FILSAFAT PANCASILA
MAKALAH STUDI KASUS
Disusun oleh :
Septyoko Wirantono
NIM : 51418047
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA
MADIUN
2018
ABSTRAK
Kasus yang menimpa seorang karyawan honorer korban kekerasan seksual Kepala
Sekolah di Mataram, Baiq Nuril, harus menelan pil pahit Putusan Kasasi No.
574K/Pid.Sus/2018 september lalu. Dia terjerat Pasal 27 ayat 1 UU ITE tahun
2016 atas tindak pidana “mendistribusikan atau mentransmisikan konten
kesusilaan” setelah setahun sebelumnya divonis bebas oleh Pengadilan Negeri
Mataram. Putusan kasasi tersebut mengundang gejolak masyarakat hingga
terbentuknya petisi #AmnestiUntukNuril dengan 100.000 dukungan dalam waktu
1 hari. Jumlah dukungan yang sangat fantastis untuk hitungan waktu yang singkat.
Namun, petisi ini mampu menunjukkan sisi positif Indonesia, yaitu bahwa gotong
royong masih mendarahdaging di bangsa ini.
BAB I
PENDAHULUAN
Negara Indonesia dikenal sebagai Negara Hukum. Hal ini ditegaskan pula
dalam UUD 1945 Pasal 1 ayat (3) yaitu “Negara Indonesia adalah negara hukum”.
Negara hukum adalah negara berdasarkan atas hukum dan keadilan bagi
warganya. Maksudnya adalah segala kewenangan dan tindakan alat-alat
perlengkapan negara atau dengan kata lain diatur oleh hukum. Hal yang demikian
akan mencerminkan keadilan bagi pergaulan hidup warganya (Abdul, 2011).
Salah satu kasus yang masih hangat hingga saat ini adalah korban
pelecehan yang dipidanakan. Baiq Nuril sedianya adalah korban pelecehan
seksual dalam kasus ini. Namun, dia dijerat UU ITE hingga divonis bersalah oleh
Makamah Agung dan menerima hukuman penjara 6 bulan serta denda 500 juta
karena memiliki rekaman pelecehan seksual yang dilakukan atasannya. Padahal
sebelumnya, Nuril sudah dinyatakan tidak bersalah oleh Pengadilan Negeri
Mataram. Saat ini kesan profesionalisme putusan hakim dalam memberikan
putusan juga menurun. Hakim, yang harusnya dalam membuat putusan menggali,
menemukan, dan mengikuti cita keadilan masyarakat, justru berjarak dengan cita
keadilan masyarakat itu sendiri, sebagaimana tercermin dalam kasus ini.
Pancasila sebagai filsafat dan dasar negara Indonesia yang telah diketahui
oleh seluruh warga negara Indonesia untuk kemudian nilai-nilai yang terkandung
di dalamnya dihormati, dihargai, dijaga, dan dijalankan di kehidupan sehari-hari.
Hal ini dilakukan agar nilai tersebut tidak hanya menjadi nilai tertulis atau nilai
simbolik semata, melainkan menjadi acuan bentuk dalam menjalankan proses
kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai sistem filsafat di Indonesia, tentu
saja Pancasila memegang peranan yang sangat penting bagi paradigma dan arah
hidup bangsa Indonesia sebagai pedoman dalam memperjuangkan kemerdekaan,
juga sebagai alat pemersatu dalam kehidupan berbangsa, serta sebagai pandangan
hidup untuk kehidupan masyarakat Indonesia sehari-hari.
Kasus Baiq Nuril adalah duka yang mampu menyulut persatuan bangsa ini
dalam menuntut keadilan dan kemanusiaan yang beradab. Baiq Nuril hanya
seorang ibu dari tiga orang anak yang bekerja sebagai pagawai honorer di sebuah
sekolah negeri di Mataram, tanpa bantuan dari masyarakat Indonesia mungkin
akan sulit baginya untuk bisa mendapatkan keadilan. Berdasarkan respon
masyarakat Indonesia terhadap kasus Baiq Nuril hingga dapat membuat petisi
untuk kasus ini, sangat mencerminkan bagaimana benar nila ekasila Pancasila,
gotong royong, telah mendarahdaging dalam jiwa bangsa ini. Hal ini
menunjukkan pengakuan, penerimaan, dan penghargaan Pancasila sebagai sesuatu
yang bernilai itu akan tampak menggejala dalam sikap, tingkah laku dan
perbuatan bangsa Indonesia (Dewantara, 2017). Untuk bisa menelisik kasus ini
lebih dalam, mengupas bagaimana proses pelanggaran sila kedua kemanusiaan
yang adil dan beradab, serta menilai petisi yang berasal dari koalisi sipil yang
menamai diri koalisi Save Ibu Nuril sebagai penggambaran ekasila,
kegotongroyongan, yang nyata dihidupi oleh masyarakat Indonesia akan dibahas
dalam Bab selanjtnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KASUS
Kasus ini mulai mencuat ke publik pada 2016. Baiq Nuril dilaporkan
karena merekam percakapan dirinya dengan M melalui sambungan
ponsel. Di Pengadilan Negeri Mataram, pada Juli 2017, Nuril divonis
bebas (Harianto, 2018). Joko Jumadi, selaku kuasa hukum dari Baiq
Nuril menjelaskan argumentasinya bahwa Nuril tidak melanggar UU
ITE dan hal ini juga dikuatkan dalam fakta sidang dan putusan di PN
Mataram (Karina & Krisiandi, 2018).
4. Diskusi
Dalam kasus ini jelas terdapat pula keadilan yang tidak ditegakkan,
dimana hukum hanya menelisik kasus dengan berat sebelah dan tajam
ke bawah. Kasus adanya dugaan kekerasan seksual sama sekali
diabaikan oleh pihak peradilan dan menutup mata bahwa si Terdakwa
dalam kasus ini juga merupakan korban. Selain itu, sebagai seorang
wanita, terdapat hal-hal khusus yang harus diperhatikan oleh lembaga
peradilan dalam melakukan penyelidikan, penyidikan, hingga ke
persidangan seperti yang telah dinyatakan dalam PERMA NO 3 Tahun
2017 tentang perempuan berhadapan dengan hukum.
C. PETISI #AmnestiUntukNuril
Tujuan petisi ini adalah meminta pengampunan terhadap Baiq Nuril. Oleh
sebab putusan bersalah diterima Baiq Nuril di tingkat kasasi, maka petisi
#AmnestiUntukNuril ini ditujukan kepada Presiden. Lewat laman
change.org, Koalisi Save Ibu Nuril berhasil mengantongi lebih dari 100
ribu dukungan petisi hanya dalam waktu satu hari setelah dimulai oleh
Erasmus Napitupulu.