DASAR HUKUM PENANGGULANGAN BENCANA DI INDONESIA – Undang Undang nomor 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana – Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 tahun 2008 tentang penyelenggaraan penanggulangan bencana – Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 22 tahun 2008 tentang pendanaan dan pegelolaan bantuan bencana – Peraturan Pemerintah RepublikIndonesia Nomor 23 tahun 2008 tentang peran serta lembaga internasional dan lembaga asing non pemerintah dalam penanggulangan bencana – Peraturan Presiden nomor 8 tahun 2008 tentang Badan Penanggulangan Bencana Nasional – Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 44 tahun 2012 tentang dana darurat – Instruksi Presiden Republik Indonesia nomor 4 tahun 2012 tentang penanggulangan bencana banjir dan tanah longsor LANJUTAN – Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12/MENKES/SK/I/2002 tentang pedoman koordinasi penanggulangan bencana di lapangan – Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 066 tahun 2006 tentang pedoman manajemen sumber daya manusia kesehatan dalam penanggulangan bencana – Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 783 tahun 2008 tentang regionalisasi pusat bantuan penanganan krisis kesehatan akibat bencana – Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia 059/MENKES/SK/I/2011 tentang pedoman pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan pada penanggulangan bencana – Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana nomor 10 tahun 2008 tentang pedoman komando tanggap darurat bencana – Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia nomor 131 tahun 2003 tentang pedoman penanggulanganbencana dan penangangan pengungsi di daerah MANAJEMEN PENANGGULANGAN BENCANA PADA FASE PASCA BENCANA 1. FASE PEMULIHAN – Tahap pemulihan meliputi tahap rehabilitasi dan rekonstruksi. – Upaya yang dilakukan pada tahap rehabilitasi adalah untuk mengembalikan kondisi daerah yang terkena bencana yang serba tidak menentu ke kondisi normal yang lebih baik, agar kehidupan dan penghidupan masyarakat dapat berjalan kembali. LANJUTAN
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi:
a. Perbaikan lingkungan daerah bencana; b. Perbaikan prasarana dan sarana umum; c. Pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat; d. Pemulihan sosial psikologis; e. Pelayanan kesehatan; LANJUTAN
f. Rekonsiliasi dan resolusi konflik;
g. Pemulihan sosial, ekonomi, dan budaya; h. Pemulihan keamanan dan ketertiban; i. Pemulihan fungsi pemerintahan; dan j. Pemulihan fungsi pelayanan publik MANAJEMEN PENANGGULANGAN BENCANA PADA FASE PASCA BENCANA 2. FASE REKONTRUKSI – Jangka waktu fase rehabilitasi/rekonstruksi tidak dapat ditentukan, namun ini merupakan fase dimana individu atau masyarakat berusaha mengembalikan fungsi- fungsinya seperti sebelum bencana dan merencanakan rehabilitasi terhadap seluruh komunitas. LANJUTAN – Tahap rekonstruksi merupakan tahap untuk membangun kembali sarana dan prasarana yang rusak akibat bencana secara lebih baik dan sempurna : a) Pembangunan kembali prasarana dan sarana; b) Pembangunan kembali sarana sosial masyarakat; c) Pembangkitan kembali kehidupan sosial budaya masyarakat d) Penerapan rancang bangun yang tepat dan penggunaan peralatan yang lebih baik dan tahan bencana; e) Partisipasi dan peran serta lembaga dan organisasi kemasyarakatan, dunia usaha dan masyarakat; f) Peningkatan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya; g) Peningkatan fungsi pelayanan publik; h) Peningkatan pelayanan utama dalam masyarakat.