PEMBAHASAN KASUS
A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 22 April 2016 pukul 00.02 WIB
Identitas
Nama : Tn. P
Umur : 45 Tahun
Jenis Kelamin : Laki – Laki
Agama : Kristen
Status : Kawin
Alamat : Jalan pasar minggu gg. Masjid Baru RT.012/01, Pejaten Timur
Jakarta Selatan
Nomor RM : 384 - 29 - 00
Diagnosa : Post Craniotomy Removal Tumor a/i Tumor Temporal Dekstra
Keluhan Utama
Kelemahan pada sisi tubuh bagian kanan sejak 3 bulan yang lalu, Sakit kepala
serta riwayat kejang berulang
Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien datang ke RSUPN Cipto Mangunkusumo pada tanggal 11 April 2016
dengan keluhan kelemahan pada sisi sebelah kanan sejak 3 bulan yang lalu, sejak
pertengahan 2012 pasien mengeluh sakit kepala, sakit kepala dirasakan pada
seluruh bagian kepala seperti ditekan, dirasakan hilang timbul. Sakit kepala
berkurang saat istirahat dan obat paramex, sakit kepala dirasakan tidak memberat
saat batuk dan mengedan, semakin lama sakit kepala semakin berat dan semakin
sering serta timbul kejang berulang. Hasil CT Scan mengarah pada tumor
temporal. Satu setengah tahun yang lalu, pasien direncanakan untuk operasi,
hanya saja pasien menolak dilakukan tindakan pembedahan, Tanggal 21 April
2016 dilakukan pembedahan Craniotomy removal tumor, dengan lama
pembedahan 12 Jam, jumlah perdarahn ± 3000 cc, pasien sebelum operasi
diberikan antibiotik fosmicyn 2 gram setengah jam sebelumnya. Cairan masuk
25
intra operasi 3500 cc kristaloid, 1000 cc koloid, dan PRC 1062 cc, hemodinamik
stabil tanpa topangan.
Pasien masuk ke ICU pada pukul 22.30 wib dengan prioritas I yaitu monitoring
post op. Pasien masuk dari Instalasi Bedah Sentral dengan terpasang Endotrakheal
tube. dengan mode PC 14, Respirasi Rate 14, PEEP +5, FiO2 45 %, Endotrakeal
tube nomor 7,5
Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien pernah mengalami kejang berulang pada tahun 2013.
Pengkajian Fisik
Airway
Pada saat post operasi menggunakan ventilasi mekanik dengan mode PC 14,
Respirasi Rate 14, PEEP +5, FiO2 45 %, Endotrakeal tube nomor 7,5
Breathing
Bunyi nafas wheezing tidak ada, RR 14x/menit, ronchi ada, retraksi dada
simetris, tidak ada penggunaan otot-otot aksesoris
Circulation
Tekanan darah 123/70 mmhg MAP 87 mmhg, HR 105 x/menit, Capillary refill
test < 2 detik, akral dingin.
Disability
Kesadaran dalam pengaruh obat dengan Midazolam 2 mg/jam
Exposure
Tidak terdapat jejas pada tubuh pasien. 36,6⁰C, pasien terpasang selimut.
Pemeriksaan fisik lainnya :
Abdomen : Datar ,Supel,Bising usus positif. Terpasang NGT, diit MC 50cc/jam, residu
lambung (-).
27
Odema hemisfer kanan cerebri
Sinusitis maksila bilateral
Mastoiditis bilateral
MRI pre operasi tanggal 16 maret 2016
Perbandingan MRI kepala tanggal 24 januari 2016, saat ini :
Massa extra – axial regio temporal kanan yang meluas ke fronto parietal kanan
ukuran relatif membesar, dengan pendesakan cerebrum dan vasogenic edema
hemisfer kanan serta midline shist yang bertambah. Masih terlihat pendesakan
uncus – hippocampus kanan, mesencephalon dan pons ke sisi kiri.Ventrikulo
megali lateralis kiri, hydrocephalus obstruktif akibat massa pada level
ventrikel III. Sinusitis maxillaris bilateral dan mastoiditis bilateral relatif sama.
CT Scan Kepala Post Kraniotomi tanggal 22 april 2016
Post kraniotomi removal tumor sphenoid wing dibandingkan dengan MRI
kepala 16 maret 2016.
Tidak tampak residu massa di regio fronto parietal kanan
Persarahan intra parenkim di lobus temporo parietal kanan dan falx
cerebri.
Hygroma di regio frontotemporoparietal kanan yang mendesak lobus
temporal, parietal, struktur basal ganglia dan thalamus kanan ke sisi
kiri
Herniasi transtentorial dengan pendesakan mesencephalon dan pons ke
sisi kiri relatif sama.
Edema cerebri di regio frontotemporoparietal kanan
EEG
Tanggal 29 januari 2014
EEG abnormal berupa aktifitas epileptriform dan perlambatan fokal di frontal
Laboratorium
21 april 2016
Hemoglobin 16 mg/dl
Hematokrit 43,1 %
leukosit 18,13 10´³ /ul
trombosit 126 10´³/ul
SGOT 20 U/L, SGPT 20 U/L
28
Albumin : 2,33 g/dl
Ureum 46 mg/dl , Kreatinin 0,90 mg/dl
Glukosa sewaktu 159 mg/dl
Natrium 138 mEq/dl , Kalium 4,15 mEq/dl , Clorida 96,6 mEq/dl
Calsium darah 6,5 mg/dl
Calsium ion 1,04 mmol/L
Magnesium darah 2,07 mg/dl
Procalsitonin 0,41 mg/ml
29
Calsium darah 6,1
Calsium ion 0,93
Magnesium darah 1,94
AGD mix vein
pH 7,409
pCO2 39,20
paO2 48,20
HCO3 25,00
BE 1,00
O2 saturasi 65,30 %
Tanggal 23 april 2016
Hemoglobin 11,0 mg/dl
Hematokrit 31,2 %
leukosit 27,18´³ /ul
trombosit 114 ´³/ul
LED 30 mm
Natrium 140
Kalium 3,86
Clorida 99,2
Calsium darah 7,2
Calsium ion 1,08
Magnesium 2,31
Ph 7,455
PCO2 38,10
PO2 110,50
HCO3 27,10
BE 3,70
Sat O2 98,60 %
B. Analisa Data
31
o O2 saturasi 99,40 %
AGD mix vein
o pH 7,409
o pCO2 39,20
o paO2 48,20
o HCO3 25,00
o BE 1,00,
o O2 saturasi 65,30 %
C. Diagnosa Keperawatan
32
3. Ketidakmampuan diri: hygiene, makan, eliminasi, berhubungan dengan gangguan
mobilisasi fisik.
D. Rencana Keperawatan
- IVFD : Ringer
- Untuk menghindari
Fundin 20
pasien mengedan yang
cc/jam.
akan menurunkan
resiko peningkatan
- Lakukan evaluasi
tekanan intrakranial.
CT scan kepala
- Maintance cairan yang
cukup untuk
- Observasi hasil memenuhi perfusi ke
lab (elektrolit, otak.
BUN,osmolaritas - CT scan ulang akan
, kreatinin) untuk mengevaluasi
apakah edema cerebri
34
sudah berkurang.
- Nilai elekrolit dapat
mempengaruhi
kesadaran pasien,
terutama Na.
02 Bersihan jalan Tujuan : - Posisikan head - Posisi kepala yang
napas tidak efektif Mempertahankan up 30-45⁰. ditinggikan akan
berhubungan jalan napas paten dan meningkatkan
dengan akumulasi efektif dalam 2x24 pengembangan paru.
sputum. jam. - Observasi suara - Untuk mengobservasi
Kriteria hasil : paru sesuai adakah sumbatan jalan
a. Suara napas paru kebutuhan. napas berupa spasme,
vesikuler. slem maupun cairan
b. Tidak ada suara yang menghambat
tambahan pada - Observasi oksigenasi pasien.
napas pasien. kesadaran pasien. - Penurunan kesadaran
c. Adanya refleks akan menghambat
batuk. jalan napas karena
d. SpO2 98-100%. - Lakukan suction/ refleks batuk akan
penghisapan berkurang.
sekret sesuai - Penghisapan sekret
kebutuhan dibutuhkan untuk
selama < 15 mengurangi airway
detik. ressistance yang akan
menghambat ventilasi
pasien. Tidak boleh
- Lakukan >15 detik karena akan
hiperoksigenisasi meningkatkan tekanan
sebelum suction. intrakranial.
- Hiperoksigenasi
- Lakukan diperlukan sebagai
fisioterapi dada cadangan oksigen
dengan vibrasi. selama suction
dilakukan.
- Fisioterapi dada
dilakukan untuk
membantu
35
mengeluarkan sekret
- Ganti HME tiap tapi hindari fisioterapi
hari atau lebih yang dapat
sering bila perlu meningkatkan tekanan
Kolaborasi : tinggi intrakranial
- Pemberian seperti perkusi dan
nebulizer/8 jam postural drainase.
dengan Ventolin - HME berfungsi untuk
1 cc : Bisolvon 1 menjaga kelembaban
cc : NaCl 0,9 % 1 udara.
cc Kolaborasi :
- Berikan - Fungsi nebulizer yaitu
oksigenasi sesuai untuk mengencerkan
kebutuhan sputum sehingga
dengan FiO₂ 45 mudah untuk
% on ventilator dievakuasi.
- Oksigenasi yang
- Lakukan thorax cukup untuk
foto secara memenuhi kebutuhan
berkala oksigen tubuh,
terutama otak dan
tidak boleh berlebihan
- Hasil thorax foto
dapat menunjukkan
evaluasi setelah
dilakukan intervensi.
03 Ketidakmampuan Tujuan : - Latih pergerakan - Latihan ini untuk
diri: hygiene, Kebutuhan sendi pasien mencegah kaku otot.
makan, eliminasi, hygienehygiene, Hindari latihan
berhubungan makan, eliminasi, isometrik karena dapat
dengan gangguan dalam 2x24 jam menyebabkan
mobilisasi fisik. Kriteria hasil : - Jaga kelembaban peningkatan tekanan
a. Turgor kulit baik kulit pasien intrakranial.
b. Pasien tampak dengan - Kulit kering akan
bersih mengolesi menyebabkan kulit
c. Tidak ada minyak terutama mudah lecet dan
decubitus pada bagian yang beresiko port de entry
36
mendapat mikroorganisme.
tekanan
- Bantu
memandikan
pasien
- Untuk menjaga
- Observasi kebersihan,
balance cairan/3 kelembaban.
jam
37
E. CATATAN PERKEMBANGAN
38
mulut banyak : kental warna putih,
refleks batuk (+)
Melakukan cek
residu NGT
Memberikan makan Residu (-)
cair 50 cc per jam
selama 3 jam. Bising usus (+)
Mengukur urine
output
400 cc, kuning jernih
Mengobservasi
tingkat kesadaran Pasien gelisah, kesadaran DPO (
midazolame = 2 mg/jam,
Mengobservasi TTV Recofol 30 mg/jam )
TD 140/95. MAP 104, HR 120,
Memberikan
RR 12 x/m, TV 498, MV 6,2
Fosmicin 2 g,
Omeprazole 40, IV line lancar
Paracetamol 1 gr
mengukur CVC
40
NGT Residu (-)
F. Evaluasi
41
22 1 Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan edema
april serebral.
2016
S:-
O:
P:
Lanjutkan intervensi :
Observasi hemodinamik
Observasi peningkatan TIK
Observasi status neurologis
HOB 30˚
Batasi cairan dan balance seimbang
42
22 02 Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi
april sputum
2016
S:-
O:
P:
Lanjutkan intervensi :
Observasi hemodinamik
Suction sesuai indikasi
Chest fisioterapi : fibrasi
Nebulizer : 3x/hr dengan ventolin 1 cc : bisolvon 1 cc :
NaCl 0,9 % 1 cc
S:-
O:
A:
P:
43
Lanjutkan intervensi :
2016 S:-
O:
P:
Lanjutkan intervensi :
Observasi hemodinamik
Observasi peningkatan TIK
Observasi status neurologis
Head Up 30˚
Batasi cairan dan balance seimbang
Hindari aktivitas yang dapat mengakibatkan peningkatan
TIK
S:-
44
O:
A:
P:
Lanjutkan intervensi :
Observasi hemodinamik
Suction sesuai indikasi
Chest fisioterapi : fibrasi
Nebulizer : 3x/hr dengan ventolin 1 cc : bisolvon 1 cc :
NaCl 0,9 % 1 cc
S:-
O:
A:
P:
Lanjutkan intervensi :
45
Observasi kekuatan otot pasien
Bantu pemenuhan aktivitas sehari-hari
Berikan perawatan kulit untuk mencegah decubitus
46