2. Cara Aktivasi
Cara aktivasi dari resin komposit dapat dibagi dua yaitu dengan cara aktivasi
secara khemis dan aktivasi mempergunakan cahaya.
a. Aktivasi secara khemis
Produk yang diaktivasi secara khemis terdiri dari dua pasta, satu yang
mengandungbenzoyl peroxide (BP) initiator dan yang satu lagi mengandung
aktivator aromatic amine tertier. Sewaktu aktivasi, rantai –O–O– putus dan
elektron terbelah diantara kedua molekul oksigen (O). Pasta katalis dan base
diletakkan di atas mixing pad dan diaduk dengan menggunakan instrument
plastis selama 30 detik. Dengan pengadukan tersebut, amine akan bereaksi
dengan BP untuk membentuk radikal bebas dan polimerisasi dimulai.
Adonan yang telah siap diaduk kemudian dimasukkan ke dalam kavitas
dengan menggunakan instrument plastis atau syringe.
b. Aktivasi mempergunakan cahaya
Sistem aktivasi menggunakan cahaya pertama kali diformulasikan untuk
sinar ultraviolet (UV) membentuk radikal bebas. Pada masa kini, komposit
yang menggunakan curing sinar UV telah digantikan dengan sistem aktivasi
sinar tampak biru yang telah diperbaiki kedalaman curing, masa kerja
terkontrol, dan berbagai kebaikan lainnya. Disebabkan kebaikan ini,
komposit yang menggunakan aktivasi sinar tampak biru lebih banyak
digunakan dibanding material yang diaktivasi secara khemis.
Komposit yang menggunakan aktivasi dari sinar ini terdiri dari pasta
tunggal yang diletakkan dalam syringe tahan cahaya. Pasta ini
mengandung photosensitizer, Camphorquinone (CQ) dengan panjang
gelombang diantara 400-500 nm danamine yang menginisiasi pembentukan
radikal bebas. Bila bahan ini, terkontaminasi sinar tampak biru (visible blue
light, panjang gelombang ~468nm) memproduksi fase eksitasi
dari photosensitizer, dimana akan bereaksi dengan amine untuk membentuk
radikal bebas sehingga terjadi polimerisasi lanjutan. Working time bagi
komposit tipe ini juga tergantung pada operator. Pasta hanya dikeluarkan
dari tube pada saat ingin digunakan karena terkena sinar pada pasta dapat
menginisiasi polimerisasi. Pasta diisi kedalam kavitas, disinar dengan sinar
biru dan terjadi polimerisasi sehingga bahan resin
mengeras. Camphorquinone(CQ) menyerap sinar tampak biru dan
membentuk fase eksitasi dengan melepaskan elektron
seperti amine (dimetyhlaminoethyl methacrylate [DMAEMA]). Gambar “:”
menerangkan elektron tunggal yang diberikan oleh amine kepada grup
>C=O (ketone) didalam CQ. Setelah diaktivasi, CQ memisahkan atom
hidrogen daripada karbon-α yang bertentangan dengan grupamine dan
hasilnya adalah amine dan radikal bebas CQ. Radikal bebas CQ ini sudah
bersedia untuk diaktivasi.
A. Jenis-jenis serat
Jenis-jenis serat yang banyak tersedia untuk menggunakan komposit dan
jumlahnya hampir meningkat. Kekakuan spesifik yang tinggi (kekakuan
dibagi oleh berat jenisya) dan kekuata spesifik yang tinggi (kekuatan
dibagi oleh berat jenisnya) serat-serat tersebut yang disebut Advanced
Composit . pembahasan yang mendalam dari jenis-jenis serat dan cara-
cara pembuatannya dapat ditemukan dalam buku Chawla (1987).
2.3.2. Matriks
Matriks adalah fasa dalam komposit yang mempunyai bagian atau fraksi
volume terbesar (dominan). Matrik mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Mentransfer tegangan ke serat secara merata.
b. Melindungi serat dari gesekan mekanik.
c. Memegang dan mempertahankan serat pada posisinya.
d. Melindungi dari lingkungan yang merugikan.
e. Tetap stabil setelah proses manufaktur.
Sifat-sifat matrik :
a. Sifat mekanis yang baik.
b. Kekuatan ikatan yang baik.
c. Ketangguhan yang baik.
d. Tahan terhadap temperatur.
Sejumlah sistem klasifikasi telah digunakan untuk komposit berbasis resin. Jenis-
jenis resin komposit dapat dilihat berdasarkan ukuran partikel bahan pengisi,
polimerisasi, dan viskositas. Berikut adalah contoh material resin komposit.
(Powers, 2008)
2.5.1 Komposit tradisional(macrofiller)
2.5.3 Komposithibrid
2.6.1 MatriksResin
Gambar 1. Bis-
GMA
Kegunaan matriks resin ini adalah untuk membentuk ikatan
silang polimer yang kuat pada bahan komposit dan mengontrol
konsistensi pada resin komposit. Matriks resin mengandung
monomer dengan viskositas tingga (kental) yaitu BIS- GMA yang
disintesis melalui reaksi antara bisphenol A dan glycidyl
methacrylate oleh Bowen. Monomer dengan viskositas rendah juga
terkandung didalamnya yaitu TEGDMA dan UDMA. Matriks resin
memiliki kandungan ikatan ganda karbon reaktif yang dapat
berpolimerisasi bila terdapat radikalbebas. (Noort, 2007)
UEDMA
TEGDMA
Gambar 2.
UEDMA dan
TEGDMA
2.6.2 Partikel Bahan Pengisi(Filler)
2.1.1.1 BahanCoupling
Gambar 3. 3- Methacryloxypropyltrimethoxysilane.
Philips, Kenneth J. Anusavice. Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi 10 ed.
Jakarta : EGC, 2003
William, J.C.,2003. Progress in Structural Materials for Aerospace Systems
(ed.51st). Acta Materialia.
Diharjo K., Jamasri, Soekrisno R., Rochardjo H.S.B., 2008. Kajian Sifat Fisis-
Mekanis dan Akustik Komposit Sandwich Serat Kenaf-Polyester Dengan
Core kayu Sengon Laut. Jurusan Teknik Mesin dan IndustriFT-UGM :
Yogyakarta.
Daniel, 2007. Karakteristik Komposit Berpenguat Serat Bambu dan Serat Gelas
Sebagai alternative bahan baku Industri. Jurusan Teknik Fisika FTI ITS :
Surabaya.
Agus, 2012. Karakteristik Komposit Karbon-Karbon Berbasis Limbah Organik
Hasil Proses Tekan Panas. FT – Departemen Teknik Metalurgi dan
Material
Kekhususan Komposit UI : Depok.
Rimbun Turnip, 2010. Penggunaan Komposit. FT UI : Depok.
Sudarsono, 2012. Kajian Sifat Mekanik Material Komposit Propeler Kincir Angin
Standar NACA 4415 Modifikasi. Jurusan Teknik Mesin Institut
Sains&Teknologi AKPRIND : Yogyakarta.