Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Spasial Volume 5 No, 2 ,2018

ISSN : 2442-3262

ANALISIS KETERSEDIAN PRASARANA PERSAMPAHAN DI PULAU KUMO DAN


PULAU KAKARA DI KABUPATEN HALMAHERA UTARA

Joflius Dobiki

Mahasiswa S1 Program Studi Perencanaan Wilayah & Kota Universitas Sam Ratulangi Manado

Abstrak
Sampah merupakan masalah utama yang dihadapi oleh masyarakat yang ada di Pulau Kumo dan
Pulau Kakara. Sistem pengelolaan persampahan yang buruk bahkan tidak tersedianya sarana
pengumpulan sampah sementara (TPS) sehingga budaya perilaku masyarakat yang ada di Pulau
Kumo dan Pulau kakara dalam Penanganan sampah dengan cara membakar dan menimbun di
dalam tanah sehingga dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan maupun secara
langsung terhadap kesehatan masyarakat setempat. Penelitian ini bertujuan untuk (1).
Menganalisis kondisi Prasarana Persampahan yang ada di Pulau Kumo dan Pulau kakara, (2).
Menganalisis ketersediaan Prasarana Persampahan di Pulau Kumo dan Pulau Kakara. Metode
yang di gunakan dalam penelitian ini yakni memadukan antara metode analisis kualitatif dan
kuantitatif dengan memakai pedekatan secara deskriptif yaitu analisis objek penelitian. hasil
observasi dilapangan tidak terdapat sarana pengumpulan sampah sementara (TPS) akibatnya
penduduk setempat menggunakan cara membakar sampah dan membuang ke laut.

Kata kunci : Prasarana Persampahan, Jenis Sampah, Sumber Sampah

PENDAHULUAN pengelolaan persampahan yang buruk


bahkan tidak tersedianya sarana
Menurut UU Nomor 18 Tahun 2008 pengumpulan sampah sementara (TPS)
tentang pengolahan sampah, dijelaskan sehingga budaya perilaku masyarakat yang
bahwa sampah merupakan permasalahan ada di Pulau Kumo dan Pulau kakara dalam
nasional sehingga pengolahannya perlu Penanganan sampah dengan cara membakar
dilakukan secara komprehensif dan terpadu dan menimbun di dalam tanah sehingga
dari hulu ke hilir agar memberikan manfaat dapat menimbulkan dampak negatif bagi
secara ekonomi, sehat bagi masyarakat, dan lingkungan maupun secara langsung
aman bagi lingkungan, serta dapat terhadap kesehatan masyarakat setempat.
mengubah perilaku masyarakat. Selain itu, Oleh karena itu perlunya penanganan
ada hal lain yang penting untuk sampah di Pulau Kumo dan Pulau Kakara
diperhatiakn, bahwa setiap orang berhak untuk mengurangi penigkatan volume
mendapatkan pelayanandan pengolahan sampah yang berkepanjangan, yang di
sampah secara baik dan berwawasan hasilkan oleh aktivitas manusia.
lingkungan dari pemerintah, pemerinbtah Permasalahan di Pulau Kumo dan Pulau
daerah, dan/atau pihak lain yang diberikan Kakara sebagai berikut: 1. Bagaimana
tanggung jawab untuk itu. Dengan kondisi Prasarana Persampahan yang ada di
demikian permasalahan sampah yang Pulau Kumo dan Pulau kakara.? 2.
terjadi di lokasi perumahan tidak dapat Bagaimana ketersediaan Prasarana
dibiarkan, tetapi harus dapat menyelesaikan persampahan Yang ada di Pulau Kumo dan
masalah tersebut. Pulau kakara.?
Sampah merupakan masalah utama yang
dihadapi oleh masyarakat yang ada di Pulau TINJAUAN PUSTAKA
Kumo dan Pulau Kakara, hal ini Pengetian Sampah
dikarenakan posisi geografis Pulau Kumo Menurut UU Nomor 18 Tahun 2008
dan Pulau kakara yang terpisah oleh lautan tentang pengelolaan sampah, menyebutkan
dengan dearah terdekat yang menjadi pusat bahwa sampah merupakan permasalahan
Pemerintahan dan pusat wilayah. Sistem nasional sehingga pengelolaannya perlu di

Program Study Perencanaan Wilayah dan Kota 220


Jurnal Spasial Volume 5 No, 2 ,2018
ISSN : 2442-3262

lakukan secara komprehensif dan terpadu serta semaksimal mungkin


dari hulu ke hilir agar memberikan manfaat melaksanakan konsep 3 R di sumber.
secara ekonomi, sehat bagi masyarakat, dan c) Teknis operasional
aman bagi lingkungan, serta dapat Menerapkan sistem penanganan sampah
mengubah perilaku masyarakat. setempat dengan :
Menurut definisi World Health 1. Menerapkan pemilahan sampah
Organization (WHO) sampah adalah organic dan non organik
sesuatu yang tidak digunakan, tidak 2. Menerapkan teknik 3 R di sumber
diapakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dan TPS
dibuang yang berasal dari kegiatan manusia 3. Penanganan residu oleh pengelolan
dan tidak terjadi dengan sendirinya sampah kota.
(Chandra, 2006). d) Pembiayaan
Berdasarkan SK SNI tahun 1990, sampah Memperhatikan peningkatan kapasitas
adalah limbah yang bersifat padat yang pembiayaan untuk menjamin pelayanan
terdiri dari zat organik dan zat anorganik dengan pemulihan biaya secara bertahap
yang dianggap tidak berguna lagi dan harus supaya sistem dan institusi, serta
dikelola agar tidak membahayakan dan masyarakat dan dunia usaha punya
melindungi infestasi pembangunan kapasitas cukup untuk memastikan
(Subekti, 2009). keberlanjutan dan kualitas lingkungan
untuk warga.
Teknik Pengelolaan Sampah e) Aspek peran serta masyarakat
Permukiman 1. Melakukan pemilahan sampah
Pengelolaan persampahan dapat terdiri dari sumber
beberapa aspek. SNI 3242-2008 tentang 2. Melakukan pengolahan sampah
pengelolaan sampah dipermukiman dengan konsep 3 R
menjelaskan lima aspek sebagai persyaratan 3. Berkewajiban membayar
umum terkait pengelolaan limbah padat iuran/retribusi sampah
(sampah) yakni : hukum dan peraturan, 4. Mematuhi atuiran pembuangan
kelembagaan/organisasi, teknis operasional, sampah yang ditetapkan
pembiayaan dan iuran atau retribusi, peran 5. Turut menjaga kebersihan
serta dan pemberdayaan masyarakat. lingkungan sekitarnya
a) Persyaratan hukum 6. Berperan aktif dalam sosialisai
Ketentuan perundang-undangan pengelolaan sampah lingkungannya.
mengenai pengelolaan lingkungan
hidup, analisis mengenai dampak Jenis, Sumber dan Pengelolaan Sampah
lingkungan, ketertiban umum, Perkotaan
kebersihan kota/lingkungan, Dalam Undang- Undang No.18 Tahun 2008
pembentukan tentang Pengelolaan Sampah, jenis dan
institusi/organisasi/retribusi dan sumber sampah yang diatur adalah :
perencanaan tata ruang kota serta 1. Sampah Rumah Tangga
peraturan-peraturan pelaksanaannya. Yaitu sampah yang berbentuk padat
b) Persyaratan kelembagaan yang berasal dari sisa kegiatan sehari-
Pengelola di permukiman harus hari di rumah tangga, tidak termasuk
berfokus pada peningkatan kinerja tinja dan sampah spesifik dan dari
institusi pengelola sampah, dan proses alam yang berasal dari
perkuatan fungsi regulator dan lingkungan rumah tangga. Sampah ini
operator.Sasaram yangharus dicapai bersumber dari rumah atau dari
adalah sistem dan intitusi yang mampu komplek perumahan.
sepenuhnya mengelola dan melayani 2. Sampah Sejenis Sampah Rumah
persampahan di lingkungan dengan Tangga
mengikutsertakan masyarakat dalam Yaitu sampah rumah tangga yang
pengelolaan dan retribusi atau iuran bersala bukan dari rumah tangga dan
lingkungan rumah tangga melainkan

Program Study Perencanaan Wilayah dan Kota 221


Jurnal Spasial Volume 5 No, 2 ,2018
ISSN : 2442-3262

berasal dari sumber lain seperti pasar, agar dapat dikembalikan ke media
pusat perdagangan, kantor, sekolah, lingkungan.
rumah sakit, rumah makan, hotel,
METODOLOGI
terminal, pelabuhan, industri, taman
Metode yang di gunakan dalam penelitian
kota, dan lainnya.
ini yakni memadukan antara metode
3. Sampah Spesifik
analisis kualitatif dan kuantitatif. Sumber
Yaitu sampah rumah tangga atau
data utama dalam penelitian kualitatif
sampah sejenis rumah tangga yang
adalah data demografi penduduk,
karena sifat,konsentrasi dan/atau
ketersediaan prasarana persampahan di
jumlahnya memerlukan penanganan
pulau Kumo dan Pulau Kakara, sedangkan
khusus, meliputi, sampah yang
data kuantitatif adalah data berupa hasil
mengandung B3 (bahan berbahaya
observasi dan wawancara di lapangan
dan beracun seperti batere bekas,
kemudian.
bekas toner, dan sebagainya), sampah
Metode penelitian ini di gunakan dengan
yang mengandung limbah B3 (sampah
memakai pedekatan secara deskriptif yaitu
medis), sampah akibat bencana, puing
analisis objek penelitian melalui uraian
bongkaran, sampah yang secara
serta penjelasan dari data-data yang di
teknologi belum dapat diolah, sampah
dapatkan guna di oleh menjadi beberapa
yang timbul secara periode (sampah
informasi (retno, 2010).
hasil kerja bakti).
Mekanisme pengelolaan sampah dalam UU Gambaran Umum Lokasi Penelitian
N0.18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Profil Kecamatan Tobelo
Sampah meliputi, kegiatan – kegiatan Kecamatan Tobelo memiliki luas 50.88 km²
berikut : (kecamatan tobelo dalam angka) dan
1. Pengurangan sampah, yaitu kegiatan merupakan pusat Ibu Kota Kabupaten
untuk mengatasi timbulnya sampah Halmahera Utara yang terbentuk pada
sejak dari produsen sampah (rumah tanggal 31 mei tahun 2003. Ibu kota
tangga, pasar, dan lainnya), Kecamatan Tobelo berada di Desa
mengguna ulang sampah dari Gamsungi. Sebagian besar desa-desa di
sumbernya dan/atau di tempat Kecamatan Tobelo berada di tepi pantai
pengolahan, dan daur ulang sampah di atau mempunyai batas pantai. Kecamatan
sumbernya dan atau di tempat Tobelo terbagi menjadi 10 Desa yaitu Desa
pengolahan. Pengurangan sampah akan Tagalaya, Desa Gosoma, Desa Rawajaya,
diatur dalam Peraturan Menteri Desa Gamsungi, Desa Kumo, Desa
tersendiri. MKCM, Desa Gura, Desa Kakara A, Desa
2. Penanganan sampah, yaitu rangkaian Wari, dan Desa Wari Ino. (Gambar 1)
kegiatan penaganan sampah yang
mencakup pemilahan (pengelompokan
dan pemisahan sampah menurut jenis
dan sifatnya), pengumpulan
(memindahkan sampah dari sumber
sampah ke TPS atau tempat pengolahan
sampah terpadu), pengangkutan
(kegiatan memindahkan sampah dari
sumber, TPS atua tempat pengolahan
sampah terpadu, pengolahan hasil akhir
(mengubah bentuk, komposisi,
karateristik dan jumlah sampah agar Gambar 1 Peta Administrasi Kecamatan Tobelo
diproses lebih lanjut, dimanfaatkan atau Sumber : BAPPEDA Halmahera Utara
dikembalikan alam dan pemprosesan
aktif kegiatan pengolahan sampah atau
residu hasil pengolahan sebelumnya

Program Study Perencanaan Wilayah dan Kota 222


Jurnal Spasial Volume 5 No, 2 ,2018
ISSN : 2442-3262

Profil Pulau Kumo Dan Pulau Kakara An-Organik


2 (Kaleng Dan 40 62%
Pulau kumo adalah pulau kecil yang masuk Plastik)
dalam wilayah administrasi kecamatan 3
Organik Dan
10 15%
tobelo kebupaten halmahera utara, yang An-Organik
adalah wilayah kepulauan di selatan Jumlah 65 100%
samudera pasifik yang merupakan Sumber: Hasil Pembagian Kuesioner Tahun
konstelasi pulau-pualu beasr dan kecil 2018
sebanyak 115 pulau. pulau kumo memiliki
luas 61,55 HA dengan jarak ke pusat Hasil olah data diatas diketahui jumlah
kecamatan dan pusat kabupaten kurang timbulan sampah /rumah tangga /hari di
lebih 1 km. Pulau Kumo sebesar 6,3 Liter/KK. Dan jika
Pulau Kakara terdapat 1 desa yaitu desa di lihat dari hasil analisis jumlah
Kakara dan dapat ditempuh kurang lebih tanggungan/rumah tangga di Pulau Kumo
20-30 menit melalui pelabuhan tobelo. yang rata-rata jumlah tanggungan antara 1-
pulau kakara memiliki luas 204,99 ha 3 orang, maka dapat disimpulkan sampah
dengan jarak ke pusat kecamatan dan pusat yang di hasil per orang dalam satu hari
kabupaten kurang lebih 2 km. adalah 2,1 m3/hari. (Tabel 2)
jumlah penduduk Pulau Kumo pada tahun
2018 berjumlah 686 jiwa dengan jumlah Tabel 2 Hasil perhitungan nilai rata-rata jumlah
timbulan sampah di Pulau Kumo
kepala keluarga 188 (kk) dan untuk Pulau
Kakara dengan Jumlah penduduk 761 jiwa Kelas Fi Xi Fi.Xi
dengan jumlah kepala keluarga 196 (kk). 1-9 Liter 55 5 275
10 - 18 Liter 10 14 140
HASIL DAN PEMBAHASAN 19 - 27 Liter
65 415
Kondisi Eksisting Persampahan di Pulau X(mean) 6,3 Liter
Kumo Sumber : Hasil Analisis Penulis 2018
Kondisi eksisting persampahan yang ada di
Pulau Kakara Berdasarkan hasil survey Tidak adanya sarana pengumpulan sampah
dilapangan dan penyebaran kuesioner sementara (TPS). Hal ini menyebabkan
terkait karakteristik dan volume sampah masyarakat membuang sampah di halaman
yang dihasilkan dari masyarakat di Pulau mereka sendiri dan ada juga masyarakat
Kumo. yang membuang langsung ke laut sehingga
menyebabkan lingkungan yang tidak bersih.
Karakteristik Sampah (Gambar 2 )
Karakteristik dan timbulan sampah
menjadi salah satu faktor yang dapat
menggambarkan kondisi komposisi sampah
yang dihasilkan dari rumah tangga.Dalam
mengidentifkasi karakteristik sampah yang
dihasilkan masyarakat Pulau Kumo, dapat
dibagi menjadi 2 bagian yaitu Sampah
Organik dan Sampah An-Organik. (Tabel
1)

Tabel 1 Karakteristik Sampah Yang Dihasilkan


Di Pulau Kumo
No Keterangan Jumlah Persentase
Organik ( Bekas Gambar 2 Cara Masyarakat Membuang Sampah
1 15 23%
Sayur-Sayuran) di Pulau Kumo
Sumber:Hasil Survey 2018

Program Study Perencanaan Wilayah dan Kota 223


Jurnal Spasial Volume 5 No, 2 ,2018
ISSN : 2442-3262

Kondisi Eksisting Persampahan di Pulau Kondisi Eksisting Pengelolaan Sampah


Kakara Pulau Kumo dan Pulau kakara
Kondisi eksisting persampahan yang ada di Pulau Kumo 58,95 Ha dan memiliki jumlah
Pulau Kakara Berdasarkan hasil survey penduduk 686 Jiwa (188 KK). Sedangkan
dilapangan dan penyebaran kuesioner Pulau kakara denga Luas 204,99 Ha dengan
terkait karakteristik dan volume sampah Jumlah penduduk 761 Jiwa (196 KK)
yang dihasilkan dari masyarakat di Pulau Berdasarkan hasil observasi lapangan dan
Kumo. penyebaran kuesioner pada masyarakat
terdapat beberapa aspek aspek dalam
Berdasarkan hasil olah data diketahui pengelolaan sampah diPulau Kumo dan
jumlah timbulan sampah /rumah tangga Pulau Kakara. Berdasarkan SNI 3242 :
/hari di Pulau Kakara sebesar 6,7 Liter/KK. 2008 tentang pengelolaan sampah
Dan jika di lihat dari hasil analisis jumlah dipermukiman dapat disimpulkan aspek-
tanggungan/rumah tangga di Pulau Kakara aspek dalam pengelolaan limbah padat
yang rata-rata jumlah tanggungan antara 1- (sampah) terdiri dari lima aspek yakni :
3 orang, maka dapat disimpulkan sampah aspek teknik operasional, aspek organisasi,
yang di hasil per orang dalam satu hari aspek pembiayaan, aspek hukum dan
adalah 2,2 m3/hari. peraturan, dan aspek peran serta
masyarakat. Berikut merupakan hasil
Tabel 4.25 Hasil perhitungan nilai rata-rata
jumlah timbulan sampah di Pulau Kakara
identifikasi terkait sistem pengelolaan
sampah ditinjau dari kelima aspek tersebut
Kelas Fi Xi Fi.Xi
di Pulau Kumo dan Pulau Kakara.
1-9 Liter 53 5 265
10 - 18 Liter 13 14 182 Aspek Teknik Operasional
19 - 27 Liter Pada aspek teknik operasional
66 447 berdasarkan fungsinya terdapat empat
X(mean) 6,7 Liter kategori jenis sarana persampahan, yakni
Sumber : Hasil Analisis Penulis 2018 sarana pewadahan, pengumpulan,
pengolahan dan sarana pengangkutan.
Berdasarkan tabel diatas terlihat tidak
adanya sarana pengumpulan sampah Sarana Persampahan Pulau Kumo dan
sementara (TPS). Hal ini menyebabkan Pulau kakara
masyarakat membuang sampah di halaman
mereka sendiri dan ada juga masyarakat Sarana persampahan merupakan fasilitas
yang membuang langsung ke laut sehingga dasar yang dapat menunjang terlaksana
menyebabkan lingkungan yang tidak bersih. kegiatan penanganan sampah. Berdasarkan
Berikut ini dapat dijelaskan pada tabel hasil hasil observasi di lapangan tidak terdapat
kuesioner terkait cara masyarakat Pulau sarana atau jenis wadah baik itu kantong
kakara membuang sampah rumah tangga. plastik, karton berkas, tong sampah (Ember
(Gambar 3). kaleng bekas), ataupun bak sampah pribadi
yang digunakan untuk pengelolaan sampah
baik di Pulau Kumo maupun di Pulau
kakara, sehingga masyarakat dalam
penangan sampah langsung membuang
sampah di halaman maupun ditimbun
bahkan di buang ke laut.

Sarana Pengumpulan Sampah di Pulau


Kumo dan Pulau Kakara
Gambar 3 Cara Masyarakat Membuang Sampah Sarana pengumpulan sampah yang
di Pulau kakara ada di Pulau Kumo dan Pulau Kakara tidak
Sumber:Hasil Survey 2018 terdapat TPS. Hal ini menyebabkan

Program Study Perencanaan Wilayah dan Kota 224


Jurnal Spasial Volume 5 No, 2 ,2018
ISSN : 2442-3262

masyarakat mengumpulkan sampah mereka Berdasarkan hasil observasi dilapangan,


dengan hanya membiarkan di halaman Pulau Kumo dan Pulau Kakara tidak
rumah mereka dan membakar sampah terdapat sarana pengumpulan sampah
maupun meninbunnya di tanah. sementara (TPS), akibat tidak tersedianya
Berdasarkan standar nasional Indonesia TPS maka penduduk setempat
SNI 3242 : 2008 seharusnya ditiap menggunakan cara membakar sampah pada
lingkungan pemukiman tersedia sarana lubang-lubang yang sudah digali sendiri,
pengumpulan sampah sementara (TPS). baik di pekarangan rumah mapun di buang
ke laut. Untuk merencanakan pembangunan
Sarana Pengangkutan Sampah di Pulau tempat pembuangan akhir (TPA) di Pulau
Kuo dan Pulau kakara Kumo dan Pulau Kakara tentunya
Sarana pengangkutan di Pulau Kumo dan membutuhkan biaya yang sangat besar,
Pulau kakara tidak tersedia. Ini dikarenakan belum lagi keterbatasan lahan di Pulau
di Pulau Kumo Maupun di Pulau kakara Kumo dan Pulau kakara. Maka dari itu
tidak tersedianya sarana pengumpulan program mengurangi atau minimalisasi
sampah sementara (TPS). Berdasarkan hasil sampah dapat dimulai sejak sistem
Wawancara di lapangan masyarakat pengumpulan, pengangkutan, dan sistem
setempat sangat memerlukan memerlukan pembuangan sampah. Dengan demikian
petugas bahkan alat pengumpul ( gerobak program pengolahan sampah ini dapat
sampah maupun kendaraan pengangkut dilakukan di setiap tahapan sistem
sampah yang sejenis) untuk dikumpulkan pengelolaan sampah. Agar menunjang
pada tempat pembuangan sementara konsep sistem pengelolaan sampah yang
sehingga sampah yang dihasilkan tidak baik di Pulau Kumo dan Pulau Kakara
dibiarkan di halaman rumah. maka diadakanpenyediaan bak sampah
khusus berlokasi di tepi pantai agar sampah
Sarana Pengolahan Sampah di Pulau organik maupun sampah an-organik
Kumo dan Pulau Kakara tersebut akan diangkut menggunakan kapal/
Berdasarkan hasil observasi di perahu kemudian diangkut ke TPA di
lapangan baik di Pulau Kumo Maupun di kecamatan tobelo tengah.
Pulau kakara tidak tersedia sarana Kondisi Eksisting Pengelolaan Sampah
pengolahan sampah dan jenis Pengolahan Pulau Kumo dan Pulau kakara
sampah baik sarana pengolahan sampah Pulau Kumo 58,95 Ha dan memiliki jumlah
organik ( pengomposan) maupun sarana penduduk 686 Jiwa (188 KK). Sedangkan
pengolahan sampah An-organik ( daur Pulau kakara denga Luas 204,99 Ha dengan
ulang). Berasarkan hasil wawasncara Jumlah penduduk 761 Jiwa (196 KK)
masyarakat Pulau Kumo dan Pulau Kakara Berdasarkan hasil observasi lapangan dan
sangat membutuhkan sarana pengolahan penyebaran kuesioner pada masyarakat
sampah. terdapat beberapa aspek aspek dalam
Sarana Pembuangan Akhir di Pulau pengelolaan sampah diPulau Kumo dan
Kumo dan Pulau Kakara Pulau Kakara. Berdasarkan SNI 3242 :
Ketersediaan sarana pembuangan akhir 2008 tentang pengelolaan sampah
yang ada di Pulau Kumo maupun di Pulau dipermukiman dapat disimpulkan aspek-
kakara berdasarkan hasil survey terlihat aspek dalam pengelolaan limbah padat
tidak tersedia. Pemerintah tidak (sampah) terdiri dari lima aspek yakni :
menyediakan sarana pembuangan akhir aspek teknik operasional, aspek organisasi,
sampah (TPA) bagi masyarakat di Pulau aspek pembiayaan, aspek hukum dan
Kumo dan Pulau kakara. Hal ini peraturan, dan aspek peran serta
menyebabkan masyarakat membuang masyarakat. Berikut merupakan hasil
sampah di halaman rumah bahkan di laut. identifikasi terkait sistem pengelolaan
sampah ditinjau dari kelima aspek tersebut
Kebutuhan prasarana Persampahan di di Pulau Kumo dan Pulau Kakara.
Pulau Kumo dan Pulau kakara
Program Study Perencanaan Wilayah dan Kota 225
Jurnal Spasial Volume 5 No, 2 ,2018
ISSN : 2442-3262

Aspek Teknik Operasional sehingga sampah yang dihasilkan tidak


Pada aspek teknik operasional berdasarkan dibiarkan di halaman rumah.
fungsinya terdapat empat kategori jenis
sarana persampahan, yakni sarana Sarana Pengolahan Sampah di Pulau
pewadahan, pengumpulan, pengolahan dan Kumo dan Pulau Kakara
sarana pengangkutan. Berdasarkan hasil observasi di lapangan
baik di Pulau Kumo Maupun di Pulau
Sarana Persampahan Pulau Kumo dan kakara tidak tersedia sarana pengolahan
Pulau kakara sampah dan jenis Pengolahan sampah baik
sarana pengolahan sampah organik (
Sarana persampahan merupakan fasilitas pengomposan) maupun sarana pengolahan
dasar yang dapat menunjang terlaksana sampah An-organik ( daur ulang).
kegiatan penanganan sampah. Berasarkan hasil wawasncara masyarakat
Pulau Kumo dan Pulau Kakara sangat
Berdasarkan hasil observasi di lapangan membutuhkan sarana pengolahan sampah.
tidak terdapat sarana atau jenis wadah baik
itu kantong plastik, karton berkas, tong Sarana Pembuangan Akhir di Pulau
sampah (Ember kaleng bekas), ataupun bak Kumo dan Pulau Kakara
sampah pribadi yang digunakan untuk Ketersediaan sarana pembuangan
pengelolaan sampah baik di Pulau Kumo akhir yang ada di Pulau Kumo maupun di
maupun di Pulau kakara, sehingga Pulau kakara berdasarkan hasil survey
masyarakat dalam penangan sampah terlihat tidak tersedia. Pemerintah tidak
langsung membuang sampah di halaman menyediakan sarana pembuangan akhir
maupun ditimbun bahkan di buang ke laut. sampah (TPA) bagi masyarakat di Pulau
Kumo dan Pulau kakara. Hal ini
Sarana Pengumpulan Sampah di Pulau menyebabkan masyarakat membuang
Kumo dan Pulau Kakara sampah di halaman rumah bahkan di laut.
Sarana pengumpulan sampah yang ada di
Pulau Kumo dan Pulau Kakara tidak Kebutuhan prasarana Persampahan di
terdapat TPS. Hal ini menyebabkan Pulau Kumo dan Pulau kakara
masyarakat mengumpulkan sampah mereka Berdasarkan hasil observasi dilapangan,
dengan hanya membiarkan di halaman Pulau Kumo dan Pulau Kakara tidak
rumah mereka dan membakar sampah terdapat sarana pengumpulan sampah
maupun meninbunnya di tanah. sementara (TPS), akibat tidak tersedianya
Berdasarkan standar nasional Indonesia TPS maka penduduk setempat
SNI 3242 : 2008 seharusnya ditiap menggunakan cara membakar sampah pada
lingkungan pemukiman tersedia sarana lubang-lubang yang sudah digali sendiri,
pengumpulan sampah sementara (TPS). baik di pekarangan rumah mapun di buang
ke laut. Untuk merencanakan pembangunan
Sarana Pengangkutan Sampah di Pulau tempat pembuangan akhir (TPA) di Pulau
Kuo dan Pulau kakara Kumo dan Pulau Kakara tentunya
Sarana pengangkutan di Pulau Kumo dan membutuhkan biaya yang sangat besar,
Pulau kakara tidak tersedia. Ini dikarenakan belum lagi keterbatasan lahan di Pulau
di Pulau Kumo Maupun di Pulau kakara Kumo dan Pulau kakara. Maka dari itu
tidak tersedianya sarana pengumpulan program mengurangi atau minimalisasi
sampah sementara (TPS). Berdasarkan hasil sampah dapat dimulai sejak sistem
Wawancara di lapangan masyarakat pengumpulan, pengangkutan, dan sistem
setempat sangat memerlukan memerlukan pembuangan sampah. Dengan demikian
petugas bahkan alat pengumpul ( gerobak program pengolahan sampah ini dapat
sampah maupun kendaraan pengangkut dilakukan di setiap tahapan sistem
sampah yang sejenis) untuk dikumpulkan pengelolaan sampah. Agar menunjang
pada tempat pembuangan sementara konsep sistem pengelolaan sampah yang
baik di Pulau Kumo dan Pulau Kakara

Program Study Perencanaan Wilayah dan Kota 226


Jurnal Spasial Volume 5 No, 2 ,2018
ISSN : 2442-3262

maka diadakanpenyediaan bak sampah


khusus berlokasi di tepi pantai agar sampah
organik maupun sampah an-organik
tersebut akan diangkut menggunakan kapal/
perahu kemudian diangkut ke TPA di
kecamatan tobelo tengah. (Gambar 4 dan 5)

Gambar 4.31 Cntoh Bak Penampungan Sampah


Sumber : http://bkmsumbermakmur.
blogspot.co.id/p/capaian-program.html

Sampah sampah yang bersumber dari


Titik lokasi
penyediaan bak
masyarakat kemudian akan dibawakan ke
sampah di pulau pewadahan di bak penampungan sampah
kumo
pada masing – masing di Kumo dan Pulau
kakara .

KESIMPULAN DAN SARAN


Gambar 4.29 Lokasi Penyediaan Lokasi Bak Kesimpulan
Sampah Di Pesisir Pantai Pulau Kumo 1. Karakteristik Sampah yang di hasilkan
Sumber : Google Earth 2018
di Pulau Kumo yaitu 62% jenis Sampah
an-organik, 23% jenis sampah organik
dan 15% sama banyak. Dapat
disimpulkan bahwa di Pulau Kumo
menghasilkan sampah an-organik lebih
banyak dari sampah organik. Sedangkan
karakteristik sampah yang dihasilkan di
Pulau Kakara yaitu 30% jenis Sampah
Titik lokasi
penyediaan bak an-organik, 50% jenis sampah organik
sampah di pulau
Kakara
dan 19% sama banyak. Dapat
disimpulkan bahwa di Pulau Kumo
Gambar 4.30 Lokasi Penyediaan Lokasi Bak menghasilkan sampah an-organik lebih
Sampah Di Pesisir Pantai Pulau Kakara banyak dari sampah organik.
Sumber : Google Earth 2018
2. Timbulan Sampah dihasilkan Sampah
Penyediaan sarana bak sampah di pesisir rumah tangga di Pulau Kumo sebesar
pantai Pulau Kumo dan Pulau kakara agar 6,3 Liter/KK. Dan jika di lihat dari hasil
sampah domestik dari masyarakat Pulau analisis jumlah tanggungan/rumah
tersebut, sehingga ketika pengangkutan tangga di Pulau Kumo yang rata-rata
sampah tersebut lebih mudah dijangkau jumlah tanggungan antara 1-3 orang,
oleh kapal motor/ perahu untuk maka dapat disimpulkan sampah yang di
membawanya ke TPA yang berada di hasil per orang dalam satu hari adalah
kecamatan tobelo tengah kabupaten 2,1 m3/hari. Sedangkan diketahui jumlah
halmahera utara. (Gambar 6). timbulan sampah /rumah tangga /hari di
Pulau Kakara sebesar 6,7 Liter/KK. Dan
jika di lihat dari hasil analisis jumlah
tanggungan/rumah tangga di Pulau
Kakara yang rata-rata jumlah
tanggungan antara 1-3 orang, maka
dapat disimpulkan sampah yang di hasil
per orang dalam satu hari adalah 2,2
m3/hari.

Program Study Perencanaan Wilayah dan Kota 227


Jurnal Spasial Volume 5 No, 2 ,2018
ISSN : 2442-3262

3. Budaya Perilaku Masyarakat Pulau Biro Hukum dan Humas Kementerian


Kumo dan Pulau Kakara dalam Lingkungan Hidup. Undang-Undang
penanganan Sampah rumah tangga yaitu Republik Indonesia Nomor 18 Tahun
dengan membakar serta menimbun di 2008
dalam tanah Kementerian Lingkungan Hidup. 2008
tentang Pengelolaan Sampah.
4. Tidak adanya sarana pengumpulan Jakarta: Biro Hukum dan Humas
sampah sementara (TPS) di Pulau Kumo Kementerian Lingkungan Hidup.
dan Pulau Kakara. Hal ini menyebabkan Undang-Undang Republik Indonesia
masyarakat membuang sampah di Nomor 18 Tahun 2008
halaman mereka sendiri dan ada juga Kabupaten Halmahera Utara. Peraturan
masyarakat yang membuang langsung Daerah Kabupaten halmahera Utara
ke laut sehingga menyebabkan Nomor 01 Tahun 2012 Tentang Rencana
lingkungan yang tidak bersih. Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Halmahera Utara. Kabupaten
Saran Halmahera Utara 2012-2032. Tobelo
Penelitian yang dilakukan di Pulau Kumo Kepeputusan Menteri Kelautan dan
dan Pulau Kakara sehingga dapat Perikanan. 2000. Kep. Menteri Kelautan
disarankan beberapa hal sebagai berikut : dan Perikanan No. 67/2002
1. Pengelolaan sampah agar lebih efektif Pemerintah Republik Indinesia, 2007.
dan terpadu dari satuan lemba yang Tentang batasan wilayah pesisir.
paling terbesar yaitu pemerintah hingga Undang-Undang No. 27 Tahun 2007
pada satuan yang paling kecil yaitu Pemerintah Republik Indinesia, Undang-
masyarakat, saling menunjang dalam undang No 24 Tahun 1992 Tentang
pengelolaan persampahan dengan sistem Penataan Ruang, Jakarta 1992
terpadu. Standar Nasional Indonesia. 2002. Tentang
2. Perlunya fasilitas pengolahan sampah Tata Cara Teknik Operasional Sampah
seperti alat pengumpul, pengangkut Perkotaan. SNI 19-2452-2002. Jakarta.
sampah, mesin pengomposan, dan alat Standar Nasional Indonesia. 2008. tentang
daur ulang plastik. pengelolaan sampah dipermukiman
3. Perlu penyediaan bak sampah yang menjelaskan lima aspek sebagai
berlokasi di pesisir pantai agar persyaratan umum terkait pengelolaan
mempermudah saat pengumpulan dan limbah padat (sampah). SNI 3242-2008.
pengangkutan sampah menggunakan Jakarta.
kapal motor.
4. Perlunya kegiatan sosialisasi tentang
peraturan daerah dan penegakkan
hukum yang berlaku tentang
pengelolaan persampahan dan retribusi
pelayanan kebersihan agar tercipta
kesadaran masyarakat dalam
pemeliharaan kebersihan lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2017. Kecamatan
Tobelo Dalam Angka Tahun 2017.
Halmahera Utara.
Chandra, Budiman. 2006. Pengantar
Kesehatan Lingkungan. EGC. Jakarta
Subekti I. (2009)
Kementerian Lingkungan Hidup. 2008
tentang Pengelolaan Sampah. Jakarta:

Program Study Perencanaan Wilayah dan Kota 228

Anda mungkin juga menyukai