Anda di halaman 1dari 6

OPEN BOOK

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat !

1. Bagaimana wujud peran anda sebagai bidan dalam promosi kesehatan pada klien yang
masih remaja dan masa hamil dengan mengaplikasikan peran dibawah ini : (skor 40)
a. Peran sebagai advokator
b. Peran sebagai educator
c. Peran sebagai fasilitator
d. Peran sebagai motivator
2. Jelaskan perbedaan teori Health Belive Model dengan teori SOR ! (skor 25)
3. Kita sebagai bidan dituntut untuk merubah perilaku di masyarakat. Bagaimana merubah
perilaku ibu hamil yang sulit untuk melakukan pemeriksaan ke tenaga kesehatan (bidan)
dengan mengaplikasikan teori L. Green ! (skor 35)

---------------------------------------- Selamat - Mengerjakan --------------------------------------------

JAWABAN :
SITI MARFU’ATIN
NIM : 19153020046

1. Wujud peran kita sebagai bidan dalam promosi kesehatan pada klien yang masih
remaja dan masa hamil, adalah :
A. Peran sebagai Advokator
Advokasi adalah suatu pendekatan kepada seseorang/ badan organisasi yang di duga
mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan suatu program atau kelancaran suatu
kegiatan.
a. Pada Remaja
Untuk memperoleh dukungan masyarakat terhadap kesehatan remaja dilakukan
tindakan advokasi. Upaya-upaya advokasi dapat difokuskan untuk membuat
perubahan di tingkat lokal, daerah, atau nasional dengan menargetkan
penerimaan informasi dan pelayanan kesehatan reproduksi bagi para remaja.
Misalnya advokasi dan strategi pemberdayaan remaja dalam mempromosikan
hak-haknya yang diperlukan untuk mencapai kesehatan yang optimal.
b. Pada Ibu Hamil
- Bidan menyajikan masalah kesehatan terutama kesehatan ibu hamil di wilayah
kerjanya sehingga bisa bekerja sama dengan aparat desa (toma/toga) untuk
memecahkan masalah kesehatan terutama ibu hamil, agar kehamilannya
berjalan dengan aman sampai ke proses persalinan.
- Bidan menyampaikan masalah kesehatan terutama kesehatan ibu hamil
menggunakan media dalam bentuk lisan, artikel, berita, diskusi, penyampaian
pendapat untuk membentuk opini public.

B. Peran sebagai Educator


a. Pada Remaja
Bidan memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan pada remaja misalnya
tentang kesehatan organ reproduksi, persiapan untuk menghadapi kehamilan,
resiko perkawinan dini pada remaja.
b. Pada Ibu Hamil
Bidan memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan pada ibu hamil
misalnya tentang pemeriksaan kehamilan, perawatan sehari-hari pada ibu hamil,
hal-hal yang harus dihindari selama hamil, tanda bahaya pada kehamilan, factor
resiko tinggi pada kehamilan, dan persiapan melahirkan.

C. Peran sebagai Fasilitator


a. Pada Remaja
Bidan mempunyai tanggung jawab dalam memfasilitasi terjadinya proses saling
belajar dalam kelompok remaja agar kegiatan berjalan lancar misalnya
membantu dalam kegiatan uks di sekolah dengan bekerja sama dengan program
lain misalnya promkes, p2m, imunisasi ,gisi, dalam memerikan penyuluhan
kesehatan.
b. Pada Ibu Hamil
Bidan mempunyai tanggung jawab untuk menciptakan, mengkondisikan iklim
kelompok yang harmonis, serta menfasilitasi terjadinya proses saling belajar
dalam kelompok agar berjalan dengan lancar.
Misalnya :
- Memfasilitasi pembentukan desa siaga di wilayah masing-masing
- Memfasilitasi dalam mengembangkan UKBM serta hal-hal yang terkait
lain, contohnya PHBS, dana sehat, tabulin, dasolin, dan ambulan desa
- Memfasilitasi dalam membantu memecahkan setiap permasalahan yang
ada di wilayahnya secara musyawarah bersama.
- Memfasilitasi dalam melakukan pertemuan dengan kader dan tokoh
masyarakat lainnya.

D. Peran sebagai Motivator


a. Pada Remaja
Bidan berperan untuk menumbuhkan dan mengembangkan kepercayaan diri
remaja dalam hal kesehatan.
Misalnya :
- Memberikan motivasi pada remaja untuk mengkonsumsi makanan yang
bergizi
- Memberikan motivasi pada remaja untuk tidak melakukan perkawinan
dini
- Memberikan motivasi pada remaja untuk
b. Pada Ibu Hamil
Upaya yang di lakukan bidan sebagai pendamping adalah menyadarkan dan
mendorong kelompok untuk mengenali potensi dan masalah, dan dapat
mengembangkan potensinya untuk memecahkan masalah itu.
Misalnya :
- Memberikan motivasi pada ibu hamil untuk mengkonsumsi makanan
yang bergizi.
- Memberikan motivasi pada ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya
secara rutin
- Memberikan motivasi pada ibu hamil untuk perencanaan persalinan yang
bersih dan aman.

2. Perbedaan teori Health Belive Model dengan teori SOR adalah:


A. HEALTH BELIEF MODEL THEORY (TEORI MODEL KEPERCAYAAN
KESEHATAN)
Teori Model Kepercayaan adalah suatu bentuk penjabaran dari model sosio
psikologis. Munculnya model ini didasarkan pada kenyataan bahwa problem
kesehatan ditandai oleh kegagalan orang atau masyarakat. Untuk menerima usaha
sama dengan pencegahan dan penyembuhan penyakit yang diselenggarakan oleh
provider. Kegagalan ini akhirnya memunculkan teori yang menjelaskan perilaku
pencegahan penyakit atau preventif behavior, yang oleh Becker tahun 1974
mengembangkan dari teori lapangan (field theory) oleh Lewin tahun 1954 menjadi
model kepercayaan kesehatan/ health belief model.
Health Belief Model (HBM) menjadi salah satu kerangka konseptual yang
digunakan secara luas di dalam perilaku kesehatan selama 5 dasawarsa. HBM
digunakan untuk menjelaskan perubahan dan pemeliharaan dari perilaku yang
berhubungan dengan kesehatan, serta sebagai sebuah kerangka pedoman dari
intervensi perilaku kesehatan. HBM menggambarkan, membandingkan, dan
menganalisa dengan menggunakan sebuah aturan yang luas dari beraneka ragam
teknik analitik. Lebih dari 2 dasawarsa yang lalu, lebih banyak penelitian yang
melakukan penetapan ukuran dari kepercayaan orang yang bersangkutan terhadap
kondisi  kesehatan dan hubungan antara kepercayaan-kepercayaan ini.
B. TEORI STIMULUS-ORGANISME-RESPON (S-O-R)
Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku
tergantung kepada kualitas rangsang (stimulus) yang berkomunikasi dengan
organisme. Artinya kualitas dari sumber komunikasi (sources) misalnya: kredibilitas,
kepemimpinan, gaya berbicara sangat menentukan keberhasilan perubahan perilaku
seseorang, kelompok atau masyarakat.
Hosland, et al (1953) mengatakan bahwa proses perubahan perilaku pada
hakikatnya adalah sama dengan proses belajar. Proses perubahan perilaku tersebut
menggambarkan proses belajar pada individu yang terdiri dari:
1. Stimulus (rangsang) yang diberikan pada organisme dapat diterima atau ditolak.
Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti stimulus itu tidak
efektif mempengaruhi perhatian individu, dan berhenti di sini. Tetapi bila stimulus
diterima oleh organisme berarti ada perhatian dari individu dan stimulus tersebut
efektif.
2. Apabila stimulus telah mendapat perhatian dari organisme (diterima) maka ia
mengerti stimulus ini dan dilanjutkan kepada proses berikutnya.
3. Setelah itu organisme mengolah stimu;lus tersebut sehingga terjadi kesediaan untuk
bertindak demi stimulus yang telah diterimanya (bersikap).
4. Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka stimulus
tersebut mempunyai efek tindakan dari individu tersebut (perubahan perilaku).
Selanjutnya teori ini mengatakan bahwa perilaku dapat berubah hanya apabila
stimulus (rangsang) yang diberikan benar-benar melebihi dari stimulus semula.
Stimulus yang dapat melebihi stimulus semula ini berarti stimulus yang diberikan
harus dapat meyakinkan organisme. Dalam meyakinkan organisme ini faktor
“reinforcement” memegang peranan penting.

3. Cara merubah perilaku ibu hamil yang sulit untuk melakukan pemeriksaan ke tenaga
kesehatan (bidan) dengan mengaplikasikan teori L. Green adalah :

Menurut Lawrence Green perilaku ini ditentukan oleh 3 faktor utama, yakni:

a. Faktor Pendorong (predisposing factors)


Faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku
seseorang, antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi,
dan sebagainya.
Jadi merubah perilaku ibu hamil yang sulit untuk melakukan pemeriksaan ke tenaga
kesehatan (bidan), kita sebagai bidan wajib memberi pengetahuan pada bumil tentang
manfaat dari pemeriksaan kehamilannya sehingga bisa menambah pengetahuannya
dan dapat dengan sadar dan sukarela untuk memeriksakan kehamilannya ke tenaga
kesehatan.

b. Faktor pemungkin (enabling factors)


Faktor-faktor yang memungkinkan atau memfasilitasi perilaku atau tindakan. Yang
dimaksud dengan faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana atau fasilitas untuk
terjadinya perilaku kesehatan,
Jadi merubah perilaku ibu hamil yang sulit untuk melakukan pemeriksaan ke tenaga
kesehatan (bidan), kita sebagai bidan juga bisa melakukan kegiatan host to host untuk
melakukan pemeriksaan kehamilan ibu tersebut , dan selanjutnya kita arahkan untuk
datang ke tempat pelayanan kesehatan yangterdekat misalnya posyansu atau polindes.

c. Faktor penguat (reinforcing factors)


Faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku. Kadang-kadang
meskipun orang tahu dan mampu untuk berperilaku sehat, tetapi tidak melakukannya.
Jadi merubah perilaku ibu hamil yang sulit untuk melakukan pemeriksaan ke tenaga
kesehatan (bidan), kita sebagai bidan juga bisa memberikan contoh dari para tokoh
masyarakat misalnya ibu lurah, ibu pamong yang sudah melakukan pemeriksaan
kehamilannya ke bidan.

Anda mungkin juga menyukai