PENDAHULUAN
1
keterpaduan upaya kesehatan yang menyeluruh. Oleh karena itu,
pembangunan kesehatan yang menyangkut upaya peningkatan kesehatan
(promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif),
dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) harus dilaksanakan secara
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan, dan dilaksanakan bersama
antara pemerintah dan masyarakat.
2
Keberhasilan pembangunan diberbagai bidang dan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi telah meningkatkan taraf kesejahteraan
masyarakat dan kesadaran akan hidup sehat. Hal ini mempengaruhi
meningkatnya kebutuhan pelayanan dan pemerataan yang mencakup
tenaga, sarana, dan prasarana baik jumlah maupun mutu. Karena itu
diperlukan pengaturan untuk melindungi pemberi dan penerima jasa
pelayanan kesehatan.
Profil Puskesmas Aek Kanopan ini memuat berbagai data dari setiap
program yang ada di Puskesmas yang meliputi data Kesehatan Ibu dan Anak ,
data Kunjungan Pasien rawat Inap dan rawat jalan , data tentang Gizi , data
imunisai, data tentang ketenagaan dan lain-lain. Profil Puskesmas Simpang
Empat juga menyajikan data pendukung lain yang berhubungan dengan
kesehatan seperti data kependudukan,data lingkungan, dan data-data lain
yang berkaitan dengan upaya untuk menggambarkan kondisi kesehatan
masyarakat Kecamatan Kualuh Hulu. Dengan kata lain , profil kesehatan
merupakan salah satu sarana penyaji data dan informasi kesehatan yang
menggambarkan status kesehatan masyarakat dan factor-faktor yang
mempengaruhinya yang merupakan cerminan dari pembangunan kesehatan
secara menyeluruh. Pada akhirnya profil kesehatan lebih dinilai sebagai alat
evaluasi daripada sebagai alat pemantauan.
3
1.2 Tujuan Penyusunan
1.2.1 Tujuan Umum
4
dalam bidang kesehatan untuk perencanaan pembangunan Kesehatan yang
berkelanjutan. Sistem Informasi yang baik harus dapat memberikan
gambaran atau situasi yang akurat, tepat waktu dan sesuai dengan
kebutuhan agar penentu kebijakan dapat mengambil keputusan berlandaskan
fakta (evidence based decision making).
Bab I. PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan secara singkat tentang latar belakang
penyusunan profil,tujuan,manfaat serta sistematika penulisannya.
5
dilaksanakan serta target-target yang harus dicapai.Dalam bab ini juga
dijabarkan tentang hasil capaian program pembangunan kesehatan meliputi
program peningkatan derajat kesehatan masyarakat,program peningkatan
perilaku kesehatan masyarakat,program peningkatan kesehatan lingkungan
dan pelayanan kesehatan.
LAMPIRAN
Pada lampiran ini terdapat resume/angka pencapian kinerja Puskesmas
Aek Kanopan dan 77 tabel data .
6
BAB 2
GAMBARAN UMUM KECAMATAN KUALUH HULU
● Sawah ½ teknis 65 Ha
7
2.2 Keadaan Iklim
Keadaan iklim di Kecamatan Kualuh Hulu berdasarkan pengamatan
dari Badan Geofisika dan Meteorologi Kecamatan Kualuh Hulu di gambarkan
dalam bentuk jumlah curah hujan dan jumlah hari hujan dengan nilai rata-
rata jumlah curah hujan 103 mm per bulan dan jumlah hari hujan sebanyak
10 hari per bulan.Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan
September,Oktober,November dan Desember masing-masing 172,207,163
dan 109 mm demikian juga dengan jumlah hari hujan berturut-turut
sebanyak 16,18 dan 11 hari,curah hujan terendah terjadi pada bulan Maret
dan April masing-masing dengan curah hujan 35 dan 48 mm,sedangkan
jumlah hari hujan terendah pada bulan yang sama masing-masing sebanyak
7 dan 6 hari.
8
penduduk paling sedikit adalah desa Anjung Ganjang dengan jumlah
penduduk 1.863 jiwa.
9
wilayah 141.9997 km dengan kepadatan penduduk 238.9290 per km, tahun
2019 berjumlah 43.049 dengan kepadatan penduduk 303/km²
10
Dari data tersebut terlihat bahwa tahun 2014 sampai dengan tahun 2019
jumlah penduduk laki-laki tetap lebih banyak dari pada jumlah penduduk
perempuan tiap tahunnya.
2.4.2 Pendidikan
Tinggi rendahnya tingkat pendidikan merupakan cerminan dari
kemajuan suatu masyarakat dalam arti bahwa semakin tinggi tingkat
pendidikan rata-rata penduduk maka akan semakin mudah untuk menyerap
dan mengaplikasikan segala sesuatu yang terkait dengan perubahan dalam
upaya menuju perbaikan khususnya perbaikan ekonomi sedangkan
11
keterkaitannya dengan kesehatan disebutkan bahwa tingkat pendidikan
cenderung akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan seseorang
untuk berperilaku sehat .
2.4.3 Tingkat
Dalam upaya peningkatan status masyarakat ,pemerintah telah
melaksanakan berbagai program di bidang pertanian,pendidikan dan
kesehatan melalui bentuk bantuan langsung maupun tidak langsung yang
bersumber dari alokasi dana APBN,APBD Provinsi,APBD Kabupaten dan
sumber dana lainnya dimana secara keseluruhan lebih difokuskan terutama
terhadap masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan dengan tujuan
untuk menumbuhkan kemampuan masyarakat agar senantiasa produktif.
Pelaksanaan kegiatan ini memberikan kepastian /jaminan pemeliharaan
kesehatan kelompok masyarakat yang rentan dalam hal ini adalah kelompok
masyarakat yang berada dibawah garis kemiskinan yakni Keluarga Miskin
(GAKIN).
Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) adalah merupakan salah
satu program kerja di bidang kesehatan dalam upaya peningkatan akses
kesehatan seluruh masyarakat Indonesia dan kualitas pelayanan kesehatan
khususnya terhadap Keluarga Miskin (GaKin).
2.4.4 Kebudayaan
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik disebutkan bahwa jenis
kebudayaan/suku bangsa yang ada sesuai dengan jumlahnya berturut-turut
terdiri dari suku Jawa (39,11%),suku Batak (10,40%),suku Melayu
(48,09),sisanya sebanyak 5% terdiri dari suku Minang,suku Banjar,suku
Aceh,dan etnis Tionghoa.
Data ini memberikan gambaran bahwa penduduk Kecamatan Simpang
Empat terdiri dari budaya/suku bangsa yang cukup beragam ,dengan
demikian pendekatan sosiologis yang di gunakan untuk intervensi berbagai
program khususnya program kesehatan memerlukan metode-metode yang
tentu saja berbeda dengan daerah-daerah lain yang relatif lebih
12
homogen.Dengan demikian ukuran keberhasilan program (efisiensi dan
efektifitas) harus senantiasa mempertimbangkan nilai-nilai keragaman budaya
yang ada.
BAB 3
13
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
14
Dari data tersebut diatas bahwa selama 2 tahun terakhir terjadi peningkatan
kematian bayi dan balita, pada tahun 2016 terjadi penurunan kematian bayi
dari 5 balita menjadi 4 balita dan pada tahun 2017 , 2018 dan 2019 tidak ada
kematian bayi dan balita.
15
1. INFLUENZA 983
2. DYSPEPSIA 602
3. DIARE 521
4. PENY PULPA 312
5. HIPERTENSI 243
6. DM 224
7. REUMATIK 156
8. PENYAKIT KULIT 146
KARNA INFEKSI
9. KLL 101
10. PENY MATA 98
a. Malaria
16
Malaria merupakan penyakit menular yang senantiasa menjadi
perhatian global. Penyakit ini masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat karena sering menimbulkan KLB, berdampak luas terhadap
kualitas hidup dan ekonomi, serta dapat mengakibatkan kematian. Penyakit
ini dapat bersifat akut, laten atau kronis. Pada tahun 2019 tidak terdapat
penderita yang menderita malaria di wilayah kerja puskesmas simpang empat
(Tabel Lampiran 22).
17
Pada tahun 2016 angka penderita DBD mengalami kenaikan yaitu sebesar 40
orang dan pada tahun 2018 terdapat penurunan penderita DBD yaitu menjadi
2 orang dan tahun 2019 mengalami kenaikan menjadi 13 orang.
18
Dari data diatas maka dapat disimpulkan jumlah penderita TBC dari tahun
2014 sampai tahun 2017 mengalami penurunan dan pada tahun 2018
mengalami kenaikan dari 35 orang (tahun 2017) menjadi 43 orang (tahun
2018 dan mengalami kenaikan lagi ditahun 2019 berjumlah 47 orang.
b. Diare
Diare adalah keadaan dimana seseorang buang air besar yang lebih
sering dari biasanya (tiga kali atau lebih dalam sehari) dan berbentuk
encer, bahkan dapat berupa air saja. Kadang-kadang juga bisa disertai
muntah,panas,dll. Diare sering terjadi pada anak-anak terutama pada
balita rata-rata menderita kurang lebih dua kali setahun dan pada bayi
rata-rata menderita kurang lebih tiga kali setahun.
Penyebab utama diare adalah:
parasit.
19
Semakin sering dan lama penderita mengalami diare semakin banyak ia
kehilangan garam dan air. Dehidrasi dapat pula terjadi akibat banyak muntah
yang timbul bersama-sama diare. Dehidrasi akan terjadi lebih cepat pada bayi
dan anak-anak pada iklim panas dan bila terjadi demam, dehidrasi dapat
menyebabkan kematian. Penderita diare pada tahun 2014 di Puskesmas
Simpang Empat ditangani atau dengan kata lain angka kesakitan diare adalah
697,pada tahun 2015 ada 399 kasus diare ditangani, pada tahun 2016
terdapat 531 kasus diare ditangani, pada tahun 2017 terdapat 626 kasus
diare, pada tahun 2018 terdapat 540 kasus diare dan pada tahun 2019
terdapat 495 kasus diare.(Lampiran Tabel 56).
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah penderita diare ditangani
dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2019 keadannya fluktuatif dan
mengalami penurunan di tahun 2019.
20
Penyakit difetri adalah penyakit menular akut yang menyerang
bayi (0-1 thn) serta sebagian besar anak yang tidak mendapatkan
vaksinasi DPT pada kelompok pada umur 1-4 thn dengan penyebab
penyakit adalah Coryne Bacterium Diptheriae.
Pada tahun 2017 tidak terdapat penderita difteri di puskesmas
simpang empat (Lampiran Tabel 62).
b. Pertusis
Penyakit pertusis merupakan penyakit menular akut pada
saluran pernafasan. Pada tahun 2017 tidak dapat penderita
pertusis di puskesmas simpang empat (Lampiran Tabel 62).
c.Tetanus
Tetanus adalah penyakit yang disebabkan oleh Basil
Chlostridium Tetani. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja tanpa
memandang kelompok umur atau srata ekonomi.
Penyakit tetanus biasanya terjadi pada bayi (<1bulan) disebut
dengan Penyakit Tetanus Neonatorum. Upaya pencegahannya telah
dilakukan melalui program imunisasi rutin dengan pemberian TT
pada wanita usia subur (WUS), pemeriksaan kehamilan sekaligus
pemberian imunisasi TT dan imunisasi saat sweeping. Pada tahun
2017 kasus ini tidak dijumpai (Lampiran Tabel 62).
d.Polio
Penyakit polio yang telah merupakan kesepakatan global
dimana seharusnya indonesia telah bebas polio pada tahun 2000
yang ditandai dengan pemberian serifikat bebas polio oleh WHO,
namun kenyataannya sampai saat ini Indonesia belum lagi bebas
polio yang membawa dampak program imunisasi polio masih harus
tetap berjalan.
Dalam upaya membasmi atau eradikasi polio telah dilaksanakan
PIN sejak tahun 1995 disertai kegiatan imunisasi rutin dan juga
sweeping. Dalam rangka menjaring kasus polio telah dilakukan
kegiatan surveilance acute flaccid paralysis (SAFP). Diwilayah
21
puskesmas simpang empat tidak terdapat penderita yang terkena
polio (Lampiran Tabel 61).
e. Campak
Penyakit campak merupakan penyakit akut yang mudah
menular dan sebagian penderita meninggal karena terjadinya
komplikasi seperti radang paru dan radang otak. Sebagian besar
kematian dapat dicegah dengan penanganan kasus yang baik.
Diwilayah kerja puskesmas simpang empat tidak terdapat
penderita yang terkena campak (Lampiran Tabel 62).
f. Hepatitis
Penyakit hepatitis dapat menyerang semua orang tanpa
memandang kelompok umur, status, jenis kelamin, dan lain-lain
sementara itu penyakit ini mempunyai efek serangan efek yang cukup
berbahaya. Berangkat dari informasi ini maka penanganan terhadap
kasus ini harus mendapatkan perhatian yang lebih. Di wilayah
puskesmas simpang empat tidak terdapat penderita yang terkena
hepatitis.
22
terdapat gizi kurang sebanyak 22 orang, gizi buruk sebanyak 3 orang,
pada tahun 2016 terdapat 3 orang gizi buruk dan pada tahun 2017
terdapat 5 penderita gizi buruk dan pada tahun 2018 terdapat 11 gizi
kurang dan tahun 2019 terdapat gizi kurang 9 orang dan tidak terdapat
gizi buruk.(Lampiran Tabel 44)
23
BAB 4
SITUASI UPAYA KESEHATAN
4.1 Visi, Misi, Tujuan, Motto, Tata Nilai, Budaya Malu Puskesmas
Simpang Empat
24
4. Terwujudnya sarana dan Mutu Pelayanan sesuai dengan Kebutuhan
Masyarakat
5. Meningkatkan pengelolaan Keuangan menuju Kemandirian masyarakat.
“ SMART “
1. Sederhana
Memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan prosedur yang sesderhana
dan tidak berbelit-belit.
2. Mudah
Memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan kemudahan dan sesuai
dengan prosedur yang berlaku
3. Adil
Memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan adil/idak membedakan
status sosial.
4. Ramah
Memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan senyum dan ramah
5. Tepat
25
Memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan cepat,tepat,cermat dan
teliti sesuai prosedur yang berlaku.
26
15.Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
16.Upaya Kesehatan Usia Lanjut
17.Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional
18.Pencatatan dan Pelaporan
27
Kegiatan :-Pemeriksaan ibu hamil dan ibu menyusui
-Penyuluhan Gizi Ibu dan Anak
-Imunisasi Ibu hamil dan Anak
28
Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat
kesehatan yaitu rumah yang memiliki jamban sehat,sarana air bersih,tempat
pembuangan sampah,sarana pembuangan air limbah,ventilasi rumah yang
baik,kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah tidak terbuat dari
tanah.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk
memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi
perorangan,keluarga,kelompok dan masyarakat dengan membuka jalur
komunikasi ,memberikan informasi dan edukasi untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap dan perilaku sehingga membantu masyarakat mengenal
dan mengatasi masalah sendiri, dalam tatanan rumah tangga agar dapat
menerapkan cara-cara hidup bersih dan sehat dalam rangka menjaga,
memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
4.2.5 Imunisasi
Imunisasi merupakan suatu upaya perlindungan yang diberikan
kepada kelompok beresiko tinggi terhadap serangan penyakit khususnya
dalam rangka menurunkan angka kesakitan bayi dan ibu.
Kegiatan imunisasi melakukan imunisasi pada ibu hamil,imunisasi
rutin setiap bulan dan Badan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).
4.2.8 Posyandu
Poyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber
daya masyarakat (UKBM).Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program
29
prioritas yaitu : (1) Kesehatan Ibu dan Anak (2) Keluarga Berencana (3)
Perbaikan Gizi (4) Imunisasi (5) Penanggulangan Diare.
30
pada ibu hamil pada tahun 2014 dari 1381 ibu hamil yang mendapat tablet
Fe1 sebanyak 1257 orang sementara Fe3 sebanyak 1232 orang,tahun 2015
ibu hamil mendapat Fe1 sebanyak 1259 dan Fe3 sebanyak 1184, pada tahun
2016 ibu hamil yang mendapat Fe1 sebanyak 431, ibu hamil yang mendapat
Fe3 sebanyak 413 , pada tahun 2017 ibu hamil yang mendapat Fe1 sebanyak
869 dan Fe3 sebanyak 757 dan pada tahun 2018 sebanyak 718 ibu hamil
mendapat tablet penambah darah dan pada tahun 2019 terdapat 794 ibu
hamil mendapat tablet penambah darah. (TABEL 27)
31
Kabupaten Asahan adalah suatu lokasi yang terletak pada iklim yang
sangat memungkinkan untuk terjadinya berbagai KLB seperti demam
berdarah,diare,rabies dll.
Pada tahun 2018 tidak ditemukan KLB
32
Dari data diatas dapat dilihat bahwa K-1 dan K-4 tertinggi ada pada tahun
2016 dan kunjungan K1 dan K4 terendah pada tahun 2019.
33
Dari data tersebut maka dapat disimpulkan jumlah persalinan yang ditolong
nakes tertinggi pada tahun 2015 dan terendah pada tahun 2019.
34
Penanganan Komplikasi Neonatal dari tahun 2017-2018
35
resiko tersebut perlu dilakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
dan pelayanan kesehatan pada neonatus minimal sebanyak 2 kali yakni pada
usia 0-7 hari (KN1) dan 8-28 hari (KN2).
Pada tahun 2014 kunjungan KN1 sebesar 1193 dan kunjungan
lengkap neonatus (kunjungan gabungan neonatus 3 kali ) sebanyak
1193,tahun 2015 KN1 sebanyak 1317 dan KN lengkap 1317,tahun 2016 KN1
sebanyak 1132 dan KN Lengkap sebanyak 1133, pada tahun 2017 KN1
sebanyak 791 dan KN lengkap 791 dan pada tahun 2018 KN1 berjumlah 851
dan KN lengkap 818 orang , pada tahun 2019 KN1 752 dan KN lengkap 750 .
(Tabel 34)
Dari data tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa jumlah KN1 dan KN
lengkap tertinggi ada pada tahun 2015.
36
Imunisasi merupakan suatu upaya perlindungan yang diberikan
kepada kelompok beresiko tinggi terhadap serangan penyakit khususnya
dalam rangka menurunkan angka kesakitan bayi dan ibu serta mencegah
penularannya .Cakupan pelayanan imunisasi dapat diukur dengan desa yang
telah UCI dengan jumlah 6 desa yaitu :Perkebunan Sukaraja, Silom-lom ,
Anjung Ganjang , Simpang Empat, Sipaku Area, Perkebunan Hessa.(tabel
37)
Dari jumlah bayi yang ada pada tahun 2014 yakni sebanyak 1526 bayi
dengan DPT1 dan HB1 sebanyak 1324 bayi,yang mendapat DPT3 dan HB3
sebanyak 1297 bayi ,yang mendapat campak 1237 bayi,tahun 2015 jumlah
bayi sebanyak 1252 dengan DPT1+HB1 sebanyak 1293 bayi,DPT3+HB3
sebanyak 1199 bayi,campak sebanyak 1262 bayi,tahun 2016 bayi yang
mendapat DPT1+HB1 sebanyak 1101 ,DPT3 dan HB3 sebanyak 1223,campak
sebanyak 1238 bayi dan pada tahun 2018 sebanyak 720 bayi mendapat DPT-
HB ( Tabel 39 ).Tahun 2014 Bayi yang mendapat imunisasi polio 4 sebanyak
612 bayi dan yang mendapat BCG sebanyak 994 bayi ,Tahun 2015 bayi yang
mendapat polio 4 sebanyak 1298 bayi,yang mendapat BCG 1341 bayi, pada
tahun 2016 bayi yang mendapat polio 4 sebanyak 1206,yang mendapat BCG
sebanyak 1179 bayi dan pada tahun 2017 yang mendapat polio 863, yang
mendapat BCG sebanyak 835, DPT1 HB1 sebanyak 851, DPT3 HB3 891 dan
Campak sebanyak 797 dan pada tahun 2018 sebanyak 834 bayi mendapat
polio, 759 bayi mendapat imunisasi campak ,tahun 2019 terdapat 863 bayi
mendapat imunisasi lengkap. (Tabel 39)
37
Dari data diatas terlihat bahwa imunisasi dasar lengkap tertinggi adalah di
tahun 2019 .
Pengertian bayi yang mendapat ASI Eksklusif adalah bayi yang hanya
mendapat ASI saja sejak lahir sampai usia 6 bulan.
Dari data yang diperoleh pada tahun 2014 jumlah bayi yang
mendapat ASI Eksklusif adalah sebanyak 143 dari 608 jumlah bayi,tahun
2015 jumlah bayi mendapat ASI Eksklusif sebanyak 804 dari 1252 bayi, pada
tahun 2016 jumlah bayi mendapat ASI Eksklusif sebanyak 186 dari 1263 bayi
dan pada tahun 2017 jumlah bayi yang mendapat ASI Eksklusif sebanyak 98
bayi dan pada tahun 2018 terdapat 439 bayi diusia ˂ 6 bln dan bayi yang
diberi ASI ekslusif berjumlah 112 bayi, tahun 2019 terdapat 449 bayi dengan
172 bayi mendapat Asi Eksklusif. (Tabel 35) .
38
Dari data tersebut diatas jumlah bayi tertinggi yang mendapat Asi eksklusif
ada pada tahun 2019.
39
Dari data diatas terlihat bahwa jumlah balita ditimbang tertinggi pada tahun
2016 dan jumlah bayi BGM tertinggi pada tahun 2016.
Data yang diperoleh pada tahun 2014 sebanyak 1307 orang siswa
kelas 1 dan setingkat dari beberapa sekolah yang dikunjungi seluruhnya
mendapat pelayanan kesehatan ,pada tahun 2015 ada sebanyak 1197 orang
siswa kelas 1 SD dan setingkat dan ada 1079 siswa yang mendapat
pelayanan kesehatan dan pada tahun 2016 ada sebanyak 1399 siswa SD dan
setingkat dan yang mendapat pelayanan kesehatan sebanyak 1354 dan pada
tahun 2017 ada sebanyak 5008 siswa kelas 1 SD dan setingkat dan ada 406
siswa yang mendapat pelayanan kesehatan dan pada tahun 2018 terdapat
jumlah peserta didik kelas 1 SD/MI 868 dan mendapat pelayanan kesehatan
816 siswa, tahun 2019 terdapat jumlah SD1 setingkat 836, dan mendapat
pelayanan kesehatan 807 siswa. (Tabel 45).
40
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa Jumlah anak SD dan setingkat
mendapat pelayanan kesehatan tertinggi pada tahun 2016.
41
pelayanan kesehatan sebanyak 648 dan pada tahun 2018 terdapat 988 orang
yang berusia lanjut dan yang mendapat pelayanan kesehatan berjumlah 433,
dan tahun 2019 terdapat 3474 lansia dan yang nendapat pelayanan
kesehatan berjumlah 2185. (Tabel 49)
42
pencabutan gigi tetap 434 dan tahun 2019 terdapat pelayanan tumpatan gigi
tetap 34 dan pencabutan gigi tetap 186.(Tabel 46)
43
Dari data yang diperoleh tahun 2016 yang mengakses pemeliharaan
kesehatannya melalui sistem jaminan pemeliharaan kesehatan pra bayar
dengan menggunakan fasilitas jamkesmas sebanyak 23.030 dan pada tahun
2017 terdapat peserta BPJS berjumlah 24.000 jiwa dan pada tahun 2018
terdapat 23.010 peserta BPJS dan tahun 2019 terdapat 21.000 peserta BPJS.
(Tabel 17)
Dari hasil data yang diperoleh pada tahun 2017 terdapat jumlah
masyarakat yang menggunakan askeskin sebanyak 24.000 (Tabel 54)
44
4.5.2. Sarana Kesehatan Dengan Kemampuan Laboratorium
Kesehatan dan Menyelenggarakan 4 YanKes spesialis
45
Sedangkan indikator lingkungan pada PHBS adalah sarana air bersih, jamban,
tempat sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah, kepadatan
rumah dan lantai rumah.
46
● Fisik : melalui warna (tidak berwarna / jernih / bening), melalui rasa
47
kesehatan adalah memiliki akses sanitasi dasar (air, jamban, limbah,
sampah), terlaksananya pengendalian vektor, hygiene sanitasi makanan dan
minuman, pencahayaan dan ventilasi sesuai dengan kriteria, persyaratan dan
atau standard kesehatan. Dari hasil data pada tahun 2019 terdapat TTU 90
buah dan terdapat 40 TTU yang memenuhi syarat kesehatan . (Tabel
Lampiran 76).
BAB 5
48
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
BAB 6
KESIMPULAN
49
Berdasarkan uraian pada bab-bab terdahulu maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan antara lain :
50
BAB 7
PENUTUP
51
Seiring dengan derap pembangunan global yang dilandasi dengan
semangat Otonomi Daerah (OTDA) maka pembangunan kesehatan harus
menjadi salah satu ujung tombak yang senantiasa harus mengambil peran
dan posisi penting dalam upaya percepatan pencapaian tujuan pembangunan
itu sendiri yakni masyarakat adil dan makmur.
52
53