Anda di halaman 1dari 11

Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO

Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta


101
8.1 Deret Taylor Dengan Order Lebih Tinggi
Setelah mengetahui kesalahan yang terjadi pada metode Euler, dapat disimpulkan
bahwa metode tersebut dapat diperbaiki dengan memperhitungkan lebih banyak suku
dari deret Taylor (dengan deret Taylor order yang lebih tinggi).
Deret Taylor orde dua mempunyai bentuk:

! 2

) , ( '
! 1

) , (
2
i i i i i 1 i
x
y x f
x
y x f y y + + =
+
(8.12)
Persamaan (8.12) akan memberikan hasil yang lebih baik dari persamaan (8.5), tetapi
penyelesaian menjadi lebih sulit karena harus memperhitungkan turunan pertama
) , ( '
i i
y x f , terutama bila fungsi sulit untuk diturunkan.

8.2 Metode Heun
Metode Heun merupakan modifikasi dari metode Euler. Modifikasi dilakukan dalam
memperkirakan kemiringan u. Metode ini memperkirakan dua turunan pada interval,
yaitu pada ujung awal dan akhir. Kedua turunan tesebut kemudian diratakan untuk
mendapatkan perkiraan kemiringan yang lebih baik (Gambar 8.4).
Berdasarkan metode Euler, kemiringan pada ujung awal dari interval adalah:
) , (
i i
'
i
y x f y = (8.13)
Kemiringan tesebut digunakan untuk menghitung nilai y
i + 1
dengan ekstrapolasi linier
sehingga:

x y x f y y ) , (
i i i
0
1 i
+ =
+
(8.14)

Gambar 8.4. Metode Heun
Nilai
0
1 i +
y dari persamaan (8.14) tersebut kemudian digunakan untuk memperkirakan
kemiringan pada ujung akhir interval, yaitu:

) , (
0
1 i 1 i
'
1 i + + +
= y x f y (8.15)
Kedua kemiringan yang diberikan oleh persamaan (8.13) dan persamaan (8.15),
kemudian diratakan untuk memperoleh kemiringan pada interval, yaitu:
Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO
Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta
102


2
) , (
2
'
0
1 i 1 i
0
1 i
'
i + + +
=
+
=
y x f y y
y
Kemiringan rerata tersebut kemudian digunakan untuk ekstrapolasi linier dari y
i
ke y
i + 1

dengan menggunakan metode Euler:

x
y x f y x f
y y
2
) , ( ) , (
0
1 i 1 i i i
i 1 i
+ +
+
+
+ = (8.16)
Metode Heun ini disebut juga metode prediktor-korektor. Persamaan (8.14) disebut
dengan persamaan prediktor, sedang persamaan (8.16) disebut dengan persamaan
korektor.
Contoh soal:
Selesaikan persamaan berikut:

2
) , ( y y t f
dt
dy
= = (c.1)
1 ) 0 ( = y (c.2)
dengan menggunakan metode Heun dan At = 0,1.
Penyelesaian:
Penyelesaian eksak dari persamaan diatas adalah:
t
y
+
=
1
1

Penyelesaian numerik dengan menggunakan metode Heun.
Persamaan (c.1) dapat ditulis dalam bentuk:
t y y t y t f y y ) , (
2
i i i i i 1 i
= + =
+
(c.3)
Untuk i = 0, persamaan (c.3) menjadi:
t y y y A =
2
0 0 1

Kemiringan fungsi di titik ( t
0
, y
0
) adalah:
. 1 ) 1 ( ) , (
2 2
0 0 0
= = = y y t f
Perkiraan nilai awal dari y di titik i = 1 adalah:
. 9 , 0 ) 1 , 0 1 ( 1
0
1
= = y
Kemiringan fungsi di titik i = 1 adalah:
. 81 , 0 ) 9 , 0 ( ) , (
2 2
1
0
1 1
'
1
= = = = y y t f y
Kemiringan rerata:
. 905 , 0
2
) 81 , 0 ( ) 1 (
2
'
'
1
'
0
=
+
=
+
=
y y
y
Perkiraan nilai y dititik i = 1 adalah:
. 9095 , 0 ) 1 , 0 905 , 0 ( 1
1
= = y
Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO
Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta
103
Untuk i = 1, persamaan (3) menjadi:
t y y y
2
1 1 2
=
Kemiringan fungsi di titik ( t
1,
y
1
) adalah:
. 82719 , 0 ) 9095 , 0 ( ) , (
2 2
1 i i
= = = y y t f
Perkiraan nilai awal dari y di titik i = 1 adalah:
. 82678 , 0 ) 1 , 0 827191 , 0 ( 9095 , 0
0
2
= = y
Kemiringan fungsi dititik i = 2 adalah:
. 68357 , 0 ) 82678 , 0 ( ) , (
2 2
2
0
2 2
'
2
= = = = y y t f y
Kemiringan rerata:
. 75538 , 0
2
) 68357 , 0 ( ) 82719 , 0 (
2
'
'
2
'
1
=
+
=
+
=
y y
y
Perkiraan nilai y dititik i = 2 adalah:
y
1
= 0,9095 (0,755380,1) = 0,83396.
Hitungan selanjutnya dilakukan dengan prosedur diatas dan hasilnya diberikan dalam
Tabel 8.2.
Tabel 8.2. Hasil hitungan dengan metode Heun
t
i
y eksak y perkiraan c
t
(%)
0,00 1,000000 1,00000 -
0,10 0,909090 0,90950 0,05
0,20 0,833333 0,83396 0,08
0,30 0,769231 0,76977 0,1
0,40 0,714286 0,71507 0,11
0,50 0,666666 0,66746 0,12

8.6 Metode Poligon
Metode Poligon dapat juga disebut sebagai modifikasi dari metode Euler. Metode Euler
digunakan untuk memprediksi kemiringan nilai y pada titik tengah interval. Untuk itu
pertama kali dihitung nilai y
i + 1/2
berikut ini. Gambar 8.5 adalah penjelasan dari metode
tersebut.

2

) , (
i i i
2
1
i
x
y x f y y + =
+






Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO
Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta
104

Gambar 8.5. Metode Euler yang dimodifikasi (Poligon)
Kemudian nilai tersebut digunakan untuk mengestimasi kemiringan pada titik tengah
interval, yaitu :

) , (
2
1
i
2
1
i
'
2
1
i + + +
= y x f y (8.17)
Kemiringan tersebut merupakan perkiraan dari kemiringan rerata pada interval, yang
kemudian digunakan untuk ekstrapolasi linier dari x
i
ke x
i + 1
dengan menggunakan
metode Euler:

x y x f y y ) , (
2
1
i
2
1
i
i 1 i
+ +
+
+ = (8.18)
Contoh soal:
Selesaikan persamaan berikut dengan metode Poligon untuk Ax = 0,1.

x
) , ( e y x f
dt
dy
= = (c.1)
1 ) 0 ( = y (c.2)
Penyelesaian:
Persamaan (c.1) dapat ditulis dalam bentuk:
x e y x y x f y y ) , (
i
x
i i i i 1 i
+ = + =
+
(c.3)
Perkiraan nilai y pada titik tengah interval adalah:
. 05 , 1 )
2
1 , 0
1 ( 1
2

0
0
2
1
= + = + =
x
e y y
Kemiringan fungsi pada titik tengah interval adalah:
. 051271 , 1 ) , (
05 , 0
2
1
2
1
'
2
1
= = = e y x f y
Perkiraan nilai y di titik i = 1 adalah:
Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO
Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta
105
. 105127 , 1 ) 1 , 0 051271 , 1 ( 1 ) , (
2
1
2
1 0 1
= + = + = x y x f y y
Prosedur hitungan tersebut diatas diulangi lagi untuk langkah-langkah berikutnya, dan
hasilnya diberikan dalam Tabel 8.3.

Tabel 8.3. Hasil hitungan dengan metode Poligon
x
i
y eksak y perkiraan c
t
(%)
0,0 1,000000 1,00000 -
0,1 1,105171 1,105127 0,004
0,2 1,221403 1,221310 0,008
0,3 1,349859 1,349713 0,011
0,4 1,491825 1,491619 0,014
0,5 1,648721 1,648452 0,016

8.7 Metode Runge-Kutta
Pada metode Euler memberikan hasil yang kurang teliti maka untuk mendapatkan hasil
yang lebih teliti perlu diperhitungkan suku yang lebih banyak dari deret Taylor atau
dengan menggunakan interval Ax yang kecil. Kedua cara tersebut tidak
menguntungkan. Penghitungan suku yang lebih banyak memerlukan turunan yang lebih
tinggi dari fungsi nilai y (x), sedang penggunaan Ax yang kecil menyebabkan waktu
hitungan lebih panjang.
Metode Runge-Kutta memberikan hasil ketelitian yang lebih besar dan tidak
memerlukan turunan dari fungsi, bentuk umum dari metode Runge-Kutta adalah:

x x y x y y ) , , (
i i i 1 i
+ =
+
(8.19)
dengan u(x
i
, y
i
, Ax) adalah fungsi pertambahan yang merupakan kemiringan rerata
pada interval.
Fungsi pertambahan dapat ditulis dalam bentuk umum:

n n 2 2 1 1
... k a k a k a + + + = (8.20)
dengan a adalah konstanta dan k adalah:
k
1
= f (x
i
, y
i
) (8.21a)
k
2
= f (x
i
+ p
1
Ax, y
i
+ q
11
k
1
Ax) (8.21b)
k
3
= f (x
i
+ p
2
Ax, y
i
+ q
21
k
1
Ax + q
22
k
2
Ax) (8.21c)

k
n
= f (x
i
+ p
n 1
Ax, y
i
+ q
n 1, 1
k
1
Ax + q
n 1, 2
k
2
Ax + .+ q
n 1, n 1
k
n 1
Ax) (8.21d)
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa nilai k mempunyai hubungan berurutan.
Nilai k
1
muncul dalam persamaan untuk menghitung k
2
, yang juga muncul dalam
persamaan untuk menghitung k
3
, dan seterusnya. Hubungan yang berurutan ini
membuat metode Runge-Kutta adalah efisien dalam hitungan.
Ada beberapa tipe metode Runge-Kutta yang tergantung pada nilai n yang digunakan.
Untuk n = 1, yang disebut Runge-Kutta order satu, persamaan (8.20) menjadi:
) , (
i i 1 1 1
y x f a k a = =
Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO
Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta
106
Untuk a
1
= 1 maka persamaan (8.19) menjadi:
x y x f y y ) , (
i i i 1 i
+ =
+

yang sama dengan metode Euler.

Di dalam metode Runge-Kutta, setelah nilai n ditetapkan, kemudian nilai a, p dan q
dicari dengan menyamakan persamaan (8.19) dengan suku-suku dari deret Taylor.

1) Metode Runge-Kutta order 2
Metode Runge-Kutta order 2 mempunyai bentuk:
x k a k a y y ) (
2 2 1 1 i 1 i
+ + =
+
(8.22a)
dengan:
) , (
i i 1
y x f k = (8.22b)
) , (
1 11 i 1 i 2
x k q y x p x f k + + = (8.22c)
Nilai a
1,
a
2
, p
1
dan q
11
dievaluasi dengan menyamakan persamaan (8.22a) dengan
deret Taylor order 2, yang mempunyai bentuk:


2

) , ( '
1

) , (
i i i i i 1 i
x
y x f
x
y x f y y + + =
+
(8.23)
dengan ) , ( '
i i
y x f dapat ditentukan dari hukum berantai (chain rule) berikut:

dx
dy
y
f
x
f
y x f
c
c
+
c
c
= ) , ( '
i i
(8.24)
Substitusi persamaan (8.24) ke dalam persamaan (8.23) menghasilkan:

2

) (
1

) , (
i i i 1 i
x
dx
dy
y
f
x
f x
y x f y y
c
c
+
c
c
+ + =
+
(8.25)
Dalam metode Runge-Kutta ini dicari nilai a
1
, a
2
, p
1
dan q
11
sedemikian sehingga
persamaan (8.22a) ekivalen dengan persamaan (8.25). Untuk itu digunakan deret
Taylor untuk mengembangkan persamaan (8.22c). Deret Taylor untuk fungsi
dengan dua variabel mempunyai bentuk:

... ) , ( ) , ( +
c
c
+
c
c
+ = + +
y
g
s
x
g
r y x g s y r x g
Dengan cara tersebut, persamaan (8.22c) dapat ditulis dalam bentuk:
) ( ) , ( ) , (
2
1 11 1 i i 1 11 i 1 i
x 0
y
f
x k q
x
f
x p y x f x k q y x p x f +
c
c
+
c
c
+ = + +
Bentuk diatas dan persamaan (8.22b) disubstitusikan ke dalam persamaan (8.22a)
sehingga menjadi:

Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO
Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta
107

) ( ) , (
) , ( ) , (
3
i i
2
11 2
2
1 2 i i 2 i i 1 i 1 i
x 0
x
f
y x f x q a
x
f
x p a y x f x a y x f x a y y
+
c
c
+
c
c
+ + + =
+

atau

| |
) ( ) , (
) , ( ) , (
3 2
i i 11 2 1 2
i i 2 i i 1 i 1 1
x 0 x
x
f
y x f q a
x
f
p a
x y x f a y x f a y y
+
(

c
c
+
c
c
+
+ + =
+
(8.26)
Dengan membandingkan persamaan (8.25) dan persamaan (8.26), dapat
disimpulkan bahwa kedua persamaan akan ekivalen apabila:

a
1
+ a
2
= 1. (8.27a)
a
2
p
1
=
2
1
. (8.27b)
a
2
q
11
=
2
1
. (8.27c)
Sistem persamaan diatas yang terdiri dari tiga persamaan mengandung empat
bilangan tak diketahui, sehingga tidak bisa diselesaikan. Untuk itu salah satu
bilangan tak diketahui ditetapkan, dan kemudian dicari ketiga bilangan yang lain.
Dianggap bahwa a
2
ditetapkan, sehingga persamaan (8.27a) sampai persamaan
(8.27c) dapat diselesaikan dan menghasilkan:


2 1
1 a a = (8.28a)

2
11 1
2
1
a
q p = = (8.28b)
Karena nilai a
2
dapat dipilih sembarang, maka akan terdapat banyak metode Runge-
Kutta order 2.
Dibawah ini merupakan 3 metode Runge-Kutta order 2 yang sering digunakan.
a) Metode Heun
Apabila a
2
dianggap
2
1
, maka persamaan (8.28a) dan persamaan (8.28b) dapat
diselesaikan dan diperoleh:

. 1
.
2
1
11 1
1
= =
=
q p
a

Parameter tersebut apabila disubstitusikan ke dalam persamaan (8.22a) akan
menghasilkan:
x k k y y )
2
1
2
1
(
2 1 i 1 i
+ + =
+
(8.29a)
Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO
Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta
108
dengan:
) , (
i i 1
y x f k = (8.29b)
) , (
1 i i 2
x k y x x f k + + = (8.29c)
dimana k
1
adalah kemiringan fungsi pada awal interval dan k
2
adalah
kemiringan fungsi pada akhir interval. Dengan demikian metode Runge-Kutta
order 2 adalah sama dengan metode Heun.

b) Metode Poligon (a
2
= 1)
Apabila a
2
dianggap 1, maka persamaan (8.28a) dan persamaan (8.28b) dapat
diselesaikan dan diperoleh:


.
2
1
. 0
11 1
1
= =
=
q p
a

Parameter tersebut apabila disubstitusikan ke dalam persamaan (8.22a) akan
menghasilkan:

x k y y
2 i 1 i
+ =
+
(8.30a)
dengan:
) , (
i i 1
y x f k = (8.30b)
)
2
1
,
2
1
(
1 i i 2
x k y x x f k + + = (8.30c)
c) Metode Ralston
Dengan memilih a
2
=
3
2
, akan menghasilkan kesalahan pemotongan minimum
untuk metode Runge-Kutta order 2. Dengan a
2
=
3
2
, didapat:

.
4
3
.
3
1
11 1
1
= =
=
q p
a

sehingga :
x k k y y )
3
2
3
1
(
2 1 i 1 i
+ + =
+
(8.31a)
dengan:
) , (
i i 1
y x f k = (8.31b)
)
4
3
,
4
3
(
1 i i 2
x k y x x f k + + = (8.31c)
Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO
Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta
109
Contoh soal:
Selesaikan persamaan diferensial berikut ini dengan metode Raltson.
. 5 , 8 20 12 2
2 3
+ + = x x x
dx
dy

dari x = 0 sampai x = 4 dengan menggunakan langkah . 5 , 0 = Ax Kondisi awal pada
x = 0 adalah y = 1.

Peyelesaian:
Langkah pertama adalah menghitung k
1
dan k
2
dengan menggunakan persamaan
(8.31b) dan persamaan (8.31c):


. 58203125 , 2 5 , 8 ) 375 , 0 ( 20 ) 375 , 0 ( 12 ) 375 , 0 ( 2
). 1875 , 14 ; 375 , 0 ( )
4
3
,
4
3
(
. 5 , 8 5 , 8 ) 0 ( 20 ) 0 ( 12 ) 0 ( 2 ) , (
2 3
1 i i 2
2 3
0 0 1
= + + =
= + + =
= + + = =
f x k y x x f k
y x f k

Kemiringan rerata adalah :
. 5546875 , 4 ) 58203125 , 2 (
3
2
) 5 , 8 (
3
1
= + =
Nilai y (0,5) dihitung dengan persamaan (8.31a):
. 27734375 , 3 ) 5 , 0 ( 5546875 , 4 1
0 5 , 0
= + = + = x y y

2) Metode Runge-Kutta Order 3
Metode Runge-Kutta Order 3 diturunkan dengan cara yang sama dengan order 2
untuk nilai n = 3. Hasilnya adalah 6 persamaan dengan 8 bilangan tak diketahui.
Oleh karena itu 2 bilangan tak diketahui harus ditetapkan untuk mendapatkan 6
bilangan tak diketahui lainnya. Hasil yang biasa digunakan adalah:

x k k k y y ) 4 (
6
1
3 2 1 i 1 i
+ + + =
+
(8.32a)
dengan:
) , (
i i 1
y x f k = (8.32b)
)
2
1
,
2
1
(
1 i i 2
x k y x x f k + + = (8.32c)
) 2 , (
2 1 i i 3
x k x k y x x f k + + = (8.32d)
Contoh soal:
Selesaikan persamaan berikut dengan metode Runge-Kutta order 3.
. 5 , 8 20 12 2
2 3
+ + = x x x
dx
dy

Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO
Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta
110
dari x = 0 sampai x = 4 dengan menggunakan langkah . 5 , 0 = Ax Kondisi awal pada
x = 0 adalah y = 1.

Penyelesaian:
Langkah pertama pada metode Runge-Kutta order 3 yaitu menghitung k
1
, k
2
dan k
3
.

. 25 , 1 5 , 8 ) 5 , 0 ( 20 ) 5 , 0 ( 12 ) 5 , 0 ( 2
. 21875 , 4 5 , 8 ) 25 , 0 ( 20 ) 25 , 0 ( 12 ) 25 , 0 ( 2
. 5 , 8 5 , 8 ) 0 ( 20 ) 0 ( 12 ) 0 ( 2
2 3
3
2 3
2
2 3
1
= + + =
= + + =
= + + =
k
k
k

Dengan menggunakan persamaan (8.32a), dihitung nilai y (x):
. 21875 , 3 5 , 0 ] 25 , 1 ) 21875 , 4 ( 4 5 , 8 (
6
1
[ 1 ) 5 , 0 ( = + + + = y

3) Metode Runge-Kutta Order 4
Metode Runge-Kutta order 4 banyak digunakan karena mempunyai ketelitian lebih
tinggi. Metode ini mempunyai bentuk:

x k k k k y y ) 2 2 (
6
1
4 3 2 1 i 1 i
+ + + + =
+
(8.33a)
dengan:
) , (
i i 1
y x f k = (8.33b)
)
2
1
,
2
1
(
1 i i 2
x k y x x f k + + = (8.33c)
)
2
1
,
2
1
(
2 i i 3
x k y x x f k + + = (8.33d)
) , (
3 i i 4
x k y x x f k + + = (8.33e)

Contoh soal:
Selesaikan persamaan berikut dengan metode Runge-Kutta order 4.
. 5 , 8 20 12 2
2 3
+ + = x x x
dx
dy

dari x = 0 sampai x = 4 dengan menggunakan langkah . 5 , 0 = Ax Kondisi awal pada
x = 0 adalah y = 1.

Penyelesaian:
Langkah pertama pada metode Runge-Kutta order 4 yaitu menghitung k
1
, k
2,
k
3
dan
k
4
.
Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO
Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta
111

. 25 , 1 5 , 8 ) 5 , 0 ( 20 ) 5 , 0 ( 12 ) 5 , 0 ( 2
. 21875 , 4 5 , 8 ) 25 , 0 ( 20 ) 25 , 0 ( 12 ) 25 , 0 ( 2
. 21875 , 4 5 , 8 ) 25 , 0 ( 20 ) 25 , 0 ( 12 ) 25 , 0 ( 2
. 5 , 8 5 , 8 ) 0 ( 20 ) 0 ( 12 ) 0 ( 2
2 3
4
2 3
3
2 3
2
2 3
1
= + + =
= + + =
= + + =
= + + =
k
k
k
k

Dengan menggunakan persamaan (8.33a), dihitung nilai y (x):
. 21875 , 3 5 , 0 ] 25 , 1 ) 21875 , 4 ( 2 ) 21875 , 4 ( 2 5 , 8 (
6
1
[ 1 ) 5 , 0 ( = + + + + = y
Tabel 8.4. Perbandingan penyelesaian persamaan dengan berbagai metode
I X YE
EULER HEUN POLIGON RALSTON RUNGE-KUTTA
Y c
t
(%) Y c
t
(%) Y c
t
(%) Y c
t
(%) Y c
t
(%)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
3.50
4.00
1.00000
3.21875
3.00000
2.21875
2.00000
2.71875
4.00000
4.71875
3.00000
1.00000
5.25000
5.87500
5.12500
4.50000
4.75000
5.87500
7.12500
7.00000
-
63.11
95.83
130.99
125.00
74.71
46.88
50.99
133.33
1.00000
3.43750
3.37500
2.68750
2.50000
3.18750
4.37500
4.93750
3.00000
-
6.80
12.50
21.13
25.00
17.24
9.38
4.64
0.00
1.00000
3.27734
3.10156
2.34766
2.14063
2.85547
4.11719
4.80078
3.03125
-
1.82
3.39
5.81
7.03
5.03
2.93
1.74
1.04
1.00000
3.27734
3.10156
2.34766
2.14063
2.85547
4.11719
4.80078
3.03125
-
1.82
3.39
5.81
7.03
5.03
2.93
1.74
1.04
1.00000
3.21875
3.00000
2.21875
2.00000
2.71875
4.00000
4.71875
3.00000
-
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00

Anda mungkin juga menyukai