Anda di halaman 1dari 19

LAPIRAN RPP KD 3.

1 PPKn KELAS XII

Lampiran 1
MATERI PERTEMUAN 1 DAN 2

A. MAKNA HAK WARGA NEGARA


Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
memuat tentang HAM yang merupakan bab baru dalam UUD NKRI Tahun 1945
dan sekaligus sebagai perluasan materi HAM yang telah ada di dalam UUD NKRI
Tahun 1945 sebelu diubah yaitu Pasal 27, Pasal 28, Pasal 29 ayat (2), Pasal 30 ayat
(1), Pasal 31 ayat (1), dan Pasal 34.

Rumusan HAM yang masuk dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Tahun
1945 dapat dibagi ke dalam beberapa aspek, yaitu:
a) HAM berkaitan dengan hidup dan kehidupan;
b) HAM berkaitan dengan keluarga;
c) HAM berkaitan dengan pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi;
d) HAM berkaitan dengan pekerjaan;
e) HAM berkaitan dengan kebebasan beragama dan meyakini kepercayaan,
kebebasan bersikap, bependapat, dan berserikat;
f) HAM berkaitan dengan informasi dan komunikasi;
g) HAM berkaitan dengan rasa aman dan perlindungan dari perlakuan yang
merendahkan derajat dan martabat manusia;
h) HAM berkaitan dengan kesejahteraan sosial;
i) HAM berkaitan dengan persamaan dan keadilan;
j) HAM berkaitan dengan berkewajiban menghargai hak orang dan pihak lain.

Jika rumusan HAM dalam UUD NKRI Tahun 1945 itu diimplementasikan secara konsisten,
baik oleh negara maupun oleh rakyat, diharapkan laju peningkatan kualitas peradaban,
demokrasi, dan kemajuan Indonesia jauh lebih cepat dan lebih mungkin dibandingkan
dengan tanpa adanya rumusan jaminan pengakuan, penghormatan, perlindungan dan
pemajuan HAM dalam UUD NKRI Tahun 1945.
Manusia sebagai warga Negara juga memiliki hak dan kewajiban sebagai warga negara
yaitu:
a. Hak dan kewajiban bela negara

Setiap warga Negara tanpa kecuali mempunyai hak dan kewajiban yang sama
dalam usaha pertahanan dan keamanan Negara. Adanya ketentuan ini didasarkan
pada pemikiran bahwa sistem pertahanan dan keamanan negara yang dianut
Negara Indonesia adalah sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta. Dalam
sistem ini, seluruh komponen bangsa terlibat dan mempunyai peranan, yaitu
rakyat sebagai kekeuatan pendukung sedangkan TNI dan Kepolisian sebagai
kekuatan utama. Rumusan ini menjadi salah satu ciri khas sistem pertahanan dan
keamanan Indonesia yang bersifat semesta, yang melibatkan seluruh rakyat,
warga negara, wilayah dan sumber daya nasional secara aktif, terpadu, terarah,
dan berkelanjutan.

b. Hak dan kewajiban warga negara dan pemerintah di bidang pendidikan

Pendidikan dasar menjadi wajib dan aka nada sanksi bagi siapapun yang tidak
melaksanakan kewajiban itu. Dengan demikian setiap warga negara mempunyai
pendidikan minimum yang memungkinkannya untuk dapat berpartisipasi dalam
proses pencerdasan kehidupan bangsa. Di pihak lain, Undang-Undang Dasar
mewajibkan pemerintah untuk membiayai pelaksanaan ketentuan ini.

c. Partisipasi Publik Sebagai Hak Warga Negara


M. Budairi Idjehar (2003) mengemukakan bahwa kesempatan bagi rakyat hanya
mungkin tersedia kalau lembaga-lembaga dalam masyarakat menjamin adanya 8
kondisi, yaitu:
a. kebebasan untuk membentuk dan bergabung dalam organisasi.
b. Kebebasan mengungkapkan pendapat,
c. Hak untuk memilih dalam pemilihan umum,
d. Hak untuk menduduki jabatan politik,
e. Hak para pemimpin untuk bersaing memperoleh dukungan suara,
f. Tersedianya sumber-sumber informasi alternatif,
g. Terselanggaranya pemilihan umum yang bebas dan jujur,
h. Adanya lembaga-lembaga yang menjamin agar kebijakan publik tergantung
pada suara dalam pemilihan umum dan pada cara-cara penyampaian pendapat.

Ketentuan mengenai partisipasi atau peran serta masyarakat diatur dalam UU No.
28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas KKN.
Berdasarkan ketentuan Pasal 9, peran serta tersebut diwujudkan dalam bentuk:

a. Hak mencari, memperoleh dan memberikan informasi tentang


penyelenggaraan negara,
b. Hak untuk memperoleh pelayanan yang sama dan adil dari penyelenggara
negara,
c. Hak menyampaikan saran dan pendapat secara bertanggungjawab terhadap
kebijakan penyelenggara negara,
d. Hak memperoleh perlindungan hukum.

Empat hak masyarakat tersebut di atas sulit sekali terwujud karena sistem
peraturan perundangan yang ada belum mendukung. Adalah hak masyarakat
untuk mencari, memperoleh dan memberikan informasi.

Tetapi adakah jaminan untuk mendapatkan semua hal tersebut dan


bagaimana mekanismenya?

Informasi adalah barang mewah bagi masyarakat dan masih sulit untuk diakses,
terlebih bila berkenaan dengan kebijakan-kebijakan strategis. Pengalaman
kalangan NGO untuk mendapatkan Draft Rancangan APBD membutuhkan tenaga
ekstra. Argumentasi klise para penguasa untuk menolak memberikan informasi
adalah bahwa informasi yang dicari itu adalah “rahasia negara”. Walaupun
informasi tersebut sebenarnya telah menjadi dokumen publik dan kriteria rahasia
negara itu sendiri belum jelas.

Rambu-rambu pelibatan peran serta masyarakat telah dituangkan dalam


Peraturan Pemerintah No.69 Tahun 1999 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran
serta Masyarakat dalam Penyelenggaraan Negara. Bila dicermati, abstraksi umum
dari makna ketentuan peraturan pemerintah ini mengandung beberapa hak dan
kewajiban sebagai berikut (Muladi, 2002):

a. Hak untuk mencari, memperoleh dan memberikan informasi mengenai


penyelenggaraan negara;
b. Hak untuk memperoleh pelayanan yang sama dan adil dari penyelenggara
negara;
c. Hak untuk menyampaikan saran dan pendapat serta bertanggung jawab
terhadap kebijakan penyelenggara negara;
d. Hak untuk memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan haknya, dan
apabila diminta hadir dalam penyelidikan, penyidikan, dan di sidang pengadilan
sebagai saksi pelapor, saksi atau saksi ahli, sesuai dengan ketentuan peraturan
perudang-undangan yang berlaku;
e. Hak-hak tersebut dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan dengan menaati norma-norma agama dan norma-
norma sosial lainnya. Hal ini dimaksudkan dalam rangka menghindari fitnah
dan laporan yang tidak bertanggungjawab (di beberapa negara pelakunya
justru dapat dipidana).

D. MAKNA KEWAJIBAN WARGA NEGARA


secara singkat kewajiban warga negara dapat dilihat dari karakter publik dan
privat yang dapat dideskripsikan sebagai berikut:
a) Menjadi anggota masyarakat yang independen
Meliputi kesadaran secara pribadi untuk bertanggung jawab sesuai ketentuan,
bukan karena keterpaksaan atau pengawasan dari luar menerima tanggung
jawab akan konsekuensi dari tindakan yang diperbuat dan memenuhi
kewajiban moral dan egal sebagai anggota masyarakat demokratis.
b) Memenuhi tanggung jawab personal kewarganegaraan di bidang
ekonomi dan politik
Tanggung jawab ini meliputi memelihara/ menjaga diri, memberi nafkah dan
merawat keluarga, mengasuh dan mendidik anak. Termasuk pula mengikuti
informasi tentang isu-isu publik, menggunakan hak pilih dalam pemilu,
membayar pajak, menjadi saksi di pengadilan, kegiatan pelayanan
masyarakat, melakukan tugas kepemimpinan sesuai bakat masing-masing.
c) Menghormati harkat dan martabat kemanusiaan tiap individu.
Menghormati orang lain berarti mendengarkan pendapat mereka, bersikap
sopan, menghargai hak-hak dan kepentingan-kepentingan sesama warga
negara, dan mengikuti aturan musyawarah mufakat dan prinsip mayoritas
namun tetap menghargai hak-hak minoritas untuk berbeda pendapat.

d) Berpartisipasi dalam urusan-urusan kewarganegaraan secara efektif


dan bijaksana
Karakter ini merupakan bentuk sadar informasi sebelum menentukan pilihan
atau partisipasi dalam debat publik, terlibat dalam diskusi yang santun dan
serius, serta memegang kendali dalam kepemimpinan bila diperlukan. Juga
membuat evaluasi tentng kapan saatnya kepentingan pribadi seseorang
sebagai warga negara harus dikesampingkan demi memenuhi kepentingan
publik dan mengevaluasi kapan seseorang karena kewajiban atau prinsip-
prinsip konstitusional diharuskan menolak tuntutan-tuntutan
kewarganegaraan tertentu.
e) Mengembangkan berfungsinya demokrasi konstitusional secara sehat.
Karakter ini meliputi sadar informasi dan kepekaan terhadap urusan-urusan
publik, melakukan penelaahan terhadap nilai-nilai dan prinsip-prinsip
konstitusional, memonitor keputusan para pemimpin politik dan lembaga-
lembaga publik pada nilai-nilai dan prinsip-prinsip tadi serta mengambil
langkah-langkah yang diperlukan bila ada kekurangannya.
PERTEMUAN 3 DAN 4

Substansi Hak Asasi Manusia dalam Pancasila

Salah satu karakteristik hak asasi manusia adalah bersifat universal.Artinya, hak
asasi merupakan hak yang dimiliki oleh setiap manusia di dunia tanpa membeda-bedakan
suku bangsa, agama, ras maupun golongan. Oleh karena itu, setiap negara wajib
menegakkan hak asasi manusia.Akan tetapi, karakteristik penegakan hak asasi manusia
berbeda-beda antara negara yang satu dengan negara lainnya. Ideologi, kebudayaan dan
nilai-nilai khas yang dimiliki suatu negara akan mempengaruhi pola penegakan hak asasi
manusia disuatu negaraContohnya, di Indonesia, dalam proses penegakan hak asasi
manusia dilakukan dengan berlandaskan kepada ideologi negara yaitu Pancasila.Pancasila
merupakan ideologi yang mengedepankan nilai-nilai kemanusian.Pancasila sangat
menghormati hak asasi setiap warga negara maupun bukan warga negara Indonesia.
Bagaimana Pancasila menjamin hak asasi manusia? Pancasila menjamin hak asasi manusia
melalui nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.Nilai-nilai Pancasila dapat dikategorikan
menjadi tiga, yaitu nilai :ideal, nilai instrumental dan nilai praksis.Ketiga kategori nilai
Pancasila tersebut mengandung jaminan atas hak asasi manusia, sebagaimana dipaparkan
berikut ini
1.Hak Asasi Manusia dalam Nilai Ideal Sila-Sila Pancasila
Nilai ideal disebut juga nilai dasar berkaitan dengan hakikat kelima sila Pancasila
seluruh.Nilai-nilai dasar tersebut bersifat universal sehingga di dalamnya terkandung cita-
cita, tujuan, serta nilai-nilai yang baik dan benar.Nilai dasar ini bersifat tetap dan terlekat
pada kelangsungan hidup negara.Hubungan antara hak asasimanusia dengan Pancasila
dapat dijabarkan secara singkat sebagai berikut :
a. Sila Ketuhanan Yang Maha
Esa menjamin hak kemerdeka an untuk memeluk agama, melaksanakan ibadah
dan menghormati perbedaan agama.
b. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab menempatkan setiap warga negara pada
kedudukan yang sama dalam hukum serta memiliki kewajiban dan hak-hak yang
sama untuk mendapat
jaminan dan perlindungan hukum.
c. Sila Persatuan Indonesia mengamanatkan adanya unsur pemer satu diantara
warga negara dengan semangat rela berkorban dan menempatkan kepentingan
bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan .Hal ini sesuai
dengan prinsip hak asasi manusia, bahwa hendaknya sesama manusia bergaul satu
sama lainnya dalam semangat persaudaraan
d. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan /Perwakilan dicerminkan dalam kehidupan pemerintahan,
bernegara, dan bermasyarakat yang demokratis
Hak asasi manusia memiliki ciri-ciri khusus, yaitu sebagai berikut
1) Hakiki, artinya hak asasi manusia adalah hak asasi semua umat manusia yang
sudah ada sejak lahir.
2) Universal, artinya hak asasi manusia berlaku untuk semua orang tanpa
memandang status, suku bangsa, gender atau perbedaan lainnya.
3) Tidak dapat dicabut, artinya hak asasi manusia tidak dapat dicabut atau
diserahkan kepada pihak lain.
4) Tidak dapat dibagi, artinya semua orang berhak mendapatkan se mua hak,
apakah hak sipil dan politik, atau hak ekonomi, sosial dan budaya.warga
negara untuk bermusyawarah mufakat yang dilakukan tanpa adanya tekanan,
paksaan, ataupun intervensi yang membelenggu hakhak partisipasi
masyarakat.
e. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia mengakui hak milik perorangan
dan dilindungi pemanfaatannya oleh negara serta memberi kesempatan sebesar-
besarnya pada masyarakat

Beberapa jenis hak asasi sesuai dengan Pancasila antara lain sebagai berikut.

No. Sila Pancasila Jenis Hak Asasi yang Terkait


1. Ketuhanan Yang 1. Hak asasi melakukan ibadah menurut keyakinannya
Maha Esa masing-masing. 
2. Hak kemerdekaan beragama bagi setiap orang untuk
memilih serta menjalankan agamanya masing-masing.
3. Hak bebas dari pembedaan ras, warna kulit, jenis
kelamin, bahasa, agama.
2. Kemanusian yang 1. Hak pengakuan terhadap martabat manusia (dignity of
Adil dan Beradab man)
2. Hak asasi manusia (human rights)
3. Hak kebebasan manusia (human freedom).
4. Hak sama di depan hukum dan berhak atas
perlindungan hukum yang sama.
5. Hak adanya persamaan derajat, persamaan hak dan
persamaan kewajiban antara sesama manusia 
3. Persatuan 1. Hak menikmati hak-hak asasinya tanpa pembatasan
Indonesia dan belenggu.
2. Hak manusia bergaul satu sama lainnya dalam
semangat persaudaraan
3. Hak dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan
hak-hak yang sama.
4. Kerakyatan yang 1. Hak mengeluarkan pendapat .
Dipimpin oleh 2. Hak berkumpul dan mengadakan rapat.
Hikmat 3. Hak ikut serta dalam pemerintahan.
Kebijaksanaan 4. Hak menduduki jabatan politik yang dikembangkan di
dalam Indonesia berintikan nilai-nilai agama, kesamaan
Permusyawaratan/ budaya, pola pikir bangsa serta sumbangan nilai-nilai
Perwakilan kontemporer, dengan mengedepankan pengambilan
keputusan secara musyawarah, bukan pada suara
mayoritas.
5. Keadilan Sosial 1. Hak setiap warga negara memiliki kebebasan hak milik
bagi Seluruh 2. Hak jaminan sosial
Rakyat Indonesia 3. Hak mendapatkan pekerjaan dan perlindungan
kesehatan

2. Hak Asasi Manusia dalam Nilai Instrumental Sila-Sila Pancasila


Nilai instrumental merupakan pedoman pelaksanaan kelima sila PancasilaHak asasi
manusia juga dijamin oleh nilai-nilai instrumental PancasilaAdapun, peraturan
perundang-undangan yang menjamin hak asasi manusia di antaranya sebagai berikut :
a) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terutama Pasal 28
A – 28 J
b) Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia.
c) Ketentuan dalam undang-undang organik berikut.
1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1998 tentang Konvensi
Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman
2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentangHak Asasi
Manusia
3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan
HAM
4) U U RI Nomor 11 Tahun 2005 tentangKovenan Internasional tentang Hak-Hak
Sipil dan Politik
5) U U R I Nomor 12 Tahun 2005 tentang Kovenan Internasional Hak-Hak
Ekonomi, Sosial Budaya
d) Ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu)
Nomor 1 Tahun 1999 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia
e) Ketentuan dalam Peraturan Pemerintah berikut
1. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2002 tentang Tata cara Perlindungan
terhadap Korban dan Saksi dalam Pelanggaran Hak Asasi Manusia yang Berat
2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2002 tentang Kompensasi, Restitusi,
Rehabilitasi terhadap Korban Pelanggaran Hak Asasi Manusia Berat
f) Ketentuan dalam Keputusan Presiden (Keppes)
1. Keputusan Presiden Nomor 50 Tahun 1993 tentang Komisi Nasional Hak Asasi
Manusia
2. Keputusan Presiden Nomor 83 Tahun 1998 tentang Pengesahan Konvensi
Nomor 87 tentang Kebebasan Berserikat dan Perlindungan untuk Berorganisasi
3. Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 2001 tentang Pembentukan Pengadilan
HAM pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Pengadilan Negeri Surabaya,
Pengadilan Negeri Medan dan Pengadilan Negeri Makasar
4. Kepres Nomor 96 Tahun 2001 tentang Perubahan Keppres Nomor 53 Tahun
2001 tentang Pembentukan Pengadilan HAM Ad Hoc pada Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat
5. Keputusan Presiden Nomor 40 Tahun 2004 tentang Rencana AksiNasional HAM
Indonesia Tahun 2004-2009

Beberapa konstitusi yang pernahberlaku di Negara Republik Indonesia, yaitu UUD


1945, Konstitusi RIS 1949, UUDS 1950 dan UUD NRI Tahun 1945 setelah diamandemen.
Keempat konstitusi yang pernah berlaku di negara kita tersebut juga memuat pasal-pasal
tentang hak-hak asasi manusia seperti pada tabel di bawah ini.

Kategori Pasal UUD 1945 Pasal KONSTITUSI


No. Pasal UUD S 1950
HAM (Amandemen) RIS
1. Hak asasi Pasal 28 E, Pasal 29 Pasal 18, Pasal 19, Pasal 18, Pasal 19,
Pribadi Pasal 20, Pasal 21, pasal 8 Pasal 20, Pasal 21,
pasal 8
2. Hak asasi Pasal 28H ayat (3), Pasal 29, pasal 30, pasal 16 Pasal 16,pasal
Sosial Budaya Pasal 28 H ayat (1), 30,pasal 31
Pasal 31 (1), Pasal 28C
ayat (1), Pasal 28I ayat
(3)
3. Hak asasi pasal 28D Pasal 7(4), pasal 13 Pasal 7(4), pasal 13
peradilan
4. Hak asasi Pasal 27 ayat (2), Pasal Pasal 25 Pasal 26
Ekonomi 28D ayat (2)
5. Hak Asasi Pasal 30 (1) Pasal 23, Pasal 22 Pasal 24, Pasal 23
sipil dan
politik
6. Hak Asasi Pasal 28 I(1),(2) Pasal 14, pasal 15,pasal Pasal 7(1),(2),(3);
Hukum 7(1,2,3) pasal 14, pasal 15

Selain dijamin dalam konstitusi, hak asasi manusia juga dijamin di dalam Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Jaminan
HAM dalam UU No. 39 Tahun 1999, secara garis besar meliputi :
 Pasal 9: Hak untuk hidup, seperti hak mempertahankan hidup, memperoleh
kesejahteraan lahir dan batin, memperoleh lingkungan hidup yang baik dan
sehat.
 Pasal 10: Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan, seperti hak memiliki
keturunan  melalui perkawinan yang sah.
 Pasal 11-16: Hak mengembangkan diri, seperti hak pemenuhan kebutuhan dasar,
meningkatkan kualitas hidup, memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan
teknologi, memperoleh informasi dan melakukan pekerjaan sosial.
 Pasal 17-19: Hak memperoleh keadilan, seperti hak memperoleh kepastian
hukum dan hak persamaan di depan hukum.
 Pasal 20-27: Hak atas kebebasan pribadi, seperti hak memeluk agama, keyakinan
politik, memilih status kewarganegaraan, berpendapat, mendirikan parpol, dan
bebas bergerak dan bertempat tinggal.
 Pasal 28-35: Hak atas rasa aman, seperti hak memperoleh suaka politik,
perlindungan terhadap ancaman ketakutan, perlindungan terhadap penyiksaan,
penghilangan dengan paksaan dan penghilangan nyawa.
 Pasal 36-42: Hak atas kesejahteraan, seperti hak milik pribadi, memperoleh
pekerjaan yang layak, kehidupan yang layak, dan jaminan sosial.
 Pasal 43-44: Hak turut serta dalam pemerintahan, seperti hak memilih dan
dipilih dalam pemilu, partisipasi langsung dan tidak langsung, diangkat dalam
jabatan pemerintah dan mengajukan usul kepada pemerintah.
 Pasal 45-51: Hak wanita, yaitu tidak ada diskriminasi/hak yang sama antara pria
dan wanita dalam bidang politik, pekerjaan, status kewarganegaraan, keluarga/
perkawinan.
 Pasal 52-60: Hak anak, yaitu seperti hak anak untuk mendapatkan perlindungan
orang tua, keluarga, masyarakat dan negara. Hak beribadah menurut agamanya,
berekspresi,  perlakuan khusus bagi anak cacat, perlindungan dari eksploitasi
ekonomi, pekerjaan, pelecehan s*ksual, perdagangan anak dan penyalahgunaan
n*rk*tika.
Untuk menegakkan HAM, Pasal 69 ayat (2) UU No. 39 Tahun 1999 menyatakan “Setiap hak
asasi manusia seseorang menimbulkan kewajiban asasi dan tanggung jawab untuk
menghormati hak asasi orang lain secara timbal balik serta menjadi tugas pemerintah
untuk menghormati, melindungi, menegakkan dan memajukkannya”. Oleh karenanya
seluruh warga negara tidak terkecuali pemerintah wajib menghormati hak asasi orang
lain, dengan menjungjung hukum, moral, etika dan tata tertib kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Berikut ini adalah beberapa hak dan kewajiban negara terhadap
hak-hak dasar warga negara
Hak Negara:
1. Hak untuk ditaati hukum dan pemerintahan. (pasal 27 ayat(1)) 
2. Hak untuk dibela (pasal 27 ayat (3))
3. Hak untuk dipertahankan (pasal 30 ayat (1))
4. Hak untuk menguasai bumi, air dan kekayaan alam untuk kepentingan rakyat
( pasal 33 ayat (2) dan ayat (3)) 
Kewajiban Negara:
1. Menjamin persaman kedudukan warga negara dihadapan hukum dan
pemerintahan (pasal 27 ayat (1))
2. Menjamin kehidupan dan pekerjaan yang layak (pasal 27 ayat (2)) 
3. Menjamin kemerdekaan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat baik
lisan maupun tulisan (pasal 28) 
4. Menjamin hak hidup serta hak mempertahankan hidup (pasal 28A) 
5. Menjamin hak mengembangkan diri dan pendidikan (pasal 28C ayat (1)) 
6. Menjamin sisten hukum yang adil (pasal 28D ayat (1))
7. Menjamin hak asasi warga negara (pasal 28I ayat (4)) 
8. Menjamin kemerdekaan untuk memeluk agama dan menjalankan agama masing-
masing (pasal 29 ayat (2))
9. Menjamin pembiayaan pendidikan dasar (pasal 31 ayat (2))
10. Menjamin pemberian jaminan sosial (pasal 34)

3. Hak Asasi Manusia dalam Nilai Praksis Sila-Sila Pancasila


Nilai praksis merupakan realisasi nilai-nilai instrumental suatu pengalaman dalam
kehidupan sehari-hari. Nilai praksis Pancasila senantiasa berkembang dan selalu dapat
dilakukan perubahan dan perbaikan sesuai dengan perkembangan zaman dan aspirasi
masyarakatHal tersebut dikarenakan Pancasila merupakan ideologi yang terbuka.Hak
asasi manusia dalam nilai praksis Pancasila dapat terwujud apabila nilai-nilai dasar dan
instrumental Pancasila itu sendiri dapat dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari oleh
seluruh warga negara.Hal tersebut dapat diwujudkan apabila setiap warga negara
menunjukkan sikap positif dalam kehidupan sehari-hari.
Hak asasi manusia dalam nilai praksis Pancasila dapat terwujud apabila nilai-nilai
dasar dan instrumental Pancasila itu sendiri dapat dilaksanakan dalam kehidupan sehari-
hari oleh seluruh warga negara. Hal tersebut dapat diwujudkan apabila setiap warga
negara menunjukkan sikap positif dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa contoh sikap
positif yang dapat ditunjukan warga negara anatara lain sebagai berikut.

No. Sila Pancasila Sikap yang Ditunjukkan


1. Ketuhanan Yang 1. Hormat-menghormati dan bekerja sama antarumat
Maha Esa beragama sehingga terbina kerukunan hidup
2. Saling menghormati kebebasan beribadah sesuai
dengan agama dan kepercayaannya
3. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan
kepada orang lain
2. Kemanusian yang 1. Mengakui persamaan derajat, hak dan kewajiban antara
Adil dan Beradab sesama manusia
2. Saling mencintai sesama manusia
3. Tenggang rasa kepada orang lain
4. Tidak semena-mena kepada orang lain
5. Menjunjung tinggi nilai-nilai ke manusian
6. Berani membela kebenaran dan keadilan
7. Hormat-menghormati dan bekerja sama dengan bangsa
lain
3. Persatuan 1. Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan dan
Indonesia keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan
pribadi atau golongan
2. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara
3. Cinta tanah air dan bangsa
4. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan ber-Tanah Air
Indonesia
5. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika
4. Kerakyatan yang 1. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat
Dipimpin oleh 2. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain
Hikmat 3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil
Kebijaksanaan keputusan untuk kepentingan bersama
dalam 4. Menerima dan melaksanakan setiap keputusan
Permusyawaratan/ musyawarah
Perwakilan 5. Mempertanggungjawabkan setiap keputusan
musyawarah secara moral kepada Tuhan Yang Maha
Esa
5. Keadilan Sosial 1. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
bagi Seluruh 2. Menghormati hak-hak orang lain
Rakyat Indonesia 3. Suka memberi pertolongan kepada orang lain
4. Menjauhi sikap pemerasan kepada orang lain
5. Menjauhi sifat boros dan gaya hidup mewah
6. Rela bekerja keras Menghargai hasil karya orang lain

PERTEMUAN 5 DAN 6

Kasus Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Sebagai Warga


Negara.
Negara akan dapat berjalan dengan baik bila warga negaranya mendukung. Ada
beberapa hal yang merupakan kewajiban dari warga negara dan sebaliknya ada beberapa
hal yang menjadi kewajiban dari negara. Demikian pula dengan hak, ada beberapa hal
yang menjadi hak dari negara dan demikian pula ada beberapa hak yang menjadi hak dari
warga negara. Penjaminan hak dan kewajiban antara negara dan warga negara terdapat
dalam konstitusi negara, dalam hal ini UUD 1945. UUD 1945 adalah konstitusi Republik
Indonesia.

Kehidupan negara akan berjalan dengan baik, harmonis dan stabil bila antara negara dan
warga negara mengetahui hak dan kewajiban secara tepat dan proporsional. Perlu
disadari bahwa pelaksanaan hak adalah berkaitan dengan kewajiban. Kedua-duanya harus
seimbang dan serasi serta selaras. Penuntutan hak oleh negara dan juga warga negara
harus berimbang dengan kewajibannya. Tidak mungkin orang hanya menutut haknya saja
sedang kewajibannya diabaikan. Bila ada orang yang hanya menuntut haknya saja maka
akan pasti merugikan orang lain, masyarakat bangsa dan negara.

Demikian pula orang yang hanya mengerjakan kewajiban saja tanpa menharapkan hak
maka juga akan merugikan orang lain, masyarakat bangsa dan negara. Oleh karena itu,
antara kewajiban dan hak harus dijalankan secara bersamaan, tidak ada yang mendahului
atau yang ditinggalkan dari yang lain.

Pelaksanaan Hak dan kewajiban yang tidak seimbang, berimbang dan berat sebelah
menimbulkan pertikaian, konflik, permusuhan dan kekerasan. Nyatanya,didalam
pelaksanaan hak dan kewajiban negara terhadap hak-hak dasar warga negara tidak selalu
berjalan dengan mulus. Masih sering kita temui pelanggaran yang terjadi, terlebih didalam
pelaksanan kewajiban negara terhadap pelaksanaan hak-hak dasar warga negara. Berikut
beberapa contoh pelanggaran pelaksanaan hak dan kewajiban negara terhadap hak-hak
dasar warga negara.
1. Hak dan Kewajiban Warga Negara di bidang Pendidikan dan contoh
pelanggarannya

Pendidikan adalah pilar utama dalam


kemajuan sutu bangsa. Tanpa
pendidikan negara akan hancur
disamping bidang lainnya seperti
Ekososbudhankam. Suatu dikatakan
maju apabila pendidikan negara
tersebut berkembang pesat dan
memadai. Dengan pendidikan kita bisa
mengetahui sesuatu yang tak diketahui
menjadi tahu. Dengan pendidikan kita
bisa meningkatkan potensi diri dan
cara berpikir kita, bahkan dalam suatu
riwayat dikatakan, Kalau mau bahagia
di dunia haruslah dengan Ilmu, Kalau mau bahagia di akhirat juga dengan Ilmu, Kalau mau
bahagia di dunia dan di akhirat juga dengan Ilmu. Disini di tekankan bahwa Ilmu itu sangat
penting dan utama, bahkan orang yang berilmu dan bermanfaat bagi orang lain lebih
tinggi kedudukannya dibandingkan dengan seorang ahli ibadah, tentunya dengan diikuti
oleh keimanan dan ketaqwaan.

Sesuai dengan Pasal 31 Undang Undang Dasar 1945 dalam perubahannya yang ke-empat
yang membahas mengenai pendidikan diindonesia, tertulis dan tercantum bahwa

ayat 1 : Setiap warga Negara berhak mendapat pendidikan.

ayat 2 : Setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya.

ayat 3 : Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan


nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.

ayat 4 : Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari


anggaran pendapatan dan belanja Negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja
daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.

Ayat 5 : Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung


tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta
kesejahteraan umat manusia.

Ini membuktikan bahwa tanggung jawab Negara atau pemerintah sangatlah besar, karena
mereka pun bertanggung jawab atas kemajuan bangsa ini.
2. Hak dan Kewajiban Warga Negara di bidang Ekonomi dan contoh
pelanggarannya

Pasal 33 ayat (1), menyatakan, bahwa “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama
berdasar atas azas kekeluargaan”.

Pasal 33 ayat (2), menyatakan bahwa “Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara
dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara”.

Pasal 33 ayat (3), menyatakan bahwa “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung
di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat”.

Pasal 34 menyatakan bahwa “Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh
negara”. 

Arti pesannya adalah:

· Hak memperoleh jaminan kesejahteraan ekonomi, misalnya dengan tersedianya barang


dan jasa keperluan hidup yang terjangkau oleh daya beli rakyat.

· Hak dipelihara oleh negara untuk fakir miskin dan anak-anak terlantar.

· Kewajiban bekerja keras dan terarah untuk menggali dan mengolah berbagai sumber
daya alam.

· Kewajiban dalam mengembangkan kehidupan ekonomi yang berazaskan kekeluargaan,


tidak merugikan kepentingan orang lain.

· Kewajiban membantu negara dalam pembangunan misalnya membayar pajak tepat


waktu.
PERTEMUAN 7 DAN 8

Penanganan Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara

Pelanggaran hak warga negara terjadi ketika warga negara tidak dapat menikmati
atau memperoleh haknya sebagaimana mestinya yang ditetapkan oleh undang-undang.
Sedangkan pengingkaran kewajiban warga negara biasanya disebabkan oleh tingginya
sikap egoisme yang dimiliki oleh setiap warga negara, yang ada di pikirannya hanya
sebatas bagaimana cara mendapat haknya, sementara yang menjadi kewajibannya
dilupakan. Negara akan dapat berjalan dengan baik bila warga negaranya mendukung. 

A. Pencegahan Pelanggaran dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara


Agar pelaksanaan kewajiban dan hak baik negara maupun warga negara dapat
berjalan serasi dan seimbang perlu dilakukan tindakan-tindakan. Tindakan terbaik dalam
penegakan hak dan kewajiban warga adalah dengan mencegah timbulnya semua faktor
penyebab pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara. Apabila faktor
penyebabnya tidak muncul, pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara
dapat diminimalisir atau bahkan dihilangkan. Berikut ini upaya pencegahan yang dapat
dilakukan untuk mengatasi berbagai kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban
warga negara.

1. Supremasi hukum dan demokrasi harus ditegakkan. Pendekatan hukum dan


pendekatan dialogis harus dikemukakan dalam rangka melibatkan partisipasi
masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Para pejabat penegak
hukum harus memenuhi kewajiban dengan memberikan pelayanan yang baik dan
adil kepada masyarakat, memberikan perlindungan kepada setiap orang dari
perbuatan melawan hukum, dan menghindari tindakan kekerasan yang melawan
hukum dalam rangka menegakkan hukum.
2. Mengoptimalkan peran lembaga-lembaga selain lembaga tinggi negara yang
berwenang dalam penegakan hak dan kewajiban warga negara seperti Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK), Lembaga Ombudsman Republik Indonesia, Komisi
Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Komisi Perlindungan Anak Indonesia
(KPAI), dan Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas
Perempuan).
3. Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk mencegah terjadinya berbagai
bentuk pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara oleh
pemerintah.
4. Meningkatkan pengawasan dari masyarakat dan lembaga-lembaga politik
terhadap setiap upaya penegakan hak dan kewajiban warga negara.
5. Meningkatkan penyebarluasan prinsip-prinsip kesadaran bernegara kepada
masyarakat melalui lembaga pendidikan formal (sekolah/perguruan tinggi)
maupun non-formal (kegiatan-kegiatan keagamaan dan kursus-kursus).
6. Meningkatkan profesionalisme lembaga keamanan dan pertahanan negara.
7. Meningkatkan kerja sama yang harmonis antarkelompok atau golongan dalam
masyarakat agar mampu saling memahami dan menghormati keyakinan dan
pendapat masing-masing.

Selain melakukan upaya pencegahan, pemerintah juga menangani berbagai kasus


yang sudah terjadi. Tindakan penanganan dilakukan oleh lembaga-lembaga negara yang
mempunyai fungsi utama untuk menegakkan hukum, seperti berikut.

1. Kepolisian melakukan penanganan terhadap kasus-kasus yang berkaitan dengan


pelanggaran terhadap hak warga negara untuk mendapatkan rasa aman, seperti
penangkapan pelaku tindak pidana umum (pembunuhan, perampokan,
penganiayaan dan sebagainya) dan tindak pidana terorisme. Selain itu kepolisian
juga menangani kasus-kasus yang berkaitan dengan pelanggaran peraturan lalu
lintas.
2. Tentara Nasional Indonesia melakukan penanganan terhadap kasus-kasus yang
berkaitan dengan gerakan separatisme, ancaman keamanan dari luar dan
sebagainya.
3. Komisi Pemberantasan Korupsi melakukan penanganan terhadap kasus-kasus
korupsi dan penyalahgunaan keuangan negara.
4. Lembaga peradilan melakukan perannya untuk menjatuhkan vonis atas kasus
pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.

Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk menangani berbagai kasus
pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara. Akan tetapi, sampai sekarang
kasus-kasus tersebut masih terjadi, seperti masih tingginya angka putus sekolah dan
pengangguran, kurangnya kesadaran masyarakat untuk membayar pajak.

1. Mengapa?  Pemerintah mengadakan program wajib belajar 9 tahun, namun


angka putus sekolah masih tinggi. Angka putus sekolah disebabkan
oleh faktor dari peserta didik seperti tingkat pendidikan orang tua,
tingkat pendapatan orang tua, aksesibilitas wilayah,, dan motivasi
anak.
 Kurangnya kesadaran warga negara dalam membayar pajak
disebabkan oleh kesadaran masyarakat sangat rendah
serta banyaknya korupsi dan penyalahgunaan pajak.
2. Siapa yang Pihak yang paling bertanggung jawab mengenai tingginya angka putus
bertanggun sekolah dan rendahnya kesadaran masyarakat dalam membayar pajak
g jawab? adalah pemerintah dan masyarakat. pemerintah sebagai pembuat
kebijakan harus mampu memberikan pemahaman kepada
masyarakat. Sedangkan masyarakat sebagai warga negara harus
memiliki kesadaran tentang pentingnya pendidikan dan membayar
pajak.
3. Apa Untuk mencegah terjadinya kasus-kasus pelanggaran hak dan
Solusinya ? pengingkaran kewajiban warga negara adalah dengan intropeksi diri
sendiri, apakah kita sudah melaksanakan kewajiban kita sebagai
warga negara. Sedangkan pihak pemerintah diharapkan bersungguh-
sungguh dalam melaksanakan setiap kebijakan terutama tentang
pajak. Seperti diketahui para penunggak pajak adalah para pengusaha
yang memiliki modal besar.

B. Membangun Partisipasi Masyarakat

Upaya pencegahan dan penanganan pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban


warga negara yang dilakukan oleh pemerintah tidak akan berhasil tanpa didukung oleh
sikap dan perilaku warga negaranya, yang mencerminkan penegakan hak dan kewajiban
warga negara. Sebagai warga negara dari bangsa dan negara yang beradab sudah
sepantasnya sikap dan perilaku kita mencerminkan sosok manusia beradab yang selalu
menghormati keberadaan orang lain secara kaffah. Sikap tersebut dapat ditampilkan
dalam perilaku di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa dan negara.

No
Lingkungan Perilaku Yang Ditampilkan
.
1. Di lingkungan 1. Menghormati anggota keluarga yang lebih tua
keluarga 2. Mengeluarkan pendapat dengan baik
3. Masing-masing anggota keluarga menjalankan
kewajiban dan haknya dengan baik.
2. Di lingkungan 1. Guru dan peserta didik memahami kewajiban dan
sekolah haknya di sekolah
2. Sebagai peserta didik harus mematuhi peraturan yang
dibuat oleh sekolah, sedangkan bagi guru menjalankan kode
etik profesinya.
3. Sebagai peserta didik tugas utamanya adalah belajar,
jadi waktu di sekolah digunakan sepenuhnya untuk
menuntut ilmu.
3. Di lingkungan 1. Saling menghargai dan saling menghormati antar sesama
masyarakat warga masyarakat.
2. Memahami dengan baik apa yang menjadi kewajiban dan
hak sebagai warga masyarakat.
3. Saling mengingatkan tentang hak dan kewajiban masing-
masing sehingga tidak ada silang sengketa.
4. Di lingkungan 1. Sebagai warga negara wajib menaati peraturan atau undang-
bangsa dan negara undang yang dibuat pemerintah.
2. Melaksankan kewajiban terlebih dahulu baru menuntut hak,
jangan menuntut hak tapi lalai akan kewajiban.
3. Mendukung semua kebijakan pemerintah yang berpihak
kepada rakayat, apabila ada kebijakan yang kurang tepat
dapat disampaikan melalui wakil rakyat.

Anda mungkin juga menyukai