Anda di halaman 1dari 3

TUGAS INDIVIDU

“KONSEP KEPERAWATAN MATRA LAUT”


DOSEN M.K : A.Miftahul khair,S.Kep.,Ns.,M.Kep
MATA KULIAH : Kesehatan Matra Laut

Di susun oleh :
Nama : SARI SAHABUDIN
Tingkat : 3C

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU
PRODI KEPERAWATN MSOHI
TAHUN 2018 / 2019
KONSEP KEGAWATDARURATAN PADA KORBAN TENGGELAM

A. DEFENISI TENGGELAM

Tenggelam adalah kematian yang di sebabkan mati lemas (kekurangan napas) Ketika
cairan menghalangi kemampuan tubuh untuk menyerap oksigen dari udara hingga
menyebabkan asfiksia. Penyebab utama kematian adalah hipoksia dan asidosis yang
mengakibatkan henti jantung.

Kejadian tenggelam dibagi menjadi dua: tenggelam fatal dan non-fatal. Bila korban segera
ditolong sehingga proses tenggelam terhenti, maka kejadian tersebut disebut sebagai
tenggelam nonfatal. Sedangkan bila korban berakhir dengan meninggal akibat proses
tenggelam, maka kejadian tersebut disebut sebagai tenggelam fatal.

Faktor risiko terjadinya tenggelam adalah laki-laki, usia kurang dari 14 tahun, penggunaan
alkohol, tingkat ekonomi rendah, tinkat pendidikan rendah, penduduk desa (rural), paparan
air, atau memiliki kebiasaan yang berisiko tenggelam (memancing di laut, dsb).

Saat korban yang mengalami tenggelam tidak dapat mempertahankan jalan napasnya agar
bebas cairan, maka air akan masuk ke dalam mulut secara sponta dan akan dimuntahkan
atau ditelan. Kemudian korban secara sadar akan menahan napas, namun hal ini tidak akan
lebih dari 1 menit.

Ketika keinginan bernapas tidak dapat ditahan, maka air akan teraspirasi masuk ke jalan
napas diikuti refleks batuk. Kadang-kadang dapat terjadi spasme laring yang segera
berakhir saat terjadi hipoksia otak. Jika korban tidak segera ditolong, air akan terus
teraspirasi masuk ke jalan napas dan terjadinya hipoksia akan menyebabkan penurunan
kesadaran dan apnea, gangguan irama jantung yang terjadi biasanya takikardia yang diikuti
brdikardia, pulseless electrical activity (PEA), dan akhirnya asistol.Proses tenggelam dari
awal terendam atau terisinya jalan napas oleh air hingga korban mengalami henti jantung
umumnya dalam hitungan detik hingga beberapa menit. Sehingga lama waktu pasien
mengalami proses tenggelam akan menentukan prognosisnya
B. PENATALAKSANAAN PASIEN TENGGELAM
Penatalaksanaan Korban Tenggelam
1. Penanganan pada korban tenggelam dibagi dalam tiga tahap, yaitu: 1.
Bantuan Hidup Dasar
Penanganan ABC merupakan hal utama yang harus dilakukan, dengan
fokus utama pada perbaikan jalan napas dan oksigenasi buatan, terutama pada
korban yang mengalami penurunan kesadaran.
Bantuan hidup dasar pada korban tenggelam dapat dilakukan pada saat korban
masih berada di dalam air.

2. Prinsip utama dari setiap penyelamatan adalah mengamankan diri


penyelamat lalu korban, karena itu, sebisa mungkin penyelamat tidak perlu
terjun ke dalam air untuk menyelamatkan korban.
3. Namun, jika tidak bisa, penyelamat harus terjun dengan alat bantu apung,
seperti ban penyelamat, untuk membawa korban ke daratan sambil
melakukan penyelamatan.

4. Cedera servikal biasanya jarang pada korban tenggelam, namun imobilisasi


servikal perlu dipertimbangkan pada korban dengan luka yang berat.
5. Penilaian pernapasan dilakukan pada tahap ini, yang terdiri dari tiga langkah,
yaitu:  Look, yaitu melihat adanya pergerakan dada  Listen, yaitu
mendengarkan suara napas  Feel, yaitu merasakan ada tidaknya
hembusan napas Penanganan pertama pada korban yang tidak sadar dan
tidak bernapas dengan normal setelah pembersihan jalan napas yaitu
kompresi dada lalu pemberian napas buatan dengan rasio 30:2.
6. Terdapat tiga cara pemberian napas buatan, yaitu mouth to mouth, mouth to
nose, mouth to mask, dan mouth to neck stoma.

Anda mungkin juga menyukai