Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH PEDODONSIA

PERSISTENSI

DISUSUN OLEH:

DHIAN WAHYU SAPUTRI (PO.714261161016)

ELSA L (PO.714261161020)

FARADILLAH USMAN (PO.71461161022)

GILBERT CALVISIUS SIAMBA (PO.714261161025)

MAHASISWA MAGANG TAHAP II

POLITEKKES KEMENKES MAKASSAR JURUSAN KEPERAWATAN GIGI

DI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT UNIVERSITAS HASANUDDIN

TAHUN 2019

i
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL: PERSISTENSI

OLEH: 1. DHIAN WAHYU SAPUTRI (PO.714261161016)

2. ELSA L (PO.714261161020)

3. FARADILLAH USMAN (PO.71461161022)

4. GILBERT CALVISIUS SIAMBA (PO.714261161025)

Telah Diperiksa

Pada Tanggal (……/……/2019)

Oleh:

Pembimbing

(Hardianti Manna, Amd.KG)

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL ............................................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................iii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ 1

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ............................................................................ 2


B. TUJUAN ................................................................................................. 3
C. MANFAAT ............................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN

A. LITERATUR PUSTAKA ....................................................................... 4


B. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN (DILENGKAPI DENGAN
GAMBAR DAN KEGUNAANNYA) .................................................... 6
C. TEKHNIK ASISTEREN ...................................................................... 14

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN ..................................................................................... 17
B. SARAN ................................................................................................. 17

DOKUMENTASI KEGIATAN ........................................................................ 18

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 19

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan
penyusunan makalah ini tepat pada waktunya dengan judul : “PERSISTENSI”.
Kami juga menyadari bahwa dalam menyelesaikan penyusunan makalah
ini, masih banyak terdapat kekurangan maupun kekeliruan.Oleh karena itu, kami
mohon kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan
penyusunan makalah berikutnya.
Dan tidak lupa pula kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu kami dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini.Mudah-
mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama bagi diri kami
pribadi dan para pembaca pada umumnya.

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Gigi bagi seorang anak penting dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan anak itu sendiri. Fungsi gigi sangat diperlukan dalam
masa kanak-kanak yaitu sebagai alat pengunyah, membantu dalam
berbicara, keseimbangan wajah, penunjang estetika wajah anak, dan
khususnya gigi sulung berguna sebagai panduan pertumbuhan gigi
permanen.
Mulai dari masa kanak-kanak hingga dewasa, manusia
mengalami dua pertumbuhan gigi geligi. Gigi sulung (gigi desidui)
mulai erupsi pada usia kurang lebih enam bulan. Keduapuluh gigi
sulung tersebut telah selesai erupsi pada usia kurang lebih tiga tahun.
Kemudian terdapat suatu keadaan dimana gigi sulung dan gigi
permanen berada dalam satu lengkung yang dinamakan periode gigi
bercampur.
Pada akhir usia dua belas tahun, hampir seluruh gigi sulung
exfoliated atau tanggal dari soketnya dan digantikan oleh gigi
permanen. Gigi permanen tersebut mulai erupsi pada usia kurang lebih
enam tahun sampai usia tujuh belas dan dua puluh satu tahun.
Erupsi gigi mungkin mendapat perhatian yang besar bagi para
orang tua, terutama bagi para orang tua yang baru memiliki anak.
Seringkali orang tua berpikir bahwa ada sesuatu perkembangan yang
salah pada anak mereka jika gigi tidak tampak pada saat yang
semestinya. Padahal waktu erupsi gigi sangatlah bervariasi.
Banyak faktor yang mengkontribusi terjadinya variasi ini.
Termasuk diantaranya adalah riwayat keluarga, etnik/ras, vitalitas selama
perkembangan janin, posisi gigi di dalam lengkung rahang, ukuran dan
bentuk dari lengkung gigi itu sendiri dan dalam proses erupsi gigi
permanen ketika tanggalnya gigi desidui.

5
Hasil perkembangan yang salah terutama selama pergantian
gigi-gigi sulung dengan gigi-gigi permanen dapat menyebabkan
terjadinya anomali pada masa gigi permanen. Secara normal, gigi
sulung akan tanggal beberapa saat sebelum gigi permanen
penggantinya erupsi, namun sering dijumpai adanya gigi sulung yang tetap
bertahan pada lengkung gigi melebihi waktu normal yang disebut dengan
persistensi atau over-retained primary tooth.
Over-retained primary tooth atau gigi sulung yang masih
bertahan melebihi dari waktu tanggal dapat menyebabkan
terhambatnya erupsi gigi permanen dan terjadinya maloklusi dan
permasalahan orthodontik lainnya yang memerlukan waktu dan biaya
yang banyak untuk memperbaikinya.

B. TUJUAN
- Agar mahasiswa mengetahi dan mampu mengaplikasikan cara dental
asisten yang baik dan benar.
- Agar mahasiswa mampu mengetahui alat dan bahan di departemen
PEDODONSIA, khususnya pada kasus PERSISTENSI.

C. MANFAAT
- Menambah pengetahuan mahasiswa di bidang PEDODONSIA dan
untuk memperbaharui pengetahuan mahasiswa tentang dental asisten
yang baik dan benar
.

6
BAB II
PEMBAHASAN
A. LITERATUR PUSTAKA
Persistensi merupakan keadaan gigi desidui yang mengalami
keterlambatan tanggal dari waktu sebenarnya, dengan gigi desidui
yang masih berada dalam rongga mulut, sementara gigi penggantinya
sudah erupsi. Keadaan tersebut dapat disebabkan oleh gigi permanen
yang tumbuh pada posisi yang salah sehingga tidak menyebabkan gigi
desidui mengalami resorbsi.
Pada keadaan persistensi, terkadang gigi susu juga tidak goyang.
Hal ini bisa kita temukan pada gigi mana saja, tetapi seringkali orang
tua menemukan gigi depan rahang bawah yang terlihat bertumpuk.
Keadaan ini sering dijumpai pada anak usia 6-12 tahun.
Beberapa faktor penyebab persistensi pada gigi susu yaitu:
1. Resorpsi akar gigi susu yang lambat
Hal ini bisa dikarekanakan gangguan nutrisi, hormonal atau
gigi berlubang besar dengan indikasi perawatan saraf yang
tidak dirawat.
2. Posisi abnormal benih gigi tetap / arah tumbuh gigi tetap tidak
searah dengan arah tumbuh gigi susu yang akan digantikannya.
3. Ketidakcukupan tempat bagi gigi tetap yang akan tumbuh
menggantikan gigi susu. Dengan demikian gigi tetap mengarah
kepada tempat yang kosong, bisa di depan atau belakang gigi
susunya.

Pencabutan Gigi Susu


Tindakan ekstraksi gigi pada rongga mulut dilakukan dengan berbagai
alasan yang bervariasi
 Indikasi Pencabutan Gigi Sulung
 Gigi susu yang impacted, menghambat pertumbuhan gigi lain

7
 Gigi persistensi, dimana gigi sulung tidak tanggal pada
waktunya sehingga menyebabkan gigi permanen terhambat
tumbuhnya
 Gigi susu yang merupakan fokus infeksi
 Gigi susu dengan karies besar sehingga gigi menjadi nonvital
 Gigi susu yang sudah goyang dan sudah waktunya tanggal
 Gigi susu yang akarnya menyebabkan ulkus dekubitus
 Gigi yang dapat mengiritasi, menyebabkan ulserasi pada
lidah
 Gigi yang jumlahnya berlebih
 Gigi natal/ gigi yang tumbuh sebelum lahir
 Kontraindikasi Pencabutan Gigi Anak
1. Anak yang sedang menderita infeksi akut di mulutnya
Misalnya : - acute infection stomatitis
- Herpetic stomatitis
Infeksi ini di sembuhkan dulu baru di lakukan pencabutan.
2. Blood diserasia atau kelainan pada darah
Di mana bisa mengakibatkan terjadinya perdarahan, dan
infeksi setelah pencabutan.Pencabutan dilakukan setelah
konsultasi dengan dokter ahli tentang penyakit darah.
Gigi persistensi yang terjadi biasanya mengalami kegoyangan atau
tidak goyang.Hal ini biasanya karena gigi permanent atau pengganti
tumbuh tidak tepat berada dibawah gigi sulung/susu sehingga gerakan
tumbuh gigi permanent tidak mengikis atau hanya sedikit mengikis
akar gigi sulung.Akibatnya gigi sulung tidak goyang sekalipun gigi
permanent sudah tumbuh/terlihat.Solusinya adalah mencabut gigi
sulung ini agar gigi tetap yang tidak pada tempatnya segera
menyesuaikan dan kembali berada dalam lengkung rahang yang baik.

Pada persistensi gigi sulung, dokter gigi akan melakukan


pencabutan terhadap gigi susu tersebut. Bila sudah terlihat bertumpuk,

8
segera bawa anak anda ke dokter gigi. Tidak disarankan untuk
menunggu sampai gigi susu ini lebih dari goyang lagi atau bahkan
sampai tumbuh seluruhnya.

Untuk penanganan yang tepat, teorinya langsung cabut, tetapi biasanya


dokter akan melihat nya terlebih dahulu. Jika diperkirakan beberapa
saat setelahnya si gigi tetap bisa mendorong gigi susunya, maka
biasanya akan di tunggu, setelah gigi susunya goyang baru akan
dicabut.Namun jika gigi susunya rusak maka kemungkinan besar akan
langsung dicabut untuk menghindari kemungkinan sakit.

Jika persistensi gigi sulung ini dibiarkan maka akan menyebabkan gigi
sulung tersebut sudah mulai menyatu dengan tulang sehingga tindakan
akan semakin sulit

Gambar di samping salah satu contoh


gigi sulung persistensi

Gambar disamping salah satu contoh


gigi sulung yang telah dicabut

9
B. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
Alat:

NO NAMA KEGUNAAN
1. Kaca Mulut
-Membantu memperluas daerah
pekerjaan yaitu dengan menahan
pipi, lidah dan bibir.

-Untuk melihat permukaan gigi


yang tidak dapat dilihat langung
dengan mata.

2. Pincet

Menjepit kapas, kasa, tanpon,


cotton rool, cotton pellet, dll.

3. Tray Sekat

tempat alat/ tampon bekas pada


waktu bekerja.

4. Dappen Dish/dappen glass untuk meletakkan obat-obat


sewaktu bekerja di klinik gigi
seperti alcohol dan betadine

5. Dresising drum tempat menyimpan alat-alat/


bahan-bahan yang terbuat dari
katun yang akan di sterilkan

10
6. Tempat Kapas Dengan Pegas untuk meletakkan kapas

7. CitoJect sebagai alat suntik untuk


menganastesi

8. Tang Anak untuk gigi Anterior RA


untuk mencabut gigi sulung
anterior RA

9. TANG ANAK UNTUK GIGI


POSTERIOR RA untuk mencabut gigi sulung
posterior RA

10. TANG ANAK UNTUK GIGI

11
ANTERIOR RB
11. TANG ANAK UNTUK GIGI
POSTERIOR RB

1. Tang anak untuk gigi anterior RB

12
Fungsi: untuk mencabut gigi
sulung anterior RB

2. Tang anak untuk gigi posterior RB


Fungsi: untuk mencabut gigi
sulung posterior RB

3. Tang anak untuk akar gigi anterior RA


Fungsi: untuk mencabut akar
gigi sulung anterior RA

4. Tang anak untuk akar gigi posterior RA

13
Fungsi: untuk mencabut akar
gigi sulung posterior RA

5. Tang anak untuk akar gigi RB


Fungsi: untuk mencabut akar
gigi sulung RB

Bahan:

1. Handscoen
Fungsi: melindungi tangan/jari

2. Chloride Ethyl
Fungsi: untuk mengurangi rasa
sakit, dalam bentuk zat
penyejuk yang digunakan di
gusi

14
3. Anastesi Gel

Fungsi: merupakan bahan


anastesi lokal dalam bentuk gel

4. Carpule

Fungsi: sebagai jarum


suntik pada cito/oral jet

5. Ampul/ xylestesin injection

Fungsi: wadah dari


pehacain

6. Ph cain

Fungsi: untuk membuat


mati rasa bagian tubuh
sebelum prosedur
medis sekaligus isi dari
xylestesin injection
7. Disposible syringe

15
Fungsi: alat untuk
memindahan cairan ph
cain ke dalam
ampul/xylestesin

8. Tampon

Fungsi: sebagai bahan


serap

9. Catton pellet

Fungsi: mengoles atau


menempelkan gel/CE
pada gingiva ke gigi
sulung yang akan
dicabut
10. Betadine

Fungsi:sebagai
antiseptic untuk
menghindari infeksi

16
11. Alcohol
Fungsi: sebagai cairan
desinfeksi

Prosedur pencabutan Gigi Sulung:


1. Mencuuci tangan yang benar
2. Memakai handscoen
3. Gunakan catton pellet/ kapas yang telah di beri CE/gel
4. Letakkan pada gingiva pada unsur yang ingin dicabut
5. Pegang gigi dengan menggunakan alat dan cabut, bias
menambahkan sedikit gerakan rotasi/memutar untuk membantu
menanggalkan gigi dari gingiva, lakukan dengan cepat
sehingga anak tidak cemas dan merontak
6. Ambil kain kasa/tampon steril lalu tekan rongga gigi dengan
telunjuk dan ibu jari dan mintalah anak untuk menggigit
tampon tersebut sekitar 10 menit

17
C. TEKNIK ASISTEREN
Teknik asistensi Four-Handed Dentistry

Four-handed dentistry merupakan desain praktik kedokteran dimana


dokter gigi dan asisten bekerja sebagai tim untuk melakukan suatu
perawatan yang telah direncanakan pada pasien dengan tujuan untuk
menguntungkan pasien. Sedangkan menurut Betty Ladley Finkbeiner,
Four-Handed dentistry merupakan metodologi dari kerja tim praktisi
yang terdiri dari dokter gigi dan asisten, dengan lingkungan yang
ergonomis untuk meningkatkan produktivitas dari tim dental, dan
meningkatkan kualitas pelayanan kepada pasien dengan melindungi
physical well-being dari tim. Koordinasi tersebut tidak hanya sekedar
memindahkan instrumen dari satu orang ke orang lain secara cepat,
namin prinsipnya ialah Work smarter, not harder.

1. Prinsip Four-Handed Dentistry


Terdapat 4 prinsip umum dari konsep Four-Handed Dentistry, antara
lain :
- Melakukan pengerjaan dalam posisi duduk
- Pemanfaatan yang tepat dari kemampuan tenaga tambahan

18
- Pengorganisasian yang tepat dari bagian-bagian yang berbeda
dalam praktik
- Menyederhanakan pekerjaan yang direncanakan.

Four-Handed Dentistry tidak akan berjalan jika asisten tidak


menguasai kemampuan untuk transfer instrument. Oleh karena itu
terdapat beberapa kriteria yang menggambarkan suatu kondisi dimana
efisiensi dapat dicapai, yaitu:

- Seluruh peralatan harus didesain secara ergonomis untuk


meminimalisasi pergerakan yang tidak perlu
- Tim dokter/praktisi dan pasien duduk dengan nyaman pada kursi
yang didesain secara ergonomis
- Dilakukan motion economy
- Menggunakan penataan yang rapi pada tray
- Dokter gigi memberikan tanggungjawab tugas secara resmi kepada
asisten yang qualified berdasarkan aturan yang telah ditetapkan
- Perawatan pasien direncanakan dengan urutan yang logis
2. Zona aktivitas
Zona aktivitas adalah area kerja dokter gigi dan asisten di
sekitar pasien.Area kerja sekitar pasien dibagi menjadi 4 zona
aktivitas.Zona aktivitas ini diidentifikasi menggunakan wajah pasien
sebagai pusat jam. Terdapat 4 zona aktivitas, yaitu :

- Zona operator
- Zona asisten
- Zona transfer
- Zona static
Dalam konsep Four Handed Dentistry dikenal konsep
pembagian zona kerja disekitar. Dental Unit yang disebut Clock
Concept. Bila kepala pasien dijadikan pusat dan jam 12 terletak
tepat di belakang kepala pasien, maka arah jam 11 sampai jam 2

19
disebut Static Zone, arah jam 2 sampai jam 4 disebut Assisten’s
Zone,arah jam 4 sampai jam 8 disebut Transfer Zone. Kemudian
dari arah jam 8 sampai jam 11 disebut Operator’s Zone sebagai
tempat pergerakan dokter gigi. Transfer Zone adalah daerah tempat
alat dan bahan dipertukarkan antara tangan dokter gigi dan tangan
perawat gigi.Operator’s Zone sebagai tempat pergerakan dokter
gigi. Static Zoneadalah daerah tanpa pergerakan dokter gigi
maupun perawat gigi serta tidak terlihat oleh pasien, zona ini untuk
menempatkan meja instrumen bergerak (Mobile Cabinet) yang
berisi Instrumen Tangan serta peralatan yang dapat membuat takut
pasien. Assistant’s Zone adalah zona tempat pergerakan perawat
gigi, pada dental unit di sisi ini dilengkapi dengan semprotan
air/angin dan penghisap ludah, serta Light Cure Unit pada Dental
Unityang lengkap.
Selain pergerakan yang terjadi di seputar Dental Unit,
pergerakan lain yang perlu diperhatikan ketika membuat desain
tata letak alat adalah pergerakan dokter gigi, pasien, dan perawat
gigi di dalam ruangan maupun antar ruangan. Jarak antar peralatan
serta dengan dinding bangunan perlu diperhitungkan untuk
memberi ruang bagi pergerakan dokter gigi, perawat gigi, dan
pasien ketika masuk atau keluar ruang perawatan, mengambil
sesuatu dari Dental Cabinet, serta pergerakan untuk keperluan
sterilisasi.

20
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Persistensi adalah suatu keadaan gigi susu/kecil yang tidak tanggal meski
gigi permanen/dewasa sebagai gantinya sudah mulai tumbuh.
Keadaan ini sering dijumpai pada anak usia 6-12 tahun.

B. SARAN

Memperhatikan dan memahami lebih baik lagi mengenai pedodonsia


terkhusus tentang persistensi, sebaiknya kontrol gigi rutin 6 bulan sekali
dan mengharapkan para pembaca bisa memahami isi dari makalah ini.

21
DOKUMENTASI

22
DAFTAR PUSTAKA

Yani Ristya W E. Februari 2016.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingginya


Kejadian Persistensi Gigi Pada Pasien Anak (6-12 Tahun).Vol6, no.1

Aprilia Vivin Dwi. Persistensi (Gigi Dempet)


https://www.academia.edu/28998667/PERSISTENSI_gigi_dempet

Iswari Arini Retno. Teknik Cabut.


https://www.academia.edu/7517219/TEKNIK_CABUT

23

Anda mungkin juga menyukai