Anda di halaman 1dari 24

DAFTAR ISI

SAMPUL..............................................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................iii

KATA PENGANTAR.........................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG.............................................................................2
B. TUJUAN..................................................................................................3
C. MANFAAT.............................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

A. LITERATUR PUSTAKA.......................................................................4
B. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN (DILENGKAPI DENGAN
GAMBAR DAN KEGUNAANNYA)....................................................6
C. TEKHNIK ASISTEREN.......................................................................14

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN.....................................................................................17
B. SARAN..................................................................................................17

DOKUMENTASI KEGIATAN........................................................................18

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................19

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan
penyusunan makalah ini tepat pada waktunya dengan judul : “PERSISTENSI”.
Kami juga menyadari bahwa dalam menyelesaikan penyusunan makalah
ini, masih banyak terdapat kekurangan maupun kekeliruan.Oleh karena itu, kami
mohon kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan
penyusunan makalah berikutnya.
Dan tidak lupa pula kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu kami dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini.Mudah-
mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama bagi diri kami
pribadi dan para pembaca pada umumnya.

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Gigi bagi seorang anak penting dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan anak itu sendiri. Fungsi gigi sangat diperlukan dalam
masa kanak-kanak yaitu sebagai alat pengunyah, membantu dalam
berbicara, keseimbangan wajah, penunjang estetika wajah anak, dan
khususnya gigi sulung berguna sebagai panduan pertumbuhan gigi
permanen.
Mulai dari masa kanak-kanak hingga dewasa, manusia
mengalami dua pertumbuhan gigi geligi. Gigi sulung (gigi desidui)
mulai erupsi pada usia kurang lebih enam bulan. Keduapuluh gigi
sulung tersebut telah selesai erupsi pada usia kurang lebih tiga tahun.
Kemudian terdapat suatu keadaan dimana gigi sulung dan gigi
permanen berada dalam satu lengkung yang dinamakan periode gigi
bercampur.
Pada akhir usia dua belas tahun, hampir seluruh gigi sulung
exfoliated atau tanggal dari soketnya dan digantikan oleh gigi
permanen. Gigi permanen tersebut mulai erupsi pada usia kurang lebih
enam tahun sampai usia tujuh belas dan dua puluh satu tahun.
Erupsi gigi mungkin mendapat perhatian yang besar bagi para
orang tua, terutama bagi para orang tua yang baru memiliki anak.
Seringkali orang tua berpikir bahwa ada sesuatu perkembangan yang
salah pada anak mereka jika gigi tidak tampak pada saat yang
semestinya. Padahal waktu erupsi gigi sangatlah bervariasi.
Banyak faktor yang mengkontribusi terjadinya variasi ini.
Termasuk diantaranya adalah riwayat keluarga, etnik/ras, vitalitas selama
perkembangan janin, posisi gigi di dalam lengkung rahang, ukuran dan
bentuk dari lengkung gigi itu sendiri dan dalam proses erupsi gigi
permanen ketika tanggalnya gigi desidui.

5
Hasil perkembangan yang salah terutama selama pergantian
gigi-gigi sulung dengan gigi-gigi permanen dapat menyebabkan
terjadinya anomali pada masa gigi permanen. Secara normal, gigi
sulung akan tanggal beberapa saat sebelum gigi permanen
penggantinya erupsi, namun sering dijumpai adanya gigi sulung yang tetap
bertahan pada lengkung gigi melebihi waktu normal yang disebut dengan
persistensi atau over-retained primary tooth.
Over-retained primary tooth atau gigi sulung yang masih
bertahan melebihi dari waktu tanggal dapat menyebabkan
terhambatnya erupsi gigi permanen dan terjadinya maloklusi dan
permasalahan orthodontik lainnya yang memerlukan waktu dan biaya
yang banyak untuk memperbaikinya.

B. TUJUAN
- Agar mahasiswa mengetahi dan mampu mengaplikasikan cara dental
asisten yang baik dan benar.
- Agar mahasiswa mampu mengetahui alat dan bahan di departemen
PEDODONSIA, khususnya pada kasus PERSISTENSI.

C. MANFAAT
- Menambah pengetahuan mahasiswa di bidang PEDODONSIA dan
untuk memperbaharui pengetahuan mahasiswa tentang dental asisten
yang baik dan benar
.

6
BAB II
PEMBAHASAN
A. LITERATUR PUSTAKA
1. Definisi

Pedodonsia adalah suatu cabang ilmu kedokteran gigi yang


mempelajari struktur, anatomi, dan fungsi gigi pada anak-anak serta
penyakit gigi yang sering timbul pada anak-anak, adapun salah
masalah gigi pada yang sering dialami oleh anak-anak yakni
terjadinya persistensi

Persistensi merupakan keadaan gigi desidui yang mengalami


keterlambatan tanggal dari waktu sebenarnya, dengan gigi desidui
yang masih berada dalam rongga mulut, sementara gigi penggantinya
sudah erupsi. Keadaan tersebut dapat disebabkan oleh gigi permanen
yang tumbuh pada posisi yang salah sehingga tidak menyebabkan gigi
desidui mengalami resorbsi.

Pada keadaan persistensi, terkadang gigi susu juga tidak goyang.


Hal ini bisa kita temukan pada gigi mana saja, tetapi seringkali orang
tua menemukan gigi depan rahang bawah yang terlihat bertumpuk.
Keadaan ini sering dijumpai pada anak usia 6-12 tahun.

2. Penyebab

Beberapa faktor penyebab persistensi pada gigi susu yaitu:

a) Resorpsi akar gigi susu yang lambat


Hal ini bisa dikarekanakan gangguan nutrisi, hormonal atau gigi
berlubang besar dengan indikasi perawatan saraf yang tidak
dirawat.
b) Posisi abnormal benih gigi tetap / arah tumbuh gigi tetap tidak
searah dengan arah tumbuh gigi susu yang akan digantikannya.

7
c) Ketidakcukupan tempat bagi gigi tetap yang akan tumbuh
menggantikan gigi susu. Dengan demikian gigi tetap mengarah
kepada tempat yang kosong, bisa di depan atau belakang gigi
susunya.

Gigi persistensi yang terjadi biasanya mengalami kegoyangan atau


tidak goyang.Hal ini biasanya karena gigi permanen atau pengganti
tumbuh tidak tepat berada dibawah gigi sulung/susu sehingga gerakan
tumbuh gigi permanent tidak mengikis atau hanya sedikit mengikis
akar gigi sulung.Akibatnya gigi sulung tidak goyang sekalipun gigi
permanent sudah tumbuh/terlihat.Solusinya adalah mencabut gigi
sulung ini agar gigi tetap yang tidak pada tempatnya segera
menyesuaikan dan kembali berada dalam lengkung rahang yang baik.

Pada persistensi gigi sulung, dokter gigi akan melakukan


pencabutan terhadap gigi susu tersebut. Bila sudah terlihat bertumpuk,
segera bawa anak anda ke dokter gigi. Tidak disarankan untuk
menunggu sampai gigi susu ini lebih dari goyang lagi atau bahkan
sampai tumbuh seluruhnya.

Untuk penanganan yang tepat, teorinya langsung cabut, tetapi


biasanya dokter akan melihat nya terlebih dahulu. Jika diperkirakan
beberapa saat setelahnya si gigi tetap bisa mendorong gigi susunya,
maka biasanya akan di tunggu, setelah gigi susunya goyang baru akan
dicabut.Namun jika gigi susunya rusak maka kemungkinan besar akan
langsung dicabut untuk menghindari kemungkinan sakit.

3. Akibat

Akibat dari persistensi gigi sulung adalah :

a) Terhambatnya proses eksfoliasi gigi sulung maloklusi,

8
b) Meningkatnya kepekaan terhadap karies dan penyakit
periodontal baik pada gigi tetangganya maupun gigi persistensi
tersebut
c) Dan dapat juga mengakibtakan malposisi gigi permanen
penggantinya

Gigi sulung yang tanggal melebihi waktu normalnya


menyebabkan gigi permanen penggantinya tidak erupsi atau erupsi
tapi tidak sesuai dengan tempatnya. Sebagai contoh gigi kaninus
sulung atas yang megalami persistensi meneybabkan gigi kaninus
permanenya ektopik, yang paling umum kea rah palatal. Dalam
beberapa keadaan, persistensi gigi sulung dengan sendirinya
menghambat eruspsi gigi permanen pengganti, atau menyebabkan
defleksi dari erupsi normal dari gigi permenen penggantinya. Jika
akar gigi insisif sulung bawah tidak direabsorbsi oleh gigi insisif
permanen penggantinya, maka gigi insisif permenen penggantinya
akan defleksi ke lingual

Adanya persistensi gigi sulung menyebabkan gigi berdesakan


dalam rahang, posisi gigi yang berdesakan mengakibatkan gigi
permanen erupsi dalam keadaan malposisi dapat menggangu
partum uhan dan perkembangan tulang yang normal dalam rahang

Masalah persistensi gigi sulung yang lain adalah antara gigi


sulung dan gigi permanen sama-sama menutupi sehingga terjadi
infeksi jaringan gingiva diantara kedua gigi tersebut. Hal ini
dikarenakan debris dan bakteri dapat saling berhubungan sehingga
terbentuk soket atau menyebakan penyakit periodontal cepat
berkembang

4. Pertumbuhan gigi sulung


Gigi sulung adalah gigi yang tumbuh pada masa anak –
anak yang akan tanggal dan digantikan oleh gigi tetap. Pada

9
perkembangan yang normal tahap eksfoliasi gigi sulung biasanya
diikuti oleh gigi tetap. Kelainan tahap eksfoliasi biasanya dapat
dilihat tanpa benih gigi tetap erupsi
Fungsi gigi sulung:
a) Membantu fungsi berbicara hal ini gigi berperan serta
dalam pembentukan kata, walaupun efek ini bersifat sementara.
b) Membentuk wajah, sehingga dapat berpenampilan baik.
c) Alat untuk mengunyah, makanan dapat dihaluskan
sehingga mudah ditelan dan dicerna.
d) Menyediakan tempat bagi gigi – gigi tetap penggantinya.
Benih gigi tetap berada tepat dibawah gigi sulung.
e) Penunjuk jalan bagi erupsi atau
Tumbuhnya gigi tetap penggantinya. Benih gigi tetap yang
berada tepat dibawah gigi sulung akan meresorpsi akar gigi sulung
kemudian benih gigi tetap akan menggantikan tempat dari gigi
sulung tersebut.
f) Memacu pertumbuhan tulang rahang.
Munculnya seluruh gigi sulung pada anak maka
pertumbuhan rahang akan terus bertambah lebar. Pada saat terjadi
proses pengunyahan gigi atas dan gigi bawah bertemu untuk
menghaluskan makanan , pada saat mengunyah gigi pada rahang
bawah menekan makanan, ketegangan otot rahang meningkat dan
gerakan gigi pada waktu mengunyah membuat tekanan secara
kontinyu dan dilanjutkan kearah akar dan kemudian ketulang
rahang, tekanan ini yang dapat meransang rahang untuk
berkembang.
g) Gigi sulung sebagai pembimbing pertumbuhan gigi tetap
Benih gigi berada tepat dibawah Bifurkasi dari gigi
sulung, benih gigi tetap akan mendorong tanggalnya gigi sulung
yang diawali dengan terkikisnya akar gigi sulung atau resorpsi

10
akar, sehingga gigi sulung akan goyang dan tanggal kemudian
digantikan oleh gigi tetap.
Periode pertumbuhan gigi
Kalsifikasi gigi sulung dimulai sejak umur 4 bulan dan mulai
berkembang pada umur 6 bulan dalam kandungan

Waktu erupsi gigi sulung yaitu :

WAKTU ERUPSI `

GIGI Rahang Rahang


atas bawah

Gigi seri pertama 7,5 bln 6 bln

9 bln 7 bln
Gigi seri kedua

Gigi taring 18 bln 16 bln

Geraham
14 bln 12 bln
Pertama

24 bln 20 bln
Geraham kedua

11
Waktu erupsi gigi tetap :

WAKTU ERUPSI

GIGI Rahang Rahang


atas bawah

Gigi seri pertama 7-8 thn 6-7 thn

Gigi seri kedua 8-9 thn 7-8 thn

Gigi taring 11-12 thn 9-10 thn

Gigi geraham
10-11 thn 10-12 thn
kecil pertama

Gigi geraham 10-12 thn 11-12 thn


kecil kedua

Gigi geraham
6-7 thn 6-7 thn
besar pertama

Gigi geraham
12–13 thn 11-13 thn
besar kedua

Gigi geraham
17-21thn 17-21 thn
besar ketiga

12
13
B. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
Alat:

NO NAMA KEGUNAAN
1. Kaca Mulut
-Membantu memperluas daerah
pekerjaan yaitu dengan menahan
pipi, lidah dan bibir.

-Untuk melihat permukaan gigi


yang tidak dapat dilihat langung
dengan mata.

2. Pincet

Menjepit kapas, kasa, tanpon,


cotton rool, cotton pellet, dll.

3. Tray Sekat

tempat alat/ tampon bekas pada


waktu bekerja.

4. Dappen Dish/dappen glass untuk meletakkan obat-obat


sewaktu bekerja di klinik gigi
seperti alcohol dan betadine

14
5. Dresising drum Tempat menyimpan alat-alat/
bahan-bahan yang terbuat dari
katun yang akan di sterilkan

6. Tempat Kapas Dengan Pegas untuk meletakkan kapas

7. CitoJect sebagai alat suntik untuk


menganastesi

8. Tang Anak untuk gigi Anterior RA


untuk mencabut gigi sulung
anterior RA

9. TANG ANAK UNTUK GIGI


POSTERIOR RA untuk mencabut gigi sulung
posterior RA

15
10. TANG ANAK UNTUK GIGI
ANTERIOR RB Fungsinya : untuk mencabut gigi
sulung anterior rahang baah

11. TANG ANAK UNTUK GIGI Fungsinya : untuk mencabut gigi


POSTERIOR RB sulung posterior rahang bawah

12 TANG ANAK UNTUK AKAR GIGI Fungsinya untuk mencabut akar


gigi sulu anterior rahang atas
ANTERIOR RA

16
13 TANG ANAK UNTUK AKAR GIGI Fungsinya : untuk mencabut akar
gigi sulung posterior rahang atas
POSTERIOR RA

14 TANG ANAK UNTUK AKAR GIGI Fungsinya : untuk mencabut akar


gigi posterior rahang bawah
POSTERIOR RB

Bahan:

1. Handscoen
Fungsi: melindungi tangan/jari

17
2. Chloride Ethyl
Fungsi: untuk mengurangi rasa
sakit, dalam bentuk zat
penyejuk yang digunakan di
gusi

3. Anastesi Gel

Fungsi: merupakan bahan


anastesi lokal dalam bentuk gel

4. Carpule

Fungsi: sebagai jarum


suntik pada cito/oral jet

5. Ampul/ xylestesin injection

Fungsi: wadah dari


pehacain

18
6. Ph cain

Fungsi: untuk membuat


mati rasa bagian tubuh
sebelum prosedur
medis sekaligus isi dari
xylestesin injection
7. Disposible syringe

Fungsi: alat untuk


memindahan cairan ph
cain ke dalam
ampul/xylestesin

8. Tampon

Fungsi: sebagai bahan


serap

9. Catton pellet

Fungsi: mengoles atau


menempelkan gel/CE
pada gingiva ke gigi
sulung yang akan
dicabut
10. Betadine

19
Fungsi:sebagai
antiseptic untuk
menghindari infeksi

11. Alcohol
Fungsi: sebagai cairan
desinfeksi

Prosedur pencabutan Gigi Sulung:


1. Mencuuci tangan yang benar
2. Memakai handscoen
3. Gunakan catton pellet/ kapas yang telah di beri CE/gel
4. Letakkan pada gingiva pada unsur yang ingin dicabut
5. Pegang gigi dengan menggunakan alat dan cabut, bias
menambahkan sedikit gerakan rotasi/memutar untuk membantu
menanggalkan gigi dari gingiva, lakukan dengan cepat
sehingga anak tidak cemas dan merontak
6. Ambil kain kasa/tampon steril lalu tekan rongga gigi dengan
telunjuk dan ibu jari dan mintalah anak untuk menggigit
tampon tersebut sekitar 10 menit

20
C. TEKNIK ASISTEREN
Teknik asistensi Four-Handed Dentistry

Four-handed dentistry merupakan desain praktik kedokteran dimana


dokter gigi dan asisten bekerja sebagai tim untuk melakukan suatu
perawatan yang telah direncanakan pada pasien dengan tujuan untuk
menguntungkan pasien. Sedangkan menurut Betty Ladley Finkbeiner,
Four-Handed dentistry merupakan metodologi dari kerja tim praktisi
yang terdiri dari dokter gigi dan asisten, dengan lingkungan yang
ergonomis untuk meningkatkan produktivitas dari tim dental, dan
meningkatkan kualitas pelayanan kepada pasien dengan melindungi
physical well-being dari tim. Koordinasi tersebut tidak hanya sekedar
memindahkan instrumen dari satu orang ke orang lain secara cepat,
namin prinsipnya ialah Work smarter, not harder.

1. Prinsip Four-Handed Dentistry


Terdapat 4 prinsip umum dari konsep Four-Handed Dentistry, antara
lain :
- Melakukan pengerjaan dalam posisi duduk
- Pemanfaatan yang tepat dari kemampuan tenaga tambahan

21
- Pengorganisasian yang tepat dari bagian-bagian yang berbeda
dalam praktik
- Menyederhanakan pekerjaan yang direncanakan.

Four-Handed Dentistry tidak akan berjalan jika asisten tidak


menguasai kemampuan untuk transfer instrument. Oleh karena itu
terdapat beberapa kriteria yang menggambarkan suatu kondisi dimana
efisiensi dapat dicapai, yaitu:

- Seluruh peralatan harus didesain secara ergonomis untuk


meminimalisasi pergerakan yang tidak perlu
- Tim dokter/praktisi dan pasien duduk dengan nyaman pada kursi
yang didesain secara ergonomis
- Dilakukan motion economy
- Menggunakan penataan yang rapi pada tray
- Dokter gigi memberikan tanggungjawab tugas secara resmi kepada
asisten yang qualified berdasarkan aturan yang telah ditetapkan
- Perawatan pasien direncanakan dengan urutan yang logis
2. Zona aktivitas
Zona aktivitas adalah area kerja dokter gigi dan asisten di
sekitar pasien.Area kerja sekitar pasien dibagi menjadi 4 zona
aktivitas.Zona aktivitas ini diidentifikasi menggunakan wajah pasien
sebagai pusat jam. Terdapat 4 zona aktivitas, yaitu :

- Zona operator
- Zona asisten
- Zona transfer
- Zona static
Dalam konsep Four Handed Dentistry dikenal konsep
pembagian zona kerja disekitar. Dental Unit yang disebut Clock
Concept. Bila kepala pasien dijadikan pusat dan jam 12 terletak
tepat di belakang kepala pasien, maka arah jam 11 sampai jam 2

22
disebut Static Zone, arah jam 2 sampai jam 4 disebut Assisten’s
Zone,arah jam 4 sampai jam 8 disebut Transfer Zone. Kemudian
dari arah jam 8 sampai jam 11 disebut Operator’s Zone sebagai
tempat pergerakan dokter gigi. Transfer Zone adalah daerah tempat
alat dan bahan dipertukarkan antara tangan dokter gigi dan tangan
perawat gigi.Operator’s Zone sebagai tempat pergerakan dokter
gigi. Static Zoneadalah daerah tanpa pergerakan dokter gigi
maupun perawat gigi serta tidak terlihat oleh pasien, zona ini untuk
menempatkan meja instrumen bergerak (Mobile Cabinet) yang
berisi Instrumen Tangan serta peralatan yang dapat membuat takut
pasien. Assistant’s Zone adalah zona tempat pergerakan perawat
gigi, pada dental unit di sisi ini dilengkapi dengan semprotan
air/angin dan penghisap ludah, serta Light Cure Unit pada Dental
Unityang lengkap.
Selain pergerakan yang terjadi di seputar Dental Unit,
pergerakan lain yang perlu diperhatikan ketika membuat desain
tata letak alat adalah pergerakan dokter gigi, pasien, dan perawat
gigi di dalam ruangan maupun antar ruangan. Jarak antar peralatan
serta dengan dinding bangunan perlu diperhitungkan untuk
memberi ruang bagi pergerakan dokter gigi, perawat gigi, dan
pasien ketika masuk atau keluar ruang perawatan, mengambil
sesuatu dari Dental Cabinet, serta pergerakan untuk keperluan
sterilisasi.

23
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Persistensi adalah suatu keadaan gigi susu/kecil yang tidak tanggal meski
gigi permanen/dewasa sebagai gantinya sudah mulai tumbuh.
Keadaan ini sering dijumpai pada anak usia 6-12 tahun.

B. SARAN

Memperhatikan dan memahami lebih baik lagi mengenai pedodonsia


terkhusus tentang persistensi, sebaiknya kontrol gigi rutin 6 bulan sekali
dan mengharapkan para pembaca bisa memahami isi dari makalah ini.

24
DOKUMENTASI

25
DAFTAR PUSTAKA

Yani Ristya W E. Februari 2016.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingginya


Kejadian Persistensi Gigi Pada Pasien Anak (6-12 Tahun).Vol6, no.1

Aprilia Vivin Dwi. Persistensi (Gigi Dempet)


https://www.academia.edu/28998667/PERSISTENSI_gigi_dempet

Iswari Arini Retno. Teknik Cabut.


https://www.academia.edu/7517219/TEKNIK_CABUT

26

Anda mungkin juga menyukai