Anda di halaman 1dari 11

RESUM 8

Pemikiran Tentang Pendidikan

1. Pemikiran Klasik
(Syafril, Zulhendri Zen. 2012.Pengantar Pendidikan.(98-102))

a. Empirisme

Berasal dari bahasa Latin, asal katanya : empiri seperti pengalaman. Dipelopori oleh John
Locke (1632-1704), filosof kebangsaan Inggris, yang terkenal dengan teorinya “Tabularasa”
artinya meja nerlapis lilin yang belum ada tulisan di atasnya. Dengan kata lain seseorang
dilahirkan seperti kertas kosong yang belum ditulisi makapendidikanlah yang akan menulisnya.
Oleh karena itu pendidikan memegang peranan yang sangat penting, sebab pendidik dapat
menyediakan lingkungan pendidikan kepada anak dan akan diterima oleh anak sebagai
pengalaman-pengalaman.

Menurut konsepsi empirisme ini pendidikan adalah maha kuasa dalam membentuk anak
didik menjadi apa yang diinginkannya. Contoh: anak kembar yang dipisahkan oleh orang tuanya
sejak kecil pada lingkungan keluarga yang berbeda. Oleh karena itu aliran ini dinamakan “aliran
optimis dalam pendidikan”.

Menurut John Locke, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pendidikan adalah :

a. Pendidikan harus diberikan sejak awal mungkin.

b. Pembiasaan dan latihan lebih penting daripada peraturan, perintah dan nasehat.

c. Anak didik harus diamati dari dekat untuk melihat :

(1) Apa yang paling tepat bagi anak itu sesuai dengan umurnya (tingkat
perkembangannya)

(2) Hasrat-hasratnya yang amat kuat.

(3) Kecendrungannya mengikuti orang tua tanpa merusak semangat anak itu.

(4) Anak harus dianggap sebagai makhluk rasional.

Pelajaran di sakolah jangan sampai jadi beban si anak.Menurut pandangan empirisme


(environmentalisme), pendidik memegang peranan yang sangat penting sebab pendidik dapat
menyediakan lingkungan pendidikan kepada anak dan akan diterima oleh anak sebagai
pengalaman-pengalaman, yang tentunya sesuai dengan tujuan pendidikan.
Aliran empirisme dipandang berat sebelah sebab hanya mementingkan peranan
pengalaman yang diperoleh dari lingkungan, sedangkan kemampuan dasar yang dibawa sejak
lahir dianggap tidak menentukan.
b. Nativisme

Berasal dari bahasa latin, asal katanya “natives” berarti terlahir. Dipelopori oleh
Sckophenhauer seorang filosof kebangsaan Jerman yang hidup dalam tahun 1788-1880. Dia
berpendapat “ pendidikan ialah membiarkan seseorang bertumbuh berdasarkan
pembawaannya”.

Bagi nativisme, lingkungan sekitar tidak ada atinya, sebab lingkungan tidak akan berdaya
dalam mempengaruhi perkembangan dan pendidikan tidak berpengaruh sama sekali terhadap
perkembangan seseorang.

Berdasarkan pandangan ini, keberhasilan pendidikan ditentukan oleh anak didik itu sendiri.
Pendidikan yang tidak sesuai dengan bakat dan pembawaan anak didik tidak akan berguna
untuk perkembangan anak itu sendiri. Sehingga penganut pandangan ini menyatakan bahwa
kalau anak mempunyai pembawaan jahat maka dia akan menjadi jahat, dan sebaliknya.
Pembawaan buruk dan baik ini tidak dapat diubah dari kekuatan luar.
c. Naturalisme

Berasal dari bahasa Latin dari kata “nature” artinya alam, tabiat, dan pembawaan. Dipelopori
oleh J.J. Rousseau (1712-1778), filosof berkebangsaan Perancis. Aliran ini dinamakan juga
Negativisme ialah aliran yang meragukan pendidikan untuk perkembangan seseorang karena
dia dilahirkan dengan pembawaan yang baik

Ciri utamanya adalah dalam mendidik seseorang kembalilah kepada alam agar pembawaan
seseorang yang baik itu tidak dirusak oleh pendidik.

Pelopor aliran ini menulis beberapa buah buku yaitu :

a. La Nouvelle Heloise

b. Le Constract Sosial

c. Emile ou de ‘L’ education dan

d. Confession
Gagasan dasar sebagai pandangan hidupnya terdapat pada kalimat pertama dalam bukunya
itu, yaitu ‘semua adalah baik dari tangan Pencipta, semua menjadi buruk di tangan manusia”.
Kesimpulan dari pandangan tersebut: kodrat atau alam manusia adalah baik; dan untuk
memperbaiki kesusilaan, kebiasaan dalam masyarakat orang wajib kembali kea lam atau
kodrat.

d. Konvegensi

Berasal dari bahasa Inggris asal katanya “convergency” artinya pertemuan pada suatu titik.
Dipelopori oleh William Stern seorang ahli pendidikan bangsa Jerman dalam tahun 1871-1973.
Aliran ini mempertemukan atau mengawinkan dua aliran yang berlawanan di atas antara
nativisme dan empirisme..

William Stern berpendapat bahwa hasil pendidikan itu tergantung dari pembawaan dan
lingungan, seakan-akan dua garis yang menuju ke satu titik pertemuan.

Jadin menurut teori konvergensi:

a. Pendidikan mungkin dilaksanakan.

b. Pendidikan diartikan sebagai pertolongan yang diberikan lingkungan pada anak didik
untuk mengembangkan potensi yang baik dan mencegah perkembangannya potensi yang
buruk.

c. Yang membatasi hasil pendidikan adalah pembawaan dan lingkungan

Tirtarahardja,Umar.2005.Pengantar Ilmu Sosial.Jakarta:Pt Rineka Cipta ( hal 194-200 )

1. Pemikiran Klasik yaitu :


a. Empirisme

Aliran empirisme bertolak dari lockean tradition yang mementingkan stimulasi eksternal
dalam perkembangan manusia dan menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung kepada
lingkungan, sedangkan pembawaan tidak di pentingkan. Pengalaman yang di peroleh anak
dalam kehidupan sehari-hari didapat dari dunia sekitarnya yang berupa stimulant-stimulan.
Stimulasi berasal dari alam bebas ataupun diciptakan oleh orang dewasa dalam bentuk
program pendidikan. Tokoh perintis pandangan ini adalah seorang filsuf inggris bernama John
Locke yang mengembangkan teori “ tabula rasa ” yakni anak lahir bagaikan kertas putih yang
barsih. Pengalaman empiric yang di peroleh dari lingkungan akan berpengaruh besar dalam
menentukan perkembangan anak. Menurut pandangan empirisme pendidik memegang
peranan yang sangat penting sebab pendidik dapat menyediakan lingkungan pendidikan
kepada anak dan akan di terima oleh anak sebagai pengalaman-pengalaman . Pengalaman
sesuai dengan tujuan pendidikan.

Aliran empirisme di pandang berat sebelah sebab hanya mementingkan peranan


pengalaman yang diperoleh dari lingkungan. Sedangkan kemampuan dasar yang di bawa anak
sejak lahir di anggap tidak menentukan, menurut kenyataan dalam kehidupan sehari-hari
terdapat anak yang berhasil karena berbakat meskipun lingkungan sekitar tidak mendukung.

Pandangan behavioral masih bervariasi dalam menentukan factor apakah yang paling
utama dalam proses belajar adalah

 Pandangan yang menekankan peranan stimulus (rangsangan) terhadap prilaku “classical


conditional” atau respondent learning.
 Pandangan yang menekankan peranan dari dampak ataupun balikan dari sesuatu
perilaku seperti dalam “operant conditioning” atau “instrumental learning”
 Pandangan yang menekankan peranan pengamatan dan imitasi seperti dalam
“observational learning”
b. Nativisme

Aliran nativisme bertolak dari Leibnitzion Tradition yang menekankan kemampuan


dalam diri anak, sehingga factor lingkungan, termasuk factor pendidikan, kurang berpengaruh
terhadap perkembangan anak. Hasil perkembangan tersebut ditentukan oleh pembawaan yang
sudah di peroleh sejak kelahiran. Hasil pendidikan tergantung pada pembawaan, Schopenhauer
berpendapat bahwa bayi itu lahir sudah dengan pembawaan baik dan pembawaan buruk. Oleh
karena itu hasil akhir pendidikan di tentukan oleh pembawaan yang sudah di bawa sejak lahir.
Berdasarkan pandangan ini maka keberhasilan pendidikan ditentukan di tentukan oleh anak itu
sendiri.

Nativisme dari asal kata natie yang artinya adalah terlahir. Bagi Nativisme lingkungan
sekitar tidak ada artinya sebab lingkungan tidak akan berdaya dalam mempengaruhi
perkembangan anak. Penganut pandangan ini menyatakan bahwa kalau anak mempunyai
pembawaan jahat maka dia akan menjadi jahat, sebaliknya kalau anak mempunyai pembawaan
baik maka dia akan menjadi baik.Pembawaan buruk dan baik tidak dapat diubah dari kekuatan
luar.

Terdapat variasi pendapat dari pendekatan phenomenology/humanistic sebagai berikut:

 Pendekatan aktualisasi diri atau non-direktif


 Pendekatan “ personal constructs” yang menekankan betapa petingnya memahami
hubungan “transaksional” antara manusia dan lingkungnya sebagai bekal awal
memahami perilakunya.
 Pendekatan “gestalt” baik yang klasik maupun pengembangan selanjutnya.
 pendekatan “search for meaning” dengan aplikasinya sebagai “logotherapy” yang
mengungkapkan betapa pentingnya semangat (human spiril) untuk mengatasi berbagai
tantangan/masalah yang dihadapi.
c. Naturalisme

Dipelopori oleh seorang filsuf Prancis J.J. Rousseau (1712-1778) yang mengemukakan
bahwa semua anak yang baru dilahirkan mempunyai buruk. Pembawaan baik anak akan
menjadi rusak karena dipengaruhi oleh lingkungan. Juga berpendapat bahwa pendidikan yang
diberikan orang dewasa malahan dapat merusak pembawaan anak yang baik itu.
Aliran ini juga di sebut negativisme karena berpendapat bahwa pendidik wajib
membiarkan pertumbuhan anak pada alam. Penyerahan anak didik ke alam, agar pembawaan
yang baik itu tidak menjadi rusak oleh tangan manusia melalui proses dan kegiatan pendidikan.
J.J Rousseau ingin menjauhkan anak dari segala keburukan masyarakat yang serba di buat-buat
sehingga kebaikan anak-anak yang di peroleh secara alamiah sejak saat kelahirannya itu dapat
tampak spontam dan bebas. Pendidikan harus di jauhkan dalam perkembangan anak karena
halite berarti dapat menjauhkan anak dari segala hal yan bersifat dibuat-buat dan dapat
membawa anak kembali ke alam untuk mempertahankan segala yang baik. Seperti di ketahui
gagasan naturalisme yang menolak campur tangan pendidikan, sampai saaat ini tidak terbukti
malahan terbukti sebaliknya pendidikan makin lama makin di perlukan.
Dengan kata lain, pendidikan tidak diperlukan. Dan menolak campur tangan pendidikan.
Namun kenyataannya sampai saat ini tidak terbukti, kenyataannya “pendidikan makin lama
makin diperlukan”.
d. Konvergensi
William Stern berpendapat bahwa seorang anak di lahirkan di dunia sudah di sertai
pembawaan baik maupun pembawaan buruk. Penganut aliran ini berpendapat bahwa dalam
proses perkembangan anak, baik factor pembawaan maupun factor lingkungan sama-sama
mempunyai peranan yang sangat penting. Bakat yang di bawa wakru lahir tidak akan
berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang sesuai untuk perkembangan
bakat itu.
Penganut aliran ini berpendapat bahwa dalam proses perkembangan anak, baik faktor
pembawaan maupun lingkungan sama-sama mempunyai peranan sangat penting. Jadi menurut
teori konvergensi:
1.        Pendidikan mungkin untuk dilaksanakan,
2.        Pendidikan diartikan sebagai pertolongan yang diberikan lingkungan kepaa anak didik,
3.        Yang membatasi hasil pendidikan adalah pembawaan dan lingkungan

2. Pemikiran Baru tentang Pendidikan.


(Syafril, Zulhendri Zen. 2012.Pengantar Pendidikan.(104-116))

a. Pengajaran Alam Sekitar.

Perintis gerakan ini adalah : FR. A. Finger (1808-1888) di Jerman dengan Heimatkunde
(pengajaran alam sekitar )dan J. Ligthart (1959-1916) di Belanda dengan Het Volleleven
( kehidupan senyata ).

Beberapa prinsip gerakan Heimatkunde adalah :

a. Dengan pengajaran alam sekitar guru dapat memperagakan secara langsung.

b. Memberikan kesempatan sebanyak-banyaknya agar anak aktif.

c. Memungkinkan untuk memberikan pengajaran totalitas.

1) suatu pengajaran yang tidak mengenal pembagian mata pelajaran

2) suatu pengajaran menarik minat

3) segala pengajaran yang memungkinkan segala bahasa.

d. Memberi kepada anak bahan apersepsi intelektual yang kokoh dan tidak verbalitas.

e. Memberikan apersepsi emosional.

Langkah-Langkah Pokok Pengajaran Alam Sekitar:

a. Menetapkan tujuan

b. Persiapan perlu dilakukan

c. Jika langkah persiapan telah ditangani dengan baik, pelaksanaan pengamatan biasanya dapat
berjalan lancar.
d. Langkah pengolahan tidak harus dilakukan di luar proses kegiatan pengamatan itu sendiri.

Keuntungan Pengajaran Alam Sekitar.

a. Pengajaran ini menentag verbalisme dan intelektualisme.

b. Objek alam sekitar dapat membangkitkan perhaian spontan dari anak-anak yang akan
mendorongnya melakukan kegiatan sepenuh hati

c. Anak-anak didorong untuk aktif dan kratif

d. Bahan-bahan yag diajarkan dapat mempunyai nilai praktis

e. Anak-anak dijadikan subjek bagi alam sekitarnya.

b. Pengajaran Pusat Perhatian

Dirintis oleh Ovideminat Decroly (1871-1932) dari Belgia. Pendidikan menurut Decroly
berdasrkan pada semboyan : Ecole pour la vie, par la vie (sekolah untuk hidup dan oleh hidup).

Dua hal yang khas dari Decroly yaitu :

a. Metode Global (keseluruhan).

b. Centre d’interest (pusat-pusat minat).

Asas Asas Pengajaran Pusat Perhatian;

a. Didasarkan atas kebutuhan anak dalam hidup dan perkembangannya.

b. setiap bahan pengajaran merupakan suatu keseluruhan ( totalitas ).

c. Hubungan keseluruhan antara bagian itu adalah hubungan simbiosis

d. Anak diajarkan untuk bertanggung jawab

e. Harus ada hubungan kerjasama yang erat antara rumah dan sekolah.

c. Sekolah Kerja

Tujuan sekolah kerja menurut G. Kereschenteriner :

a. Menambah pengetahuan anak

b. Agar anak dapat memiliki kemampuan dan kemahiran tertentu.

c. Agar anak dapat memiliki pekerjaan sebagai pesiapan jabatan dalam mengabdi Negara.
Dasar-dasar sekolah Kerja:

a.Di dalam sekolah kerja anak aktif berbuat, mengamati sendiri, dan mencari jalan sendiri.

b.Pusat kegiatan pendidikan dan pengajaran ialah anak, bukan guru, metode ataupun bahan
pengajaran.

c.mendidik anak menjadi pribadi yang berani

d. Bahan pelajaran disusun dalam satu keseluruhan (totalitas).

e. Tidak mementingkan pengetahuan sikap yang bersifat hafalan atau hasil peniruan

f. harus menjalani proses berfikir sesuai dengan tingkat perkembangan anak.

g. Merupakan suatu bentuk masyarakat kecil.

d. Pengajaran Proyek

Dasar filosofis dan pedagogis dari pengajaran proyek diletakkan oleh John Dewey (1859-
1952) namun pelaksanaannya dilakukan oleh pengikutnya W.H.Kilpatrick. Dalam pengetahuan
proyek anak bebas menentukan pilihannya ( terhadap pekerjaan, merancang, serta
memimpinnya.

Langkah-langkah Pokok Pengajaran Proyek:

a. Persiapan

b. Kegiatan belajar

c. Penilaian.

2. Pemikiran Baru yaitu :

Tirtarahardja,Umar.2005.Pengantar Ilmu Sosial.Jakarta:Pt Rineka Cipta ( hal 201-207 )

a. Pengajaran Alam Sekitar

Gerakan pendidikan yang mendekatkan anak dengan sekitarnya adalah gerakan pengajaran
alam sekitar. Alam sekitar sebagai fundamen pendidikan dan pengajaran memberikan dasar
emosional sehingga anak menaruh perhatian yang spontan terhadap segala sesuatu yang
diberikan kepadanya asal itu didasarkan atas alam sekitarnya.
J. Lingthart mengemukakan pegangan dalam Het Volle Leven sebagai berikut :

 Anak harus mengetahui barangnya terlebih dahulu sebelum mendengar namanya,


tidak kebalikannya sebab kata itu hanya suatu tanda dari pengertian tentang barang
itu.
 Pengajaran sesungguhnya harus mendasarkan pada pengajaran selanjutnya atau
mata pelajaran yang lain harus di pusatkan atas pengajaran itu.
 Haruslah di adakan perjalanan memasuki hidup senyatanya kesemua jurusan agar
murid paham akan hubungan antara macam-macam lapangan dalam hidupnya
( pengajaran alam sekitar )

Jadi, pengajaran alam sekitar itu adalah pengajaran yang dilakukan oleh pendidik secara
langsung yang dilakukan di sekolah, baik dengan peragaan, penggunaan bahan local, dll.
Contoh: ditetapkannya adanya muatan lokal dalam kurikulum, termasuk penggunaan
pengajaran alam sekitar.
b. Pengajaran pusat perhatian

Anak harus dididik untk dapat hidup dalam masyarakat dan di persiapkan dalam masyarakat
anak harus di arahkan kepada pembentukan individu dan anggota masyarakat. Oleh karena itu
anak harus mempunyai pengetahuan terhadap dirinya sendiri dan pengetahuan tentang dunia.

Gerakan pengajaran pusat perhatian dilakukan agar anak didik fokus dan terpusat dengan
topik yang sedang diajarkan, namun dengan cara agar dapat menarik minat anak didik yaitu
dengan mencari variasi-variasi yang baru dalam pengajaran.
c. Sekolah Kerja

Gerakan sekolah kerja dapat di pandang sebagai titik kulminasi dari pandangan-pandangan
yang mementingkan pendidikan keterampilan dalam pendidikan.

Kewajiban sekolah menyiapkan warga Negara yang baik yaitu :

 Tiap orang adalah pekerja dalam salah satu lapangan jabatan


 Tiap orang wajib menyambungkan tenaganya untuk kepentingan Negara
 Tiap warga Negara ikut membantu mempertinggi dan menyempurnakan kesusilaan
dan keselamatan Negara.
Sekolah kerja dibagi 3 golongan yaitu:
1. Sekolah-sekolah perindustrian (tukang cukur, tukang cetak, dll)
2. Sekolah-sekolah perdagangan (makanan, pakaian, bank, dll)
3. Sekolah-sekolah rumah tangga
Karena gagasan sekolah kerja, maka sangat mendorong berkembangnya sekolah kejuruan.
Peranan sekolah kejuruan merupakan tulang punggung penyiapan tenaga terampil. Disamping
pengaruh sekolah kerja di pendidikan jalur sekolah, pengaruh terbesar gagasan adalah jalur
pendidikan luar sekolah 9 kursus, balai latihan kerja, dll)
d. Pengajaran proyek

Dalam pengajaran proyek anak bebas menentukan pilihan terhadap pekerjaan, merancang
serta memimpinya. Proyek yang di tentukan oleh anak mendorong mencari jalan pemecahan
bila ia menemukan kesukaran. Anak dengan sendirinya giat dan aktif karena sesuai dengan apa
yang diinginkanya. Pengajaran proyek akan menumbuhkan kemampuan memandang dan
memecahkan persoalan secara komprehensif, dengan kata lain, menumbuhkan masalah secara
multidisiplin. Pendekatan multidisiplin tersebut makin lama makin penting, utamanya dalam
masyarakat yang maju.
Daftar Pustaka
Syafril, Zulhendri Zen. 2012. Pengantar Pendidikan. Padang:Sukabina Press.

Tirtarahardja,Umar.2005.Pengantar Ilmu Sosial.Jakarta:Pt Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai