Disusun Oleh :
Disusun Oleh :
i
PENGARUH PERUBAHAN KADAR AIR TERHADAP
KUAT GESER TANAH LEMPUNG
YUSI SULASTRI
NPM. 1531403
Menyetujui,
Pembimbing
ii
PENGARUH PERUBAHAN KADAR AIR TERHADAP
KUAT GESER TANAH LEMPUNG
YUSI SULASTRI
NPM. 1531403
Pembimbing
Penguji,
iii
ABSTRAK
Kuat geser tanah adalah kemampuan tanah melawan tegangan geser yang
timbul dalam tanah. Dalam hal ini tanah dipandang sebagai bahan konstruksi,
misalnya saja pada longsoran tanah. Longsoran adalah luncuran atau gelinciran
atau jatuhan dari massa batuan atau tanah atau campuran keduanya dari elevasi
yang lebih tinggi menuju elevasi yang lebih rendah. Kelongsoran sendiri terjadi
karena pergerakan tanah untuk mencari keseimbangan atau kestabilan daya
dukung Tanah, karena tanah mengalami penambahan tegangan geser yang lebih
besar dari kuat geser tersebut.
Perubahan kuat geser tanah umumnya sangat tergantung pada kadar
airnya. Semakin tinggi kadar air dapat menyebabkan semakin rendahnya kuat
geser tanah. Oleh karena itu, pada penelitian ini penulis menguji perubahan
kadar air terhadap kuat geser. Pengujian dilakukan di Laboratorium dengan
jenis tanah lempung kelanauan yang terdiri dari 2 sifat pengujian yaitu pengujian
sifat – sifat fisik tanah (Berat Jenis, Atteberg Limit, Analisa Ukuran Butir) dan
sifat mekanis (Kuat Tekan Bebas).
Pengujian kuat tekan bebas dilakukan dengan variasi kadar air yaitu :
= 30%, = 40%, dan = 50% serta terdiri dari lima macam berat isi yaitu :
γ = 1.3 t/m3, γ = 1.4 t/m3, γ = 1.5 t/m3, γ = 1.6 t/m3 dan γ = 1.7 t/m3.
Dari hasil pengujian dilaboratorium dapat di aplikasikan pada lereng
terasering, sehingga akan didapat pada kadar air berapa persen, lereng tersebut
mulai menyebabkan kelongsoran. Oleh karena itu hasil – hasil di atas dapat
disimpulkan sebagai pendeteksian awal terjadinya kelongsoran sehingga
pengembangannya pada pembuatan suatu alat berupa alarm kelongsoran.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Tugas
Akhir dengan judul “Pengaruh Perubahan Kadar Air Terhadap Kuat Geser
Tanah Lempung ”, tepat pada waktunya.
Laporan Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan pada
semester VIII, yang diwajibkan kepada mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Sekolah
Tinggi Teknologi Mandala (STT Mandala). Serta sebagai dasar evaluasi yang
berdasarkan hasil-hasil kegiatan perkuliahan yang telah dijalani dan sebagai
tambahan pengetahuan bagi penyusun sendiri.
Penulisan laporan ini dapat diselesaikan tidak lepas dari bimbingan,
arahan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan
kali ini, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak
yang terkait dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini, yaitu kepada :
1. Suami dan anakku tercinta, yang senantiasa memberikan kasih sayang,
motivasi, doa, arahan dan bimbingan, serta dukungan moril, materil,
maupun spiritual.
2. Orang tua dan Saudara-saudara penulis sekeluarga tercinta terima kasih
atas doa dan dukungannya.
3. Bapak. Prof. Dr. H. Dwiyono, MT. selaku Ketua Sekolah Tinggi
Teknologi Mandala (STT MANDALA)
4. Ibu Hetty Fadriani, ST., MT. selaku Ketua Prodi Jurusan Teknik Sipil
Sekolah Tinggi Teknologi Mandala (STT MANDALA).
5. Bapak Djuwadi, Drs.,MT. selaku pembimbing yang telah memberikan
arahan dan masukan kepada penulis pada saat penulisan Laporan Tugas
Akhir.
v
6. Bapak/ibu selaku penguji yang telah memberikan arahan dan masukannya
kepada penulis.
7. Pihak-pihak lain yang telah banyak membantu, yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu, atas segala kebaikan dan bantuannya selama ini.
Semoga ALLAH SWT membalas segala kebaikan dengan pahala yang
berlipat.
Akhir kata penulis berharap agar laporan ini dapat bermanfaat dan dapat
memberikan sumbangan ilmu pengetahuan bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya. Penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan
dimasa yang akan datang. Atas segala perhatiannya, penulis mengucapkan terima
kasih.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
ii
LEMBAR PENGESAHAN
iv
ABSTRAK v
vii
KATA PENGANTAR
ix
DAFTAR ISI x
xi
DAFTAR ISTILAH
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN xii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Maksud dan Tujuan 1
1.3. Ruang Lingkup 2
1.4. Metodologi 2
1.5. Sistematika Penulisan 4
vii
4.1.1. Data Pengujian Sifat – Sifat Fisis Tanah 31
4.1.2. Data Pengujian Sifat Mekanis Tanah (Kuat Tekan Bebas) 31
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN : Lampiran Hasil-Hasil Pengujian
Lampiran Aplikasi Lereng Terasering
DAFTAR ISTILAH
Lanau adalah butiran tanah yang memiliki ukuran antara 0.002 mm – 0.05 mm.
Lempung adalah butiran tanah yang memiliki ukuran < 0.002 mm.
Kadar Air Tanah merupakan air dibawah permukaan tanah dimana rongga – rongga di
dalam tanah berada, pada hakikatnya terdiri dari air.
Kuat Geser merupakan kemampuan tanah melawan tegangan geser yang timbul dalam
tanah.
viii
Lereng Terasering adalah bangunan konservasi tanah dan air secara mekanis yang dibuat
untuk memperpendek panjang lereng dan atau memperkecil kemiringan lereng dengan
jalan penggalian dan pengurugan tanah melintang lereng.
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
Pengujian Sifat – Sifat Fisis Tanah
LAMPIRAN 2
Pengujian Sifat Mekanis Tanah
LAMPIRAN 3
Aplikasi Lereng Terasering
xi
SEMINAR TUGAS AKHIR
BAB I
PENDAHULUAN
1.4. Metodologi
Dalam pelaksanaannya penyusun akan melakukan pengambilan material/tanah
di Plered Purwakarta. Metodologi yang dilakukan dalam pengujian dengan cara:
1. Observasi lapangan, pengambilan sampel dan pengujian di laboratorium.
2. Studi/literatur:
o Laporan Penelitian Tentang Kelongsoran Tanah
o Standar Nasional Indonesia (SNI) Departemen Pekerjaan Umum
o Modul Laboratorium Uji Tanah.
3. Diskusi dengan dosen pembimbing.
Pengujian terdiri terdiri dari 2 (dua) sifat, yaitu sifat fisik dan sifat mekanis.
a. Pengujian sifat-sifat fisik :
Berat Jenis Tanah
Batas-batas Atterberg
Analisa Ukuran Butir Tanah – Hidrometer
Klasifikasi Tanah dengan sistem AASHTO
b. Pengujian sifat mekanis :
Kuat Tekan Bebas
Langkah-langkah Pelaksanaan Teknis Pengujian :
1. Mulai
2. Persiapan
3. Mengambil contoh/sampel tanah
4. Pengujian sifat-sifat fisik tanah didapatkan jenis tanah
40
50
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Compresibility, C Classification
Berdasarkan uji lapangan, lempung lunak secara fisik dapat diremas dengan
mudah oleh jari-jari tangan. Toha (1989) menguraikan sifat umum lempung lunak
seperti dalam Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Sifat-sifat umum lempung lunak (Toha, 1989)
No Parameter Nilai
4. Pengaruh air
Air pada mineral – mineral lempung mempengaruhi flokulasi dan disperse yang terjadi
pada partikel lempung. Untuk meninjau karakteristik tanah lempung maka perlu
diketahui sifat fisik atau Index Properties dari tanah lempung tersebut, yaitu:
a. Batas – batas Atterberg (Atterberg Limits)
Atterberg telah meneliti sifat konsistensi mineral lempung pada kadar air yang
bervariasi yang dinyatakan dalam batas cair, batas plastis, dan batas susut. Ada tiga
jenis mineral lempung yang diteliti, yaitu: montmorillonite, illite, dan kaolinite.
Hasil penelitian tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.4 Nilai Specific Gravity untuk tiap mineral tanah lempung (Mitchell, 1976)
d. Komposisi Tanah
Angka pori, kadar air, dan berat volume kering pada beberapa tipe tanah
lempung dapat dilihat pada Tabel 2.6.
Tabel 2.5 Nilai angka pori, kadar air, dan berat volume kering pada tanah lempung
(Mitchell, 1976)
Kadar air dalam Berat volume
Tipe Tanah Angka Pori, e keadaan jenuh kering (kN/m3)
Lempung kaku 0,6 21 17
Lempung lunak 0,9 – 1,4 30 – 50 11,5 – 14,5
Lempung organik lembek 2,5 – 3,2 30 – 120 6-8
Kesimpulannya adalah tanah kohesif seperti lempung memiliki perbedaan yang cukup
mencolok terhadap tanah non kohesif seperti pasir. Perbedaan tersebut adalah:
Tahanan friksi tanah kohesif < tanah non kohesif
Kohesi Lempung > tanah granular
Permeability lempung < tanah berpasir
Pengaliran air pada lempung lebih lambat dibandingkan pada tanah berpasir
Perubahan volume pada lempung lebih lambat dibandingkan pada tanah granular.
Tanah Berbutir
Klasifikasi Umum
(Lebih dari 35% dari seluruh contoh tanah lolos ayakan No. 200)
Klasifikasi kelompok A-4 A-5 A-6 A-7, A-7-5*, A-7-6+
Analisis Ayakan
(% lolos)
No. 10
No. 40
No. 200
Min 36 Min 36 Min 36 Min 36
Berat Jenis (Gs) tidak berdimensi. Berat jenis dari berbagai jenis tanah
berkisar antara 2,65 sampai 2,75 biasanya digunakan untuk tanah-tanah tak
berkohesi. Sedangkan tanah kohesi tak organik berkisar di antara 2,68 sampai 2,72.
nilai-nilai berat jenis dari berbagai jenis tanah diberikan dalam Tabel 2.4.
(Hardiyatmo, 1992)
(Sumber : Hardiyatmo,1992)
b. Batas-batas Konsistensi
Apabila tanah berbutir halus mengandung mineral lempung, maka tanah
tersebut dapat diremas-remas (remolded) tanpa menimbulkan retakan. Sifat kohesi
ini disebabkan karena adanya air yang teresap di sekeliling permukaan dari partikel
lempung. (Braja M,1991)
Cara untuk menggambarkan batas-batas kosistensi sari tanah berbutir halus
dengan mempertimbangklan kandungan kadar airnya. Batas-batas tersebut yaitu :
Batas Cair (Liquid Limit)
Batas cair (LL), didefinisikan sebagai kadar air tanah pada batas antara keadaan
cair dan keadaan plastis, yaitu batas atas dari daerah plastis.
Batas Plastis (Plastic Limit)
Batas plastis (PL), didefinisikan sebagai kadar air, dinyatakan dalam persen,
dimana tanah apabila digulung sampai dengan diameter 0,125 in (3,2 mm)
menjadi retak-retak. Batas plastis merupakan batas terendah dari tingkat
keplastisan suatu tanah.
Batas Susut (Shrinkage Limit)
Batas susust (SL), didefinisikan sebagaai kadar air pada kedudukan antara daerah
semipadat dan padat, yaitu persentase kadar air di mana pengurangan kadar air
selanjutnya tidak mengakibatkan perubahan volume tanahnya.
PI = LL – PL
Dimana :
JURUSAN TEKNIK SIPIL
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MANDALA (STT MANDALA) 14
SEMINAR TUGAS AKHIR
Menentukan distribusi ukuran butir (gradasi) tanah sesuai dengan jenis ukuran butir
tanah. Cara menganalisa ukuran butir tanah dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu :
1. Analisa ayakan
Analisa ayakan adalah mengayak dan menggetarkan contoh tanah melalui satu set
ayakan dimana lubang-lubang ayakan tersebut makin kecil makin berurutan .
2. Analisa Hydrometer
Analisa hidrometer didasarkan pada prinsip sendimentasi (pengendapan) butir-butir
tanah dalam air. Bila suatu contoh dilarutkan dalam air, partikel-partikel tanah akan
mengndap dengan kesepakatan yang berbeda-beda tergantung pada bentuk, ukuran
dan berat tanah sendiri.
3. Analisa Gabungan.
Merupakan analisa dari gabungan antara analisa ayak dengan analisa hidrometer.
Skema alat hydrometer tersebut adalah sebagai berikut :
Hidrometer
qu Konsistensi
(kg/cm2)
<6 Sangat Lunak
6-12 Lunak
12-24 Menengah
24-45 Kaku
Kuat Geser Tanah adalah kemampuan tanah melawan tegangan geser yang
timbul dalam tanah. Dalam hal ini tanah dipandang sebagai bahan konstruksi,
contohnya : Analisis Stabilitas Lereng, Menentukan Daya Dukung Tanah, dan
Menghitung Tekanan Tanah Aktif dan Pasif.. Jika terjadi pergeseran didalam tanah
misalnya longsoran lereng maka terjadi pergeseran antara tanah dengan tanah.
Yang melawan adalah kuat geser tanah, yang terdiri atas :
1. Gesekan Intern : Gesekan antara tanah dengan tanah, sudut geseknya adalah
sudut gesek intern = Ф. Terjadi pada tanah butir kasa.
2. Kohesi c Lekatan antara tanah dengan tanah terjadi pada tanah butir halus.
Untuk tanah campuran antara tanah butir kasar dan butir halus, kuat geser
tanah berupa kombinasi kohesi dan gesekan dan berlaku hokum coulomb.
Tanah butir kasar sering disebut tanah non kohesif. Tanah butir halus sering
disebut tanah kohesif (khusunya lempung) Ф dan c disebut parameter kuat geser
tanah. Menentukan Ф dan c dilaboratorium ada beberapa cara antara lain
1. Cara geser langsung (Direct Shear Test)
2. Cara Kuat Tekan Bebas (Unconfined Compression Test)
3. Cara Triaksial (Triaxial Test)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metodologi
Metodologi yang digunakan dalam pengujian ini adalah adalah seperti yang
tercantum dalam tabel berikut:
Tabel 3.1 Metodologi Penelitian
Jenis
No. Penjelasan
Pengujian
1. Bertujuan sebagai data awal atau data pendukung untuk
Pengujian
menentukan dan mengklasifikasikan jenis tanah yang kita
Sifat – Sifat
uji. Adapun pengujiannya : Berat Jenis, Batas-batas
Fisis Tanah
Atterberg, dan Analisa Ukuran Butir.
2. Pengujian Bertujuan untuk menentukan besarnya nilai-nilai kuat geser
Sifat dan kadar air. Adapun pengujiannya : Kuat Tekan Bebas
Mekanis
Tanah
a. Peralatan
Piknometer 100 cc
Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
Oven
Disikator vakum
Alat penumbuk tanah
Saringan No.40
Bak pengatur temperature
Thermometer
Aquadest
b. Langkah Kerja
Tanah kering oven 100 gram, kemudian (ditumbuk) dan disaring dengan
ayakan No.40
Piknometer ditimbang (W1)
Contoh tanah dimasukkan kedalam piknometer kemudian ditimbang (W 2
= berat piknometer + contoh tanah)
Masukkan aquadest(1/3 tinggi piknometer) kemudian masukkan kedalam
dissikator vakum dan perhatikan sampai semua udara yang ada dalam
piknometer keluar (digoyang-goyangkan)
Tambahkan aquadest sampai penuh, dengan catatan contoh tanah tidak
terganggu (terbongkar). Tutup piknometer kemudian masukkan kedalam
bak pengatur dan ukur temperaturnya (T1).
Bagian luar dari piknometer dikeringkan, kemudian ditimbang (W3)
Piknometer dikosongkan dan dicuci sampai bersih, kemudian diisi
aquadest sampai penuh.
Masukkan kedalam bak pengatur temperatur. Temperatur harus sama
dengan temperatur pada langkah ke-5 (T2), kemudian ditimbang (W4).
2) Pengujian Batas-Batas Atterberg
Tanah asli dijemur di bawah panas matahari selama ± 1 minggu atau
setelah tanah itu terlihat benar-benar kering dan siap untuk ditumbuk lalu disaring
untuk persiapan pengujian batas-batas atterberg. Tujuan dari pengujian ini adalah
menentukan harga batas cair (liquid limits) dari suatu contoh tanah, menentukan
harga batas plastis (plastis limits) dari suatu contoh tanah, menentukan harga
susut (shringkage limits) dari suatu contoh tanah. Adapun peralatan yang
dibutuhkan dan langkah kerja yang kami lakukan adalah sebagai berikut :
a. Peralatan
Alat batas cair Casagrande yang terdiri dari :
Cawan batas cair
Alat pencoak (Groving Tool)
Pelat kaca
Spatula
Krus kadar air
Timbangan (ketelitian 0,01 gr)
Dissikator
Oven
b. Langkah Kerja
A. Batas Cair
Siapkan 4 buah krus kadar air.
Contoh tanah yang lolos saringan No.40 sebanyak 500 gr diaduk
diatas pelat kaca, sambil ditambah aquadest, hingga benar-benar
homogen.
Atur tinggi jatuh dari cawan batas cair 1 cm.
Masukkan contoh tanah ke dalam cawan, aduk lagi dengan spatula,
kemudian ratakan permukaannya sehingga diperoleh ketebalan bagian
tengahnya 1 cm.
Tekan alat pencoak tegak lurus terhadap permukaan cawan, dati
belakang ke muka, sehingga contoh tanah terbelah menjadi dua bagian.
Lakukan pengetukan dengan memutar engkol dari alat casagrande,
hingga bagian tengah dari coakan menyatu sepanjang 0.5 inci (1,25
cm), hal ini dapat dikontrol dengan tangkai alat pencoak, dan catat
jumlah ketukannya. Pada percobaan pertama ini, diusahakan untuk
mendapatkan jumlah ketukan antara 40 – 50. Bila lebih dari 50 ketukan
B. Batas Plastis
Contoh tanah yang lolos saringan No.40, diaduk di atas pelat kaca
hingga benar-benar homogen. Bila perlu ditambahkan kadar airnya.
Siapkan 2 buah krus kadar air.
JURUSAN TEKNIK SIPIL
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MANDALA (STT MANDALA) 25
SEMINAR TUGAS AKHIR
Mixer
Stop watch
Thermometer
Analisa Saringan
Seperangkat Saringan
Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
Oven, Container/cawan
Sikat/kuas, Mixer
Mortar dan Pengaduk Karet
b. Langkah Kerja :
Analisa Hidrometer
Contoh tanah kurang lebih 100 gram dioven sampai kering.
Contoh tanah kering ditimbang sebanyak 50 gram, masukkan ke dalam
cawan / mangkok, diberi air suling dan dispension agent secukupnya,
sambil diaduk, kemudian didiamkan selama 24 jam.
Siapkan 2 buah gelas ukur (jar) yang sudah dikalibrasi. Gelas ukur I diisi
dengan air suling sampai 1000 cc dan masukkan hydrometer ke dalamnya
(kecuali waktu pembacaan, hydrometer harus tetap berada di gelas ukur I
dan gelas ukur II disiapkan untuk tempat suspensi).
Contoh tanah dimasukkan ke dalam cawan kemudian diaduk selama 10
menit.
Setelah diaduk, suspensi langsung dimasukkan ke dalam gelas ukur II,
kemudian tambahkan air suling hingga suspensi menjadi 1000 cc.
Siapkan Stop Watch dan catat pembacaan.
Tutuplah gelas ukur, dengan telapak tangan dan kocok suspensi tersebut
dengan cara membolak-balikan gelas ukurnya, hingga contoh tanah tidak
ada yang mengendap di dasar gelas ukur.
Letakkan gelas ukur, segera masukkan hydrometer kedalam suspensi dan
langsung dibaca pada waktu : 0, ¼ , ½ , 1 dan 2 menit tanpa
memindahkan hidrometer, serta diukur temperaturnya.
peralatan yang dibutuhkan dan langkah kerja yang kami lakukan adalah sebagai
berikut :
a. Peralatan
Satu Set Mesin Kuat Tekan Bebas
Ring Pencetak Benda Uji beserta Alat pemadat benda uji berupa silinder.
Timbangan dengan Ketelitian 0,1 gram
Jangka Sorong / Mistar
Stop Watch
Kunci dan skrup
b. Langkah Kerja
1. Contoh tanah dengan kadar air optimum ditimbang dengan berat yang telah
ditentukan.
2. Contoh tanah dibagi menjadi Lima bagian yang sama, Masing – masing
bagian dipadatkan dalam ring pencetak hingga diperoleh kepadatan yang
merata dengan volume dan ukuran yang sama.
3. Contoh tanah dikeluarkan, kemudian ditimbang
Pengujian :
1. Contoh tanah dipasang pada rangka beban dan diatur hingga sentris
terhadap dongkraknya
2. Pasang proving ring dan dial pengukur regangan dan distel pada nol
standard
3. Tentukan kecepatan regangan, 1% / menit
4. Mulai diadakan penekanan hingga terjadi keruntuhan sambil dikontrol /
dicatat pembebanannya pada setiap interval regangan tertentu
5. Setelah runtuh, contoh tanah dikeluarkan dan digambar bentuk
keruntuhannya
Catatan : Keruntuhan diketahui bila :
a. Pembacaan pada proving ring menurun
b. Bacaan tiga kali berturut – turut sama
c. Diambil regangan maksimum 20 %
.
BAB IV
DATA DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Das, Braja M., Endah, Noor, Mochtar, Indrasurya B., Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip
Rekayasa Geoteknis) Jilid 1, 1985, Erlangga, Jakarta.
Das, Braja M., Endah, Noor, Mochtar, Indrasurya B., Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip
Rekayasa Geoteknis) Jilid 2, 1985, Erlangga, Jakarta.
th
Das, Braja M., Principles of Foundation Engineering 4 Edition,1998, PWS Publishing,
Pacific Grove.
th
Das, Braja M., Principles of Geotechnical Engineering 5 Edition,2002, PWS Publishing,
Pacific Grove.
Lambe, William T., Whitman, Robert V., Soil Mechanics, 1969, John Willey & Sons,
Inc., New York.
Clayton, C.R.I., Milititsky, J., Earth Pressure and Earth Retaining Structures, 1986,
Surrey University Press, Glasgow and London.
Bowles, Joseph E., Analisis dan Desain Pondasi Edisi Keempat Jilid 1, 1988, Erlangga,
Jakarta.
Craig, R.F., Susilo, Budi., Mekanika Tanah Edisi Keempat, 1994, Penerbit Erlangga,
Jakarta.