GRUP C
LEMBAR PENGESAHAN
“SEDIMENTASI”
GRUP C
Dosen Pembimbing
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmat-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Resmi Operasi
Teknik Kimia I ini dengan judul “SEDIMENTASI”.
Laporan Resmi ini merupakan salah satu tugas mata kuliah praktikum
Operasi Teknik Kimia I yang diberikan pada semester IV. Laporan ini disusun
berdasarkan pengamatan hingga perhitungan dan dilengkapi dengan teori dari
literatur serta petunjuk asisten pembimbing yang dilaksanakan pada tanggal 18
Februari 2020 di Laboratorium Operasi Teknik Kimia.
Laporan hasil praktikum ini tidak dapat tersusun sedemikian rupa tanpa
bantuan baik sarana, prasarana, pemikiran, kritik dan saran. Oleh karena itu, tidak
lupa kami ucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Ir. Ketut Sumada, MS selaku Kepala Laboratorium Operasi Teknik
Kimia
2. Ibu Ir. Titi Susilowati, MT selaku dosen pembimbing praktikum.
3. Seluruh asisten dosen yang membantu dalam pelaksanaan praktikum
Penyusun sangat menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan. Maka dengan rendah hati, penyusun selalu mengharapkan kritik dan
saran, seluruh asisten dosen yang turut membantu dalam pelaksaan kesempurnaan
laporan ini.Akhirnya penyusun mengharapkan semua laporan praktikum yang
telah disusun ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Fakultas Teknik khususnya
jurusan Teknik Kimia.
Penyusun
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
INTISARI..............................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
I.1 Latar Belakang.................................................................................................1
I.2 Tujuan...............................................................................................................1
I.3 Manfaat.............................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................2
II.1 Sedimentasi.....................................................................................................2
II.1.1 Flokulasi..................................................................................................2
II.1.2 Mekanisme pengendapan........................................................................2
II.1.3 Clarifier...................................................................................................3
II.1.4 Acuan perancangan clarifier tipe silinder................................................4
II.1.5 Kecepatan pengendapan..........................................................................5
II.1.6 Aplikasi Sedimentasi...............................................................................5
II.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sedimentasi.......................................5
II.3 Sifat Bahan......................................................................................................6
II.3.1 Air............................................................................................................6
II. 3.2 Tepung....................................................................................................6
II.4 Hipotesa..........................................................................................................7
BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM.............................................................8
III.1 Bahan yang Digunakan..................................................................................8
III.2 Alat yang Digunakan.....................................................................................8
III.3 Gambar Alat..................................................................................................8
III.3.1 Gambar Rangkaian Alat........................................................................9
III.4 Prosedur.......................................................................................................10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................11
IV.1 Hasil Pengamatan........................................................................................11
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1 Hubungan antara waktu pengendapan terhadap tinggi slurry pada tepung
tapioka dengan konsentrasi 5%, 9% dan 14
% ........................................13
Grafik 2 Hubungan antara waktu pengendapan terhadap tinggi slurry pada tepung
jagung dengan konsentrasi 5%, 9% dan 14
% .........................................14
Grafik 3 Hubungan antara konsentrasi dengan waktu pengendapan pada kondisi
critical settling point ................................................................................15
Grafik 4 Hubungan antara konsentrasi dengan kecepatan pengendapan pada
kondisi critical settling point....................................................................16
Grafik 5 Hubungan antara densitas dengan kecepatan pengendapan pada kondisi
critical settling point ................................................................................18
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Pengamatan Tinggi Slurry Pada Konsentrasi Awal (Co) yang Bervariasi
dalam 500 ml tiap Interval 10 Menit pada tepung tapioka......................11
Tabel 2. Pengamatan Tinggi Slurry Pada Konsentrasi Awal (Co) yang Bervariasi
dalam 500 ml tiap Interval 10 Menit pada tepung jagung.......................12
Tabel 3. Pengamatan Waktu Pengendapan Tepung tapioka dan tepung jagung
pada konsentrasi 5%, 9% dan 14%..........................................................15
Tabel 4.Pengamatan kecepatan pengendapan pada tepung tapioka dan tepung
jagung konsentrasi 5%, 9% dan 14%..................................................….17
Tabel 5. Pengamatan kecepatan pengendapan dan densitas pada tepung tapioka
dan tepung jagung konsentrasi 5%, 9% dan 14% .................................18
Tabel 6. Perhitungan dimensi clarifier pada tepung tapioka..................................19
Tabel 7. Perhitungan dimensi clarifier pada tepung jagung...................................20
INTISARI
I.2 Tujuan
1. Untuk merancang alat pengendapan (clarifier) dari data percobaan batch
sedimentasi
2. Untuk mengetahui hubungan antara waktu pengendapan dengan
konsentrasi
3. Untuk mengetahui kecepatan sedimentasi (laju sedimentasi)
I.3 Manfaat
1. Agar praktikan dapat memahami faktor-faktor yang mempengaruhi proses
pengendapan
2. Agar praktikan dapat mengaplikasikan percobaan sedimetasi dalam dunia
industri
II.1 Sedimentasi
Sedimentasi adalah pemisahan parsial atau konsentrasi partikel padat
tersuspensi dari suatu cairan dengan pengendapan gravitasi. Bidang ini dapat
dibagi menjadi operasi fungsional penebalan dan klarifikasi. Tujuan utama dari
penebalan adalah untuk meningkatkan konsentrasi padatan tersuspensi dalam
aliran umpan, sedangkan klarifikasi adalah untuk menghilangkan jumlah partikel
tersuspensi yang relatif kecil dan menghasilkan limbah yang jelas. Kedua fungsi
ini serupa dan terjadi secara bersamaan dan terminologi hanya membuat
perbedaan antara hasil proses utama yang diinginkan.
(Perry, 2018)
II.1.1 Flokulasi
Jika padatan dalam suspensi adalah partikel individu dengan diameter
hanya beberapa mikrometer, laju pengendapan gravitasi akan sangat rendah atau
mungkin terlalu rendah untuk operasi praktis. untungnya, dalam banyak suspensi
halus, partikel membentuk aglomerat atau kelompok partikel yang mengendap
pada tingkat yang wajar. Aglomerasi kadang-kadang dipromosikan dengan
menambahkan agen flokulasi termasuk elektrolit kuat, yang mengurangi gaya
tolak antara partikel bermuatan, atau flokulan polimer yang mungkin bersifat
kationik, anionik, atau non ionik. Flokulasi juga dilakukan dengan menambahkan
bahan murah seperti kapur, alumina atau natrium silikat, yang membentuk partikel
floculated memiliki karakteristik pengendapan yang berbeda dari suspensi padatan
padat terdispersi.
(Mc Cabe, 2005)
II.1.2 Mekanisme pengendapan
Ketika suatu larutan yang mengandung zat padat terlarut dapat dipisahkan
dengan gravitasi menjadi fluida jernih dan slurry yang mengandung konsentrasi
padatan lebih tinggi titik pada pengujian pengendapan secara sistem dilakukan
untuk menggambarkan mekanisme pengendapan dan metode penentuan
Keterangan :
V1 = Kecepatan pengendapan (cm/s)
Zi = Ketinggian di titik akhir atau pada titik Z (cm)
Z1 = Ketinggian di titik 1 (cm)
Z0 = Ketinggian awal (cm)
C1 = Konsentrasi slurry akhir (kg/m3)
C0 = Konsentrasi slurry awal (kg/m3)
t1 = Waktu pada titik 1 (s)
II.1.6 Aplikasi Sedimentasi
Pengaplikasian pengendapan mencakup pembuangan cairan dari limbah
limbah cair, pengambilan kristal dari pembentukan kristal, pemisahan campuran
cair cair dari tahap ekstraksi tunggal, pengendapan partikel makanan padat dari
makanan cair, serta pengendapan lumpur dari proses pembasuhan kacang kedelai.
(Geankoplis, 2003)
II.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sedimentasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi sedimentasi diantaranya yaitu ukuran
partikel, viskositas cairan, konsentrasi dan densitas.
1. Ukuran partikel
II.4 Hipotesa
Data (debit, diameter dan ketinggian) yang diperoleh dari hasil percobaan
batch sedimentasi dapat digunakan untuk merancang alat pengendapan (clarifier)
pada skala industri. Kecepatan sedimentasi dipengaruhi oleh konsentrasi slurry,
semakin besar konsentrasi slurry maka kecepatan sedimentasi semakin kecil. Dan
hubungan waktu pengendapan dengan tinggi permukaan slurry, dimana semakin
lama waktu pengendapan maka semakin tinggi permukaan slurry.
Kaca Arloji Neraca Analitik
Penggaris
Keterangan :
3
1. Gelas ukur
2. Stopwatch
3. Spatula
1
4. Penggaris
4
23 konsentras
22.5 i 5%
22
21.5
21
20.5
20
0 20 40 60 80 100 120 140 160
waktu pengendapan (menit)
Grafik 1. Hubungan antara waktu pengendapan terhadap tinggi slurry pada tepung
tapioka dengan konsentrasi yang bervariasi
Dari data hasil pengamatan pada tabel 1 diperoleh grafik 1 yaitu hubungan
antara waktu pengendapan terhadap tinggi slurry pada tepung tapioka dengan
konsentrasi 5%, 9% dan 14%. Dapat disimpulkan bahwa semakin besar
konsentrasi maka waktu pengendapan yang dibutuhkan semakin lama. Menurut
Setiyadi (2014) ketika partikel padatan berada pada keadaan saling berdesakan
maka partikel akan mengendap pada kecepatan rendah. Akibat dari hal ini,
kecepatan yang turun ke bawah semakin lama semakin lambat, sehingga untuk
memperoleh hasil sedimentasi sampai proses pengendapan berhenti memerlukan
waktu yang cukup lama. Pada saat critical settling point tidak terjadi penurunan
ketinggian slurry pada beberapa waktu, seperti pada konsentrasi 5% dimana pada
waktu 110 menit hingga 130 menit tidak terjadi penurunan ketinggian slurry.
Namun terdapat beberapa penyimpangan, seperti pada konsentrasi 5% dimana
pada waktu 100 menit menuju ke 110 menit terjadi penurunan ketinggian slurry
yang sangat tajam. Hal ini terjadi dikarenakan gesekan yang terjadi antar partikel
semakin kecil sehingga menyebabkan partikel - partikel tersebut lebih cepat turun
ke bawah dibandingkan pada menit - menit sebelumnya.
konsentras
23.5 i 5%
23 Linear
22.5 (konsentra
si 5%)
22
21.5
21
0 20 40 60 80 100 120
waktu pengendapan (menit)
Grafik 2. Hubungan antara waktu pengendapan terhadap tinggi slurry pada tepung
jagung dengan konsentrasi yang bervariasi
Dari data hasil pengamatan pada tabel 2 diperoleh grafik 2 yaitu hubungan
antara waktu pengendapan terhadap tinggi slurry pada tepung tapioka dengan
konsentrasi 5%, 9% dan 14%. Dapat disimpulkan bahwa semakin besar
konsentrasi maka waktu pengendapan yang dibutuhkan semakin lama. Menurut
Mc Cabe (1993) semakin besar konsentrasi maka semakin lama waktu
pengendapan, hal ini dapat terjadi karena pada konsentrasi yang lebih tinggi jarak
antar partikel padatan semakin dekat. Akibatnya gaya gesek antar partikel
semakin besar, sehingga memperlambat kecepatan partikel turun ke bawah. Oleh
karena itu waktu pengendapan yang diperoleh juga semakin lama. Namun terdapat
beberapa penyimpangan, seperti pada konsentrasi 5% dimana pada waktu 30
menit menuju ke 40 menit terjadi penurunan ketinggian slurry yang sangat tajam.
Hal ini terjadi dikarenakan gesekan yang terjadi antar partikel semakin kecil
sehingga menyebabkan partikel - partikel tersebut lebih cepat turun ke bawah
dibandingkan pada menit - menit sebelumnya.
Dari data hasil pengamatan diperoleh grafik 1 dan 2 yaitu hubungan antara
waktu pengendapan dengan tinggi slurry terhadap berbagai konsentrasi pada
tepung tapioka dan tepung jagung. Dapat disimpulkan waktu pengendapan pada
160
140
waktu pengendapan (menit)
0.07
0.06
0.05 f(x) = − 0 x + 0.07
0.04 R² = 0.93
tepung
0.03 f(x) = − 0 x + 0.04 tapioka
0.02 R² = 0.88
0.01
0
4 6 8 10 12 14 16
Konsentrasi (%)
0.07
0.06
0.05 f(x) = − 0.02 x + 0.07
R² = 0.96
0.04
0.03 f(x) = − 0.01 x + 0.04 tepung
0.02 R² = 0.92 tapioka
0.01
0
0.9950 0.9956 0.9963
Densitas (gr/cm3)
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan sedimentasi yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa untuk merancang clarifier diperlukan data batch hasil
percobaan sebagai berikut :
1. Semakin kecil konsentrasi maka kecepatan sedimentasi semakin besar kare
na peluang tumbukan antar partikel makin kecil. Semakin kecil
konsentrasi maka waktu pengendapan semakin cepat.
2. Dari percobaan yang telah dilakukan laju pengendapan yang paling cepat
dan optimum terjadi pada tepung jagung 0,0583 cm/menit, diperoleh
kecepatan volumetric (Q) 0,008311 m3/jam dan kapasitas clarifier (V)
sebesar 0,008311 m3.
3. Sehingga untuk merancang diameter clarifier dibutuhkan tinggi clarifier
sebesar 0,59841 m dan diameter clarifier sebesar 0,13298 m maka
rancangan clarifier tersebut dapat digunakan untuk skala industri, secara
general pada berbagai jenis tepung dengan konsentrasi bervariasi.
V.2 Saran
1. Sebaiknya praktikan lebih cermat dalam mengukur serta mengamati
ketinggian slurry agar diperoleh data yang valid
2. Sebaiknya praktikan lebih cermat dalam proses melarutkan tepung tapioka
dalam air agar tercampur sempurna
3. Sebaiknya praktikan pada saat mengocok slurry lebih berhati-hati agar
slurry tidak tumpah dan terkocok dengan sempurna
w
%w= ×100 %
wtotal
w
5 %= × 100 %
500 gr
w=25 gr
2. Menghitung Kecepatan Pengendapan Pada Tepung Tapioka Konsentrasi 5%
∆Z
v=
∆t
Z 0−Z 1
v=
t 1−0
(Geankoplis,2013)
25 cm−20,3 cm
v=
130 menit
= 0,0362 cm/menit
LAMPIRAN 2