Anda di halaman 1dari 13

2.1.

Pengertian Resin Komposit


Resin komposit adalah suatu jenis bahan yang merupakan hasil rekayasa yang
terdiri dari dua atau lebih bahan dimana sifat masing-masing bahan berbeda
satu sama lainnya baik itu sifat kimia maupun sifat fisiknya dan tetap terpisah
dalam hasil akhir bahan tersebut. Sedangkan resin komposit dalam bidang
restorasi gigi merupakan bahan matriks yang didalamnya ditambahkan pasi
anorganik (quartz, partikel silica koloid).
2.2. Klasifikasi Resin Komposit
Resin komposit dapat diklasifikasikan atas dua bagian yaitu menurut ukuran
filler dan menurut cara aktivasi.
1. Ukuran filler
Berdasarkan besar filler yang digunakan, resin komposit dapat
diklasifikasikan atas resin komposit tradisional, resin komposit mikrofiler,
resin komposit hibrid dan resin komposit partikel hibrid ukuran kecil.
a. Resin Komposit Tradisional
Resin komposit tradisional juga dikenal sebagai resin konvensional.
Komposit ini terdiri dari partikel filler kaca dengan ukuran rata-rata 10-
20μm dan ukuran partikel terbesar adalah 40μm. Terdapat kekurangan
pada komposit ini yaitu permukaan tambalan tidak bagus, dengan warna
yang pudar disebabkan partikel filler menonjol keluar dari permukaan.
b. Resin Komposit Mikrofiler
Resin mikrofiler pertama diperkenalkan pada akhir tahun 1970, yang
mengandungcolloidal silica dengan rata-rata ukuran partikel 0.02μm dan
antara ukuran 0.01-0.05μm. Ukuran partikel yang kecil dimaksudkan agar
komposit dapat dipolish hingga menjadi permukaan yang sangat licin.
Ukuran partikel filler yang kecil bermaksud bahan ini dapat menyediakan
luas permukaan filler yang besar dalam kontak dengan resin.
c. Resin Komposit Hibrid
Komposit hibrid mengandung partikel filler berukuran besar dengan rata-
rata berukuran 15-20μm dan juga terdapat sedikit jumlah colloidal silica,
dengan ukuran partikel 0.01-0.05μm. Perlu diketahui bahawa semua
komposit pada masa sekarang mengandung sedikit jumlah colloidal silica,
tetapi tidak mempengaruhi sifat-sifat dari komposit itu.
d. Resin Komposit Partikel Hibrid Ukuran Kecil
Untuk mendapatkan ukuran partikel yang lebih kecil daripada sebelumnya
telah dilakukan perbaikan metode dengan cara grinding kaca. Ini
menyebabkan kepada pengenalan komposit yang mempunyai partikel filler
dengan ukuran partikel kurang dari 1μm, dan biasanya berukuran 0.1-
1.0μm, yang biasanya dikombinasi dengan colloidal silica. Partikel filler
berukuran kecil memungkinkan komposit dipolish permukaannya sehingga
menjadi lebih rata dibanding partikel filler berukuran besar. Komposit ini
dapat mencapai permukaan yang lebih rata karena setiap permukaan kasar
yang dihasilkan dari partikel filler adalah lebih kecil dari partikel filler.

2. Cara Aktivasi
Cara aktivasi dari resin komposit dapat dibagi dua yaitu dengan cara aktivasi
secara khemis dan aktivasi mempergunakan cahaya.
a. Aktivasi secara khemis
Produk yang diaktivasi secara khemis terdiri dari dua pasta, satu yang
mengandungbenzoyl peroxide (BP) initiator dan yang satu lagi mengandung
aktivator aromatic amine tertier. Sewaktu aktivasi, rantai –O–O– putus dan
elektron terbelah diantara kedua molekul oksigen (O). Pasta katalis dan base
diletakkan di atas mixing pad dan diaduk dengan menggunakan instrument
plastis selama 30 detik. Dengan pengadukan tersebut, amine akan bereaksi
dengan BP untuk membentuk radikal bebas dan polimerisasi dimulai.
Adonan yang telah siap diaduk kemudian dimasukkan ke dalam kavitas
dengan menggunakan instrument plastis atau syringe.
b. Aktivasi mempergunakan cahaya
Sistem aktivasi menggunakan cahaya pertama kali diformulasikan untuk
sinar ultraviolet (UV) membentuk radikal bebas. Pada masa kini, komposit
yang menggunakan curing sinar UV telah digantikan dengan sistem aktivasi
sinar tampak biru yang telah diperbaiki kedalaman curing, masa kerja
terkontrol, dan berbagai kebaikan lainnya. Disebabkan kebaikan ini,
komposit yang menggunakan aktivasi sinar tampak biru lebih banyak
digunakan dibanding material yang diaktivasi secara khemis.
Komposit yang menggunakan aktivasi dari sinar ini terdiri dari pasta
tunggal yang diletakkan dalam syringe tahan cahaya. Pasta ini
mengandung photosensitizer, Camphorquinone (CQ) dengan panjang
gelombang diantara 400-500 nm danamine yang menginisiasi pembentukan
radikal bebas. Bila bahan ini, terkontaminasi sinar tampak biru (visible blue
light, panjang gelombang ~468nm) memproduksi fase eksitasi
dari photosensitizer, dimana akan bereaksi dengan amine untuk membentuk
radikal bebas sehingga terjadi polimerisasi lanjutan. Working time bagi
komposit tipe ini juga tergantung pada operator. Pasta hanya dikeluarkan
dari tube pada saat ingin digunakan karena terkena sinar pada pasta dapat
menginisiasi polimerisasi. Pasta diisi kedalam kavitas, disinar dengan sinar
biru dan terjadi polimerisasi sehingga bahan resin
mengeras. Camphorquinone(CQ) menyerap sinar tampak biru dan
membentuk fase eksitasi dengan melepaskan elektron
seperti amine  (dimetyhlaminoethyl methacrylate [DMAEMA]). Gambar “:”
menerangkan elektron tunggal yang diberikan oleh amine kepada grup
>C=O (ketone) didalam CQ. Setelah diaktivasi, CQ memisahkan atom
hidrogen daripada karbon-α yang bertentangan dengan grupamine dan
hasilnya adalah amine dan radikal bebas CQ. Radikal bebas CQ ini sudah
bersedia untuk diaktivasi.

2.3. Bagian Utama Resin Komposit


2.3.1. Reinforcement
Salah satu bagian utama dari komposit adalah reinforcement (penguat) yang
berfungsi sebagai penanggung beban utama pada komposit seperti contoh
serat. Serat (fiber) adalah suatu jenis bahan berupa potongan-potongan
komponen yang membentuk jaringan memanjang yang utuh. Serat dapat
digolongkan menjadi dua jenis yaitu :
a. Serat Alami
b. Serat Sintesis (serat buatan manusia)

A. Jenis-jenis serat
Jenis-jenis serat yang banyak tersedia untuk menggunakan komposit dan
jumlahnya hampir meningkat. Kekakuan spesifik yang tinggi (kekakuan
dibagi oleh berat jenisya) dan kekuata spesifik yang tinggi (kekuatan
dibagi oleh berat jenisnya) serat-serat tersebut yang disebut Advanced
Composit . pembahasan yang mendalam dari jenis-jenis serat dan cara-
cara pembuatannya dapat ditemukan dalam buku Chawla (1987).

2.3.2. Matriks
Matriks adalah fasa dalam komposit yang mempunyai bagian atau fraksi
volume terbesar (dominan). Matrik mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Mentransfer tegangan ke serat secara merata.
b. Melindungi serat dari gesekan mekanik.
c. Memegang dan mempertahankan serat pada posisinya.
d. Melindungi dari lingkungan yang merugikan.
e. Tetap stabil setelah proses manufaktur.
Sifat-sifat matrik :
a. Sifat mekanis yang baik.
b. Kekuatan ikatan yang baik.
c. Ketangguhan yang baik.
d. Tahan terhadap temperatur.

Menurut Gibson (1994) matrik dalam struktur komposit dapat dibedakan


menjadi:
A. Komposit Matrik Polimer (Polymer Matrix Composites – PMC)
Bahan ini merupajan bahan komposit yang sering digunakan, biasa disebut
polimer berpenguat serat (FRP – Fibre Reinforced Polymers or
Plastics).Bahan ini menggunakan suatu polimer berbahan resin sebagai
matriknya, dan suatu jenis serat seperti kaca, karbon dan aramid (Kevlar)
sebagai penguatannya. Komposit ini bersifat :
1. Biaya pembuatan lebih rendah
2. Dapat dibuat dengan produksi massal
3. Ketangguhan baik
4. Tahan simpan
5. Siklus pabrikasi dapat dipersingkat
6. Kemampuan mengikuti bentuk
7. Lebih ringan.

Jenis polimer yang sering digunakan (Sudira, 1985) :


1. Thermoplastic
Thermoplastic adalah plastik yang dapat dilunakkan berulang kali (recycle)
dengan menggunakan panas. Thermoplastic merupakan polimer yang akan
menjadi keras apabila didinginkan. Thermoplastic akan meleleh pada suhu
tertentu, melekat mengikuti perubahan suhu dan mempunyai sifat dapat balik
(reversibel) kepada sifat aslinya, yaitu kembali mengeras bila didinginkan.
Contoh dari thermoplastic yaitu Poliester, Nylon 66, PP, PTFE, PET, Polieter
sulfon, PES, dan Polieter eterketon (PEEK).
2. Thermoset
Thermoset tidak dapat mengikuti perubahan suhu (irreversibel). Bila sekali
pengerasan telah terjadi maka bahan tidak dapat dilunakkan kembali.
Pemanasan yang tinggi tidak akan melunakkan thermoset melainkan akan
membentuk arang dan terurai karena sifatnya yang demikian sering digunakan
sebagai tutup ketel, seperti jenis-jenis melamin. Plastik jenis thermoset tidak
begitu menarik dalam proses daur ulang karena selain sulit penanganannya
juga volumenya jauh lebih sedikit (sekitar 10%) dari volume jenis plastik yang
bersifat thermoplastic. Contoh dari thermoset yaitu Epoksida, Bismaleimida
(BMI), dan Poli-imida (PI).

2.4. Macam-Macam Komposit


Ditinjau dari unsur pokok penyusun komposit, maka komposit dapat dibedakan
menjadi beberapa macam, antara lain :
A. Komposit Lapis
Komposit lapis merupakan jenis komposit yang terdiri atas dua lapisan atau
lebih yang digabung menjadi satu dimana setiap lapisannya memiliki
karakteristik berbeda. Sebagai contoh adalah Polywood Laminated Glass yang
merupakan komposit yang terdiri dari lapisan serat dan lapisan matriks,
komposit ini sering digunakan sebagai bangunan.
B. Komposit Serpihan
Suatu komposit serpihan terdiri atas serpih-serpih yang saling menahan
dengan mengikat permukaan atau dimasukkan kedalam matriks. Sifat-sifat
khusus yang dapat diperoleh adalah bentuknya yang besar dan permukaannya
yang datar.
C. Komposit Partikel
Komposit yang dihasilkan dengan menempatkan partikel-partikel dan
sekaligus mengikatnya dengan suatu matriks bersama-sama. Contoh komposit
partikel yang sering dijumpai adalah beton, dimana butiran-butira pasir diikat
bersama dengan matriks semen.
D. Komposit Serat
Komposit serat yaitu komposit yang terdiri dari serat dan matriks. Komposit
jenis ini hanya terdiri dari satu lapisan. Serat yang digunakan dapat berupa
serat sintesis (asbes, kaca, boron) atau serat organik (selulosa, polipropilena,
polietilena bermodulus tinggi, sabut kelapa, ijuk, tandan kosong sawit, dll).
Berdasarkan ukuran seratnya, komposit serat dapat dibedakan menjadi
komposit berserat panjang dan diameternya sebesar <100mm serat pendek ini
dapat diorentasikan atau didistribusikan secara acak. Komposit serat panjang
lebih mudah diorientasikan dibanding serat pendek, akan tetapi komposit serat
pendek lebih memiliki rancang design lebih banyak.

2.5 Contoh Material Komposit

Sejumlah sistem klasifikasi telah digunakan untuk komposit berbasis resin. Jenis-
jenis resin komposit dapat dilihat berdasarkan ukuran partikel bahan pengisi,
polimerisasi, dan viskositas. Berikut adalah contoh material resin komposit.
(Powers, 2008)
2.5.1 Komposit tradisional(macrofiller)

Komposit tradisional sudah digunakan sejak akhir tahun


1960-an dan awal tahun 1970-an. Kemudian sudah mengalami
sedikit modifikasi selama bertahun- tahun. Komposit tradisional
disebut juga komposit konvesional/ komposit berbahan pengisi
makro/ ukuran partikel pengisi relatif besar. Bahan pengisi yang
sering digunakan untuk bahan komposit ini adalah quartz giling.
Resin komposit tradisional memiliki ukuran partikel relatif besar,
sekitar 8-12 µm. bahan ini mempunyai permukaan yang kasar dan
cenderung berubahwarna.
2.5.2 Komposit berbahan pengisi mikro (microfiller)

Untuk mengatasi masalah kekasaran permukaan pada resin


komposit tradisional, dikembangkan suatu bahan yang menggunakan
partikel silika koloidal sebagai bahan pengisi anorganik. Partikel
individu berukuran 0,04-0,4 µm. Karena memiliki ukuran filler yang
kecil komposit ini memiliki ikatan yang lemah sehingga kekuatannya
rendah, tetapi memiliki nilai estetis yang bagus dan permukaan yang
halus.

2.5.3 Komposithibrid

Komposit hibrid merupakan kombinasi dari dua komposit


dengan ukuran partikel yang berbeda. Ada dua jenis resin komposit.
Komposit mikrohibrid yaitu gabungan komposit tradisional dan
mikro. Rata-rata ukuran partikel komposit mikrohibrid adalah 0,4-,1
µm. Katagori bahan komposit ini dikembangkan dalam rangka
memperoleh kehalusan permukaan yang lebih baik daripada
komposit partikel kecil sehingga estetisnya setara dengan komposit
berbahan mikro. Sifat-sifat umum seperti sifat fisik dan mekanik dari
komposit mikrohibrid berada diantara bahan komposit tradisional
dan bahan pengisi mikro, sehingga mikrohibrid lebih unggul sifat-
sifatnya dibandingkan dengan komposit berbahan mikro. Sedangkan,
komposit nanohibrid merupakan gabungan dari komposit microfiller
dan komposit nanofiller, rata-rata berukuran 0,2-3 µm. Komposit
nanohibrid memiliki sifat fisik dan mekanis yang baik serta mudah
dipoles (permukaannyahalus).

2.5.4 Komposit Nanofiller

Komposit nanofiller memiliki filler yang tinggi, memiliki


estetis yang baik, serta kekuatan dan ketahanan yang hampir sama
dengan mikrofiller. Nanofiller memiliki partikel kecil dengan ukuran
rata-rata 0,02-0,1 µm.

2.6 Bahan Pembentuk Komposit

2.6.1 MatriksResin

Resin adalah komponen aktif kimia dalam komposit.


Bentuknya adalah monomer cair. Bisphenol-A-Glycidyl
Methacrylate (Bis-GMA), Urethane Dimethacrylate (UEDMA) dan
Trietilen Glycol Dimethacrylate (TEGDMA) merupakan
Dimetakrilat yang umum digunakan dalam resin komposit (Gambar
1). (Noort, 2007)

Gambar 1. Bis-
GMA
Kegunaan matriks resin ini adalah untuk membentuk ikatan
silang polimer yang kuat pada bahan komposit dan mengontrol
konsistensi pada resin komposit. Matriks resin mengandung
monomer dengan viskositas tingga (kental) yaitu BIS- GMA yang
disintesis melalui reaksi antara bisphenol A dan glycidyl
methacrylate oleh Bowen. Monomer dengan viskositas rendah juga
terkandung didalamnya yaitu TEGDMA dan UDMA. Matriks resin
memiliki kandungan ikatan ganda karbon reaktif yang dapat
berpolimerisasi bila terdapat radikalbebas. (Noort, 2007)

UEDMA

TEGDMA

Gambar 2.
UEDMA dan
TEGDMA
2.6.2 Partikel Bahan Pengisi(Filler)

Partikel bahan pengisi (filler) adalah material anorganik yang


ditambahkan pada matriks resin. Partikel bahan pengisi yang benar-
benar berikatan dengan matriks akan meningkatkan sifat bahan
matriks, sifatnya seperti mengurangi pengerutan ketika terjadi
polimerisasi matriks resin, mengurangi penyerapan air dan ekspansi
koefisien panas, dan meningkatkan sifat mekanis seperti kekuatan,
kekakuan, kekerasan, dan ketahanan abrasi atau pemakaian. Filler
yang digunakan dalam resin komposit adalah partikel silika
anorganik. Faktor-faktor yang penting lainnya yang menentukan
sifatdan aplikasi klinis komposit adalah jumlah bahan pengisi yang
ditambahkan, ukuran partikel dan distribusinya, radiopak, dan
kekerasan. (Powers, 2008)

Berdasarkan ukuran partikel filler, komposit dibagi menjadi


empat yaitu macrofiller, microfiller, hybrid, nanofiller. Makin besar
ukuran partikel maka ikatannya makin lemah dan mudah terjadi
abrasi ketika makan, minum atau penyikatan gigi, menyebabkan
yang tertinggal hanyalah resin matriks sehingga permukaan
menjadikasar. (Powers, 2008)

Partikel bahan pengisi umumnya berupa quartz atau kaca


dengan ukuran partikel berkisar antar 0,1-100 µm yang diperoleh
dengan penggilingan dan silika dengan ukuran koloidal ± 0,04 µm
yang secara kolektif disebut bahan pengisi mikro dan diperoleh dari
proses pirolitik atau pengendapan. (Powers, 2008)

2.1.1.1 BahanCoupling

Matriks resin dan partikel bahan pengisi yang saling


berikatan memungkinkan matriks polimer lebih fleksibel dalam
meneruskan tekanan ke partikel pengisi yang lebih kaku. Ikatan
antara keduanya diperoleh dengan adanya bahan coupling yaitu
bahan interfasial yang menyatukan matriks resin dan filler, bahan ini
berfungsi untuk mengikat filler ke matriks dan juga sebagai bahan
stress absorber yang akan meneruskan tekanan dari matriks ke
partikel pengisi. (Phillip, 2007)

Adapun kegunaannya yaitu untuk meningkatkan sifat


mekanis dan fisik resin dan untuk menstabilkan hidrolitik dengan
pencegahan air. Ikatan ini akan berkurang ketika komposit menyerap
air dari penetrasi bahan pengisi resin. Bahan pengikat yang paling
sering digunakan adalah organosilanes (3-metoksi-profil-
trimetiksilane) (Gambar 3). Selain itu, zirconates dan titanates juga
sering digunakan. (Phillip, 2007)

Gambar 3. 3- Methacryloxypropyltrimethoxysilane.

2.7. Keuntungan dan Kerugian Resin Komposit


Perawatan karies gigi salah satunya dapat dilakukan restorasi dengan
menggunakan resin komposit. Penggunaan resin komposit tentu memiliki
keuntungan dan kerugiannya. Keuntungan penggunaan resin komposit adalah
warnanya yang mirip dengan gigi sehingga resin komposit mempunyai estetik
yang baik. Resin komposit tidak hanya digunakan untuk menutup karies, tetapi
juga digunakan untuk memperbaiki penampilan gigi dengan mengubah warna gigi
atau membentuk anatomi gigi.Resin komposit merupakan bahan restoratif yang
memiliki kemampuan baik untuk mengikat enamel sehingga dapat mendukung
struktur gigi yang tersisa dimana dapat mencegah kerusakan dan melindungi gigi
dari perubahan temperatur yang berlebihan.Bahan resin komposit termasuk bahan
yang aman digunakan. Reaksi alergi akibat penggunaan bahan resin komposit
sangat sedikit.
Selain keuntungan yang dimiliki resin komposit, namun kekurangan dari
resin komposit pun ada.warna resin komposit dapat berubah secara perlahan jika
pasien minum teh, kopi ataupun makanan yang mengandung zat pewarna. Setelah
prosedur perawatan selesai, gigi pasien dapat mengalami sensitif. Sensitifitas yang
dihubungkan dengan restorasi resin komposit dilaporkan sekitar 10 % dari total
keseluruhan restorasi. Hal ini disebabkan oleh adanya celah mikro / microleakage
yang dapat menyebabkan bakteri yang merangsang internal stress. Sensitifitas
tersebut dapat diatasi dengan cara melakukan prosedur inkremental, isolasi yang
baik, dan menggunakan basis untuk melindungi pulpa.

2.8. Kegunaan Resin Komposit


Resin komposit merupakan bahan restoratif yang digunakan untuk menumpat gigi
yang mengalami karies gigi, selain itu resin komposit dapat digunakan
sebagaibahan logam dan jembatan (prosthodontic resin),sebagai pasak,sebagai
semen pada orthodontic brackets, maryland bridges, ceramic crown, inlay, onlay,
dan sebagaipit dan fisur sealant,serta dapat memperbaiki restorasi porselen yang
rusak.

Philips, Kenneth J. Anusavice. Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi 10 ed.
Jakarta : EGC, 2003
William, J.C.,2003. Progress in Structural Materials for Aerospace Systems
(ed.51st). Acta Materialia.
Diharjo K., Jamasri, Soekrisno R., Rochardjo H.S.B., 2008. Kajian Sifat Fisis-
Mekanis dan Akustik Komposit Sandwich Serat Kenaf-Polyester Dengan
Core kayu Sengon Laut. Jurusan Teknik Mesin dan IndustriFT-UGM :
Yogyakarta.
Daniel, 2007. Karakteristik Komposit Berpenguat Serat Bambu dan Serat Gelas
Sebagai alternative bahan baku Industri. Jurusan Teknik Fisika FTI ITS :
Surabaya.
Agus, 2012. Karakteristik Komposit Karbon-Karbon Berbasis Limbah Organik
Hasil Proses Tekan Panas. FT – Departemen Teknik Metalurgi dan
Material
Kekhususan Komposit UI : Depok.
Rimbun Turnip, 2010. Penggunaan Komposit. FT UI : Depok.
Sudarsono, 2012. Kajian Sifat Mekanik Material Komposit Propeler Kincir Angin
Standar NACA 4415 Modifikasi. Jurusan Teknik Mesin Institut
Sains&Teknologi AKPRIND : Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai