Anda di halaman 1dari 14

EMBRIOLOGI GIGI

NAMA : NURUL MUSTAANI


NIM : PO.71.4.261.16.1.078
KELOMPOK : VI

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada, Tuhan Yang Maha Esa karena atas

limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas

mata kuliah Dental Anatomi Dan Histologi ini . Tulisan berjudul “ Embriologi

Gigi ” dalam penulisan makalah ini penulis buat untuk memenuhi tugas mata

kuliah dan bertujuan memberikan kemudahan bagi pembaca untuk menemukan

sumber referensi baru dalam menulis karangan ilmiah.

“Tiada gading yang tak retak” begitu juga dengan tulisan ini yang sangat

jauh dari kesempurnaan, sehingga kritik dan saran yang membangun dari

pembaca sangat penulis harapkan .

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada pembaca yang telah

meluangkan waktunya untuk membaca tulisan ini.

Makassar, 5 april 2017

Penulis

.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Teori Embriologi Gigi


Perkembangan setiap gigi individu dimulai dengan pembentukan
suatu benih gigi. Benih gigi berasal dari dua jaringan embrio yaitu bagian
yang berkembang dari lamina gigi yang berasal dari ektodermal dan
bagian lain yang berasal dari mesenkim yang terletak di bawak
ektodermal.
Benih gigi dibentuk oleh tiga organ, yaitu:
1. Organ enamel, tumbuh di atas lamina gigi yang berasal dari epitel
dimana lapisan dalamnya akan membentuk enamel.
2. Dental papilla, berkembang dari dasar jaringan mesenkim dan akan
membentuk dentin dan berada di sekitar ruang sentral dari dentin
sebagai pulpa.
3. Kantung gigi (organ periodontal) juga berkembang dari jaringan dasar
mesenkim, akan membentuk struktur penyangga gigi, sementum,
tulang alveolar dan selaput periodontal.
Erupsi gigi merupakan suatu perubahan posisi gigi yang diawali
dengan pertumbuhan dalam tulang rahang melalui beberapa tahap
berturut-turut hingga mencapai posisi fungsional di dalam rongga mulut.
Tidak semua gigi berkembang dalam waktu yang sama. Tanda-
tanda pertama dari perkembangan gigi pada embrio ditemukan di daerah
anterior mandibula waktu usia 5 sampai 6 minggu, sesudah terjadi tanda-
tanda perkembangan gigi di daerah anterior maksila kemudian berlanjut ke
arah posterior dari kedua rahang.
Perkembangan dimulai dengan pembentukan lamina gigi. Dental
lamina adalah suatu pita pipih yang terjadi karena penebalan jaringan
epitel dimulai dengan jaringan ektodermal yang meluas sepanjang batas
oklusal dari mandibula dan maksila pada tempat mana gigi-gigi akan
muncul kemudian. Dental lamina tumbuh dari permukaan sampai dasar
mesenkim.
Pertumbuhan mandibula dan maksila menurut Sadler dipersiapkan
untuk tumbuhnya gigi geligi. Gigi berasal dari dua jaringan
embrional:ektoderm, yang membentuk enamel, dan mesoderm yang
membentuk dentin, sementum, pulpa, dan juga jaringan-jaringan
penunjang. Perkembangan gigi geligi pada masa embrional dimulai pada
minggu ke-6 intrauterin ditandai dengan proliferasi epitel oral yang berasal
dari jaringan ektodermal membentuk lembaran epitel yang disebut dengan
primary epithelial band. Primary epithelial band yang sudah terbentuk ini
selanjutnya mengalami invaginasi ke dasar jaringan mesenkimal
membentuk 2 pita pada masing-masing rahang yaitu pita vestibulum yang
berkembang menjadi segmen bukal yang merupakan bakal pipi dan bibir
dan pita lamina dentis yang akan berperan dalam pembentukan benih gigi.
Pertumbuhan dan perkembangan gigi dibagi dalam tiga tahap, yaitu
perkembangan, kalsifikasi, dan erupsi. Siklus hidup gigi dapat dilihat pada
Gambar 1.
Gambar 1. Siklus hidup gigi. (A–D)Tahap perkembangan gigi. (A)Inisiasi (bud
stage), (B)Proliferasi (cap stage), (C)Histodiferensiasi,
Morfodiferensiasi (bell stage), (D)Aposisi dan dilanjut dengan tahap
kalsifikasi, (E)Sebelum erupsi, (F)Setelah erupsi, (G dan H) Atrisi,
(I) Resesi gingiva dan kehilangan jaringan pendukung sehingga
terjadinya eksfoliasi. Modified from Schour and Massler.
B. Tahap Perkembangan Gigi

Tahap perkembangan adalah sebagai berikut:

1. Inisiasi (bud stage)


Merupakan permulaan terbentuknya benih gigi dari epitel mulut. Sel-sel
tertentu pada lapisan basal dari epitel mulut berproliferasi lebih cepat
daripada sel sekitarnya. Hasilnya adalah lapisan epitel yang menebal di
regio bukal lengkung gigi dan meluas sampai seluruh bagian maksila dan
mandibula.

Gambar 2. Tahap Inisiasi (bud stage)


2. Proliferasi (cap stage)
Lapisan sel-sel mesenkim yang berada pada lapisan dalam mengalami
proliferasi, memadat, dan bervaskularisasi membentuk papila gigi yang
kemudian membentuk dentin dan pulpa pada tahap ini. Sel-sel mesenkim
yang berada di sekeliling organ gigi dan papila gigi memadat dan fibrous,
disebut kantong gigi yang akan menjadi sementum, membran periodontal,
dan tulang alveolar.
Gambar 3. Tahap Proliferasi (cap stage)
3. Histodiferensiasi (bell stage)
Terjadi diferensiasi seluler pada tahap ini. Sel-sel epitel email dalam
(inner email epithelium) menjadi semakin panjang dan silindris, disebut
sebagai ameloblas yang akan berdiferensiasi menjadi email dan sel-sel
bagian tepi dari apilla gigi menjadi odontoblas yang akan berdiferensiasi
menjadi dentin.

Gambar 4. Tahap Histodiferensiasi (early bell stage)


4. Morfodiferensiasi
Sel pembentuk gigi tersusun sedemikian rupa dan dipersiapkan untuk
menghasilkan bentuk dan ukuran gigi selanjutnya. Proses ini terjadi
sebelum deposisi matriks dimulai. Morfologi gigi dapat ditentukan bila
epitel email bagian dalam tersusun sedemikian rupa sehingga batas antara
epitel email dan odontoblas merupakan gambaran dentinoenamel junction
yang akan terbentuk. Dentinoenamel junction mempunyai sifat khusus
yaitu bertindak sebagai pola pembentuk setiap macam gigi. Terdapat
deposit email dan matriks dentin pada daerah tempat sel-sel ameloblas dan
odontoblas yang akan menyempurnakan gigi sesuai dengan bentuk dan
ukurannya.
Gambar 5. Tahap Morfoodiferensiasi (late bell stage)
5. Aposisi
Terjadi pembentukan matriks keras gigi baik pada email, dentin, dan
sementum. Matriks email terbentuk dari sel-sel ameloblas yang bergerak
ke arah tepi dan telah terjadi proses kalsifikasi sekitar 25%-30%.

C. Tahap Kalsifikasi Gigi

Tahap kalsifikasi adalah suatu tahap pengendapan matriks dan garam-


garam kalsium. Kalsifikasi akan dimulai di dalam matriks yang sebelumnya
telah mengalami deposisi dengan jalan presipitasi dari satu bagian ke bagian
lainnya dengan penambahan lapis demi lapis. Gangguan pada tahap ini dapat
menyebabkan kelainan pada kekerasan gigi seperti Hipokalsifikasi. Tahap ini
tidak sama pada setiap individu, dipengaruhi oleh faktor genetik atau
keturunan sehingga mempengaruhi pola kalsifikasi, bentuk mahkota dan
komposisi mineralisasi.
Kalsifikasi gigi desidui dimulai pada minggu ke-14 prenatal, diikuti
dengan kalsifikasi gigi molar pertama pada minggu ke-15. Gigi insisivus
lateral mengalami kalsifikasi pada minggu ke-16, gigi kaninus pada minggu
ke-17, sedang gigi molar kedua pada minggu ke-18.
Tahap kalsifikasi bervariasi dari satu individu dengan individu yang
lain, dipengaruhi oleh faktor keturunan. Demikian juga pola kalsifikasi,
bentuk korona, dan komposisi mineralisasi, dipengaruhi oleh faktor genetik.
Perkembangan gigi kecuali bervariasi juga menunjukkan beda pada jenis
kelamin, dan bersifat bilateral simetris. Perempuan biasanya menunjukkan
perkembangan yang mendahului laki-laki, dan pada rahang bawah lebih
dahulu daripada rahang atas.
Kalsifikasi enamel dan dentin tidak sama, tetapi mempunyai
karakterisistik yang bervariasi pada periode perkembangan. Menurut Brauner,
pada usia 10 bulan sampai 2,5 tahun, pembentukan dan kalsifikasi enamel dan
dentin baik, namun relatif rentan karena apabila terjadi gangguan metabolisme
pada anak yang sedang berkembang secara klinis tidak menyebabkan
terjadinya hipoplasia enamel, tetapi dapat mengakibatkan terjadinya gangguan
ringan pada kalsifikasi saja. Pada usia 2,5 sampai 5 tahun, kalsifikasi enamel
dan dentin biasanya tidak homogen, akan tetapi sifatnya lebih baik
dibandingkan pada masa bayi. Gangguan pada kalsifikasi terjadi sebagai
akibat respon gangguan metabolisme anak yang sedang berkembang dan
gangguan ini disebut hipoplasia kronik. Pada usia 6 sampai 10 tahun,
kalsifikasinya baik dan tahan terhadap gangguan pada pembentukan enamel.
Periode ini merupakan periode yang kritis karena pembentukan dan kalsifikasi
gigi sangat rentan terhadap gangguan pada metabolisme anak-anak yang
sedang berkembang, sehingga dapat terjadi hipoplasia enamel. Rensburg
menyatakan bahwa gangguan pada tahap kalsifikasi dapat menyebabkan
kelainan pada kekerasan gigi seperti hipokalsifikasi.
Sinclair menyatakan bahwa gigi desidui mulai berkalsifikasi pada usia 4
sampai 6 bulan dalam kandungan. Pada saat kelahiran beberapa diantaranya
lebih maju dari gigi lainnya. Pada tahap ini kalsifikasi gigi desidui belum
sempurna hingga mencapai usia 3 tahun. Mahkota dari beberapa gigi molar
permanen saat itu sudah terbentuk sempurna dan sebagian akarnya sudah
mulai terbentuk. Pada usia 6 tahun, mulut telah dipenuhi oleh gigi. Gigi geligi
desidui mulai tanggal dan gigi permanen sudah terbentuk.

D. Tahap Erupsi Gigi

Erupsi gigi merupakan suatu proses yang berkesinambungan dimulai


dari awal pembentukan melalui beberapa tahap sampai gigi muncul ke rongga
mulut. Ada dua fase yang penting dalam proses erupsi gigi, yaitu erupsi aktif
dan pasif. Erupsi aktif adalah pergerakan gigi yang didominasi oleh gerakan
ke arah vertikal, sejak mahkota gigi bergerak dari tempat pembentukannya di
dalam rahang sampai mencapai oklusi fungsional dalam rongga mulut,
sedangkan erupsi pasif adalah pergerakan gusi ke arah apeks yang
menyebabkan mahkota klinis bertambah panjang dan akar klinis bertambah
pendek sebagai akibat adanya perubahan pada perlekatan epitel di daerah
apikal.
Gigi desidui yang juga dikenal dengan gigi primer jumlahnya 20 di
rongga mulut, yang terdiri dari insisivus sentralis, insisivus lateralis, kaninus,
molar satu, dan molar dua dimana terdapat sepasang pada maksila dan
mandibula masing-masing.
Pada usia 6 bulan setelah kelahiran, gigi insisivus sentralis mandibula
yang merupakan gigi yang pertama muncul di rongga mulut, dan berakhir
dengan erupsinya gigi molar dua maksila.
Erupsi gigi permanen pada umumnya terjadi antara usia 5 sampai 13
tahun kecuali gigi permanen molar tiga (erupsi antara 17 sampai 21 tahun),
juga seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan pubertas.
Erupsi gigi permanen pada umumnya terjadi antara usia 5 sampai 13
tahun kecuali gigi permanenmolartiga (erupsi antara 17 sampai 21 tahun),juga
seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan pubertas. Waktu erupsi gigi
permanen dapat dilihat pada Tabel 1.
Kalsifikasi Enamel
Gigi Erupsi
dimulai terbentuk
Insisivus sentralis 3 -4 bulan 4 -5 tahun 7 -8 tahun
Insisivus lateralis 10 –12 bulan 4 -5 tahun 8 -9 tahun
Kaninus 4 -5 bulan 6 -7 tahun 11 -12 tahun
Premolar pertama 1½-1¾ tahun 5 -6 tahun 10 -11 tahun
Premolar kedua 2 -2¼ tahun 6 -7 tahun 10 -12 tahun
Molar satu Pada lahir 2½-3 tahun 6 -7 tahun
Molar dua 2½-3 tahun 7 -8 tahun 12 -13 tahun
Molar tiga 7 -10 tahun 12 -16 tahun 16 -21 tahun
Insisivus sentralis 3 -4 bulan 4 -5 tahun 6 -7 tahun
Insisivus lateralis 3 -4 bulan 4 -5 tahun 7 -8 tahun
Kaninus 4 -5 bulan 6 -7 tahun 9 -10 tahun
Premolar pertama 1¾-2 tahun 5 -6 tahun 10 -12 tahun
Premolar kedua 2¼-2½ tahun 6 -7 tahun 11 -12 tahun
Molar satu Pada lahir 2½-3 tahun 6 -7 tahun
Molar dua 2½-3 tahun 7 -8 tahun 11 -13 tahun
Molar tiga 7 -10 tahun 12 -16 tahun 16 -21 tahun
Tabel 1.Perkembangan kronologis pada gigi permanen.Slightly modified
by McCall and Schour
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Perkembangan setiap gigi individu dimulai dengan pembentukan
suatu benih gigi. Benih gigi berasal dari dua jaringan embrio yaitu bagian
yang berkembang dari lamina gigi yang berasal dari ektodermal dan
bagian lain yang berasal dari mesenkim yang terletak di bawak
ektodermal. Tahap-tahap perkembangan gigi yaitu inisiasi, proliferasi,
histodiferensiasi, morfodiferensiasi, dan aposisi. Tahap kalsifikasi adalah
suatu tahap pengendapan matriks dan garam-garam kalsium. Kalsifikasi
akan dimulai di dalam matriks yang sebelumnya telah mengalami deposisi
dengan jalan presipitasi dari satu bagian ke bagian lainnya dengan
penambahan lapis demi lapis. Erupsi gigi merupakan suatu proses yang
berkesinambungan dimulai dari awal pembentukan melalui beberapa tahap
sampai gigi muncul ke rongga mulut.

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Itjingningsih W. H., Drg. Anatomi Gigi. Penerbit Buku Kedokteran EGC.


Jakarta:1991

Universitas Sumatera Utara. Makalah Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi. PDF


file. USU:2011
https://pitrianidedeh.wordpress.com/2013/06/06/tahap-perkembangan-dan-
pertumbuhan-gigi/

file:///D:/Users/User/Downloads/embriologi%201.html

Anda mungkin juga menyukai