Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG

Sedimikian besar tuntutan pelayanan kesehatan gigi dan mulut serta


luasnya tanah air Indonesia dan bertambahnya penduduk,perawat gigi lulusan
sekolah pengatur rawat gigi di Jakarta sudah barang tentu tidak mampu
memenuhi tuntutan tersebut. Pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan
telah/pernah memiliki 22 sekolah pengatur perawat gigi yang berada di 17
Provinsi. Jelas bahwa keberadaan perawat gigi bagi masyarakat Indonesia
sangat dibutuhkan. Perawat gigi merupakan salah satu jenis tenaga kesehatan
dalam kelompok keperawatan yang dalam menjalankan tugas profesinya harus
berdasarkan standar profesi sesuai kepututsan menteri kesehatan republik
Indonesia No:378/MENKES/SK/3/III/2007. Perawat gigi termasuk tenaga
kesehatan keperwatan (tetapi bukan perawat), bekerja di klinik dan juga di
kesehatan masyarakat (dikenal dengan istilah pelayana asuhan gigi klinik dan
asuhan kesehatan gigi masyarakat). Bisa berperan sebagai asisten dokter gigi,
juga bekerja mandiri dalam pelayanan kesehatan gigi promotif dan preventif di
saryankes. Sehingga dapat disimpulkan tenaga profesi kesehatan gigi
mempunyai jenis tenaga sebagai berikut:
1. Dokter gigi
2. Perawat gigi
3. Tehniker gigi

B.RUMUSAN MASALAH

1. Apakah yang dimaksud dengan perawat gigi ?


2. Sejarah perawat gigi di Indonesia ?

C.TUJUAN

1. Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan perawat gigi !


2. Untuk mengetahui sejarah perawat gigi di Indonesia !

Page
1
BAB II

PEMBAHASAN

A.PENGERTIAN PERAWAT GIGI

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1035 Tahun


1998 tentang Perawat Gigi dinyatakan: Perawat Gigi adalah setiap orang yang
telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Perawat Gigi yang telah diakui
oleh Pemerintah dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
Perawat Gigi merupakan salah satu jenis tenaga kesehatan dalam kelompok
keperawatan yang dalam menjalankan tugas profesinya harus berdasarkan
Standar Profesi.
Profesi perawat gigi merupakan salah satu komponen utama dan
mempunyai peranan yang sangat penting karena terkait langsung dengan
pemberian pelayanan kepada masyarakat berupa tindakan keperawatan gigi.
Permasalahan yang dihadapi oleh perawat gigi di Indonesia adalah kurangnya
perhatian yang diberikan pemerintah terhadap perkembangan profesi.
Semenjak tahun 1950-an kehadiran perawat gigi di Indonesia, baru tahun 1998
melalui SK.Menkes.RI nomor 1035 pemerintah menyatakan bahwa perawat
gigi adalah tenaga kesehatan yang berada dikelompok keperawatan bersama
dengan profesi perawat dan bidan.
Di dalam Peraturan Pemerintah No.32 tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan, tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan / atau keterampilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.Jelaslah bagi kita, dari butir
pertama Peraturan Pemerintah tersebut, bahwa Perawat Gigi termasuk dalam
salah satu tenaga kesehatan. Perawat Gigi mempunyai keterampilan,
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan gigi khususnya setelah
menempuh pendidikan Sekolah Pengatur Rawat Gigi

Page
2
B.SEJARAH PERAWAT GIGI DI INDONESIA

 SK Menkes tanggal 30 september 1950 No.27998/kab untuk mendirikan


Pendidikan Perawat Gigi
 1 agustus 1951 berdirinya Sekolah Perawat Gigi di Jakarta
 Tahun  1953 lulusan pertama dari Sekolah Perawat Gigi di Jakarta
     Tahun 1957 diubahnya Sekolah Perawat Gigi menjadi Sekolah Pengatur
Rawat Gigi (SPRG)
 Tahun 1959 berdirinya Sekolah Pengatur Tehniker Gigi di Jakarta (SPTG)
 Tahun 1960 lulusan pertama dari Sekolah Pengatur Tehniker Gigi di
Jakarta (SPTG)
 Tahun 1967 berdirinya Ikatan Perawat Gigi dan Tehniker Gigi Indonesia
(IPTGI)
 Tahun 1989 disusunnya konsep Jabatan Fungsional Dokter Gigi, Perawat
Gigi, Tehnisi Gigi.
 Tahun 1991 konsep Jabatan Fungsional Paramedis Gigi ditolak oleh
Menteri Pendayagunaan karena latar belakangnya yang berbeda sehingga
perlu dipisah
 13 september 1996 berdirinya Persatuan Perawat Gigi Indonesia (PPGI)
 Peraturan pemerintah Nomor 16 tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional
menyatakan untuk menjadi Jabatan Fungsional dipersyaratkan adanya
profesi yang jelas, etika profes i, dan tugas mandiri dari tenaga kesehatan
tersebut dan Jabatan Fungsional menghendaki adanya organisasi profesi.
 Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan bahwa tenaga
kesehatan harus mempunyai keahlian professional yang ditunjang
pendidikannya.
 Undang-undang Nomor 32 tahun1996 tentang tenaga kesehatan tidak
termasuk perawat gigi
 Perawat gigi adalah setiap orang yang telah mengikuti dan menyelesaikan
Pendidikan Perawat Gigi yang telah diakui oleh pemerintah dan lulus ujian
sesuai SK Menkes No.1035 tahun 1998 tentang perawat gigi merupakan
salah satu jenis tenaga kesehatan kelompok keperawatan.

Page
3
   Registrasi dan ijin kerja perawat gigi tertuang dalam SK Menkes
No.1392 /SK/XII/2001
 Tugas perawat gigi adalah memberikan pelayanan asuhan kesehatan gigi
dan mulut sesuai SK Menkes No.284 /SK/IV/2006
 Perawat gigi telah mengalami banyak perubahan kurikulum sehingga
perawat gigi telah mempunyai beberapa wajah atau profil sesuai SK
Menkes No.62/KEP/DIKLAT/KES/81.
Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat
Indonesia, Menteri Kesehatan Republik Indonesia mengeluarkan Surat
Keputusan Menteri tertanggal 30 Desember 1950 Nomor: 27998 / Kab
memutuskan mendirikan Pendidikan Perawat Gigi ( Dental Nurse ). Keputusan
tersebut berlaku mulai 1 Agustus 1951, maka berdirilah Sekolah Perawat Gigi
di Jakarta.
Pada tahun 1953 Sekolah Perawat Gigi Jakarta meluluskan Perawat Gigi
yang pertama. Namun pada tahun 1957 Sekolah Perawat Gigi diubah menjadi
Sekolah Pengatur Rawat Gigi ( SPRG ). Inilah awal masalah jati diri perawat
gigi menjadi tidak jelas, mengapa nama Sekolah Perawat Gigi berubah menjadi
Sekolah Pengatur Rawat Gigi ? sementara orang awam selalu beranggapan
SPRG adalah Sekolah Perawat Gigi. Pada tahun 1959 SPTG didirikan dan pada
tahun 1960 lulus Sekolah Pengatur Tehniker Gigi angkatan I Jakarta dan
akhirnya pada tahun 1967 berdiri Ikatan Perawat Gigi dan Tehniker Gigi
Indonesia ( IPTGI ). IPTGI berlangsung sampai dengan tahun 1986 tanpa
kegiatan atau vakum dan di tahun itu pula dilaksanakan kongres I IPTGI di
Ciloto. Pada tahun 1989 disusun konsep Jabatan Fungsional Dokter Gigi,
Perawat Gigi dan Tehnisi Gigi. Pada tahun 1991, konsep Jabatan Fungsional
Paramedis Gigi ditolak Menteri. Pendayagunaan karena latar belakang
pendidikan Perawat Gigi dan Tehnisi Gigi berbeda, sehingga jabatan
fungsional antara kedua tenaga tersebut perlu dipisah. Pada tahun 1991
berlangsung kongres II IPTGI di Jakarta diantaranya membahas konsep
Jabatan Fungsional Paramedis Gigi ditolak Menteri Pendayagunaan karena
latar belakang pendidikan Perawat Gigi dan Tehnisi Gigi berbeda, sehingga
jabatan fungsional antara kedua tenaga tersebut perlu dipisah. Undang-Undang
Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan bahwa tenaga kesehatan harus
mempunyai keahlian professional yang ditunjang pendidikannya. Peraturan
Pemerintah Nomor 16 tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional menyatakan
untuk menjadi Jabatan Fungsional dipersyaratkan adanya profesi yang jelas,
etika profesi dan tugas mandiri dari tenaga kesehatan tersebut dan Jabatan
Fungsional menghendaki adanya organisasi profesi. Sedemikian besar tuntutan

Page
4
pelayanan kesehatan gigi dan mulut serta luasnya tanah air Indonesia dan
bertambahnya penduduk, Perawat Gigi lulusan Sekolah Pengatur Rawat Gigi di
Jakarta sudah barang tentu tidak mampu memenuhi tuntutan tersebut. Seperti
kita ketahui Pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan telah / pernah
memiliki sekitar 22 Sekolah Pengatur Rawat Gigi yang berada di 17 propinsi.
Jelaslah bahwa keberadaan Perawat Gigi bagi masyarakat Indonesia sangat
dibutuhkan.

Sekolah Pengatur Rawat Gigi yang berdiri sejak tahun 1951 sampai saat ini
telah mengalami beberapa kali perubahan kurikulum, yang artinya Perawat
Gigi juga telah mempunyai beberapa wajah atau profil dari lampiran SK
Menkes Nomor 62/KEP/DIKLAT/KES/81. Memenuhi tuntutan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia No. 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional
Pegawai Negeri Sipil dan Organisasi Profesi serta berkat daya juang yang
tinggi melalui berbagai proses, terbentuklah wadah menghimpun profesi
Perawat Gigi pada tanggal 13 September 1996 yang dinamakan PERSATUAN
PERAWAT GIGI INDONESIA / organisasi profesi PPGI di BLKM Ciloto
Jawa Barat yang didukung oleh Direktorat Kesehatan Gigi, Biro Organisasi
Departemen Kesehatan RI, dan PUSDIKNAKES Depkes RI.
Di dalam Peraturan Pemerintah No.32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan,
tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan / atau keterampilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Sehingga dari butir pertama
Peraturan Pemerintah tersebut, bahwa Perawat Gigi termasuk dalam salah satu
tenaga kesehatan. Perawat Gigi mempunyai keterampilan, kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan gigi khususnya setelah menempuh pendidikan
Sekolah Pengatur Rawat Gigi. Namun pada Peraturan Pemerintah No. 32 tahun
1996 tenaga Perawat Gigi belum masuk di dalamnya, maka PPGI yang baru
terbentuk tersebut perlu mengadakan MUNAS I dengan segera yang didukung
pada waktu itu Direktorat Kesehatan Gigi selaku Pembina Tehnis dan
berlangsunglah pertemuan para wakil Perawat Gigi dari seluruh Indonesia pada
tanggal 10 s.d. 11 Desember 1996 yang sekaligus mengesahkan organisasi
profesi.
Perawat Gigi dan telah menghasilkan :
1. Anggaran Dasar
2. Anggaran Rumah Tangga
3. Kode Etik Perawat Gigi
4. Usulan draft jabatan fungsional
5. Program Kerja

Page
5
Sesuai dengan keinginan para Perawat Gigi agar keberadaan Perawat Gigi
diakui oleh Pemerintah dan tercantum pada PP No. 32 tahun 1996, Perawat Gigi
memberikan pandangan tentang keuntungan dan kerugian apabila Perawat Gigi
termasuk kategori Tenaga Keperawatan dan Perawat Gigi sebagai kekhususan
Perawat.

Ada pun keuntungan dan kerugiannya sebagai berikut;

Alternatif I Perawat Gigi termasuk kategori Tenaga Keperawatan adalah,


1. Perawat
2. Bidan
3. Perawat Gigi

Keuntungannya :
a. Perawat Gigi sebagai profesi yang mandiri
b. Memenuhi kebutuhan program yang ditentukan Pemerintah dalam
pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut
c. Perawat Gigi sebagai mitra kerja Dokter Gigi
d. Perawat Gigi dapat memberikan pelayanan asuhan sesuai dengan ilmu
yang dimililiki
e. Perawat Gigi dapat menjalankan tugas, tanggung jawab sesuai dengan
profesinya
f. Perawat Gigi dapat mengembangkan jati dirinya
g. Perawat Gigi dapat mengembangkan karir sesuai dengan profesinya
h. Meningkatkan percaya diri pada Perawat Gigi
i. Secara terorganisir dan pelayanan Perawat Gigi yang prima mampu
meningkatkan atau mencapai derajat kesehatan gigi masyarakat secara
optimal
j. Perawat Gigi dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang lanjut yang sesuai
dengan bidang ilmunya
Alternatif II Perawat Gigi sebagai kekhususan dari PERAWAT Yang termasuk
tenaga Keperawatan :
1) Perawat
 Perawat Umum
 Perawat Gigi,dst
2) Bidan

Kerugiannya:
a. Program pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut tidak dapat
terlaksana secara optimal
b. Dokter Gigi tidak mempunyai mitra kerja

Page
6
c. Pendidikan Perawat Gigi yang ada kini dapat ditutup
d. Seluruh Perawat Gigi harus ada pelatihan karena ilmu yang diterima
berbeda
e. Perawat Gigi tidak dapat menunjukkan eksistensinya

Demikianlah yang diperjuangkan DPP PPGI agar Perawat Gigi masuk


kategori tenaga Keperawatan dan tercantum pada jenis tenaga kesehatan bagian
dari tenaga Keperawatan di dalam PP No. 32 tahun 1996 dengan berbagai
upaya maka keluarlah Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1035/Menkes/SK/IX/1998 tentang Perawat Gigi merupakan salah satu jenis
tenaga Kesehatan kelompok Keperawatan. Selanjutnya untuk kenyamanan
Perawat Gigi bekerja disusunlah peraturan – peraturan Jabatan Fungsional
Perawat Gigi kemudian terbitlah :
a. KEPMENPAN No. 22/KEP/M.PAN/4/2001 tentang Jabatan
Fungsional
b. Keputusan Bersama Menkes dan Kesos dan KA. BKN No.
728/MENKES/ KESOS/ SKB/ VII/ 2001 dan No. 32A Tahun
2001
c. Kep.Menkes No. 1208/Menkes /SK/ XI/2001

Sebagai pelaksanaan lebih lanjut Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun


1996 tersebut maka perlu ditetapkan tentang Registrasi dan Izin Kerja Perawat
Gigi tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No:
1392Menkes /SK/XII/2001 ( SK terlampir ) Perawat Gigi dalam melaksanakan
tugasnya dengan memberikan Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut
sebagaimana tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor: 284/ Menkes/SK/ IV/ 2006, terlampir. Perawat Gigi merupakan salah satu
jenis tenaga Kesehatan dalam kelompok Keperawatan yang dalam menjalankan
tugas profesinya harus berdasarkan Standar Profesi sesuai Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesi Nomor : 378/Menkes/SK/III/2007.Sehingga dapat
disimpulkan tenaga profesi Kesehatan Gigi mempunyai jenis tenaga sebagai
berikut ;

a. Dokter Gigi
b. Perawat Gigi
c. Tehniker Gigi

Page
7
BAB III

SIMPULAN DAN SARAN

A.SIMPULAN

Asal mula lahirnya perawat gigi Indonesia berdasarkan Surat Keputusan


Menteri Kesehatan pada tanggal 30 september 1950 No 27998/kab untuk
mendirikan pendidikan perawat gigi. Dari sinilah perawat gigi terus
dikembangkan mulai dari struktur, fungsi, dasar yang mengatur mengenai
keberadaan perawat gigi di Indonesia.

B.SARAN

Semoga dengan adanya makalah ini, mahasiswa dapat mengetahui  seperti


apakah sejarah perawat gigi serta agar pembaca dapat mengetahui bagaimana
sejarah perawat gigi di Indonesia. Kritik dan saran penulis tetap kami harapkan
demi perbaikan selanjutnya.

Page
8
DAFTAR PUSTAKA

http://ppgi.wordpress.com/sejarah/

makalahkesehatan94.blogspot.co.id/2014/08/sejarah-dan-falsafah-
keperawatankep.html?m=1

serpihanillmuku.blogspot.co.id/2012/02/str-mtki-mtkp-registrasi-uji-
kompetensi.html?m=1

https://alumniprgaceh.wordpress.com/2014/05/16/sejarah-sprg-yang-merupakan-
asal-mula-perawat-gigi/

ppgi-salatiga.blogspot.co.id/2014/04/permenkes-menggubah-kompetensi-
perawat.html?m=1

http://www.pdgi.or.id/news/detail/permenkes-menggubah-kompetensi-perawat-
gigi

karyatulisilmiah.com/makalah-etika-kode-etik-perawat-gigi-di-indonesia/

Page
9

Anda mungkin juga menyukai