Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di Amerika Serikat, kejadian cedera kepala setiap tahunnya diperkirakan mencapai


500.000 kasus,dari jumlah tersebut 10% meninggal  sebelum tiba di rumah sakit dan
80% yang sampai di rumah sakit. Cedera kepala dapat dialami oleh siapa saja, pria
maupun wanita dari golongan usia, anak, dewasa maupun orang tua.  Data
epidemiologi di Indonesia belum ada, tetapi data dari salah satu rumah sakit di
Jakarta, RS Cipto Mangunkusumo, untuk penderita rawat inap, terdapat 60%-70%
dengan CKR, 15%-20% CKS, dan sekitar 10% dengan CKB. Angka kematian
tertinggi sekitar 35%-50% akibat CKB, 5%-10% CKS, sedangkan untuk CKR tidak
ada yang meninggal(PERDOSSI, 2007).  

Cedera kepala merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan utama pada
kelompok usia produktif dan sebagian besar terjadi akibat kecelakaan lalu lintas
(Mansjoer, 2007). Diperkirakan 100.000 orang meninggal setiap tahunnya dan lebih
dari 700.000 mengalami cedera cukup berat yang memerlukan perawatan dirumah
sakit, dua pertiga berusia dibawah 30 tahun dengan jumlah laki-laki lebih banyak
dibandingkan jumlah wanita, lebih dari setengah semua pasien cedera kepala
mempunyai signifikasi terhadap cedera bagian tubuh lainya (Smeltzer, 2002 ).

Asuhan keperawatan pada pasien cedera kepala baik cedera kepala ringan, cedera
kepala sedang dan cedera kepala berat harus ditangani secara serius. Cedera pada otak
dapat mengakibatkan gangguan pada sistem syaraf pusat sehingga dapat terjadi
penurunan kesadaran. Berbagai pemeriksaan perlu dilakukan untuk mendeteksi
adanya trauma dari fungsi otak yang diakibatkan dari cedera kepala.

Di samping penanganan di lokasi kejadian dan selama transportasi korban ke rumah


sakit, penilaian dan tindakan awal di ruang gawat darurat sangat menentukan
penatalaksanaan dan prognosis selanjutnya. Tindakan resusitasi, anamnesis dan
1
pemeriksaan fisik umum serta neurologis harus dilakukan secara serentak. Pendekatan
yang sistematis dapat mengurangi kemungkinan terlewatinya evaluasi unsur vital.
Tingkat keparahan cedera kepala, menjadi ringan segera ditentukan saat pasien tiba di
rumah sakit (Sjahrir, 2004).

Untuk pasien – pasien dengan cedera kepala berat, memerlukan penanganan dan
pemantauan di ruang perawatan intensif. Maka dalam kesempatan ini, kelompok
akan membahas pedoman – pedoman yang dilakukan untuk penanganan pasien
dengan cedera kepala berat di ICU.

B. Tujuan Presentasi
1) Tujuan Umum
Mampu memahami tentang pasien dengan cedera kepala dan penatalaksanaannya
2) Tujuan Khusus
a. Mampu melaksanakan pengkajian pada pasien cedera kepala
b. Mampu membuat analisa data pada pasien cedera kepala
c. Mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada pasien cedera kepala
d. Mampu merencanakan asuhan keperawatan pada pasien cedera kepala
e. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien cedera kepala
f. Mampu membuat evaluasi pada pasien keperawatan cedera kepala
g. Mampu mendokumentasikan semua kegiatan dalam bentuk narasi

C. Ruang Lingkup Masalah

Pada makalah ini kami akan membahas tentang cedera kepala yang meliputi definisi,
fisiologi, etiologi, patofisologi, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan medik,
pengkajian , masalah keperawatan, rencana tindakan keperawatan dan evaluasi

Anda mungkin juga menyukai