Anda di halaman 1dari 29

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan


PT. Multimas Nabati Asahan adalah salah satu perusahaan swasta
berbadan hukum perseroan terbatas dan termasuk dalam Wilmar Group. PT.
Multimas Nabati Asahan terdiri dari unit pengolahan minyak sawit kasar (Dept.
Refinery), unit pengolahan inti sawit (Dept. Palm Kernel Plant), dan unit
pengolahan kelapa sawit (Dept. PKS) yang dikelola secara terpisah.
PT. Multimas Nabati Asahan terletak di Kuala Tanjung Kecamatan Sei
Suka, Kabupaten Asahan. Sebelah barat berbatasan dengan PT. Inalum, sebelah
timur berbatasan dengan PT. Bakrie Plantation, sebelah utara berbatasan dengan
Selat Malaka, dan sebelah selatan berbatasan dengan Desa Alay.
PT. Multimas Nabati Asahan awalnya hanya mendirikan satu Plant
Refinery dengan kapasitas 1500 ton perhari dan mulai berproduksi pada 9
September 1996. Untuk mengantisipasi permintaan pasar yang terus meningkat
maka pada tahun 1999, PT. Multimas Nabati Asahan mendirikan plant kedua
dengan kapasitas 1000 ton perhari. Plant Refinery ini terdiri dari beberapa stasiun,
yaitu refined deodorized palm oil, refined bleached deodorized stearin, refined
bleached deodorized olein, dan palm fatty acid destilat.
Bahan baku yang berupa Crude Palm Oil (CPO) yang dipasok dari
berbagai supplier untuk bahan baku produksi ternyata belum dapat memenuhi
kapasitas produksi perusahaan. Maka untuk memenuhi kapasitas produksi, PT.
Multimas Nabati Asahan mendirikan pabrik kelapa sawit (PKS) yang berlokasi di
areal perusahaan itu sendiri.
Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT. Multimas Nabati Asahan didirikan tahun
2004. Pembangunan pabrik dimulai tahun 2004 dengan kapasitas 60 MT dan
selesai pembangunan tahun 2005. Oktober 2005 pabrik mulai beroperasi sebagai
langkah awal, dilakukan trial run, pemanasan perlahan-lahan, individual tes, dan
pembersihan.

4
5

2.2 Status Kepemilikan


Status kepemilikan PT. Multimas Nabati Asahan dipegang oleh Wilmar
Singapura dari tahun 1999-2016, pada tahun awal berdiri PT Multimas Nabati
Asahan termasuk dalam Wilmar Group.

2.3 Visi dan Misi PT. Multimas Nabati Asahan


Setiap perussahaan memiliki visi misinya sendiri begitu juga dengan PT.
Multimas Nabati Asahan memiliki visi dan misi, adapun visi misinya,
diantaranya:

2.3.1 Visi
Perusahaan kelas dunia yang dinamis dibisnis agrikultur dan industri
terkait dengan pertumbuhan yang dinamis dengan tetap mempertahankan
posisinya sebagai pemimpin pasar di dunia melalui kemitraan dan manajemen
yang baik.

2.3.2 Misi
Menjadi mitra bisnis yang unggul dan layak dipercaya bagi stakeholders.

2.4 Ruang Lingkup Bidang Usaha


PK Crushing Plant PT. Multimas Nabati Asahan bergerak dalam bidang
pengolahan inti kelapa sawit (Palm Kernel) menjadi minyak inti sawit (Crude
Palm Kernel Oil) dan ampas inti sawit (Palm Kernel Mill). Kelapa sawit yang
diolah termasuk dalam varietas dura dan tenera berasal dari perkebunan rakyat.
PK Crushing Plant PT. Multimas Nabati Asahan memiliki kapasitas olah 1200
MT. Konsep pengolahan inti kelapa sawit yang diterapkan masih tetap pada
tahapan proses seperti pengepressan mesin pertama dan pengepressan mesin
kedua.
Pemasaran hasil produksi PT. Multimas Nabati Asahan dikelola oleh
Kantor Pusat (Main Office) yang berada di kawasan PT. Multimas Nabati Asahan.
Hasil produksi dikirimkan langsung ke unit pengolahan Crude Palm Kernel Oil
6

(CPKO) dan unit pengolahan ampas inti sawit (Palm Kernel Mill). Jadi Crude
Palm Kernel Oil (CPKO) yang dihasilkan diolah kembali oleh perusahaan itu
sendiri menjadi minyak goreng dan minyak inti pada unit pengolahan yang
berbeda sedangkan ampas inti sawit (Palm Kernel Mill) akan dikirimkan ke luar
negeri sebagai pakan peternakan.

2.5 Organisasi dan Manajemen


2.5.1 Struktur Organisasi
Struktur organisasi PK Crushing Plant PT. Multimas Nabati Asahan akan
ditunjukkan pada Gambar 2.1. Jenis struktur organisasi yang digunakan adalah
struktur organisasi campuran antara struktur organisasi lini dan fungsional.
Struktur organisasi lini adalah suatu struktur organisasi di mana wewenang dan
kebijakan pimpinan atau atasan dilimpahkan pada satuan-satuan organisasi di
bawahnya menurut garis vertikal. Sedangkan struktur organisasi fungsional adalah
struktur organisasi di mana organisasi diatur berdasarkan pengelompokan
aktivitas dan tugas yang sama untuk membentuk unit-unit kerja seperti produksi,
operasi, pemasaran, keuangan, personalia, dan sebagainya yang memiliki fungsi
yang terspesialisasi. Spesialisasi di sini akan memberikan efisiensi kerja yang
lebih tinggi lagi. Disebut juga fungsional karena suatu bagian dapat berhubungan
dengan anggota maupun kepala bagian secara langsung.
Dari Gambar 2.1 dapat dilihat bahwa struktur organisasi perusahaan ini
mengharuskan kebijakan pimpinan atau atasan dilimpahkan pada satuan-satuan
organisasi di bawahnya menurut garis vertikal. Selain itu, dilakukan juga
pengelompokan secara terpisah yang didasarkan pada fungsi yang berbeda dari
masing-masing aktivitas. Sebagai contoh, bagian maintenance dibuat terpisah
dengan bagian laboratorium. Atau bagian proses tidak disatukan dengan bagian
warehouse. Hal ini menunjukkan bahwa tiap-tiap bagian dibuat terpisah
berdasarkan fungsinya masing-masing, karena urusan produksi berbeda dengan
urusan warehouse dan ruang lingkup maintenance berbeda dengan ruang lingkup
yang ada pada laboratorium.
7

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PK Crushing Plant PT. Multimas Nabati


Asahan
Dari sisi kebijakan, kebijakan yang berasal pimpinan atau atasan
dilimpahkan pada satuan-satuan organisasi di bawahnya menurut garis vertikal.
Sebagai contoh, supervisi welding akan bertanggung jawab dalam melaksanakan
segala kebijakan yang berasal dari supevisi maintenance. Atau asisten supervisi
mekanik dan asisten supervisi pabrikasi yang melaksanakan tugas yang diberikan
oleh supervisi maintenance. Begitu pula, supervisi proses produksi yang berhak
untuk melimpahkan kebijakan-kebijakan yang ditetapkannya untuk dilaksanakan
oleh asisten supervisi proses produksi.

2.5.2 Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja


Tenaga kerja yang berkerja di PK Crushing Plant PT. Multimas Nabati
Asahan berjumlah 49 orang yang terdiri dari head unit, deputy head unit,
departement head, sub departement head, group leader, section head, leader,
leadershift dan worker diluar dari jumlah karyawan kontraktor yang berasal dari
pusat jasa tenaga kerja swasta yang ada di sekitar lokasi perusahaan. Adapun
rincian jumlah keseluruhan tenaga kerja di PK Crushing Plant PT. Multimas
Nabati Asahan pada saat ini dapat dilihat pada Tabel 2.1 sebagai berikut:
8

Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja PK Crushing Plant PT. Multimas Nabati
Asahan
No Jabatan Jumlah Orang
1 Head Unit 1
2 Deputy Head Unit 1
3 Departement Head 1
4 Sub Departement Head 1
5 Group Leader 2
6 Section Head 1
7 Leader 3
8 Leadershift 6
9 Worker 33
Sumber: PK Crushing Plant PT.MNA
Jam kerja yang diberlakukan bagi setiap karyawan adalah dengan
pembagian jam kerja menjadi 3 shift selama 7 hari kerja dalam seminggu kecuali
hari off yaitu sebagai berikut:
1. Shift I: Pukul 07.00 - 15.00 WIB
2. Shift II: Pukul 15.00 - 23.00 WIB
3. Shift III: Pukul 23.00 – 07.00 WIB
Karyawan dibagian kantor masa kerja selama 6 hari kerja dalam seminggu
kecuali hari minggu dengan jam kerja kantor adalah sebagai berikut:
1. Senin-Jumat
Pukul 08.00 WIB – 11.45 WIB : Jam Kerja
Pukul 11.45 WIB – 13.30 WIB : Jam Istirahat
Pukul 13.30 WIB – 16.45 WIB : Jam Kerja Setelah Istirahat
2. Sabtu
Pukul 08.00 WIB – 11.45 WIB : Jam Kerja

2.5.3 Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya


Upah yang diberikan oleh PT. Multimas Nabati Asahan kepada karyawan
adalah di atas Upah Minimum Regional (UMR) sesuai dengan peraturan
pemerintah. Tenaga kerja yang berkerja di PK Crushing Plant PT. Multimas
Nabati Asahan terdiri dari 49 orang karyawan yang berasal dari rekrutmen
perusahaan dan orang yang berasal dari kontraktor. Pemberian upah pada setiap
pekerja kontrak dilakukan oleh pihak perusahaan kontraktor sendiri.
9

Sistem pengupahan yang berlaku untuk karyawan PT. Multimas Nabati


Asahan antara lain sebagai berikut:
1. Pekerja dapat menerima langsung seluruh upah selama satu bulan bekerja
secara langsung (dalam sekali pembayaran).
2. Pekerja dapat manerima seluruh upah selama satu bulan kerja dalam dua
tahap pembayaran, yaitu pada minggu ke dua dalam setiap bulannya,
pekerja dapat menerima setengah dari upah pokok ditambah dengan
overtime dan dikurangi dengan pajak penghasilan.
PT. Multimas Nabati Asahan menyediakan beberapa fasilitas yang
dibutuhkan guna meningkatkan kesejahteraan dari karyawan. Fasilitas-fasilitas
yang diberikan berupa sebagai berikut:
1. Pemberian tunjangan hari raya, bonus tahunan.
2. Pendaftaran asuransi seperti Jamsostek dan asuransi lainnya.
3. Pelayanan kesehatan di rumah sakit yang telah ditunjuk oleh perusahaaan.
4. Tersedianya sarana transportasi untuk para karyawan.

2.6 Standar Mutu Produk dan Bahan Baku


Standar mutu produk yang dihasilkan PK Crushing Plant PT. Multimas
Nabati Asahan antara lain sebagai berikut:
FFA CPKO :<5,00%
Kadar Air PKM :<8,00%
Kadar Kotoran PKM :<8,00%
Protein PKM :>14,00%
Kadar Abu :<5,00%
Kadar Serat :<20,00%
Bahan baku yang digunakan di PK Crushing Plant PT. Multimas Nabati
Asahan adalah inti sawit yang berasal dari PKS PT. Multimas Nabati Asahan dan
PKS milik perkebunan luar lainnya. Bahan penolong yang digunakan di PK
Crushing Plant PT. Multimas Nabati Asahan adalah air. Penggunaan air
menyebabkan pemilihan lokasi pembangunan pabrik selalu dicari yang potensi
10

airnya cukup memadai. Air sangat diperlukan untuk proses pengolahan sebagai
bahan penolong pada saat pengepressan kedua pada inti sawit.

2.7 Proses Produksi


PK Crushing Plant di PT.Multimas Nabati Asahan - Kuala Tanjung bahan
baku utamanya adalah inti sawit (Palm Kernel) sebelum menjadi CPKO (Crude
Palm Kernel Oil) dan PKM (Palm Kernel Mill) diolah melalui beberapa proses.
Adapun tahapan prosesnya antara lain sebagai berikut:

2.7.1 Warehouse
Pada departemen PK Crushing Plant pergudangan berfungsi sebagai
tempat penerimaan, penyimpanan dan persediaan bahan baku Palm Kernel dari
berbagai suppliers diantarannya PKS PT. Multimas Nabati Asahan maupun dari
luar. Adapun bagian-bagian dari warehouse seperti pada Gambar 2.2 sebagai
11

berikut:

Gambar 2.2 Bagian-Bagian Warehouse

2.7.1.1 Sampling Tower


Sampling tower merupakan tempat pengambilan sampel atas dengan
menggunakan alat inter systems. Palm Kernel yang diangkut dengan
menggunakan truck terlebih dahulu harus melewati sampling tower sebelum
masuk ke loading ramp untuk dilakukan pengambilan sampel atas. Adapun cara
pengambilan sampel atas sebagai berikut:
12

1. Penentuan posisi titik pengambilan sampel sekitar 8 – 12 titik berdasarkan


kondisi kecil atau besar truck inti sawit (Palm Kernel).
2. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan Inter Systems.
3. Inter System digunakan untuk mengambil sampel Palm Kernel pada
bagian atas depan, tengah dan belakang.
4. Palm Kernel yang telah dihisap kemudian masuk kedalam selang menuju
tabung penyimpanan.
5. Sampel yang telah diambil akan diletakkan atau dituangkan ke dalam
wadah dan dibawa kedalam laboratorium untuk menentukan kadar air dan
kadar kotoran.

2.7.1.2 Quality Control


Quality control merupakan tahapan proses penganalisaan Palm Kernel
sebelum masuk kedalam loading ramp. Untuk Palm Kernel yang sudah diambil di
sampling tower akan dibawa ke laboratorium untuk dilakukan pengecekan
kualitas dari inti sawit tersebut. Dalam menganalisa inti sawit ditinjau berdasarkan
kadar kotoran dan kadar air (Moisture). Adapun cara menganalisa kadar kotoran
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Palm Kernel yang ada diwadah diletakkan kedalam talam kemudian dibagi
menjadi empat bagian.
2. Kemudian diambil secara silang hal tersebut dilakukan agar Palm Kernel
yang diambil merata.
3. Selanjutnya ditimbang 1000 gram, setelah ditimbang Palm Kernel di
letakkan kembali ke talam yang lain.
4. Kemudian dilakukan pengayakan dengan tujuan memisahkan kotoran kecil
dan besar untuk mempercepat pemisahan cangkang.
5. Palm Kernel dipisahkan dari cangkang dengan cara manual.
6. Cangkang di timbang untuk mengetahui kadar kotorannya.
Untuk menganalisa kadar air dapat dilakukan dengan menggunakan alat
Moisture Balance. Adapun caranya sebagai berikut:
13

1. Inti sawit diambil secukupnya kemudian dihaluskan menggunakan Mesin


Grinding.
2. Kemudian menghidupkan alat Moisture Balance.
3. Kemudian dimasukkan kedalam piring aluminium foil
4. Kemudian dimasukkan kedalam Moisture Balance.
5. Selanjutnya dipanaskan dengan suhu 130oC dengan waktu sekitar 5 menit
Setelah proses penganalisaan kemudian dapat ditentukan apakah bahan
baku tersebut inspec atau outspec dengan ketentuan jika inspec maka pihak
quality control mengeluarkan status wilpass (pass), tetapi jika outspec maka truck
dipendingkan dan pihak quality control melaporkan ke pihak HO (Head Office)
Medan sampai menunggu informasi dari HO Medan. Proses ini terjadi klaim
kebun dan klaim pengangkutan.

2.7.1.3 Jembatan Timbang (Weight Bridge)


Jembatan timbang adalah seperangkat alat penimbang berat truck dengan
cara memindahkan truck ke platform yang disediakan. Jembatan timbang
berfungsi untuk mengetahui berat kendaraan beserta muatannya. Adapun cara
memproses penimbangan truck, maka dilakukan sebagai berikut:
1. Truck masuk komplek jembatan timbang melalui jalur masuk.
2. Kendaraan berhenti diatas platform untuk ditimbang.
3. Petugas timbang mengaktifkan timbangan untuk dilihat berat kendaraan.
4. Untuk jembatan timbang modern, petugas kemudian memasukkan data
JBB (Jumlah Berat Brutto) truck, dan komputer menghitung secara
otomatis.
5. Apabila terjadi kelebihan muatan, maka sopir kemudian membayar denda
sesuai dengan kelebihan muatan.
6. Namun apabila kelebihan muatan terlalu besar sesuai peraturan, maka
kendaraan memasuki jalur gudang penyimpanan muatan lebih dan
kemudian truck memasuki jalur timbangan untuk ditimbag sekali lagi.
7. Kemudian apabila telah selesai, kendaraan keluar melalui jalur keluar.
14

2.7.1.4 Loading Ramp


Loading Ramp adalah tempat pembongkaran Palm Kernel yang telah di
analisa kualitasnya. Pada loading ramp terdapat 4 stasiun pembongkaran Palm
Kernel dari truck. Pada proses pembongkaran juga dilakukan pengambilan sampel
secara visual (kasat mata) dari truck. Pengambilan sampel curah ini dilakukan
dengan cara pengambilan dibagian belakang, tengah dan depan isi dari truck dan
dikumpulkan didalam ember. Setelah selesai sampel tersebut kembali dibawa ke
laboratorium untuk dianalisa kadar kotoran dan kadar airnya kembali.
Pengujian kadar air dan kadar kotoran yang dilakukan dilaboratorium
sama seperti cara kerja yang dilakukan di quality check pada sampel atas di tower
sampling. Apabila bahan baku inspec maka truck akan dibongkar dan jika outspec
maka truck akan dipending dan pihak laboratorium akan menghubungi HO (Head
Office) Medan.

2.7.1.5 Tangki Penyimpanan (Silo)


Tangki penyimpanan (Silo) berfungsi sebagai tempat penyimpanan Palm
Kernel sementara. Adapun jumlah silo yang ada pada PK Crushing Plant adalah 5
buah, dimana masing-masing kapasitasnya adalah sebagai berikut:
1. Silo 1 max 300 MT (karena konstruksi silo miring)
2. Silo 2 max 600 MT
3. Silo 3 max 600 MT
4. Silo 4 max 600 MT
5. Silo 5 max 600 MT
Jadi jumlah total kapasitas silo berkisar 2700 MT. Proses pendistribusian
inti sawit berdasarkan sistem FIFO (First In First Out). Setiap silo dilengkapi
dengan blower yang berfungsi untuk menghisap uap air yang terdapat didalam
silo. Selain itu, blower tangki penyimpanan berdasarkan sistem FIFO yaitu
dimana Palm Kernel yang lebih dahulu dibongkar pada loading ramp akan
langsung ditransfer ke silo dan begitu seterusnya.

2.7.1.6 Bak Penampungan (Hopper)


15

Hopper adalah bak penampungan yang berfungsi sebagai tempat


penyimpanan Palm Kernel sebelum masuk kedalam mesin press untuk
diproduksi. Proses pendistribusian Palm Kernel ke hopper dengan melewati
conveyor 05A dan 05B menuju conveyor 06 yang dilengkapi dengan bar magnet
yang berfungsi untuk menangkap benda-benda logam yang terikut pada Palm
Kernel. Kemudian Palm Kernel melewati elevator 25 yang terdapat rotary bar
magnet yang berfungsi menangkap benda-benda logam yang terikut pada Palm
Kernel. Kemudian dari elevator 25 memasuki conveyor 24 dan selanjutnya
menggunakann conveyor 21, conveyor 22 dan conveyor 23 menuju hopper.
Pada bagian ini terdapat dua hopper yang masing masing memiliki
kapsitas seperti pada Tabel 2.2 sebagai berikut:
Tabel 2.2 Kapasitas Hopper
Hopper Plant I Hopper Plant II
400 MT 600 MT
Sumber: PK Crushing Plant
Kapasitas hopper tersedia keseluruhan adalah 1000 MT dengan jumlah
hopper sebanyak 2 buah. Kapasitas total terpasang adalah 3700 MT (2700 MT
kapasitas 5 silo).

2.7.1.7 Gudang Ampas (Storage Palm Kernel Mill)


Gudang ampas (Palm Kernel Mill) adalah tempat penyimpanan atau
tempat pendistribusian ampas Palm Kernel di PK Crushing Plant PT. Multimas
Nabati Asahan. Jumlah gudang di PK Crushing Plant ada empat unit yang
masing-masing berbeda kapasitasnya dan ukurannya seperti pada Tabel 2.3
sebagai berikut:
Tabel 2.3 Spesifikasi Ukuran dan Kapasitas Gudang
Gudang Panjang (m) Lebar (m) Tinggi (m) Density Kapasitas (MT)
I 54 32 Sesuai tinggi ampas 0,60 5000
II 60 32 Sesuai tinggi ampas 0,60 5000
III 60 32 Sesuai tinggi ampas 0,60 4000
IV 60 40 Sesuai tinggi ampas 0,60 7000
Sumber: PK Crushing Plant
Maka total kapasitas dari empat gudang ampas (PKM) adalah 21.000 MT.
Ampas (PKM) yang berada di dalam gudang akan dijaga suhunya dibawah 50°C,
jika suhu diatas 50°C maka akan dilakukan treaming dengan menggunakan
16

loader. Pengecekan suhu dilakukan sebanyak satu kali dalam satu shift, yaitu
dilakukan pada 6 titik dengan menggunakan thermometer selama 5 menit.

2.7.2 Produksi
Bagian produksi merupakan bagian terpenting dalam pengolahan inti sawit
(Palm Kernel) menjadi CPKO (Crude Palm Kernel Oil) dan ampas (Palm Kernel
Mill), yang berawal dari hopper hingga sampai ke daily tank dan gudang ampas.
Dalam proses produksi, PK Crushing Plant terbagi atas 2 plant yaitu:
1. Plant I
Pada plant I terdiri dari 80 unit mesin press dengan pembagian 40 unit
untuk pengolahan Palm Kernel (first press) dan 40 unit untuk pengolahan
ampas (second press) dan diantara 40 unit mesin second press ini ada 5
unit mesin berfungsi fleksibel (mesin press inti sawit sekaligus ampas),
dengan kapasitas produksi 650 ton/hari. Untuk kapasitas produksi per
mesin max 15 ton/hari dengan kecepatan 32 kg/3 menit. Selain itu,
terdapat 3 (tiga) hopper dimana 2 diantaranya untuk Palm Kernel dan 1
untuk ampas.
2. Plant II
Terdiri dari 62 unit mesin press dengan pembagian 32 unit untuk
pengolahan inti sawit (first press) dan 30 unit untuk pengolahan ampas
(second press) dan diantaranya 6 unit mesin berfungsi fleksibel (mesin
press inti sawit sekaligus ampas), dengan kapasitas produksi 550 ton/hari.
Untuk kapasitas produksi per mesin max 16 ton/hari dengan kecepatan 35
kg/3 menit. Selain itu, terdapat 3 (tiga) hopper dimana diantaranya 2 untuk
Palm Kernel dan 1 untuk ampas.
Adapun bagian-bagian dari bagian produksi seperti pada Gambar 2.3
sebagaiberikut:
17

Gambar 2.3 Bagian-Bagian Produksi


17

2.7.2.1Mesin First Press


Mesin first press adalah mesin yang mengolah inti sawit (Palm Kernel),
dimana untuk Plant I kapasitas produksi 650 MT dengan 80 mesin, sedangkan di
Plant II kapasitas produksi 550 MT dengan 62 mesin. Mesin first press berfungsi
untuk mengelola Palm Kernel dan menghasilkan Crude Palm Kernel Oil (CPKO)
dan Palm Kernel Mill (PKM) yang keluar secara terpisah. Perawatan atau
penggantian spareparts pada mesin first press adalah setiap 23 hari kerja secara
normal.
Adapun tahapan proses pada mesin first press antara lain sebagai berikut:
1. Palm Kernel yang sudah dibongkar melalui loading ramp disimpan di silo,
kemudian dari silo Palm Kernel ditransfer ke hopper.
2. Selanjutnya melalui hopper, Palm Kernel masuk kedalam mesin first press
untuk dilakukan pengepressan Palm Kernel untuk menghasilkan CPKO 1
dan PKM 1 yang keluar secara terpisah.
3. CPKO 1 yang dihasilkan dibawa oleh conveyor 53 (E1) dan 74 (E2) serta
dilanjutkan oleh conveyor 72 kemudian selanjutnya menuju conveyor 72
dan dibawa ke bak oil pit. Sedangkan PKM 1 yang dihasilkan dibawa oleh
conveyor 26 (E1) dan 35 (E2) serta dilanjutkan ke conveyor 29 selanjutnya
ditransfer naik melalui elevator 32 dan kemudian dibawa oleh conveyor
41, 42, 43 dan 44 menuju hopper untuk diproses kembali oleh mesin
second press.
4. CPKO 1 yang dihasilkan oleh mesin first press sebesar 35% dan PKM 1
yang dihasilkan memiliki oil losses sebesar 15%.

2.7.2.2 Mesin Second Press


Mesin second press adalah mesin yang melakukan pengepressan PKM
dari hasil mesin first press. Mesin second press memiliki prinsip kerja yang sama
dengan mesin first press. Perawatan atau penggantian spareparts pada mesin
second press adalah setiap 18 hari kerja. Adapun tahapan proses pada mesin
second press antara lain sebagai berikut:
18

1. PKM 1 yang berada didalam hopper kembali masuk ke mesin second


press.
2. Pada mesin second press cara kerjanya sama seperti mesin first press.
Hanya ada penambahan air untuk menurunkan suhu PKM 1 dan
memudahkan bahan keluar.
3. Selanjutnya melalui hopper, Palm Kernel Mill masuk kedalam mesin
second press untuk dilakukan pengepressan dan menghasilkan CPKO2
dan PKM 2 yang keluar secara terpisah.
4. CPKO 2 yang dihasilkan dibawa oleh conveyor 64 (E1) dan 36 (E2) serta
dilanjutkan oleh conveyor 62 dan diteruskan oleh conveyor 61 kemudian
dibawa ke bak oil pit kembali. Sedangkan PKM 2 yang dihasilkan dibawa
oleh conveyor 30 (E1) dan 54 (E2) dengan serta dilanjutkan ke conveyor
33 dengan disertai bar magnet yang berfungsi menangkap benda-benda
logam pada PKM selanjutnya ditransfer naik melalui elevator 52 yang
dilengkapi dengan rotary bar magnet sebelum melewati hammer mill.
Selanjutnya PKM dibawa dengan conveyor 50 yang dilengkapi dengan
rotary bar magnet dan diteruskan kembali oleh conveyor 50-B menuju
gudang PKM.
5. CPKO 2 yang dihasilkan mesin second press sebesar 7% dan PKM 2 yang
dhasilkan memiliki oil losses sebesar 8%.

2.7.2.3 Hammer Mill


Hammer Mill merupakan alat yang digunakan untuk menghancurkan dan
menghaluskan Palm Kernel Mill menjadi potongan-potongan lebih kecil dengan
pukulan berulang dari palu kecil yang berasal dari mesin second press sebelum
masuk ke gudang PKM. Terdapat 2 hammer mill yang digunakan dalam proses
produksi Palm Kernel Mill (PKM). Perawatan atau penggantian spareparts pada
hammer mill adalah setiap 15 hari kerja. Adapun tahapan proses pada hammer
mill antara lain sebagai berikut:
1. Palm Kernel Mill (PKM) yang berasal dari mesin I melewati hammer mill
untuk dilakukan proses penghalusan.
19

2. Selanjutnya pada hammer mill dilakukan penghalusan menggunakan palu


kecil yang dilakukan dengan secara berulang ulang.
3. Setelah itu PKM yang berasal dari hammer mill akan selanjutnya
diteruskan langsung melalui conveyor 50 yang dilengkapi dengan rotary
bar magnet dan dilanjutkan oleh conveyor 50-B dan kemudian dibawa
sampai ke gudang PKM.

2.7.2.4 Bak Oil Pit


Bak oil pit merupakan bak penampungan Crude Palm Kernel Oil (CPKO)
yang berfungsi sebagai penyaringan dengan bantuan elevator penyaring. Masing-
masing Plant memiliki bak oil pit dengan dilengkapi 2 elevator penyaring.
Adapun tahapan proses pada bak oil pit antara lain sebagai berikut:
1. Crude Palm Kernel Oil (CPKO) yang didapat dari mesin first press dan
mesin second press dibawa ke bak oil pit untuk dilakukan proses
penyaringan.
2. Selanjutnya pada bak oil pit dilakukan proses penyaringan menggunakan
elevator saring (bucket). Elevator ini berfungsi untuk mengangkat cake oil
(kotoran minyak).
3. Setelah itu untuk CPKO dibawa ke vibrating screen. Sedangkan untuk
Cake oil selanjutnya dibawa oleh conveyor 002 menuju conveyor 001
selanjutnya ditransfer ke conveyor 54 dan kemudian ditransfer melalui
elevator 32 menuju hopper kembali.

2.7.2.5 Vibrating Screen


Vibrating screen adalah alat saringan getar yang berfungsi untuk
menyaring kotoran minyak berupa padatan dan lain sebagainya yang didapat dari
bak oil pit. Terdapat 2 vibrating screen yang digunakan dalam proses produksi
Crude Palm Kernel Oil (CPKO) pada Plant I. Adapun tahapan proses pada
vibrating screen antara lain sebagai berikut:
1. Crude Palm Kernel Oil (CPKO) yang berada di bak oil pit dipompa
menuju vibrating screen selanjutnya mengalami proses penyaringan.
20

2. Hasil penyarigan tersebut kemudian masuk kedalam bak vibrating screen


dan selanjutnya akan dipompa ke niagara filter.

2.7.2.6 Niagara Filter


Niagara filter merupakan alat yang berfungsi filtrasi atau penyaringan
yang memisahkan Crude Palm Kernel Oil (CPKO) dengan kotoran sehingga
terjadi penjernihan minyak. Terdapat 8 niagara filter yang digunakan secara
bergantian dan pada setiap niagara filter memiliki 19 mess (alat filtrasi).
Kapasitas niagara filter sebesar 4,8 ton dengan perawatan atau penggantian mess
(alat filtrasi) pada setiap 7 hari kerja secara normal.
Adapaun tahapan proses pada niagara filter antara lain sebagai berikut:
1. Crude Palm Kernel Oil (CPKO) yang berasal dari vibrating screen
kemudian dipompa ke niagara filter.
2. CPKO yang masuk kedalam niagara filter akan melewati proses
penyaringan untuk pemisahan dengan kotoran.
3. Selanjutnya setelah CPKO jernih kemudian ditransfer ke buffer tank.
4. Setelah proses selesai, niagara filter yang digunakan akan dilakukan
proses pengeringan (blowing) secara bergantian dengan 2 jam kerja.

2.7.2.7 Buffer Tank


Buffer tank merupakan tempat penampungan sementara Crude Palm
Kernel Oil (CPKO) yang berasal dari niagara filter sebelum ditransfer ke daily
tank. Buffer tank memiliki kapasitas 15 ton. Terdapat 2 buah buffer tank yaitu
T002 dan T003 pada Plant I. Pada buffer tank ini dilakukan penganalisaan FFA
(Free Fatty Acid) di laboratorium.
Adapun tahapan proses pada buffer tank antara lain sebagai berikut:
1. Crude Palm Kernel Oil (CPKO) yang telah melewati proses penyaringan
di niagara filter kemudian masuk menuju buffer tank melalui valve.
2. Selanjutnya CPKO disimpan sementara didalam buffer tank lalu sebelum
kemudian dialirkan ke filter bag.
21

2.7.2.8 Filter Bag


Filter bag merupakan kain saringan yang dijahit dan dibentuk sesuai
ukuran untuk menyaring kotoran pada proses filtrasi. Filter bag dapat digunakan
untuk menyaring kotoran yang berada pada Crude Palm Kernel Oil (CPKO).
Saringan yang digunakan pada filter bag memiliki kerapatan celah 100 mikron.
Pada Plant I terdapat 2 buah filter bag di T002 dan T003. Penggantian saringan
pada filter bag dilakukan setiap 7 hari kerja tergantung kondisi dan dilakukan
pengecekan setiap pergantian shift kerja.
Adapun tahapan proses pada filter bag antara lain sebagi berikut:
1. Crude Palm Kernel Oil (CPKO) yang berada pada buffer tank kemudian
menuju filter bag untuk dilakukan proses penyaringan kotoran.
2. Setelah CPKO melewati filter bag kemudian menuju daily tank atau tangki
harian penyimpanan.

2.7.2.9 Daily Tank


Daily tank merupakan tempat penyimpanan akhir Crude Palm Kernel Oil
(CPKO) sebelum diolah kembali. Suhu pada daily tank minimal sebesar 30oC dan
maksimal sebesar 50oC. Pada daily tank terdapat proses pengukuran dalam
minyak dengan gema suara (sounding) untuk mengetahui isi pada daily tank yang
dilakukan setiap shift kerja. PK Crushing Plant memilik 3 buah tangki daily tank
dengan kapasitas masing-masing seperti Tabel 2.4 sebagai berikut:
Tabel 2.4 Kapasitas Daily Tank
No Ukuran Tangki 01 Tangki 02 Tangki 03
A Tinggi Lubang Ukur 15572 15585 15568
B Tinggi Tangki 15272 15270 15275
C Tinggi Maksimum Isi Bersih 14970 14970 15000
D Tinggi Meja Ukur -80 -47 -40
E Dasar Tangki 0 0 0
Sumber: PK Crushing Plant
22

2.7.3 Laboratorium
Bagian laboratorium merupakan sesuatu yang penting dari bagian industri
yakni analisa terhadap mutu produksi. Penganalisaan terhadap mutu produksi ini
dilakukan oleh analis laboratorium. Tujuan utama dari PK Crushing Plant adalah
untuk menghasilkan Crude Palm Kernel Oil (CPKO) dan Palm Kernel Mill
(PKM) dengan kualitas yang baik serta tingkat efficiency ektraksi yang maksimal,
tetapi juga dengan biaya yang minimal. Untuk mencapai tujuan sebuah
laboratorium didalam lingkungan PK Crushing Plant untuk menyediakan
informasi guna menilai keadaan proses yang dilakukan serta mutu produksi yang
dihasilkan. Bagian laboratorium merupakan yang penting dalam quality control.
Laboratorium memiliki beberapa area pengujian yang dapat digunakan dalam
melaksanakan fungsi kontrol kualitas. Adapun bagian- bagian dari laboratorium
antara lain sebagai berikut:

2.7.3.1 Area Analisa Free Fatty Acid


Free Fatty Acid adalah asam yang dibebaskan pada hidrolisa dari lemak.
Pengujian analisa FFA ini dilakukan untuk mengetahui asam lemak bebas pada
Crude Palm Kernel Oil (CPKO) pada daily tank dan buffer tank. Pengujian CPKO
pada daily tank dilakukan setiap hari kerja dan pada buffer tank dilakukan setiap
shift kerja. Adapun prosedur kerja pengujian FFA pada Crude Palm Kernel Oil
(CPKO) antara lain sebagai berikut:
1. Mengambil sampel Crude Palm Kernel Oil (CPKO) pada buffer tank atau
daily tank.
2. Selanjutnya menimbang sampel CPKO sebanyak 5 gram dengan
menggunakan timbangan analitis dimasukkan kedalam erlenmeyer.
3. Kemudian menambahkan 10 sampai 15 ml alkohol netral kedalam
erlenmeyer yang telah berisikan sampel.
4. Sampel CPKO ditetesi indikator fenolplaten sebanyak 3 tetes.
5. Titrasi dilakukan dengan menggunakan lauran NaOH 1 N.
6. Selanjutnya membukan kran buret secara pelan-pelan untuk meneteskan
titran kedalam erlenmeyer.
23

7. Seterusnya menggoyang-goyangkan erlenmeyer secara perlahan.


8. Titrasi diberhentikan pada saat terjadi perubahan warna merah bata dan
tidak mau hilang saat penggoyangan.
9. Kemudian mencatat volume NaOH yang terpakai dengan melihat batas
cairan dalam buret.
10. Selanjutnya melakukan perhitungan untuk mencari kadar asam lemak
bebas.

2.7.3.2 Area Ekstraksi dan Refluksi


Ekstraksi merupakan proses penarikan komponen aktif menggunakan
pelarut tertentu. Komponen aktif yang diambil adalah senyawa aktif dalam sampel
Palm Kernel Mill (PKM) AAW, B99 dan Cake Oil pada Plant I dan II. Ekstraksi
ini menggunakan prinsip sederhana dengan refluks dan filtrat yang diperoleh
dikumpulkan. Pengujian ekstraksi ini dilakukan setiap hari kerja. Adapun
prosedur kerja ekstraksi sampel tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Mengambil sampel Palm Kernel Mill (PKM) AAW, B99 dan Cake Oil
pada Plant I dan Plant II.
2. Selanjutnya menimbang sampel sebanyak 10 gram dengan menggunakan
timbangan analitis dimasukkan kedalam timbel dan mencatat hasil
penimbangan.
3. Kemudian menimbang labu kosong ditimbangan analitis dan mencatat
hasil penimbangan.
4. Selanjutnya masukkan n-hexane 150 ml kedalam labu dan letakkan labu di
alat pemanas ekstraksi.
5. Kemudian masukkan timbel yang berisikan sampel kedalam soxleht dan
pasang soxleht ke labu yang ingin di ekstraksi dan selanjutnya ditutup
dengan pendingin bola.
6. Hidupkan air untuk pendingin dan dan hidupkan alat ekstraksi dengan
suhu diatas titik didih n-hexane 70oC sampai 4 jam.
7. Selanjutnya memisahkan n-hexane dan minyak yang berada dilabu dengan
cara memanaskan kembali labu tanpa timbel didalam soxleht.
24

8. Setelah n-hexane dan minyak terpisah lalu masukkan labu kedalam mesin
oven selama 1 jam.
9. Kemudian timbang kembali labu isi yang telah dikeringkan di oven
dengan menggunakan timbangan analitis dan selanjutnya mencatat hasil
penimbangan.
10. Selanjutnya melakukan perhitungan untuk mencari hasil ekstraksi pada
sampel.

2.7.3.3 Area Instrument Moisture Analyzer and Dirt Content


Penentuan kadar air dan kadar kotoran dilakukan dalam melaksanakan
fungsi kontrol kualitas mulai dari bahan baku Palm Kernel. Setiap bahan baku
Palm Kernel yang masuk akan diambil dan diperiksa kadar air dan kadar
kotorannya untuk mengetahui Palm Kernel tersebut memenuhi spec yang telah
ditentukan. Pengujian kadar air pada Palm Kernel menggunakan alat Moisture
Balance dan kadar kotoran menggunakan alat-alat sederhana. Adapun prosedur
kerja pengujian kadar kotoran antara lain sebagai berikut:
1. Palm Kernel yang ada diwadah diletakkan kedalam talam kemudian dibagi
menjadi empat bagian.
2. Kemudian diambil secara silang hal tersebut dilakukan agar Palm Kernel
yang diambil merata.
3. Selanjutnya ditimbang 1000 gram, setelah ditimbang Palm Kernel di
letakkan kembali ke talam yang lain.
4. Kemudian dilakukan pengayakan dengan tujuan memisahkan kotoran kecil
dan besar untuk mempercepat pemisahan cangkang.
5. Palm Kernel dipisahkan dari cangkang dengan cara manual.
6. Cangkang di timbang untuk mengetahui kadar kotorannya.
Untuk menganalisa kadar air dapat dilakukan dengan menggunakan alat
Moisture Balance. Adapun caranya sebagai berikut:
1. Inti sawit diambil secukupnya kemudian dihaluskan menggunakan Mesin
Grinding.
2. Kemudian menghidupkan alat Moisture Balance.
25

3. Kemudian dimasukkan kedalam piring aluminium foil


4. Kemudian dimasukkan kedalam Moisture Balance.
5. Selanjutnya dipanaskan dengan suhu 130oC dengan waktu sekitar 5 menit
sampai angka pada Moisture Balance berhenti dan dicatat hasilnya.

2.7.3.4 Area Instrument NIR DJ


Near Infra Red merupakan alat pengukuran cahaya yang diserap yang
mengarah pada sampel dengan mudah tanpa banyak perlakuan sebelumnya
dengan menggunakan probo fiber optik untuk mendapatkan hasil analisis seperti
Moisture, Protein, Ash, Fiber dan Oil. Sampel yang digunakan dalam pengujian
adalah Palm Kernel Mill AAW dan B99 pada Plant I dan II. Pengujian ini
dilakukan setiap hari kerja. Adapun prosedur kerja pengujian sampel dengan Near
Infra Red antara lain sebagai berikut:
1. Sampel Palm Kernel Mill AWW dan B99 plant I dan II diambil dan
disiapkan.
2. Selanjutnya menghidupkan NIR (Near Infa Red).
3. Sampel yang ingin dilakukan pengujian tersebut diletakkan ketempat
sampel NIR yang berupa cup sampai penuh dan kemudian diratakan.
4. Membersihkan sela-sela cup dari sisa-sisa sampel tersebut, kemudian
setelah keadaan standby letakkan cup ditempat sampel.
5. Menekan kode 4 untuk pengujian AAW dankode 3 untuk B99 pada alat
NIR, lalu menekan tombol prod.
6. Mendiamkan beberapa saat hingga muncul angka yang menunjukkan
kadar analisis yang diperlukan.
7. Mencatat hasil pengujian.

2.7.4 Maintenance
Maintenance merupakan salah satu bagian dari PK Crushing Plant yang
bertujuan untuk menjaga dan memelihara mesin serta peralatan pabrik untuk
memperpanjang usia pakai, agar kegiatan produksi dapat berjalan dengan baik.
26

Bagian-bagian maintenance terbagi menjadi 3 bagian yang memiliki fungsi dan


pokok pekerjaan berbeda seperti pada Gambar 2.4 sebagai berikut:

Gambar 2.4 Bagian- Bagian Maintenance

2.7.4.1 Mekanik Bongkar


Mekanik bongkar merupakan bagian dalam maintenance yang berperan
dalam mengoptimalkan mesin first press dan second press pada bagian produksi
PK Crushing Plant. Adapun kegiatan maintenance mekanik bongkar antara lain
sebagai berikut:
1. Perbaikan dan pergantian screw press
Bagian pengecekan atau pengontrolan mesin press dilakukan pada
pergantian screw press berdasarkan masa kerja yang telah ditentukan dari
catatan formnya.
a. Pada Plant I terdapat 80 mesin press. Terdiri dari 40 mesin first press
dan 40 mesin second press. Memiliki berat isi corong hopper seberat
32 kg dengan maksimal kecepatan mesin 3 menit. Masa kerja mesin
first press maksimal 23 hari kerja dan mesin second press maksimal 18
hari kerja.
b. Pada Plant II terdapat 62 mesin press. Terdiri dari 32 mesin first press
dan 30 mesin second press. Memiliki berat isi corong hopper seberat
35 kg dengan maksimal kecepatan mesin 4 menit. Masa kerja mesin
first press maksimal 23 hari kerja dan mesin second press maksimal 18
hari kerja.
Adapun prosedur kerja cara pembongkaran mesin press antara lain sebagai
berikut:
27

a. Sebelum melakukan pembongkaran mesin press persiapkan safety


kesehatan dan keselamatan kerja mulai dari alat pelindung diri, air dan
APAR.
b. Selanjutnya sebelum melakukan pembongkaran pastikan mesin yang
dibongkar diberi tanda lock out.
c. Kemudian melakukan pembongkaran dengan membersihkan corong
hopper pada mesin press.
d. Selanjutnya memasang dongkrak sebagai penahan mesin agar tidak
bergerak saat dilakukan pembongkaran.
e. Kemudian melepaskan long bolt atau aspikul.
f. Setelah itu membuka jack nut atau mur dan mur kepala press.
g. Kemudian melepaskan dan mengeluarkan tupper head atau kepala
press.
h. Selanjutnya melepaskan mur as press.
i. Setelah itu membuka dan melepaskan bosh ring dan dilanjutkan
dengan screw 1-8 sampai 1-1.
j. Dan sebaliknya untuk pemasangan kembali dilakukan seperti sebelum
pembongkaran.
2. Selain perbaikan dan pergantian screw press, terjadi karena kerusakan
seperti antara lain sebagai berikut:
a. Mainshaft (as press) patah
b. Screw pecah
c. Bearing pecah
d. Baut small casing (kepala gajah) patah
e. Long bolt (as pikul) patah
f. Seksi mesin retak
g. Motor terbakar
h. Baut short bar (pagar) lepas
i. Body cage bocor
j. Baut coupling patah
28

2.7.4.2 Welder
Welder adalah bagian maintenance yang bertugas melakukan perawatan
dan perbaikan pengelasan terhadap screw 1-1 sampai 1-9 yang mengalami
kerusakan atau patah. Kerusakan pada screw berupa ausnya daun screw akibat
kuatnya tekanan pada saat pengepresan Palm Kernel. Adapun alat dan bahan yang
digunakan pada bagian welder antara lain sebagai berikut:
1. Mesin las
2. Kabel massa
3. Kabel elektroda
4. Pemegang kawat las
5. Klem massa
6. Palu las
7. Elektroda (kawat las)
a. RD-360
Merupakan kawat las yang digunakan untuk pelapisan pertama pada
screw yang akan diperbaiki atau direview. Memiliki diameter 4 mm
dengan panjang 400 mm. Kawat las ini biasanya digunakan pada
tekanan 130-170 ampere.
b. Metadur-63
Merupakan kawat las yang digunakan untuk pelapisan terakhir pada
screw yang akan diperbaiki atau direview. Kawat las ini berfungsi
untuk menahan gesekan pada saat pengepressan. Memiliki diameter 5
mm dan panjang 400 mm. Kawat las ini biasanya digunakan pada
tekanan 180-240 ampere.
Adapun proses prosedur kerja pengelasan screw antara lain sebagai
berikut:
1. Screw diterima dari bagian mekanik bongkar.
2. Kemudian membersihkan screw dari sisa minyak dan dan ampas.
3. Melihat tingkat keausan screw yang akan direview atau diperbaiki.
4. Mengecek kesejajaran jarak daun screw dengan lubang spi.
29

5. Selanjutnya pengelasan pertama screw dengan menggunakan las RD-360


dengan 130-170 ampere.
6. Setelah melakukan pengelasan pertama selanjutnya pengelasan akhir pada
screw menggunakan kawat las Metadur-63 dengan 180-240 ampere.
7. Kemudian mengecek diameter dalam dan diameter luar pada screw 1-1
sampai 1-9 yang telah direview ulang.
8. Apabila sudah direview, screw 1-1 sampai 1-9 digerinda sesuai dengan
standar screw.
9. Screw siap digunakan kembali pada mesin press.

2.7.3.3 Pabrikasi
Pabrikasi adalah bagian maintenance yang melakukan perawatan,
perbaikan, pemeliharaan dan modifikasi alat-alat yang dipabrik. Bagian
maintenance ini melakukan perawatan dan perbaikan elevator, conveyor, hammer
mill, seksi mesin dan lain-lain.

2.8 Utilitas
Utilitas adalah merupakan unit pembantu produksi yang tidak terlibat
secara langsung sebagai bahan baku, tetapi penunjang proses agar produksi dapat
berjalan lancar. Utilitas yang terdapat pada PK Crushing Plant PT. Multimas
Nabati Asahan antara lain sebagai berikut:
1. Unit Pemeliharaan
Agar tercapai keadaan produksi yang maksimal sesuai dengan yang
direncanakan maka perlu dilakukan pemeliharaan. Pemeliharaan adalah
kegiatan untuk memelihara atau menjaga peralatan pabrik dengan
mengadakan perbaikan atau pergantian yang diperlukan. PK Crushing
Plant PT. Multimas Nabati Asahan menetapkan program pemeliharaan
seperti General Maintenance dan Preventif Maintenance secara harian,
mingguan, bulanan dan tahunan agar pabrik dapat beroperasi sesuai
dengan yang diharapkan. Pemeliharaan yang dilakukan unit ini mencakup
pemeliharaan mesin dan peralatan pabrik, instalasi listrik, pemeliharaan
30

unit pengolahan limbah, serta penyediaan dan perawatan suku cadang


pabrik.
2. Laboratorium
Laboratorium berfungsi untuk menetapkan mutu produk akhir maupun
hasil dari setiap stasiun kerja. Selain hasil proses tersebut juga dianalisa
kadar rendemen CPKO (Crude Palm Kernel Oil) sebagai informasi untuk
mengevaluasi kinerja pemasok. Analisa-analisa yang dilakukan di
laboratorium PK Crushing Plant PT. Multimas Nabati Asahan antara lain
sebagai berikut:
a. Analisa terhadap kualitas produk
Analisa ini meliputi pemeriksaan terhadap persentasi FFA (Free Fatty
Acid), air, kotoran, ash (abu), fiber (serat) dan oil (minyak).
b. Analisa terhadap oil losses
Analisa ini meliputi pemeriksaan persentasi minyak yang masih
terkandung dalam Cake Oil dan Palm Kernel Mill (PKM).
c. Analisa terhadap Ekstraksi
Analisa ini meliputi perhitungan terhadap persentasi dari rata-rata
ekstraksi Cake Oil dan Palm Kernel Mill (PKM).

2.9 Safety and Fire Protection


Safety and Fire Protection yang ada di PK Crushing Plant PT. Multimas
Nabati Asahan didukung oleh sarana dan prasarana yang disediakan oleh
perusahaan. Adapun sarana dan prasarana tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Keamanan
Petugas keamanan bekerja secara bergantian yang dibagi atas 3 shift dalam
waktu 24 jam. Kegiatan keamanannya dilaksanakan oleh Satuan
Pengaman (Satpam).
2. Keselamatan
Kegiatan keselamatan kerja dilengkapi peralatan kerja pendukung yang
minimal seperti sarung tangan, kaca mata pelindung, baju pelindung kimia,
sepatu boot karet, sepatu safety, penutup telinga dan helm. Untuk kegiatan
31

penanggulangan bahaya kebakaran perusahaan juga melengkapinya


dengan peralatan kerja pendukung seperti; racun api, mesin pompa dan
penyemprot air.
3. Kondisi Lingkungan Kerja
Potensi bahaya yang ada di lingkungan kerja berhubungan dengan
gangguan terhadap kebisingan (noise) terdapat area kerja. PK Crushing
Plant PT. Multimas Nabati Asahan sebenarnya telah memiliki kebijakan
dalam hal safety terhadap bahaya. Namun, pelaksanaannya belum
maksimal karena para pekerja belum seluruhnya yang mematuhi kebijakan
yang telah dibuat. Kemungkinan terjadinya potensi kebisingan adalah di
bagian maintenance dan sebagian besar pada departemen produksi.
Kesadaran para pekerja akan pentingnya kebijakan yang dibuat masih
sangat rendah. Sama halnya dengan sistem manajemen yang belum
maksimal dalam mensosialisasikan pentingnya kebijakan yang telah
dibuat.

Anda mungkin juga menyukai

  • LAPORAN
    LAPORAN
    Dokumen31 halaman
    LAPORAN
    muhammad luthfi alfikri nasution
    Belum ada peringkat
  • Traveloka Terbaru
    Traveloka Terbaru
    Dokumen24 halaman
    Traveloka Terbaru
    muhammad luthfi alfikri nasution
    Belum ada peringkat
  • Pemba Has An
    Pemba Has An
    Dokumen22 halaman
    Pemba Has An
    Aji Suhada Sinaga
    Belum ada peringkat
  • Bahan 4
    Bahan 4
    Dokumen15 halaman
    Bahan 4
    DaraM
    Belum ada peringkat
  • dd1 171020174521
    dd1 171020174521
    Dokumen29 halaman
    dd1 171020174521
    muhammad luthfi alfikri nasution
    Belum ada peringkat
  • COVER
    COVER
    Dokumen2 halaman
    COVER
    muhammad luthfi alfikri nasution
    Belum ada peringkat
  • Pemba Has An
    Pemba Has An
    Dokumen22 halaman
    Pemba Has An
    Aji Suhada Sinaga
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii Fix
    Bab Ii Fix
    Dokumen18 halaman
    Bab Ii Fix
    muhammad luthfi alfikri nasution
    Belum ada peringkat
  • COVER
    COVER
    Dokumen2 halaman
    COVER
    muhammad luthfi alfikri nasution
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    muhammad luthfi alfikri nasution
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii Fix
    Bab Iii Fix
    Dokumen5 halaman
    Bab Iii Fix
    muhammad luthfi alfikri nasution
    Belum ada peringkat
  • Bab I Fix
    Bab I Fix
    Dokumen4 halaman
    Bab I Fix
    muhammad luthfi alfikri nasution
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen2 halaman
    Daftar Isi
    Ginanjar Prawira Utama
    Belum ada peringkat
  • Lembaran Pengesahan Penguji Fix
    Lembaran Pengesahan Penguji Fix
    Dokumen1 halaman
    Lembaran Pengesahan Penguji Fix
    muhammad luthfi alfikri nasution
    Belum ada peringkat
  • Lembaran Pengesahan Jurusan Fix
    Lembaran Pengesahan Jurusan Fix
    Dokumen1 halaman
    Lembaran Pengesahan Jurusan Fix
    muhammad luthfi alfikri nasution
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii Fix
    Bab Ii Fix
    Dokumen29 halaman
    Bab Ii Fix
    muhammad luthfi alfikri nasution
    Belum ada peringkat
  • Lembar Pernyataan Fix
    Lembar Pernyataan Fix
    Dokumen1 halaman
    Lembar Pernyataan Fix
    muhammad luthfi alfikri nasution
    Belum ada peringkat
  • COVER
    COVER
    Dokumen1 halaman
    COVER
    muhammad luthfi alfikri nasution
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi Fix
    Daftar Isi Fix
    Dokumen3 halaman
    Daftar Isi Fix
    muhammad luthfi alfikri nasution
    Belum ada peringkat
  • Bab I Fix
    Bab I Fix
    Dokumen3 halaman
    Bab I Fix
    muhammad luthfi alfikri nasution
    Belum ada peringkat
  • Peta Proses Operasi Fix
    Peta Proses Operasi Fix
    Dokumen3 halaman
    Peta Proses Operasi Fix
    muhammad luthfi alfikri nasution
    100% (1)
  • Bab Iv Fix
    Bab Iv Fix
    Dokumen1 halaman
    Bab Iv Fix
    muhammad luthfi alfikri nasution
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii Fix Mlan
    Bab Iii Fix Mlan
    Dokumen50 halaman
    Bab Iii Fix Mlan
    muhammad luthfi alfikri nasution
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii Fix Mlan
    Bab Iii Fix Mlan
    Dokumen50 halaman
    Bab Iii Fix Mlan
    muhammad luthfi alfikri nasution
    Belum ada peringkat
  • Bab I Fix
    Bab I Fix
    Dokumen3 halaman
    Bab I Fix
    muhammad luthfi alfikri nasution
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kerja Praktik Full Penentuan Umur Ekonomis Mesin First Press
    Laporan Kerja Praktik Full Penentuan Umur Ekonomis Mesin First Press
    Dokumen93 halaman
    Laporan Kerja Praktik Full Penentuan Umur Ekonomis Mesin First Press
    muhammad luthfi alfikri nasution
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kerja Praktik Full Penentuan Umur Ekonomis Mesin First Press
    Laporan Kerja Praktik Full Penentuan Umur Ekonomis Mesin First Press
    Dokumen93 halaman
    Laporan Kerja Praktik Full Penentuan Umur Ekonomis Mesin First Press
    muhammad luthfi alfikri nasution
    Belum ada peringkat