Anda di halaman 1dari 1

PENDAHULUAN

Didalam setiap diri masing-masing orang tentunya terdapat anugerah, salah satunya
yaitu kecerdasan yang merupakan bawaan sejak lahir. Seseorang yang terlahir dengan
kecerdasan tinggi tidak seharusnya di sia-sia kan. Kecerdasan bukan merupakan bawaan
genetic namun kecerdasan perlu untuk terus diasah atau dilatih agar tetap berguna bagi
sesama maupun bermanfaat bagi diri sendiri di masa sekarang dan masa mendatang.
Kecerdasan tidak hanya mengenai ilmu teoritis. Ketanggapan seseorang dalam menyikapi
persoalan atau masalah juga dapat dikategorikan sebagai kecerdasan.
Kecerdasan dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya yaitu IQ
(IntelligenceQuotient), EQ (Emotional Quotient), SQ (Spiritual Quotient), dan AQ (Adversity
Quotient). Seseoarang yeng memiliki IQ tinggi tetapi EQ rendah cenderung mengalami
kemungkinan gagal yang lebih besar dibandingkan dengan seseorang yang ber-IQ rata-rata
tetapi EQ-nya tinggi. Hal tersebut berarti bahwa penggunaan EQ atau kemampuan mengolah
rasa justru menjadi sesuatu yang sangat penting. Dimana menurut Goleman, dalam dunia
kerja yang berperan dalam kesuksesan karir seseorang adalah 85% EQ dan 15% IQ. Dengan
demikian, peran EQ bisa dibilang sangat berpengaruh.
Kita perlu untuk mengembangkan IQ terkait pengetahuan dan ketrampilan, namun
kita juga harus dapat menunjukkan EQ yang sebaik-baiknya. Guna meningkatkan
kemampuan IQ dan EQ supaya dapat memanfaatkan hati nurani kita yang terdalam, maka
perlu juga untuk membina SQ yang merupakan cerminan hubungan kita dengan Sang
Pencipta. Melalui SQ kita dilatih menggunakan ketulusan hati sehingga mempertajam apapun
yang akan kita tampilkan.
Oleh karena itu, perpaduan antara IQ, EQ, dan SQ inilah yang nantinya akan
membangun jiwa kita secara utuh. Selain itu, akan lebih baik lagi jika ditambahkan AQ yang
mampu membimbing kita bagaimana bertahan dan bangkit ketika menghadapi tantangan
bahkan ancaman.
IQ, EQ, SQ, dan AQ ini saling berkaitan. Maka dari keempat jenis itu supaya dilatih
dalam kepribadian masing-masing tujuannya adalah menyeimbangkan antara kecerdasan
intelektual dan spiritual. Ibaratnya ilmu dunia di gambarkan seperti kaki dan ilmu agama
digambarkan seperti mata. Jika tidak memiliki ilmu dunia maka tidak akan bisa berjalan pun
sebaliknya jika tak memiliki bekal ilmu agama atau spiritual maka tidak akan bisa melihat
(membedakan antara yang baik dan buruk), maka dari itu keduanya harus seimbang.

Anda mungkin juga menyukai