%  56,25%
 781249
x Y (Eksak) Y (Perkiraan) Persen Kesalahan (%)
0 1 0 -
25 -122069,31 0 100
50 -781249 -341796,88 56,25

DAFTAR PUSTAKA
Kholisoh.2008. ”Penyelesaian Persamaan Differensial Biasa”.
(https://diyarkholisoh.files.wordpress.com/2008/12/penyelesaian-pdb-ivp-
doc-dy.pdf). Diakses pada tanggal 10 April 2020 pukul 19.10 WIB
Tim Dosen. 2020. Modul VII “Persamaan Diferensial Biasa, Metode Satu
langkah, & Metode Euler”. Surabaya: UPN “Veteran” Jawa Timur.

Anda mungkin juga menyukai