Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Empedu adalah cairan bersifat basa yang pahit dan berwarna hijau
kekuningan, yang disekresikan oleh hepatosit hati pada sebagian besar
vertebrata. Pada beberapa spesies, empedu disimpan di kantung empedu
dan dilepaskan ke usus dua belas jari untuk membantu proses pencernaan.
Selama pencernaan, kandung empedu akan berkontraksi dan mengalirkan
geatah empedu secara cepat kedalam duktus koledokus. Komposisi getah
empedu hati berbeda dari getah empedu kandung empedu yang lebih
pekat. Selain itu, garam empedu juga dihasilkan untuk mencegah agregat
lemak hingga memperbesar luas permukaannya. Empedu terdiri dari
garam-garam empedu, elektrolit, pigmen empedu, kolestrol dan lemak.
fungsi empedu adalah untuk membuang limbah tubuh tertentu (terutama
pigmen hasil pemecahan sel darah dan kelebihan kolesterol) serta
membantu penyerapan lemak (Riyana, S. 2010).
Garam empedu berperan dalam absorpsi lemak dan lemak-lemak
A, D, E, dan K yang larut dalam lemak. Garam empedu merendahkan
tegangan permukaan dan memperbesar daya pengemulsi lemak. Dengan
denikian akan memudahkan kerja lipase, lebih lanjut garam empedu
bereaksi dengan asam lemak menghsilkan senyawa kompleks yang lebih
mudah larut dan mudah terabsorpsi sebagai hasil proses lipolisis.

1.2 Tujuan
Tujuan praktikum tentang Gastroenterohepatologi ini adalah untuk:
1. Sifat-sifat fisis dan reaksinya
Bertujuan untuk mengetahui keadaan fisis pada empedu yang meliputi
warna, bau, konsistensinya, pH keasaman, dan berat jenisnya

1
2. Percobaan emulsi dengan empedu
Bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara larutan minyak dan air,
dan larutan minyak dengan empedu
3. Percobaan menyatakan pigmen empedu
Bertujuan untuk menyatakan pigmen empedu
4. Percobaan menyatakan garam empedu (Pettenkoffen’s test)
Bertujuan untuk menyatakan garam empedu

2
BAB II
METODE PRAKTIKUM

2.1 Waktu dan Tempat


Praktikum keseimbangan ini berlangsung pada hari Kamis tanggal 19
Desember 2017 bertempat di Laboratorium Terpadu

2.2 Alat dan Bahan


1. Sifat-sifat fisis dan reaksinya
- Empedu pekat
- Empedu cair
- pH meter
- Urinometer
2. Percobaan emulsi dengan empedu
- Tabung reaksi
- Minyak
- Empedu
- Air
3. Percobaan menyatakan pigmen empedu
a. Gmellin’s test
- Tabung reaksi
- Asam nitrat (HNO3)
- Empedu kental
- Empedu cair
b. Rossenbach Modificatin Gmellin’s Test
- Kertas Saring
- Asam nitrat
- Aquadest
- Empedu
- Pipet tetes

3
c. Smith’s Test
- Empedu encer
- Tabung reaksi
- Larutan Iodium 0,5%
- Alkohol
4. Percobaan menyatakan garam empedu (Pettenkoffen’s Test)
- Empedu encer
- Sukrosa 5%
- Tabung reaksi
- Asam sulfat pekat
- Pipet tetes

2.3 Prosedur kerja


1. Sifat-sifat fisis dan reaksinya
- Perhatikan cairan empedu di depan anda
- Catatlah warna, bau, dan konsistensinya
- Celupkan kertas pH ke dalam larutan empedu, kemudian cocokkan
warnanya dengan pH meter
- Timbang berat jenis empedu dengan menggunakan urinometer
kosong kemudian masukkan cairan empedu ke dalamnya.
2. Percobaan emulsi dengan empedu
- Masukkan 1 ml minyak dan 10 ml air dalam tabung reaksi
- Ambil tabung reaksi lain kemudian masukkan 1 ml minyak, 9 ml
air, dan 1 ml empedu. Kocok kedua tabung reaksi kuat-kuat
- Letakkan kedua tabung reaksi pada rak
- Perhatikanlah dan catat ciri-ciri emulsi yang terjadi
3. Percobaan menyatakan pigmen empedu
a. Gmellin’s test
- Masukkan asam nitrat pekat (HNO3) ke dalam tabung reaksi
yang kering kemudian tuang empedu sebanyak 2 ml dengan
hati-hati sehingga membentuk lapisan bawah. Perhatikan cincin

4
berwarna biru, violet, dan merah yang terbentuk pada batas
antara kedua larutan.
- Lakukan hal yang sama sesuai langkah 1 namun menggunakan
empedu yang telah di encerkan.
- Catat perubahan yang terjadi

b. Rossenbach Modificatin Gmellin’s Test


- Ambillah sepotong kertas saring dan basahilah dengan aquadest
- Teteskan beberapa tetes empedu di atas kertas saring yang telah
dibasahi
- Selanjutnya teteskan 1-2 tetes asam nitrat (HNO3) pekat.
Perhatikanlah dan catat warna yang terjadi
c. Smith’s Test
- Masukkan empedu yang telah diencerkan ke dalam tabung
reaksi
- Teteskan larutan iodium 0,5% dalam alkohol, sehingga
membentuk lapisan atas
- Perhatikanlah dan catat warna cincin yang terbentuk pda batas
kedua lapisan tersebut
4. Percobaan menyatakan garam empedu (Pettenkoffen’s Test)
- Masukkan 3 ml empedu encer dan 5 tetes larutan sukrosa 5% ke
dalam tabung reaksi
- Tambahkan 2 ml asam sulfat pekat perlahan-lahan sehingga
membentuk lapisan bawah
- Perhatikan dan catat warna cincin yang terbetuk pada batas kedua
larutan

5
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Sifat-sifat fisis dan reaksinya


- Pada empedu pekat :
a. Warna : hijau kecoklatan
b. Bau : amis
c. Konsistensi : cair
d. pH :6
e. Berat jenis : 1.020 gr/ml
- Pada empedu cair :
a. Warna : hijau kekuningan
b. Bau : amis
c. Konsistensi : cair
d. pH :5
e. Berat jenis : 1.010 gr/ml

Empedu Pekat ph 6 Empedu Cair ph 5

6
Empedu Pekat Bj 1,020 gr/ml Empedu encer Bj 1,010 gr/ml

2. Percobaan emulsi dengan empedu

- Tabung 1 (minyak dan air) : setelah mengamati hasil percobaan,


didapatkan dua lapis larutan karena pada dasarnya lemak tidak dapat larut
dalam air
- Tabung 2 (minyak, air, empedu) : setelah melakukan percobaan, larutan
menampakkan satu warna yakni hijau kekuning – kuningan. Berdasarkan
teori, cairan empedu lebih stabil dari minyak karena terdispersi sempurna
di dalam air dan menandakan minyak diemulsikan oleh empedu.

7
3. Percobaan menyatakan pigmen empedu
a. Gmellin’s test

- Empedu cair :
Cairan empedu encer ketika di campurkan dengan asam nitrat
pekat (HNO3) akan menghasilkan cincin berwarna jingga/orange
- Empedu kental :
Cairan empedu pekat ketika di campurkan dengan asam nitrat
pekat (HNO3) akan menghasilkan cincin berwarna coklat.

Asam nitrat pekat berfungsi untuk pengoksidasi zat warna empedu.


Saat asam nitrat pekat (HNO3) di tambahkan empedu akan membentuk 3
lapisan yang terdapat cincin pada tengah lapisan yang berwarna merah
kecoklatan/bilirubin (empedu pekat) dan berwarna orange/bilirubin
(empedu encer).

b. Rossenbach Modificatin Gmellin’s Test

8
Roesenbach Modificatio
Sebelum pencampuran Berwarna
Gmellin’s Test Sebelum
Hijau Tua
pencampuran

Roesenbach Modificatio
Sesudah Pencampuran berwarna
Gmellin’s Test Setelah
hijau tua dan Ungu
pencampuran

Pada Roesenbach Modification Gmellin’s tes hasil percobaan yang


kami peroleh yaitu pada kertas saring yang sudah dibasahi dengan
aquadest kemudian di tetesi dengan empedu di atas kertas saring dan
ditetesi lagi larutan larutan asam nitrat pekat 1-2 tetes maka warna yang di
hasilkan adalah warna hijau tua dan ungu. Hal ini sesuai dengan pendapat
Erika Kusmawati (2011) menyatakan bahwa uji ini pada penyaringan
berfungsi untuk mendapatkan pigmen yang lebih spesifik karena
kandungan empedu yang diperoleh larutan berwarna ungu.

c. Smith’s Test

Pada tabung reaksi yang berisi 2 ml larutan empedu yang telah


ditambakan iodium 0,5% dalam alkohol menghasilakn larutan yang
berwarna kuning keruh dan terbentuk cincin yang berwarna hijau pada
lapisan atas. Cincin ini diketahui merupakan zat warna empedu yang
terbentuk dari eritrosit yang sudah tua menjadi rapuh sehingga pecah dan

9
hemoglobinnya lepas. Hemoglobin selanjutnya dipecah menjadi heme dan
globin. Cincin hemoglobin dibuka untuk membentuk besi bebas yang
kemudian dibawah tranfelin dari rantai lurus dari empat pirol yang
kemudian dibentuk menjadi pigmen empedu.

4. Percobaan menyatakan garam empedu (Pettenkoffen’s Test)

Pada uji Pettenkoffe’s untuk emoedu, cairan empedu tersebut direaksikan


dengan larutan glukosa 5% dan asam sulfat peat. Dari percobaan, dihasilkan
dua lapisan yaitu lapisan atas berwarna hijau dan lapisan bawah berwarna
sedikit bening. Sedangkan pada bidang batas cairan empedu dihasilkan cincin
coklat. Hal ini disebabkan karena asam empedu dengan furfural akan
membentuk cincin berwarna pada bidang batas cairan.

10
BAB IV

KESIMPULAN

1. Sifat-sifat fisis dan reaksinya


Empedu adalah cairan yang bersifat asam dan berwarna hijau yang
disekresikan oleh sebagian besar vertebrae. Pada percobaan di atas diperoleh
bahwa warna empedu adalah hijau, berbau amis, konsistensinya cair, pH 6,
dan memiliki berat jenis 1.020 gr/ml.

2. Percobaan emulsi dengan empedu


Berdasarkan hasil percobaan, Air dan minyak tidak dapat bersatu karena
perbedaan kepadatan serta sifat polar(air) dan nonpolar(minyak). Namun
dapat bersatu dengan tambahan empedu yang memiliki peran sama sebagai
pengemulsi lemak. Terbukti bahwa sifat garam empedu mampu
mengelmulsikan lemak secara sempurna. Sehingga larutan empedu lebih
stabil dan terdispersi sempurna di dalam air daripada minyak.

3. Percobaan menyatakan pigmen empedu


a. Gmellin’s test
Gmellin’s test menujukkan hasil positif pada kedua cairan empedu
dengan membentuk cincin berwarna merah kecoklatan (empedu pekat) dan
berwarna orange ( empedu encer) yang merupakan zat warna bilirubin.

b. Rossenbach Modificatin Gmellin’s Test


Pada percobaan ini diketahui empedu mengandung zat warna
Bilirubin dan Biliverdin, kedua zat warna ini merupakan pigmen empedu
yang terbentuk dari eritrosit yang sudah tua menjadi rapuh sehingga pecah
dan hemoglobinnya lepas. Hemoglobin selanjutnya dipecah menjadi heme
dan globin. Cincin hemoglobin dibuka untuk membentuk besi bebas yang
kemudian dibawah tranfelin dari rantai lurus dari empat pirol yang
kemudian dibentuk menjadi pigmen empedu.

11
c. Smith’s Test
Adapun kesimpulan pada praktikum ini yaitu pada percobaan ini
diketahui empedu mengandung zat warna bilirubin dan biliverdin, hal ini
dapat dilihat dari terbentuknya cincin yang berwarna hijau. Zat warna ini
yang menandakan adanya pigmen empedu

4. Percobaan menyatakan garam empedu (Pettenkoffen’s Test)


Pada reaksi pettenkoffe’s, terbentuk lingkaran seperti cincin berwarna
coklat. Lingkaran ini menunjukkan adanya garam empedu yang bereaksi
dengan furfural. Furfural ini terbentuk dari hidrolisis sukrosa menjadi glukosa
dan fruktosa yang selanjutnya akan membentuk furfural. Hidrolisis ini terjadi
karena penambahan H2SO4. Sedangkan lingkaran tipis berwarna merah
dibawah lingkaran oklat merupakan hasil hidrolisis sukrosa oleh H2SO4 tadi.

12
DAFTAR PUSTAKA

Bagian Biokimia PSPD FKIK UINAM. 2017. Penuntun Praktikum Biomedik 2.


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

Guyton and Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12. Jakarta : Elsevier

Dahliaty, dkk. 2011. Diktat Penuntun Praktikum Biokimia Dasar. FMIPA-UR,


Pekanbaru

13
14

Anda mungkin juga menyukai