Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
B.RUMUSAN MASALAH
C.TUJUAN
Page
1
BAB II
PEMBAHASAN
Page
2
B.SEJARAH PERAWAT GIGI DI INDONESIA
Page
3
Registrasi dan ijin kerja perawat gigi tertuang dalam SK Menkes
No.1392 /SK/XII/2001
Tugas perawat gigi adalah memberikan pelayanan asuhan kesehatan gigi
dan mulut sesuai SK Menkes No.284 /SK/IV/2006
Perawat gigi telah mengalami banyak perubahan kurikulum sehingga
perawat gigi telah mempunyai beberapa wajah atau profil sesuai SK
Menkes No.62/KEP/DIKLAT/KES/81.
Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat
Indonesia, Menteri Kesehatan Republik Indonesia mengeluarkan Surat
Keputusan Menteri tertanggal 30 Desember 1950 Nomor: 27998 / Kab
memutuskan mendirikan Pendidikan Perawat Gigi ( Dental Nurse ). Keputusan
tersebut berlaku mulai 1 Agustus 1951, maka berdirilah Sekolah Perawat Gigi
di Jakarta.
Pada tahun 1953 Sekolah Perawat Gigi Jakarta meluluskan Perawat Gigi
yang pertama. Namun pada tahun 1957 Sekolah Perawat Gigi diubah menjadi
Sekolah Pengatur Rawat Gigi ( SPRG ). Inilah awal masalah jati diri perawat
gigi menjadi tidak jelas, mengapa nama Sekolah Perawat Gigi berubah menjadi
Sekolah Pengatur Rawat Gigi ? sementara orang awam selalu beranggapan
SPRG adalah Sekolah Perawat Gigi. Pada tahun 1959 SPTG didirikan dan pada
tahun 1960 lulus Sekolah Pengatur Tehniker Gigi angkatan I Jakarta dan
akhirnya pada tahun 1967 berdiri Ikatan Perawat Gigi dan Tehniker Gigi
Indonesia ( IPTGI ). IPTGI berlangsung sampai dengan tahun 1986 tanpa
kegiatan atau vakum dan di tahun itu pula dilaksanakan kongres I IPTGI di
Ciloto. Pada tahun 1989 disusun konsep Jabatan Fungsional Dokter Gigi,
Perawat Gigi dan Tehnisi Gigi. Pada tahun 1991, konsep Jabatan Fungsional
Paramedis Gigi ditolak Menteri. Pendayagunaan karena latar belakang
pendidikan Perawat Gigi dan Tehnisi Gigi berbeda, sehingga jabatan
fungsional antara kedua tenaga tersebut perlu dipisah. Pada tahun 1991
berlangsung kongres II IPTGI di Jakarta diantaranya membahas konsep
Jabatan Fungsional Paramedis Gigi ditolak Menteri Pendayagunaan karena
latar belakang pendidikan Perawat Gigi dan Tehnisi Gigi berbeda, sehingga
jabatan fungsional antara kedua tenaga tersebut perlu dipisah. Undang-Undang
Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan bahwa tenaga kesehatan harus
mempunyai keahlian professional yang ditunjang pendidikannya. Peraturan
Pemerintah Nomor 16 tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional menyatakan
untuk menjadi Jabatan Fungsional dipersyaratkan adanya profesi yang jelas,
etika profesi dan tugas mandiri dari tenaga kesehatan tersebut dan Jabatan
Fungsional menghendaki adanya organisasi profesi. Sedemikian besar tuntutan
Page
4
pelayanan kesehatan gigi dan mulut serta luasnya tanah air Indonesia dan
bertambahnya penduduk, Perawat Gigi lulusan Sekolah Pengatur Rawat Gigi di
Jakarta sudah barang tentu tidak mampu memenuhi tuntutan tersebut. Seperti
kita ketahui Pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan telah / pernah
memiliki sekitar 22 Sekolah Pengatur Rawat Gigi yang berada di 17 propinsi.
Jelaslah bahwa keberadaan Perawat Gigi bagi masyarakat Indonesia sangat
dibutuhkan.
Sekolah Pengatur Rawat Gigi yang berdiri sejak tahun 1951 sampai saat ini
telah mengalami beberapa kali perubahan kurikulum, yang artinya Perawat
Gigi juga telah mempunyai beberapa wajah atau profil dari lampiran SK
Menkes Nomor 62/KEP/DIKLAT/KES/81. Memenuhi tuntutan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia No. 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional
Pegawai Negeri Sipil dan Organisasi Profesi serta berkat daya juang yang
tinggi melalui berbagai proses, terbentuklah wadah menghimpun profesi
Perawat Gigi pada tanggal 13 September 1996 yang dinamakan PERSATUAN
PERAWAT GIGI INDONESIA / organisasi profesi PPGI di BLKM Ciloto
Jawa Barat yang didukung oleh Direktorat Kesehatan Gigi, Biro Organisasi
Departemen Kesehatan RI, dan PUSDIKNAKES Depkes RI.
Di dalam Peraturan Pemerintah No.32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan,
tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan / atau keterampilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Sehingga dari butir pertama
Peraturan Pemerintah tersebut, bahwa Perawat Gigi termasuk dalam salah satu
tenaga kesehatan. Perawat Gigi mempunyai keterampilan, kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan gigi khususnya setelah menempuh pendidikan
Sekolah Pengatur Rawat Gigi. Namun pada Peraturan Pemerintah No. 32 tahun
1996 tenaga Perawat Gigi belum masuk di dalamnya, maka PPGI yang baru
terbentuk tersebut perlu mengadakan MUNAS I dengan segera yang didukung
pada waktu itu Direktorat Kesehatan Gigi selaku Pembina Tehnis dan
berlangsunglah pertemuan para wakil Perawat Gigi dari seluruh Indonesia pada
tanggal 10 s.d. 11 Desember 1996 yang sekaligus mengesahkan organisasi
profesi.
Perawat Gigi dan telah menghasilkan :
1. Anggaran Dasar
2. Anggaran Rumah Tangga
3. Kode Etik Perawat Gigi
4. Usulan draft jabatan fungsional
5. Program Kerja
Page
5
Sesuai dengan keinginan para Perawat Gigi agar keberadaan Perawat Gigi
diakui oleh Pemerintah dan tercantum pada PP No. 32 tahun 1996, Perawat Gigi
memberikan pandangan tentang keuntungan dan kerugian apabila Perawat Gigi
termasuk kategori Tenaga Keperawatan dan Perawat Gigi sebagai kekhususan
Perawat.
Keuntungannya :
a. Perawat Gigi sebagai profesi yang mandiri
b. Memenuhi kebutuhan program yang ditentukan Pemerintah dalam
pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut
c. Perawat Gigi sebagai mitra kerja Dokter Gigi
d. Perawat Gigi dapat memberikan pelayanan asuhan sesuai dengan ilmu
yang dimililiki
e. Perawat Gigi dapat menjalankan tugas, tanggung jawab sesuai dengan
profesinya
f. Perawat Gigi dapat mengembangkan jati dirinya
g. Perawat Gigi dapat mengembangkan karir sesuai dengan profesinya
h. Meningkatkan percaya diri pada Perawat Gigi
i. Secara terorganisir dan pelayanan Perawat Gigi yang prima mampu
meningkatkan atau mencapai derajat kesehatan gigi masyarakat secara
optimal
j. Perawat Gigi dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang lanjut yang sesuai
dengan bidang ilmunya
Alternatif II Perawat Gigi sebagai kekhususan dari PERAWAT Yang termasuk
tenaga Keperawatan :
1) Perawat
Perawat Umum
Perawat Gigi,dst
2) Bidan
Kerugiannya:
a. Program pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut tidak dapat
terlaksana secara optimal
b. Dokter Gigi tidak mempunyai mitra kerja
Page
6
c. Pendidikan Perawat Gigi yang ada kini dapat ditutup
d. Seluruh Perawat Gigi harus ada pelatihan karena ilmu yang diterima
berbeda
e. Perawat Gigi tidak dapat menunjukkan eksistensinya
a. Dokter Gigi
b. Perawat Gigi
c. Tehniker Gigi
Page
7
BAB III
A.SIMPULAN
B.SARAN
Page
8
DAFTAR PUSTAKA
http://ppgi.wordpress.com/sejarah/
makalahkesehatan94.blogspot.co.id/2014/08/sejarah-dan-falsafah-
keperawatankep.html?m=1
serpihanillmuku.blogspot.co.id/2012/02/str-mtki-mtkp-registrasi-uji-
kompetensi.html?m=1
https://alumniprgaceh.wordpress.com/2014/05/16/sejarah-sprg-yang-merupakan-
asal-mula-perawat-gigi/
ppgi-salatiga.blogspot.co.id/2014/04/permenkes-menggubah-kompetensi-
perawat.html?m=1
http://www.pdgi.or.id/news/detail/permenkes-menggubah-kompetensi-perawat-
gigi
karyatulisilmiah.com/makalah-etika-kode-etik-perawat-gigi-di-indonesia/
Page
9