Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KWN

PENGKAJIAN KONSTITUSI INDONESIA

DISUSUN OLEH :

MUSTIKA MAYANG SARI

NAZIFATUL HUSNI

DOSEN PEMBIMBING : IKHSAN

SI KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2015/2016

STIKES YARSI SUMBAR BUKITTINGGI


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kepada ALLAH SWT karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“KONSTITUSI INDONESIA” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
       Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
       Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa depan.

Bukittinggi, November2015

Hormat kami
DAFTAR ISI

Kata pengantar---------------------------------------------------------------------i
Daftar isi---------------------------------------------------------------------------ii
BAB I PENDAHULUAN------------------------------------------------------iii
1.1 latar belakang
1.2 rumusan masalah
1.3 tujuan
BAB II PEMBAHASAN----------------------------------------------------------
2.1 hukum dasar tertulis (UUD)--------------------------------------------------
2.2 hukum dasar yang tidak tertulis (convensi)---------------------------------
2.3 konstitusi------------------------------------------------------------------------
2.4 sistem pemerintahan negara menurut UUD 1945 hasil amandemen - -
2.5 negara Indonesia adalah negara hokum-------------------------------------
BAB III PENUTUP----------------------------------------------------------------
3.1 kesimpulan----------------------------------------------------------------------
3.2 saran------------------------------------------------------------------------------
Daftar pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Secara umum pengertian konstitusi adalah suatu naskah atau dokumen yang
didalamnya memuat keseluruhan peraturan-peraturan yang mengatur dengan mengikat
dalam penyelenggaraan ketatanegaraan dalam suatu negara. Secara etimologi ,istilah
konstitusi berasal dari Bahasa latin “constitution, constituere” artinya dasar susunan badan,
dan dari Bahasa perancis “constituer” yang berarti membentuk. Pada zaman dahulu, istilah
pada konstitusi dipergunakan untuk perintah-perintah kaisar Romawi ( yakni, constitutions
principum ).

1.2. RUMUSAN MASALAH

Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah “Pengkajian
tentang konstitusi indonesia”. Untuk lebih jelasnya lagi, maka dalam makalah ini akan
dibahas tentang :

a. Hukum dasar tertulis


b. Hukum dasar idak tertulis
c. Konstitusi
d. Sistem pemerintahan Negara menurut UUD 1945 Hasil amandemen 2002
e. Negara Indonesia adalah negara Hukum

1.3.TUJUAN

a. Memberikan pembatasan sekaligus pengawasan terhadap kekuasaan politik

b. Melepaskan kontrol kekuasaan dari penguasaan sendiri

c. memberikan batasan-batasan ketetapan bagi para penguasa dalam mejalankan


kekuasaannya

d. Untuk memberitahu apa itu arti dari konstitusi


BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Hukum dasar tertulis

Pengertian hokum meliputi dua macam yaitu, hukum dasar tertulis(undang-undang


dasar) dan hukum tidak tertulis(convensi). Oleh karena itu sifatnya yang tertulis,maka
undang-undang dasar itu rumusannya tertulis dan tidak mudah berubah. Secara umum
menurut E.C.S. Wade dalam bukunya constitutional law, undang-undang dasar menurut
sifat dan fungsinya adalah suatu naskah yang memaparkan kerangka dan tugas–tugas pokok
dari badan-badan pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja
badan-badan tersebut.

Jadi pada prinsipnya mekanisme dan dasar dari setiap system pemerintahan diatur
dalam Undang-Undang Dasar. Bagi mereka yang memandang negara dari sudut kekuasaan
dan menganggapnya sebagai suatu organisasi kekuasaan, maka Undang-Undang Dasar dapat
dipandang sebagai lembaga atau sekumpula asas yang menetapkan bagaiman kekuasaan
tersebut dibagi antara Badan legislative , Eksekutif dan Badan Yudikatif.

Undang-Undang Dasar menentukan cara-cara bagaimana pusat-pusat kekuasaan ini


bekerja sama dan menyesuaikan diri satu sama lain. Undang-Undang Dasar merekam
hubungan-hubungan kekuasaan dalam suatu Negara(Budiardjo, 1981:95,96)

Dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa Undang-Undang


Dasar 1945 bersifat singkat dan supel. Undang-Undang Dasar 1945 hanya memiliki 37
pasal, adapun pasal-pasal lain hanya memuat aturan peralihan dan aturan tambahan. Hal ini
mengandung makna :

1. Telah cukup jikalau Undang-Undang Dasar hanya memuat aturan-aturan pokok, hanya
membuat garis-garis besar instruksi kepada pemerintah pusat dan lain-lain penyelenggara
negara untuk menyelenggarakan kehidupan negara dan kesejahteraan social.
2. Sifatnya yang supel (elastic) dimaksudkan bahwa kita senantiasa harus ingat bahwa
masyarakat itu harus terus berkembang, dinamis. Negara Indonesia akan terus tumbuh
berkembang seiring dengan perubahan zaman. Berhubung dengan itu janganlah terlalu
tergesa-gesa memberikan kristalisasi, memberi bentuk kepada pikiran-pikiran yang masih
berubah. Memang sifat aturan yang tertulis itu bersidat mengikat , oleh karena itu makin
supel sifatnya aturan itu makin baik. Jadi kita harus menjaga agar supaya system dalam
Undang-Undang Dasar itu jangan ketinggalan zaman. Menurut padmowahyono, seluruh
kegiatan negara dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu:
a. Penyelenggaraan kehidupan negara
b. Penyelenggaraan kesejahteraan sosial
Bedasarkan pengertian-pengertian tersebut diatas, maka sifat-sifat Undang-Undang
Dasar 1945 adalah sebagai berikut:
1. Oleh karena sifatnya tertulis maka rumusannya jelas,merupakan suatu hokum positif yang
mengikat pemerintah sebagai penyelenggara negara, maupun mengikat bagi setiap warga
negara.
2. Sebagaimana tersebut dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 bahwa UUD 1945
bersifat singkat dan supel, memuat aturan-aturan yaitu membuat aturan-aturan pokok yang
setiap kali harus dikembangkan sesuai dengan zaman, serta memuat hak-hak asasi manusia .
3. Memuat norma-norma, aturan-aturan serta ketentuan-ketentuan yang dapat dan harus
dilaksanakan secara konstitusional.
4. Undang-Undang Dasar 1945 dalam tertib hukum Indonesia merupakan peraturan hukum
positif yang tertingg, di samping itu sebagai alat kontrol terhadap norma-norma hokum
positif yang lebih rendah dalam hierarkhi tertib hukum Indonesia.
2.2. Hukum Dasar yang Tidak Tertulis(convensi)

Convensi adalah hukum dasar yang tidak tertulis, yaitu aturan-aturan dasar ysng
timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara meskipun sifatnya tidak
tertulis. Convensi ini mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:

1. Merupakan kebiasaan yang berulang kali dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan
negara.
2. Tidak bertentangan dengan Undang-Undang Dasar dan berjalan sejajar.
3. Diterima oleh seluruh rakyat.
4. Bersifat sebagai pelengkap, sehingga kemungkinan sebagai aturan-aturan dasar yang tidak
terdapat dalam Undang-Undang Dasar.
Contoh-contoh convensi antara lain sebagai berikut :
1. Pengambilan keputusan bedasarkan musyawarah mufakat. Menurut pasal 37 ayat (1) dan (4)
Undang-Undang Dasar 1945, segala keputusan MPR diambil bedasarkan suara terbanyak.
Akan tetapi sistem ini dirasa kurang jiwa kekeluargaan sebagai kepribadian bangsa, karena
itu dalam praktek-praktek penyelenggaraan negara selalu di usahakan untuk mengambil
keputusan bedasarkan musyawarah untuk mufakat, dan ternyata hamper selalu berhasil.
Pungutan suara baru ditempuh, jikalau usaha musyawarah untuk mufakat sudah tidak dapat
dilaksanakan. Hal yang demikian ini merupakan perwujudan dari cita-cita yang terkandung
dalam pokok pikiran kerakyatan dan permusyawaratan/perwakilan.
2. Praktek-praktek penyelenggaraan negara yang sudah menjadi hukum dasar tidak tertulis
antara lain :
a. Pidato kenegaraan presiden republic Indonesia setiap tanggal 16 agustus di dalam sidang
Dewan Perwakilan Rakyat.
b. Pidato presiden ang diucapkan sebagai keterangan pemerintah tentang rancangan anggaran
pendapatan dan belanja negara pada minggu pertama pada minggu bulan januari setiap
tahunnya.
Ketiga hal tersebut dalam batinnya secara tidak langsung adalah merupakan realisasi
dari Undang-Undang Dasar (merupakan pelengkap). Namun perlu digaris bawahi bilamana
convensi ingin dijadikan menjadi rumusan yang bersifat tertulis, maka yang berwenang
adalah MPR, dan rumusannya bukanlah merupakan suatu hukuman dasar melainkan
tertuang dalam ketetapan MPR.
Jadi convensi bilamana dikehendaki untuk menjadi suatu aturan dasar yang tertulis,
tidak secara otomatis setingakat dengan UUD, melainkan sebagai suatu ketetapan MPR.
2.3. Konstitusi

Disamping pengertian Undang-Undang Dasar, diperguanakan juga istilah lain yaitu


“konstitusi”. Isilah berasal dari Bahasa inggris “constitution” atau dari Bahasa belanda
“constitutie”. Terjemahan dari istilah tersebut adalah Undang-Undang Dasar, dan hal ini
memang sesuai dengan kebiasaan orang belanda dan jerman, yang dalam percakapan
sehari-hari memakai kata “Grondwet” (Grond=dasar, wet=undang-undang) yang kedaunya
menunjukkan naskah tertulis.

Namun pengertian konstitusi dalam praktek ketatanegaraan umumnya dapat mempunyai


arti :

1. Lebih luas dari pada Undang-Undang Dasar atau


2. Sama dengan pengertian Undang-Undang Dasar

Kata konsitusi dapa mempunai arti lebih luas dari pada pengertian Undang-Undang
Dasar, karena pengertian Undang-Undang Dasar hanya meliputi konstitusi tertulis saja, dan
selain iu masih terdapat konstitusi tidak tertulis yang tidak tercakup dalam Undang-Undang
Dasar.

Dalam praktek ketatanegaraan negara republic Indonesia pengertian konstitusi adalah


sama dengan pengertian Undang-Undang Dasar . Hal ini terbukti dengan disebutnya istilah
konstitusi Republik Indonesia serikat bagi Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
serikat (Totopandoyo, 1981:25.26)
2.4. Sistem pemerintahan Negara Menurut UUD 1945 Hasil Amandemen 2002
Sitem pemerintahan negara Indonesia sebelum dilakukan amandemen dijelaskan secara
terinci dan sisematis dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945. Sisem pemerintahan
negara Indonesia ini dibagi atas tujuh yyang secara sistematis merupakan pengejawantahan
kedaulatan rakyat oleh karena itu system pemerintahan negara ini dikenal dengan tujuh
kunci pokok system pemerintahan negara menurut penjelasan tidak lagi merupakan dasar
yuridis, namun tujuh kunci pokok tersebut mengalami perubahan. Oleh klarena itu sebagai
studi komparatif, system pemerintahan negara menurut UUD 1945 setelah amandemen,
dijelaskan sebagai berikut.
a. Indonesia ialah Negara Yang Bedasarkan Atas Hukum(Rechtstaat)
Negara Indonesia bedasarkan atas hukum (Rechsstaat) tidak bedasarkan atas kekuasaan
belaka (Machtsstaat). Hal ini mengandung arti bahwa negara, termasuk di dalamnya
pemerintahan dan lembaga-lembaga negara lainnyadalam melaksanakan tindakan-tindakan
apa pun, harus dilandasi oleh peraturan hukum atau harus dapat dipertanggung jawabkan
secara hukum. Tekanan pada hukum (recht) disini dihadapakan pada kekuasaan (macht).
Prinsip dari system ini disamping akan tampak dalam pasal-pasalnya, juga akan sejalan dan
merupakan pelaksanaan dari pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam pembukaan UUD
1945 yang diwujudkan oleh cita-cita hukum (rechtsidee) yang menjiwai UUD 1945 dan
hukum dasar yang tidak tertulis.
Sesuai dengan semangat dan ketegasan pembukaan UUD 1945, jelas bahwa
negara hukum yang dimaksud berarti negara bukan hanya sebagai polisi lalu lintas atau
penjaga malam saja, yang menjaga jangan sampai terjadi pelanggaran dan menindak pada
pelanggar hukum. Pengertian negara hukum baik dalam arti formal yang melindungi
seluruh warga dan seluruh tumpah darah, juga dalam pengertian negara hukum material
yaitu negara harus bertanggung jawab terhadap kesejahteraan dan kecerdasan seluruh
warganya.
b. System konstitusional
Pemerintah bedasarkan atas system konstitusi (hukum dasar), tidak bersifat absolut
(kekuasaan yang tidak terbatas). System ini memberikan penegasan bahwa cara
pengendalian pemerintahan dibatasi oleh ketentuan-ketentuan konstitusi, yang dengan
sendirinya juga oleh ketentuan-ketentuan hukum lain merupakan produk
konstitusional,ketetapan MPR, Undang-Undang dan sebagainya. Dengan demikian system
ini memperkuat dan menegaskan lagi system negara hukum seperti dikemukakan diatas.
c. Kekuasaan Negara yang tertinggal ditangan rakyat.
Sitem kekuasaan tertinggi sebelum dilakukan amandemen dinyatakan dalam penjelasan
UUD1945 sebagai berikut”kedaulatan rakyat dipegang oleh badan, bernama MPR, sebagai
penjelmaan seluruh rakyat indonesia (vetretungorgatan deswillens des statsvolkes). Majelis
ini menetapkan UUD dan menetapkan garis-garis besar haluan negara. Majelis ini
mengangkat kepala negara(prediden) dan wakil kepala negara(wakil presiden). Majelis
inilah yang memegang kekuasaan negara yang tertinggi, sedangkan presiden harus
menjalankan haluan negara menurut garis-garis besar yang telah ditetapkan oleh majelis.
d. Presiden ialah penggyelenggara pemerintah negara yang tertinggi di samping MPR dan
DPR
Kekuasaan presiden menurut UUD 1945 sebelum dilakukan amandemen, dinyatakan
dalam penjelasan undang-undang dasar 1945,sebagai berikut :
“ Di bawah majelis permusyawaratan rakyat , presiden ialah penyelenggara pemerinahan
negara yang tertinggi .Dalam menjalankan pemerintahan Negara,kekuasaan dan
tanggungjawab adalah ditangan presiden (concentration of power responsibility upon the
president).”
Bedasarkan UUD1945 hasil amandemen 2002 , presiden merupakan penyelenggara
pemerintah tertinggi di samping MPR dan DPR, karena presiden dipilih langsung oleh
rakyat UUD 1945 pasal 6a ayat(1) . jadi menurut UUD 1945 ini tidak lagi merupakan
mandataris MPR, melainkan dipilih oleh rakyat.
e. Presiden idak bertanggungjawab kepada DPR
System ini menurut UUD1945 sebelum amandemen dijelaskan dalam penjelasan
UUD 1945 , namun dalam UUD1945 hasil amandemen 2002 juga memiliki isi yang sama,
sebagai berikut :
“ Disamping presiden adalah dewan perwakilan rakat( DPR). Presiden harus mendapa
perseujuan DPR unuk membentuk undang-undang (gezetzgebung) pasal 5 ayat(1) dan untuk
menetapkan anggaran pendapatan dan belanja negara (staatsbergrooting) sesuai dengan
pasal 23. Oleh karena iu presiden harus bekerja sama dengan Dewan , akan tetapi presiden
tidak bertanggungjawab kepada dewan, artinya kedudukan presiden tidak tergantung Dewan
f. Menteri negara ialah pembantu presiden, menteri negara tidak bertanggung jawab kepada
dewan perwakilan rakyat
System ini dijelaskan dalam UUD1945 hasil amandemen 2002 maupun dalam
penjelasan UUD 1945 , sebagai berikut :
“ presiden dalam melaksanakan tugas pemerintahannya dibantu oleh menteri-menteri negara
(pasal 7 ayat (1) UUD 1945 hasil amandemen) , presiden mengangkat dan memberhentikan
menteri-menteri negara (pasal 17 ayat (2) UUD 1945 hasil amandemen 2002). Menteri-
menteri negara itu tidak bertanggung jawab kepada dcewan perwakilan rakyat”.
g. Kekuasaan kepala negara tidak tak-terbatas
System ini dinyatakan secara tidak eksplisit dalam UUD 1945 hasil amandemen 2002
dan masih sesuai dengan penjelasan UUD 1945 sebagai berikut :
Menurut UUD 1945 hasil amandemen 2002 , presiden dan wakil presiden dipilih
oleh rakyat secara langsung (JUUD 1945 hasil amndemen 2002 pasal 6a ayat (1). Dengan
demikian dalam system kekuasaan kelembagaan negara presiden tidak lagi merupakan
mandataris MPR bahkan sejajr cdengan MPR dan DPR. Hanya jikalau presiden melanggar
Undang-undang majupun UUD , maka MPR dapat melakukan impeachment.
2.5 Negara Indonesia adalah negara hukum
Menurut penjelasan UUD 1945, negara Indonesia adalah negara hokum yang bedasarkan
Pancasila dan bukan bedasarkan atas kekuasaan.
Ciri-ciri suatu negara hokum adalah :
a. Pengakuan dan perlindungan hak-hak asasi yang mengandung persamaan dalam bidan
politik,hokum,social,ekonomi,dan kebudayaan.
b. Peradilan yang bebas dari suatu pengaruh kekuasaan atau kekuatan lain dan tidak memihak .
c. Jamin kepastian hokum , yaitu jaminan bahwa ketentuan hukumnya dapat dipahami dapat
dilaksanakan dana man dalam melaksanakannya.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Pengertian hokum meliputi dua macam yaitu, hukum dasar tertulis(undang-undang


dasar) dan hukum tidak tertulis(convensi). Oleh karena itu sifatnya yang tertulis,maka
undang-undang dasar itu rumusannya tertulis dan tidak mudah berubah. Secara umum
menurut E.C.S. Wade dalam bukunya constitutional law, undang-undang dasar menurut
sifat dan fungsinya adalah suatu naskah yang memaparkan kerangka dan tugas–tugas pokok
dari badan-badan pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja
badan-badan tersebut.

Saran

Demikianlah tugas makalah yang kami kerjakan ini yang berjudul tentang “Pengkajian
konstitusi indonesia”. Kami berharap semoga bermanfaat khususnya untuk para pembaca
makalah ini. Dan tentunya makalah yang kami susun tidak lepas dari kekurangan. Oleh
karena itu, kami membutuhkan kritikan yang bersifat membangun dari bapak dosen dan para
pembaca makalah ini agar makalah selanjutnya dapat lebih diperbaiki lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Hamilton, H. Walton,1931, constitutionalism, encyclopedia of social sciences , Seligman &


Alvin jonson, (ed) , Cambridge university press , cambrige.

Anda mungkin juga menyukai