Anda di halaman 1dari 5

STRATEGI PENGEMBANGAN DESA MANDIRI MELALUI INOVASI

BUMDES
DI KABUPATEN BANTAENG

Oleh :

KSATRIAWAN ZAENUDDIN

10564021715

ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai satuan wilayah terendah, Desa menjadi salah satu program


Nawacita Presiden dan Wakil Presiden untuk memperkuat melalui
kebijakan pembangunan yang sangat besar, salah satunya pemberian Dana
Desa bersumber dari APBN yang bertujuan agar dapat meningkatkan dan
dapat mengembangkan kualitas dan kesejahteraan masyarakatnya. Namun,
dengan bantuan tersebut, justru Desa mengalami ketergantungan dan
mematikan semangat agar menjadi Desa mandiri.
Desa mandiri sebenarnya merupakan bagian dari cita-cita
pembangunan nasional, sebagai miniatur pembangunan tingkat grassroots
(akar rumput), dimana pembangunan hendaknya dilakukan ditingkat desa
sebagai penopang pembanguan di tingkat daerah maupun nasional.
Beragam potensi desa sebagai daya tarik sumber pembangunan
seyogyanya dimanfaat dengan baik oleh para stakeholder untuk berinovasi
dalam upaya kemajuan pembangunan yang merata.
Dibutuhkan upaya khusus yang terstruktur dan terorganisir demi
peningkatan taraf hidup masyarakat di pedesaan. Salah satu cara dalam
meningkatkan kemandirian masyarakat desa dalam menggerakkan
ekonomi di pedesaan adalah pemanfaatan Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes). BUMDes adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian
besar modalnya dimiliki desa melalui penyertaan modal langsung yang
berasal dari kekayaan desa.
Lembaga ini digadang-gadang sebagai kekuatan yang akan bisa
mendorong terciptanya peningkatan kesejahteraan dengan cara
menciptakan produktivitas ekonomi bagi desa dengan berdasar pada ragam
potensi yang dimiliki desa. Walaupun sebenarnya BUMDes adalah
pendekatan yang telah sejak lama dalam peningkatan ekonomi desa.
Namun upaya pemanfaatan BUMDes bagi masyarakat masih kurang
apalagi terdapat BUMDes yang hanya berdiri tegak, setengah hidup, atau
tinggal namanya saja. Padahal BUMDes dapat menjadi pendukung bagi
usaha-usaha ekonomi yang ada di masyarakat, baik itu dalam bentuk
bantuan modal, peningkatan kapasitas UMKM, hingga mengembangkan
jaringan pasar yang secara teknis merupakan sebuah lembaga yang
mendorong untuk peningkatan Pendapatan Asli Desa (PADes).
Terlebih lagi bagi daerah yang memiliki potensi yang besar seperti
di Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan untuk mengelolah
BUMDes yang secara tepat agar menjadikan daerah yang terdiri atas 46
Desa ini menjadi Desa Mandiri. Apalagi tercatat pada tahun 2017 oleh
Badan Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
(P3MD) terdapat 65 BUMDes. Dengan jumlah tersebut, sudah
sepantasnya ada banyak lahir Desa Mandiri di Kabupaten Bantaeng.
Olehnya itu dibutuhkan strategi dalam mewujudkan kemandirian desa dan
mengentaskan permasalahan pelaksanaan BUMDes melalui sebuah
inovasi peningkatan kesejahteraan dan perekonomian masyarakat
pedesaan dengan pengembangan inovasi BUMDes.

Berdasarkan hal diatas, maka perlu untuk diadakan sebuah studi


mengenai pelaksanaan pengembangan Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes). Diharapkan dengan adanya studi ini, Desa dapat
mengembangkan BUMDes dengan lebih baik dalam rangka untuk
meningkatkan perekonomian desa. Hal inilah yang menjadi ketertarikan
peneliti mengangkat judul "Strategi Pengembangan Badan Usaha Milik
Desa (BUMDes) di Kabupaten Bantaeng".

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang diatas, maka perumusan masalah


dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana strategi pengembangan yang dilakukan oleh Badan Usaha
Milik Desa (BUMDes) di Kabupaten Bantaeng.
2. Faktor-faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat dalam
pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Kabupaten
Bantaeng.

C. Tujuan Penelitian

Dari beberapa rumusan masalah yang diajukan oleh peneliti maka


penelitian ini bertujuan sebagai berikut:
1. Mendapatkan deskripsi mengenai strategi yang dilakukan Badan
Usaha Milik Desa (BUMDes) dalam mengelola dan mengembangkan
BUMDes dengan memanfaatkan kekayaan-kekayaan yang menjadi
aset di Kabupaten Bantaeng.
2. Mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam pengembangan
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Kabupaten Bantaeng.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah


1. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan menjadi sumber wawasan dan pengetahuan
serta memberikan kontribusi yang berarti dan bermanfaat dalam bidang
Pemerintahan Desa melalui program Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes)
2. Secara Praktis
a. Bagi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Kabupaten Bantaeng,
diharapkan dapat menghasilkan temuan yang dapat
mengembangkan BUMDes, sehingga pengembangan selanjutnya
dapat menjadi rekomendasi agar BUMDes di Kabupaten Bantaeng
dapat lebih optimal dan dapat menjadikan Desa Mandiri.
b. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi referensi atau
bahan masukan bagi Pemerintah Desa yang lain untuk membentuk
atau mengembangkan BUMDes sesuai dengan potensi yang ada di
desa sebagai sarana untuk memajukan desa.

Anda mungkin juga menyukai