- Ghina Salsabila (P17410183110) - Fanny Lazulfa S (P17410184132) - Yeriko Sebastian (P17410184136) - Niluh Sekar Sari (P17410184139) - Agnes Sinta Nadhif (P17410184142) - Ajeng Shalshabillah P.A (P17410184153) - Felizyca Cancereta E (P17410184154) - Nadya Kristiandika P (P17410184155) Sistem pembiayaan kesehatan
• sistem pembiayaan kesehatan adalah pengelolaan
berbagai upaya penggalian, pengalokasian, dan pembelanjaan dana kesehatan untuk mendukung penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembiayaan bersumber pemerintah • Menurut Peraturan Presiden • Menurut World Health Republik Indonesia No 72 Tahun Organization (WHO) untuk 2012 tentang Sistem Kesehatan meningkatkan derajat kesehatan Nasional (SKN) : pembiayaan suatu masyarakat diperlukan kesehatan merupakan salah satu anggaran minimal 5%-6% dari sub sistem dalam SKN, sehingga total APBN suatu negara. dapat menjadi acuan dalam Sedangkan, untuk mencapai penyusunan dan pelaksanaan derajat kesehatan yang ideal pembangunan kesehatan yang diperlukan anggaran 15%-20% dimulai dari kegiatan perencanaan dari APBN suatu negara. sampai dengan kegiatan monitoring dan evaluasi. Sistem pembiayaan kesehatan di daerah • Berdasarkan Undang-undang No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah yaitu untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah menurut asas otonomi. • Pembiayaan kesehatan di era desentralisasi ini sangat tergantung pada komitmen daerah. • Efisiensi pembiayaan dapat terlaksana dengan baik, sehingga menjamin pemerataan, mutu dan keseimbangan pembangunan kesehatan daerah. • Mobilisasi • Alokasi Pembiayaan Kesehatan Menurut Jenis Fungsi Gambaran • Dapat dilihat di table sebelumnya bahwa belanja kesehatan banyak digunakan untuk fungsi tata kelola sistem kesehatan dan administrasi pembiayaan kesehatan sekitar 50,77% - 56,62%, kemudian untuk pelayanan kuratif sebesar 25,23%-28,12%, kemudian untuk pelayanan pencegahan dan kesehatan masyarakat 8,45%-11,90% dan terakhir untuk alat-alat dan bahan medis sebesar Rp 5,47 % - 7,07 %. Gambaran Pembiayaan Kesehatan Menurut Jenis Program Gambaran Pembiayaan Kesehatan Menurut Mata Anggaran Komitmen Pemerintah Daerah Dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
• Pasal 67 disebutkan bahwa salah satu kewajiban
kepala daerah dan wakil kepala daerah melaksanakan program strategis nasional, dimana yang dimaksud dengan program strategis nasional adalah program yang ditetapkan presiden sebagai program yang memiliki sifat strategis secara nasional dalam upaya meningkatkan pertumbuhan Ringkasan Sistem pembiayaan kesehatan merupakan pengelolahan berbagai upaya pengalokasian dan pembelanjaan dana kesehatan. untuk mendukung penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi - tingginya. untuk mencapai derajat kesehatan yang ideal diperlukan anggaran 15% - 20% dari APBN suatu negara. sistem pembiayaan kesehatan daerah sangat tergantung pada komitmen daerah. dimana diatur dan diurus sendiri menurut asa otonomi dan tugas pembantuan yang diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran masysrakat salah stau contohnya adalah sumber pembiayaan kesehatan di kota serang. di kota serang pembiayaan besar di dapatkan dari APBD dimana komponen APBD terbesar berasal dari komponen dana perimbangan yaitu sebesar 60,61%-72,91%. Sedangkan komponen APBD yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) hanya sebesar 9,55%-11,21%, hal ini memperlihatkan bahwa kontribusi PAD terhadap APBD masih rendah. Pembiayaan kesehatan berdasarkan program, banyak terealisasi untuk program penguatan Sistem kesehatan 59,55%-67,43% serta untuk program kesehatan individu sebesar 21,29% - 26,49% kemudian untuk program kesehatan masyarakat sebesar 11,28%-13,96%. Pembiayaan kesehatan berdasarkan mata anggaran, paling besar untuk belanja operasional (83,68%- 93,57%) untuk mata anggaran (4,76%-15,29%) serta untuk belanja pemeliharaan (0,93%-1,67%)