Anda di halaman 1dari 24

Pertemuan 10

Bab 8 Turunan dan Integral


Numerik
Turunan dan Integral Numerik
 Metode numerik adalah teknik untuk menyelesaikan
suatu permasalahan yang diformulasikan secara
matematika sedemikian sehingga dapat diselesaikan
dengan operasi aritmatika (penjumlahan,
pengurangan, perkalian dan pembagian).
 Hasil yang diperoleh bukanlah nilai yang sebenarnya,
melainkan hanya nilai pendekatan saja. Artinya hasil
tersebut pasti mengandung kesalahan. Sehingga hasil
perhitungan dari suatu metode numerik tertentu
haruslah memenuhi kriteria presisi dan akurasi.
Presisi
 Presisi mengacu pada jumlah angka signifikan yang digunakan
dan sebaran bacaan berulang pada suatu alat ukur.
 Angka signifikan adalah banyaknya digit tertentu yang dapat
digunakan dengan meyakinkan, contoh 1, 23 104 memiliki 3
angka signifikan. Semakin besar angka signifikan pada suatu
hasil perhitungan berarti semakin presisi hasil perhitungan
tersebut.
 Pemakaian penggaris dan jangka sorong sebagai alat ukur
panjang akan memberikan perbedaan nilai presisi. Jangka
sorong mempunyai nilai presisi yang lebih baik.
Akurasi
 Akurasi mengacu pada dekatnya nilai pendekatan
yang dihasilkan dengan nilai acuan atau nilai
sebenarnya.
1
 Misalkan diketahui nilai sebenarnya adalah 4 ,
sedangkan nilai pendekatannya 0,250001, maka
4
pendekatan ini dikatakan akurat bila toleransinya 10
Ilustrasi presisi dan akurasi

Presisi tapi
Presisi dan
tidak akurat
akurat

Tidak presisi
Akurat tapi
dan tidak
tidak presisi
akurat
Kesalahan numerik berdasarkan
sumbernya
 Kesalahan pembulatan (round-off error): terjadi jika
angka hasil pembulatan digunakan untuk
menyatakan angka signifikan
 Kesalahan pemotongan (truncation error): terjadi
jika suatu pendekatan digunakan untuk mengganti
prosedur matematika eksak
 Kesalahan pemenggalan (chopping error): terjadi
akibat pemotongan angka
Kesalahan numerik berdasarkan
jenisnya…
 Kesalahan Sebenarnya (t), yaitu selisih antara nilai
sebenarnya dengan nilai pendekatan
Et  nilai sebenarnya  nilai pendekatan

 Kesalahan Relatif (  t ), yaitu prosentase kesalahan


sebenarnya terhadap nilai sebenarnya
Et
t  100%
nilai sebenarnya
…Kesalahan numerik
berdasarkan jenisnya…
 Kesalahan Pendekatan (a), yaitu selisih antara
kesalahan pendekatan terbaru dengan pendekatan
sebelumnya pada suatu proses iterasi
Ea  nilai pendekatan sekarang  nilai pendekatan sebelumnya
 Kesalahan Pendekatan Relatif (  a ), yaitu
prosentase kesalahan pendekatan terhadap nilai
pendekatan terbaru
Ea
a  100%
nilai pendekatan sekarang
…Kesalahan numerik
berdasarkan jenisnya…
Kesalahan yang terjadi dalam perhitungan dapat
digunakan sebagai kriteria dalam menentukan
banyaknya digit signifikan suatu pendekatan. Suatu
pendekatan akan signifikan sampai minimal n digit,
jika  
a s

dengan
 s   0,5  102 n  %
Turunan Numerik

Pendekatan nilai f   xi  dengan metode beda maju


orde 1 dirumuskan
f  xi 1   f  xi 
f   xi  
h
dengan h  xi 1  xi
Secara geometri, nilai turunan yang sebenarnya di
x = xi adalah kemiringan garis singgung l1 pada
kurva y = f(x) di x = xi. Sedangkan pendekatan
turunan dengan metode beda maju orde 1
ditunjukkan oleh kemiringan garis l2 yang
menghubungkan titik  xi , f  xi   dan  xi 1 , f  xi 1  
l1
y

l2

x
xi xi+1
Contoh
Diketahui fungsi dengan data-data sebagai berikut :
x 0 0,25 0,5 0,75
f(x) 1,2 1,1 0,925 0,64

dengan metode beda maju orde 1, tentukan f   0, 25 


Contoh
1
Diketahui f  x  .
2x 1
a) hitung f   10 
b) gunakan beda maju orde 1 untuk menentukan f   10 
dengan
i) h  0,1
ii) h  0, 01
iii) h  0, 001
iv) h  0, 0001
Bandingkan keakuratan dan kepresisian hasil-hasil pendekatan di
atas, apa yang dapat Anda simpulkan ?
Turunan Numerik

Pendekatan f   xi  dengan metode beda mundur orde


1, dirumuskan
f  xi   f  xi 1 
f   xi  
h

dengan h  xi  xi 1

Slide ini dapat diunduh di


http://mipa.ubaya.ac.id/e-learning
Contoh
N
Suatu penelitian menunjukkan
bahwa keanekaragaman spesies di
sebuah sungai menurun ketika air
dari instalasi pengolahan limbah
dialirkan ke sungai tersebut.
Gambar di samping menunjukkan
banyaknya ragam spesies N
(ratusan) sebagai fungsi jarak d
(mil) dari titik tertentu di sungai
tersebut. Dengan metode beda 1

mundur orde 1, tentukan laju


perubahan banyaknya ragam d
spesies N terhadap jarak d saat d= 4 1

mil.

Slide ini dapat diunduh di


http://mipa.ubaya.ac.id/e-learning
Integral Numerik

Integral numerik adalah suatu metode untuk


menghitung aproksimasi (pendekatan)
1. integral tentu suatu fungsi yang sulit dihitung secara
analitik (eksak) meskipun seharusnya fungsi tersebut
1

dapat diintegralkan seperti  e dx x

2. integral tentu dari suatu fungsi yang tidak diketahui,


hanya diketahui nilai fungsi pada beberapa nilai x
x 1 2 3 4 5 6

f(x) 1,6 2,3 5,41 5,99 6,73 7,1

Slide ini dapat diunduh di


http://mipa.ubaya.ac.id/e-learning
Metode Trapesium 1 segmen

b
ba

a
f ( x)dx 
2
( f (a )  f (b))
Slide ini dapat diunduh di
http://mipa.ubaya.ac.id/e-learning
Metode Trapesium Banyak Segmen

Slide ini dapat diunduh di


http://mipa.ubaya.ac.id/e-learning
Contoh
2

Diketahui I    x 2  1 dx
1

a. Hitung I dengan metode Trapesium 5 segmen.


b. Hitung I dengan metode Trapesium 10 segmen.
c. Bandingkan hasil yang anda peroleh dari jawaban a
dan b dengan nilai sebenarnya.
Manakah yang lebih akurat?

Slide ini dapat diunduh di


http://mipa.ubaya.ac.id/e-learning
Contoh
Sekelompok mahasiswa farmasi melakukan penelitian tentang pengaruh
injeksi glukosa pada domba yang diberi makan secara normal dengan
domba yang puasa. Grafik level insulin pada plasma (dalam pM—pico
molar) untuk kedua kelompok tersebut seperti pada gambar berikut.
Berapa selisih luas daerah di bawah kurva-kurva tersebut dari seluruh data
pada gambar di bawah ini?

Slide ini dapat diunduh di


http://mipa.ubaya.ac.id/e-learning
Latihan
1. Gunakan metode beda maju orde 1 untuk menentukan turunan
pertama dari f ( x)  x 2  6 ln x di x = 3 dengan h = 0,2
(7,168077817)
Latihan

1. Gunakan metode beda mundur orde 1 untuk menentukan


2
turunan pertama fungsi f ( x)  di x = 3 dengan
3x  5
h = 0,2
 f   3  0, 4411764706 
2. Diketahui fungsi dengan nilai-nilai sebagai berikut :
x 1 1,04 1,06 1,1
f(x) 1,68 1,77 1,82 1,91

Dengan menggunakan metode beda mundur orde 1, tentukan


f   1, 04 
 f   1, 04   2, 25
Slide ini dapat diunduh di
http://mipa.ubaya.ac.id/e-learning
Latihan
3
1
3. Diketahui I =  dx . Hitung I dengan metode Trapesium
2
ln x
a. 1 segmen (1,1764671338)
b. 2 segmen (1,1339119008)
c. 4 segmen (1,12237691475)
d. 8 segmen (1,1194183673)
Bandingkan kepresisian hasil-hasil pendekatan di atas, apa yang dapat Anda
simpulkan ?
1

e
x2
4. Hitung I dx dengan metode trapesium 10 segmen.
0,5

(0,91852936033935)
Slide ini dapat diunduh di
http://mipa.ubaya.ac.id/e-learning
Latihan
5. Diketahui data hasil percobaan kimia sebagai berikut

Tentukan total zat kimia B yang terbentuk terhadap konsentrasi zat kimia A yang
diberikan seperti pada tabel diatas.
(Petunjuk : Total zat kimia B yang terbentuk sama dengan luas di bawah kurva , di
atas sumbu x, antara x = 1 dan x = 7. Untuk menghitungnya digunakan metode
trapesium 6 segmen.)

(Kunci 344)

Slide ini dapat diunduh di


http://mipa.ubaya.ac.id/e-learning

Anda mungkin juga menyukai