Anda di halaman 1dari 1

SKENARIO KEP KRITIS PERKEMIHAN

Tn Y di rawat di ICU dalam kondisi penurunan kesadaran, Pasien meracau apabila berbicara dan tampak
gelisah.Padapasien dilakukan pemeriksaan laboratorium Hb: 11,9 gr%, LED:10 mm/jam, Leukosit:
15.050/uL, , trombosit: 278.000. Pemeriksaan kimia darah didapatkan hasil GDS: 230 mg%, ureum: 289
mg/dl, kreatinin: 5,3mg/dl, dan elektrolit dalam batas normal Pada pemeriksaan fisik didapatkan
kesadaran koma (E1M1V3), tinggi badan 150 cm, berat badan 40 kg, tekanan darah 80/60 mmHg, nadi:
112x/menit, pernafasan: 36x/menit, suhu: 38,7 °C. Pasien didiagnosis ensefalopati uremikum + GGK.
Pada pasien diberikan tatalaksana suportif berupa tirah baring, perubahan posisi berkala, dan diet cair
1500 kalori, dan tatalaksana medikamentosa berupa Oksigenasi 5 lpm kanul nasal, , Pasien
diprogramkan hemodialisa 4 jam, dyalizer baru dengan akses vaculer secara langsung melalui pembuluh
darah vena femoralkarenapasienbelumterpasanh AC Shunt. Setting Hd QB 200 cc/mnt, utk penenentua
n ultrafiltasi goal ditentukan berdasarkan penghitungan BB basah dan BB kering. Dalam 2 jam pertama
Tn Y mengalami kondisi yang memburuk sehingga hemodialisa dihentikan dan terpaksa diganti dengan
tindakan peritoneal dialisa dengan cairan dengan konsentrasi glukosa 2.5 %. Saat dilakukan peritoneal
dialisa pasien selalu dipantau utk meminimalkan komplikasi.

Anda mungkin juga menyukai